ANALISA BOX JENKINS PADA PEMBENTUKAN MODEL PRODUKSI PREMI ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prediksi Laju Inflasi di Kota Ambon Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins

BAB 2 LANDASAN TEORI

4 BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN EVALUASI. lebih dikenal dengan metode Box-Jenkins adalah sebagai berikut :

PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI 2010

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DI PT. ADI SATRIA ABADI ABSTRAK

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan.

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMODELAN DATA TIME SERIES DENGAN METODE BOX-JENKINS

Peramalan Penjualan Pipa di PT X

PEMODELAN TIME SERIES DENGAN PROSES ARIMA UNTUK PREDIKSI INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DI PALU SULAWESI TENGAH

EFEKTIVITAS METODE BOX-JENKINS DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DISHUB KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA PEMBUKAAN IHSG MENGGUNAKAN MODEL ARIMA

Metode Deret Berkala Box Jenkins

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan

LAMPIRAN. Langkah-Langkah Penggunaan Program Minitab: nama kolom tepat diantara C1 dan angka penjualan pertama Jakarta Muscat

ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA

ANALISIS KELAYAKAN RENCANA PEMBUKAAN SHOWROOM MOBIL OLEH PT XYZ BERDASARKAN RAMALAN PERMINTAAN DI BANDA ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL VAR PADA PERAMALAN VOLUME PENJUALAN DAN HARGA INTI SAWIT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat kegiatan perusahaan untuk mencari dana yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

VERIFIKASI MODEL ARIMA MUSIMAN MENGGUNAKAN PETA KENDALI MOVING RANGE

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMODELAN ARIMA UNTUK PREDIKSI KENAIKAN MUKA AIR LAUT DAN DAMPAKNYA TERHADAP LUAS SEBARAN ROB DI KOTA AMBON

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG BANDARA I GUSTI NGURAH RAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA)

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA

MODEL AUTOREGRESSIVE (AR) ATAU MODEL UNIVARIATE

Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

iii Universitas Sumatera Utara

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN KOMBINASI TREND DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA DATA JUMLAH PENUMPANG KERETA API (Studi Kasus : KA Argo Muria)

ANALISIS PERILAKU KURS RUPIAH TERHADAP DOLAR AS SELAMA EMPAT PERIODE PEMERINTAHAN DI INDONESIA METODE BOX-JENKINS (ARIMA) Oleh: Agus Arifin 1)

PERAMALAN PENJUALAN TEH HIJAU DENGAN METODE ARIMA (STUDI KASUS PADA PT. MK)

Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA

PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA

PERAMALAN STOK BARANG UNTUK MEMBANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN BARANG PADA TOKO BANGUNAN XYZ DENGAN METODE ARIMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi telah berkembang dengan relatif pesat. Di era

Penerapan Model ARIMA

PERAMALAN NILAI EKSPOR DI PROPINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

Peramalan Permintaan Paving Blok dengan Metode ARIMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan salah satu faktor yang penting dalam kehidupan

Metode Box - Jenkins (ARIMA)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ramalan pada dasarnya merupakan perkiraan mengenai terjadinya suatu yang akan

Artikel Ilmiah. Peneliti : Auditya Gianina Bernadine Amaheka ( ) Michael Bezaleel Wenas, S.Kom., M.Cs.

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

Diagnostik Model. Uji Ljung-Box-Pierce (modified Box-Pierce)

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

PEMODELAN DATA RUNTUK WAKTU PADA DATA PRODUKSI SUSU SAPI DI AMERIKA SEJAK TAHUN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Aplikasi Metode Box-Jenkins dalam Memprediksi Pertumbuhan Perdagangan Luar Negeri Provinsi Riau

PERAMALAN HASIL PRODUKSI ALUMINIUM BATANGAN PADA PT INALUM DENGAN METODE ARIMA

BAB 3 METODE PENELITIAN. ikhtisar, menata, membuat grafik) dilakukan dengan metode peramalan kuantitatif.

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, apalagi di sektor pengadaan alat-alat elektronik yang semakin

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO

Perbandingan Metode Fuzzy Time Series Cheng dan Metode Box-Jenkins untuk Memprediksi IHSG

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA)

PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sebuah hasil yang optimal, sementara terdapat selang

Peramalan Harga Minyak Mentah Standar West Texas Intermediate dengan Pendekatan Metode ARIMA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB III METODE PENELITIAN

PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA DERET WAKTU DENGAN METODE SEASONAL ARIMA

Penerapan Model ARIMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

ESTIMASI DATA YANG HILANG DENGAN MENGGUNAKAN PROSES PENYARINGAN DALAM PEMODELAN DATA TIME SERIES

III. METODE PENELITIAN

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP

STUDI PERAMALAN (FORECASTING) KURVA BEBAN HARIAN LISTRIK JANGKA PENDEK MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE(ARIMA)

KETERKAITAN ANTARA NILAI RATA-RATA DAN NILAI KONSTAN DALAM PEMODELAN RUNTUN WAKTU BOX-JENKINS

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

Pemodelan ARIMA Non- Musim Musi am

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pola sejumlah data, kemudian menyajikan informasi tersebut dalam bentuk yang

MODEL ARMA (AUTOREGRESSIVE MOVING AVERAGE) UNTUK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH - INDONESIA. Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISA BOX JENKINS PADA PEMBENTUKAN MODEL PRODUKSI PREMI ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT Mei Taripar Pardamean S.,SKom Jl. Makmur No.1 Ciracas Jakarta Timur mtp95@yahoo.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memprediksi produksi premi dari produk asuransi kendaraan bermotor roda empat khususnya yang menggunakan jaminan Gabungan (Comprehensif), Kerugian Total (Total Loss Only) dan jaminan tambahan yaitu Tanggung Jawab Hukum Pihak Ketiga (Third Party Liability) di periode mendatang. Metode yang digunakan adalah Metode Box-Jenkins. Dari metode ini akan dihasilkan suatu model ARIMA yang akan digunakan dalam memprediksi dari ketiga produksi premi diatas. Model yang dihasilkan dengan menggunakan metode Box-Jenkins untuk ketiga produksi premi yaitu ARIMA (0,1,4) dengan persamaan 1 13.978 0.765 t 1 0.1057 t 0.040 0. 1099 t 4 untuk produksi premi gabungan, ARIMA (0,1,3) dengan persamaan 1.568 0.6684 t 1 0.0759 t 0. 148 untuk produksi premi kerugian total dan ARIMA (3,0,0) dengan persamaan 1 3.376 (0.0031) 1 (0.0395) 0. 1855 untuk produksi premi pihak ketiga. PENDAHULUAN Salah satu kegiatan atau aktifitas bisnis dalam sebuah organisasi adalah memperkirakan penjualan dan penggunaan produk sehingga produk-produk yang dijual tersebut dapat menghasilkan pendapatan yang maksimal, dan kegiatan tersebut adalah peramalan. Peramalan merupakan suatu unsur penting dalam memprediksi ketidak-pastian masa depan sebagai upaya membantu perusahaan untuk mengambil keputusan yang lebih baik. Untuk melakukan peramalan, dibutuhkan data lampau (historis) dan memanipulasi data tersebut untuk mencari polanya yang secara efektif sehingga dapat ditarik ke masa depan. Salah satu teknik peramalan yang digunakan yaitu Metode Box- Jenkins (ARIMA Autoregressive Integrated Moving Average). Metode ini telah dipelajari secara mendalam dan dikembangkan oleh George Box dan Gwilyn Jenkins (1976). Model Autoregresif (AR) pertama kali dikembangkan oleh Yule (196) dan kemudian dikembangkan oleh Walker (1931), sedangkan model Moving Average (MA) pertama kali digunakan oleh Slutzky (1937) (Makridakis ;

Wheelwright ; McGee, 1999). Model AutoRegressive Integrated Moving Average (ARIMA) atau model gabungan auto-regresi dengan rata-rata bergerak, adalah jenis model linier yang mampu mewakili deret waktu yang stasioner maupun non-stasioner. Pada metode peramalan dengan menggunakan Box-Jenkins (ARIMA Autoregressive Integrated Moving Average), di mana sangat baik ketepatannya untuk peramalan jangka pendek, sedangkan untuk peramalan jangka panjang ketepatan peramalannya kurang baik. Biasanya akan cenderung flat (mendatar/konstan) untuk periode jangka panjang. Model ARIMA adalah model yang secara penuh mengabaikan independen variabel dalam membuat peramalan. ARIMA menggunakan data masa lalu dan sekarang dari variabel dependen untuk menghasilkan peramalan jangka pendek yang akurat. Dalam penulisan ini akan menganalisa model peramalan yang terbentuk dengan menggunakan metode Box-Jenkins di mana variabel yang digunakan adalah produksi premi dari produk asuransi kendaraan bermotor roda empat dan khususnya yang menggunakan produk asuransi jaminan perlindungan gabungan atau Comprehensif, produk asuransi jaminan perlindungan kerugian total atau Total Loss Only (TLO) dan produk asuransi jaminan tambahan tanggung jawab hukum pihak ketiga atau Third Party Liability (TPL). Dari analisa tersebut akan terlihat volume produksi premi dari ketiga produk asuransi untuk empat periode kedepannya. TINJAUAN PUSTAKA Model ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) yang dikembangkan oleh George Box dan Gwilyn Jenkins (1976) merupakan yang tidak mengasumsikan pada pola tertentu pada data historis yang diramalkan dan tidak mengikutkan variabel bebas pada pembentukannya. Model ARIMA merupakan model gabungan antara autoregressive (AR) dan moving average (MA) dimana model ini mampu mewakili deret waktu yang stasioner dan non-stasioner (John E Hanke ; Arthur G. Reitch ; Dean W. Wichren, 000). Notasi umum dari model ARIMA adalah : ARIMA (p,d,q), p merupakan model auto-regresif order-p yang mempunyai bentuk : Y t = 0 + Y t-1 + Y t- +... + p Y t-p + t Di mana : Y t = Variabel respon (terikat) pada waktu t Y t- 1,Y t-,...,y t-p =Variabel respon pada masingmasing selang waktu t - 1, t -,, t p. Nilai Y berperan sebagai variabel bebas...., p = Koefisien yang diestimasi t = Galat pada saat t yang mewakili dampak variabel- variabel yang tidak dijelaskan oleh model. Asumsi mengenai galat adalah sama dengan asumsi model regresi standar. d merupakan banyak banyaknya selisih yang didapat dari proses penyisihan (differencing) dari deret waktu yang non-stasioner menjadi deret waktu stasioner. Jika deret aslinya stasioner, d=0 model ARIMA berubah menjadi model ARMA. Persamaan dari proses penyisihan (differencing d) : Y t = Y t Y t-1. q merupakan model rata-rata bergerak orde k q yang mempunyai bentuk : Y t = μ + ε t ω 1 ε t-1 ω ε t- -... - ω q ε t-q di mana : Y t = Variabel respon (terikat) pada saat t μ = Mean konstanta proses ω 1, ω,..., ω q =Koefisien yang diestimasi t = Bentuk galat yang mewakili efek variabel tak terjelaskan oleh model. Asumsi mengenai bentuk galat adalah sama dengan asumsi model regresi standar. ε t-1,ε t-,...,ε t-q =Galat pada periode waktu sebelumnya yang pada saat t, nilainya menyatu dengan nilai respon Y t Sebelum membentuk sebuah model ARIMA pada suatu deret waktu maka harus dilakukan 4 proses yang dijalankan yaitu : Identifikasi Model, Estimasi Model,

Pemeriksaan Model dan yang terakhir jika model sudah terbentuk adalah menggunakan model tersebut untuk prediksi pada masa mendatang. METODE PENELITIAN Sumber data berasal dari produksi premi polis-polis kendaraan bermotor roda empat yang menggunakan jaminan gabungan (Comprehensif), kerugian total (Total Loss Only) dan jaminan tambahan yaitu tanggung jawab hukum pihak ketiga (Third Party Liability). Periode produksi premi dimulai dari Januari 005 hingga Mei 007 dimana produksi premi tersebut dibagi kedalam produksi premi perminggu sehingga menghasilkan n=116. Lag (tenggang waktu) yang digunakan sebanyak 9 ( n ). 4 Metode Box Jenkins yang digunakan dalam menganalisa data terbagi dalam empat bagian, yaitu : - Mengidentifikasi Model dari tiga komponen produksi premi. Dengan menggunakan aplikasi Minitab akan terlihat correlogram dari tiga komponen produksi premi. Juga dilakukan uji stasioneritas terhadap deret waktu untuk uji akar-akar unit. Uji stasioneritas digunakan untuk mengetahui apakah deret waktu berbentuk stasioner atau nonstasioner. Metode yang digunakan untuk uji akar-akat unit adalah Augmented Dickey Fuller (ADF). - Mengestimasi dari model yang terbentuk. - Memeriksa model dengan menggunakan uji Ljung-Box. - Peramalan terhadap model untuk tiga komponen premi untuk empat periode kedepan. HASIL DAN PEMBAHASAN Deret data dari masing-masing produksi premi dibagi dalam dua bagian yaitu, periode pembentukan model (in-sample) dan periode peramalan (out-sample). Data untuk periode pembetukan model sebanyak 116 data dan periode peramalan sebanyak 4 data. Uji Stasioneritas dan Identifikasi Model Pada deret data produksi premi gabungan terlihat adanya kecenderungan menaik dan data bersifat non-stasioner. Pada deret data produksi premi kerugian total terlihat adanya pergerakaan rata-rata dan menaik tajam pada akhir periode dan data bersifat non-stasioner. Sedangkan pada deret data produksi premi pihak ketiga terjadi pergerakan rata-rata dan data bersifat stasioner. Jika lakukan uji akar-akar unit dengan metode Augmented Dickey Fuller (ADF) diketahui bahwa untuk masing-masing nilai t-statistic jauh dibawah nilai kritis untuk masing-masing level 1%, 5% maupun 10% dan dapat dipastikan bahwa deret runtun waktu dengan melakukan uji akar-akar unit bahwa sudah stasioner. Dengan demikian orde d pada deret waktu produksi premi gabungan dan kerugian bernilai 1, sedangkan untuk deret waktu produksi premi pihak ketiga nilai orde d=0. Estimasi Model Untuk hasil estimasi model dari masing-masing produksi premi dengan menggunakan aplikasi Minitab dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1 Hasil Estimasi Produksi Premi Gabungan MA 1 0.765 0.0948 8.04 0.000 MA 0.1057 0.1194 0.89 0.378 MA 3-0.040 0.1197-0.0 0.841 MA 4-0.1099 0.0976-1.13 0.6 Constant 13.978 6.009.33 0.0 Differencing: 1 regular difference Number of observations: Original series 116, after differencing 115 Residuals: SS = 6454866 (backforecasts excluded) MS = 58681 DF = 110

Tabel Hasil Estimasi Produksi Premi Kerugian Total Tabel 3 Hasil Estimasi Produksi Premi Pihak Ketiga Diagnosis Model Pada diagnosis model dilakukan uji statistik Ljung-Box-Pearce untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara residual dengan lag dan jika tidak terjadi korelasi antara lag dan residual maka model telah memenuhi asumsi independensi. Dari hasil uji proses Ljung-Box-Pearce untuk masing-masing produksi premi di menunjukkan bahwa sampai pada lag 1 tidak ada korelasi antara residual pada lag t dengan residual pada lag 8, karena nilai statistik Ljung-Box-Pearce tidak lebih dari. (5%,8) Begitu juga dengan lag 4, 36 dan 48 nilai statistik Ljung-Box-Pearce tidak melebihi, dan. Berarti dari lag (5%,0) MA 1 0.6684 0.0943 7.09 0.000 MA -0.0759 0.1134-0.67 0.505 MA 3-0.148 0.0949-1.3 0.191 Constant.568 1.580 1.63 0.107 Differencing: 1 regular difference Number of observations: Original series 116, after differencing 115 Residuals: SS = 11581 (backforecasts excluded) MS = 1014 DF = 111 AR 1-0.0031 0.093-0.03 0.974 AR -0.0395 0.0930-0.4 0.67 AR 3 0.1855 0.093 1.99 0.049 Constant 3.376 0.5 14.96 0.000 Mean 3.885 0.596 Number of observations: 116 Residuals: SS = 64.894 (backforecasts excluded) MS = 5.740 DF = 11 (5%,3) (5%,44) t sampai dengan lag 48, tidak ada yang saling berkorelasi dan residual untuk produksi premi komprehensif telah memenuhi asumsi independensi. Dari hasil uji statistik Ljung-Box- Pearce untuk pada lag 1, 4, 36 dan 48 di mana nilai statistik Ljung-Box-Pearce kecil lebih kecil dari nilai statistik maka parameter dalam model tetap dipertahankan. Peramalan Model Model ARIMA (0,1,4) untuk produksi premi gabungan dapat dituliskan dalam bentuk persamaan : Y t = Y t-1 + 13.978-0.76ε t-1-0.1057ε t- + 0.04ε t-3 + 0.1099ε t-4 Model ARIMA (0,1,3) untuk produksi premi kerugian total dapat dituliskan dalam bentuk persamaan : Y t = Y t-1 +.568-0.6684ε t-1 + 0.0759ε t- + 0.148ε t-3 Model ARIMA (3,0,0) untuk produksi premi pihak ketiga dapat dituliskan dalam bentuk persamaan : Y t = Y t-1-3.376-0.0031ε t-1-0.0395ε t- + 0.1855ε t-3 Maka peramalan untuk empat periode kedepan dari masing-masing produksi premi dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4 Peramalan Empat Periode Kedepan Produksi Premi Gabungan 117 1,931.84 1,456.96,406.73 118 1,960.50 1,47.40,448.60 119 1,954. 1,46.13,446.3 10 1,964.76 1,467.13,46.38 Tabel 5 Peramalan Empat Periode Kedepan Produksi Premi Kerugian Total 117 315.135 5.701 377.568 118 31.683 55.908 387.459 119 36.06 55.538 396.459 10 38.69 50.668 406.590

Tabel 6 Peramalan Empat Periode Kedepan Produksi Premi Pihak Ketiga 117 3.604-1.093 8.301 118 3.87-0.85 8.568 119 4.99-0.40 8.999 10 3.830-0.951 8.611 Dapat dilihat pada tabel di atas pada kolom Lower dan Upper yang merupakan limit prediksi 95% dari hasil masing-masing peramalan. Hasil peramalan empat periode kedepan untuk produksi premi gabungan, produksi premi kerugian total dan produksi premi pihak ketiga pada tabel 7, 8 dan 9 dibandingkan dengan data deret asli untuk periode 117 hingga periode 10 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 7 Nilai Actual Produksi Premi Gabungan 117 1,931.84 173.48 118 1,960.50 1863.73 119 1,954. 1608.01 10 1,964.76 1979.11 Tabel 8 Nilai Actual Produksi Premi Kerugian Total 117 315.135 31.59 118 31.683 93.30 119 36.06 310.39 10 38.69 41.83 Tabel 9 Nilai Actual Produksi Premi PihakKetiga 117 3.604 7.0 118 3.87 6.63 119 4.99 4.49 10 3.830 4.03 Dari hasil peramalan untuk produksi premi gabungan dan produksi premi kerugian total memperlihatkan bahwa nilai ramalan (forecast) mengalami kenaikan produksi premi tetapi berbeda dengan hasil nyata (actual) yang memperlihatkan terjadi kenaikan produksi premi pada akhir periode untuk produksi premi gabungan dan penurunan produksi premi di akhir periode pada produksi premi kerugian total. Sedangkan hasil peramalan untuk produksi premi pihak ketiga memperlihatkan penurunan produksi premi dalam level ratarata untuk hasil ramalan (forecast) sedangkan pada hasil nyata (actual) terjadi penurunan yang tajam pada produksi premi. Kesimpulan Produksi premi gabungan dan kerugian total memiliki trend dalam data sehingga membentuk deret waktu yang non-stasioner. Berbeda dengan produksi premi pihak ketiga yang membentuk deret waktu yang stasioner. Dengan menggunakan metode Box- Jenkins, produksi premi gabungan dan kerugian total mengandung unsur movingaverage dan membentuk model ARIMA (0,1,4) dan ARIMA (0,1,3). Sedangkan produksi premi pihak ketiga mengandung unsur Autoregressive dan membentuk model ARIMA (3,0,0). Daftar Pustaka Bruce Bowerman and Richard T O Connell, 1997, Applied Statistic Improving Business Process, A Times Mirror Higher Education Group, Inc. John E Hanke, Dean W. Wichern and Arthur G. Reitsch, 000, Business Forecasting, Prentice Hall. Mudrajat Kuncoro, 004, Model Kausal : Dasar-Dasar Metode ARIMA (Box- Jenkins). Nur Iriawan dan Septin Astuti, 006, Mengolah Data Statistik Dengan Mudah Menggunakan Minitab 14, Penerbit Andi.