L/O/G/O. Biro Hukum dan Humas Penulisan Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Firdaus Alim Damopolii, ST., MM.

dokumen-dokumen yang mirip
BIRO HUKUM DAN HUMAS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pendahuluan. PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Imam Hendargo Abu Ismoyo Deputi Bidang Tata Lingkungan

PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI TERKAIT IZIN LINGKUNGAN

PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan

PROSES IZIN LINGKUNGAN

PENGAWASAN DAN PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Kebijakan BLHD Kota Tangerang Selatan dalam Pengelolaan Limbah. Oleh : DR. RAHMAT SALAM, M.Si

KEBIJAKAN PENYUSUNAN LAPORAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL)

I. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PERENCANAAN PERLINDUNGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

RPP Izin Lingkungan. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Deputi I Bidang Tata Lingkungan Asdep Kajian Dampak Lingkungan

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI JAMBI

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2014, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disin

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG TATA LAKSANA PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 06 TAHUN 2009 TENTANG PENGENDALIAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PETUNJUK PELAKSANAAN PENERAPAN SANKSI ADMINISTRATIF

SISTEM INFORMASI PELAPORAN PELAKSANAAN IZIN LINGKUNGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION SUMATERA

Membangun Kesadaran Masyarakat Melalui Strategi Pro Green Regulation & Budgeting dan Pro Green Law Enforcement

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 27 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 673 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI JAWA BARAT

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 5 TAHUN 2013

Ketentuan-Ketentuan PUU Bidang PPLH yang terkait dengan AMDAL

LAMPIRAN 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

TINJAUAN HUKUM TENTANG DISKRESI PEJABAT PEMERINTAHAN, LARANGAN PENYALAHGUNAAN WEWENANG TERKAIT DISKRESI MENURUT UUAP

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN 2013 T E N T A N G PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA BERDASAR UU PERADILAN TATA USAHA NEGARA DAN UU ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II

PERUNDANG-UNDANGAN LINGKUNGAN HIDUP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

-1- BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 23 TAHUN 1997 (23/1997) Tanggal: 19 SEPTEMBER 1997 (JAKARTA)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG HAK GUNA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 47 Tahun : 2014

Pada Acara Pelatihan Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak Tempat Hotel Aston Rasuna Tanggal 18 Juni 2013

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 55 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 111 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999 Tentang : Pengendalian Pencemaran Dan/Atau Perusakan Laut

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

L/O/G/O Biro Hukum dan Humas Penulisan Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Firdaus Alim Damopolii, ST., MM. KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP 2014

Outline 1. Ilustrasi Izin 2. Rasionalisasi Penerapan Perizinan Lingkungan 3. Rasionalisasi Izin PPLH 4. Unsur-unsur izin 5. Materi muatan izin 6. Ketentuan pengingat 7. Keterkaitan izin lingkungan dengan izin PPLH 8. Pembelajaran dari mengelola Perizinan Lingkungan

Ilustrasi Izin (1) Prajudi Admosudirjo izin (verguning) adalah suatu penetapan yang merupakan dispensasi daripada suatu larangan oleh undang-undang. Sjachran Basah Perbuatan hukum Negara yang bersegi satu yang mengaplikasikan peraturan dalam hal konkret berdasarkan persyaratan dan prosedur sebagaimana ditetapkan oleh ketentuan perundangundangan yang berlaku

Ilustrasi Izin (2) Izin ada karena ada norma-norma yang melarang atau ada norma umum yang melarang Keputusan Tata Usaha Negara (TUN) Norma umum yaitu peraturan perundang-undangan

Ilustrasi Izin-3 UU 5/1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Pasal 1 angka 3: Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan Hukum Tata Usaha Negara berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku yang bersifat konkrit, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata. UU 32/2009 Pasal 20 ayat (3) UU 32/2009: Setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbah ke media lingkungan hidup dengan persyaratan: a. memenuhi baku mutu lingkungan hidup; dan b. mendapat izin dari Menteri, gubernur, atau bupati/ walikota sesuai dengan kewenangannya. Pasal 6 0 U U 32/2009: Setiap orang dilarang melakukan dumping limbah dan/ atau bahan ke media lingkungan hidup tanpa izin.

Rasionalisasi Penerapan Perizinan Lingkungan Tujuan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU 32/2009): 1. Melindungi Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. 2. Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia. 3. Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem. 4. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup. 5. Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup. 6. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa depan. 7. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai bagian dari hak asasi manusia. 8. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana. 9. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan. 10. Mengantisipasi isu lingkungan global.

Rasionalisasi Izin PPLH 1. Izin lingkungan utamanya untuk mengetahui layak atau tidak layaknya suatu usaha/kegiatan terhadap lingkungan sebagai syarat diterbitkannya izin usaha. 2. Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH): izin pada tahap operasional yang jenis dan jumlah izinnya diterbitkan sesuai diktum persyaratan dan kewajiban dalam Izin Lingkungan dalam rangka menjamin upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Dalam hal Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan Pemrakarsa wajib memiliki izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencantumkan jumlah dan jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (ayat (2) pasal 48 PP No. 27/2012) 3. Izin PPLH utamanya untuk mengendalikan pemanfaatan Sumber Daya Alam dan pembuangan limbah dan/atau pelepasan emisi secara rinci dan terukur agar sesuai daya dukung dan daya tampung.

Rasionalisasi Izin PPLH 4. Izin PPLH adalah kebutuhan instrumen dalam upaya mencapai tujuan PPLH. Untuk itu, pemerintah dan pemerintah daerah diberi tugas dan wewenang mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup (Pasal 63 ayat (1) huruf p UU 32/2009). 5. Izin PPLH merupakan pengembangan dari instrumen izin lingkungan.

Izin PPLH Izin PPLH, antara lain: 1. pembuangan air limbah ke air atau sumber air; 2. pemanfaatan air limbah untuk aplikasi ke tanah; 3. penyimpanan sementara limbah B3; 4. pengumpulan limbah B3; 5. pemanfaatan limbah B3; 6. pengolahan limbah B3; 7. penimbunan limbah B3; 8. pembuangan air limbah ke laut; 9. dumping ke media lingkungan; 10. pembuangan air limbah dengan cara reinjeksi; dan 11. emisi; dan/atau 12. pengintroduksian organisme hasil rekayasa genetika ke lingkungan.

Kronologis Perkembangan Format Izin PPLH Sederhana Konsolidasi Comfort Zone < Jan 2014 Jan 2014 Feb 2014 Pencantuman Persyaratan, Kewajiban, dan Larangan Penyampaian draft SK Izin wajib disertai telaahan administrasi dan teknis dari unit teknis. Pencantuman Sanksi, Pengawasan, SOP Tanggap Darurat dan biaya pemulihan lingkungan Pengintegrasian dengan izin lingkungan

Unsur-unsur izin Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata Menimbulkan hak dan kewajiban kepada seseorang atau badan hukum perdata yang terkena keputusan tersebut. Bersifat konkret, individual & final Konkrit artinya objek yang diputuskan dalam ketentuan tidak abstrak, tetapi berwujud tertentu atau dapat ditentukan. Individual artinya tidak ditujukan untuk umum, tetapi tertentu baik alamat maupun yang dituju, jika lebih dari seorang harus disebutkan satu persatu dalam keputusan. Final artimya keputusan tersebut sudah definitif dan karenanya menimbulkan akibat hukum. Unsur Penetapan Tertulis Syarat tertulis dari suatu penetapan tidak ditujukan pada bentuk formalnya, tetapi ditujukan pada isi atau substansi dari keputusan tersebut. Persyaratan tertulis ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pembuktian apabila terjadi sengketa antara pemerintah dengan masyarakat sebagai akibat dikeluarkannya suatu keputusan. Dikeluarkan oleh Badan/Pejabat TUN Badan atau pejabat tata usaha negara adalah badan atau pejabat di pusat dan daerah yang melaksanakan kegiatan yang bersifat eksekutif. Berdasarkan PUU keputusan itu harus didasarkan pada kewenangan dari pejabat TUN, sedangkan kewenangan pejabat tersebut tentunya bersumber pada peraturan perundangundangan yang berlaku. Atau dengan kata lain bahwa keputusan itu berfungsi untuk melaksanakan peraturan yang bersifat umum, sehingga harus ada peraturan yang menjadi dasarnya. Berisi tindakan hukum TUN Perbuatan hukum badan atau pejabat TUN yang bersumber pada suatu ketentuan hukum TUN yang dapat menimbulkan hak dan kewajiban kepada orang lain.

Materi Muatan Izin Berisi pemberitahuan bahwa kepada yang pemegang izin ditunjukkan akibat-akibat dari pelanggaran ketentuan dalam izin, seperti sanksisanksi yang mungkin diberikan pada ketidakpatuhan. Dalam izin dinyatakan siapa yang memberikannya,biasanya dari kepala surat dan penanda tangan izin akan terlihat dari organ mana yang memberikan izin. Pemberitahuan tambahan Organ yang berwenang Muatan Yang dialamatkan Izin ditujukan kepada pihak yang berkepentingan. Biasanya izin lahir setelah yang berkepentingan mengajukan permohonan untuk itu. Oleh karena itu keputusan yang memuat izin akan dialamatkan pula kepada pihak yang memohon izin. Berisi kewajiban dan pembatasan secara teknis yang memungkinan utk mengenakan pengaturan lebih lanjut mengenai tindakan yang dibolehkan. Pembatasan ini merujuk batas standar, waktu, tempat dan cara, serta terdapat syarat. Ketentuan, pembatasan dan syarat Diktum Pemberian alasan Keputusan yang memuat izin. Demi alasan kepastian hukum izin harus memuat uraian sejelas mungkin untuk apa izin itu diberikan. Bagian keputusan ini, berisi akibatakibat hukum yang ditimbulkan oleh keputusan, yang merupakan inti dari keputusan dan memuat hak-hak dan kewajiban yang dituju oleh keputusan itu Pemberian alasan yg memuat hal-hal seperti penyebutan ketentuan dalam PUU, pertimbanganpertimbangan hukum, dan penetapan fakta.

Organ yang berwenang

Yang dialamatkan

Yang dialamatkan

Pemberian alasan

Diktum

Ketentuan, pembatasan dan syarat

Pemberitahuan tambahan

Ketentuan pengingat (1) Topik Kewenangan (asas legalitas) Ketentuan Pasal 20 ayat (3) UU 32/2009 tentang PPLH: Setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbah ke media lingkungan hidup dengan persyaratan: a. memenuhi baku mutu lingkungan hidup; dan b. mendapat izin dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. Pasal 40 ayat (1) PP 82/2001: Setiap usaha dan atau kegiatan yang akan membuang air limbah ke air atau sumber air wajib mendapat izin tertulis dari Bupati/Walikota. PP 38/2007: Lampiran H, sub bidang pengendalian dampak lingkungan, sub sub bidang 3 PKA dan PPA angka 8: Perizinan pembuangan air limbah ke air atau sumber air. Permen LH 01/2010 NSPK PKA dan PPA

Ketentuan pengingat (2) Topik Ketentuan Persetujuan atau penolakan permohonan UU 5/1986 tentang PTUN Pasal 3: (1) Apabila Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak mengeluarkan keputusan, sedangkan hal itu menjadi kewajibannya, maka hal tersebut disamakan dengan Keputusan Tata Usaha Negara. (2) Jika suatu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak mengeluarkan keputusan yang dimohon, sedangkan jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dimaksud telah lewat, maka Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tersebut dianggap telah menolak mengeluarkan keputusan yang dimaksud. (3) Dalam hal peraturan perundang-undangan yang bersangkutan tidak menentukan jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), maka setelah lewat jangka waktu empat bulan sejak diterimanya permohonan, Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang bersangkutan dianggap telah mengeluarkan keputusan penolakan. Pengumuman Pasal 39 ayat (1) UU 32/2009: Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya wajib mengumumkan setiap permohonan dan keputusan izin lingkungan.

Keterkaitan izin lingkungan dengan izin PPLH

Keterkaitan izin PPLH dengan izin Lingkungan

Keterkaitan izin PPLH dengan izin Lingkungan

Pembelajaran dari mengelola Perizinan Lingkungan 1. Izin ada karena ada norma umum yang melarang. Norma umum tersebut adalah peraturan perundang-undangan. Dengan izin menjadi diperkenankan/didispensasikan (konteks LH). 2. Izin harus berisi pengaturan yang enforceable (memiliki daya tegak). 3. Mengadaptasikan ketentuan yang bersifat umum pada usaha dan/atau kegiatan tertentu di lokasi tertentu (site specific). 4. Instrumen penaatan yang memadukan persyaratan (identifikasi persyaratan yang dapat dilaksanakan, dan aspek pemantauan dan pelaporan). (manajemen penaatan). 5. Instrumen pengawasan yang dapat dipakai oleh Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH/D). 6. Penerapan prinsip kehati-hatian, transparansi, dan akuntabilitas (dibukanya kesempatan keterlibatan masyarakat sesuai ketentuan mengenai pengumuman permohonan dan penerbitan izin menurut UU 32/2009). 7. Berisikan strategi pengendalian berupa pengorganisasian berbagai perangkat pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan yang diterapkan kepada pemegang izin sesuai peraturan perundang-undangan.

L/O/G/O firdaus_aleem@yahoo.com