BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

MUSLIKAH SUCIATI B

ANALISIS PENGARUH AKUISISI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Empiris pada PT. Sampoerna TBK di Bursa Efek Indonesia)

PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP LABA BERSIH PT. SAMPOERNA. TBK. Zulyanto Ariwibowo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi PT. Gudang Garam Tbk PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk.

PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA. TBK. Danial Farhan

PAPARAN PUBLIK TAHUNAN KINERJA KUARTAL PERTAMA April 2015

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste),

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai

PAPARAN PUBLIK TAHUNAN KINERJA April 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas seperti sekarang ini persaingan usaha diantara

I. PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia,

Kata Kunci : sosialisasi, konsep, integrasi, media komunikasi. 1. Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal yang mendasar bagi aktivitas manusia untuk

PR. MUSTIKA TOBACCO INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penghasil tembakau terbanyak di dunia setelah Cina, Brazil, India, Amerika

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat suatu perusahaan dituntut untuk terus tumbuh dengan tujuan

7 SUMBER DAYA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Haryani & Serfianto (2011:22) mengatakan bahwa :

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA, Tbk (PT. HMS)

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN GAMBAR 1.1 LOGO PT. GUDANG GARAM TBK.

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah

BAB I PENDAHULUAN. dan pada dunia bisnis. Keadaan ini yang menuntut suatu perusahaan untuk selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin kompetitif. Menuntut perusahaan untuk mampu menyusun sebuah strategi yang

TUGAS LAPORAN. Analisis Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur. PT. HM SAMPOERNA Tbk. Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Universitas Sumatera Utara

I. BAB I - PENDAHULUAN. Perusahaan Logistik X (PT. X ) adalah perusahaan yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah PT. Gudang Garam, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1913 dan kini telah menjadi salah satu perusahaan rokok terkemuka di

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Liem Seeng Tee secara resmi mendirikan perusahaan bernama

BAB I PENDAHULUAN. yang sama yaitu mencari keuntungan atau laba. Usaha menjaga. perusahaan dengan kuat, perusahaan dapat mempertahankannya baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. kertas, dimana dapat diklarifikasikan dalam 2 (dua) kelompok besar, yaitu :

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Sumber Daya Manusia. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karyawan untuk berfikir, bersikap dan berperilaku. Budaya organisasi

9

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan era globalisasi yang semakin pesat didukung dengan

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi informasi sudah diterapkan dalam semua sisi kehidupan

An affiliate of Philip Morris International. Paparan Publik. Soehanna Hall - The Energy Building Jakarta 27 April 2016

Daftar Pertanyaan. Mengenai Aktivitas Penjualan. No Daftar Pertanyaan Ya Tidak Penjelasan

Visi, Misi, Strategi dan Nilai

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era sekarang ini, berbagai perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. logistik yang pekerjaan hariannya menyatukan data-data persediaan bahan baku,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah PT. Nikkatsu Electric Works

BAB I PENDAHULUAN. bisnis rokok di segmen kretek dan mild dengan brand-nya yang sudah popular yaitu

BAB I PENDAHULUAN. layanan yang bagus dipercaya dapat mempengaruhi nilai dan kepuasan nasabah sehingga

BAB IV GAMBARAN UMUM. merek rokok kretek yang dikenal luas, seperti Sampoerna Kretek, A Mild, serta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN PT. AERO SYSTEMS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan produk dalam industri di Indonesia akibat munculya

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN KHASANAH DATA. dua metode yang dapat digunakan. Kedua metode tersebut adalah metode bottom

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Indosat Tbk adalah salah satu perusahaan penyelenggara jasa

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. rokok yang ada di Indonesia. Dari total unit usaha di industri rokok di

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi kerja yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. penting guna mendukung pengembangan teknologi itu sendiri. Perbankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kankan Sopyan, 2016

STRUKTUR ORGANISASI. deden08m.com 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia) adalah suatu perusahaan yang memberikan layanan di bidang jasa

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Sumber : Dokumen Perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk Gambar 1.1 Logo perusahaan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Group atau Astra International Group dimana perusahaan ini bergerak dalam

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dilema serta kontroversial. Industri rokok kretek memegang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

BAB I PENDAHULUAN. memperkenalkan bidang bisnis yang mereka miliki kepada konsumen.

GAMBAR 1.1 LOGO TELKOM PROPERTY

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Alamat : Jl. Rungkut Asri Utara VI/2 Surabaya

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-17/BC/1998 TENTANG

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

fleksibel dan reputasi yang baik untuk dapat bertahan dan bersaing. Karyawan

BAB III OBJEK PENELITIAN. IO. Penulis akan melakukan observasi dan wawancara secara langsung ke

Company Profile. PT Ardena Artha Mulia

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai modal untuk memenangkan persaingan global. dapat memberikan informasi yang akurat, informatif, dan up to date yang dapat

BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN. menguasai pangsa pasar di Indonesia, memproduksi lebih dari miliar batang rokok

BAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan berbagai inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perusahaan semakin menghadapi banyak tantangan dimana

- dalam kemampuan keuangan - akses pada pasokan dan pasar - kemampuan menyesuaikan pasokan atau permintaan barang/jasa tertentu [psl 1 (4)]

Pembahasan Materi #6

BAB I PENDAHULUAN. PT. Nikki Super Tobacco merupakan salah satu perusahaan yang ada di kota

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pertama dan tertua di Indonesia. Goodyear Indonesia menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah PT HM Sampoerna Tbk 1. Lanskap Bisnis yang Melatarbelakangi Kelahiran Sampoerna Rokok pada awalnya merupakan produk self service, perokok akan membeli sendiri tembakau dan cengkehnya, dan juga kertas pembungkusnya. Rokok kemudian mengalami perkembangan, saat perokok mengalami kendala pada keterbatasan waktu sehingga perokok mulai membutuhkan rokok yang siap untuk dikonsumsi. Sejak saat itu, rokok mulai masuk ke sistem kapitalis dan dipasarkan secara luas sebagai komoditas ekonomi. Perusahaan-perusahaan rokok (Sigaret Kretek Tangan) mulai bermunculan di era tahun 1990 an ini. Bahkan konsumen mengalami kebingungan dalam memilih produk rokok yang tersedia beragam di pasaran, kemudian perusahaan mulai membentuk identitas atau merk mereka. Tahun 1990-an menjadi periode emas pertumbuhan perusahaan rokok di Indonesia. Hanya sebagian dari perusahaan ini yang masih bertahan hingga sekarang dan sebagian lainnya bahkan menjadi raja di kelasnya. Sampoerna termasuk perusahaan yang lahir di masa awal periode ini. Beberapa Perusahaan lain yang juga lahir dan menjadi pemain utama saat itu adalah NV Bal Tiga Nitisemito (1908), Goenoeng & Klapa (1913), Bentoel (1931), Nojorono (1932), Djambu 67

Bol (1937), Djarum (1951), Gudang Garam (1958), dan juga Perusahaan Asing seperti PT BAT (British American Tobbaco), Philip Morris International, dan PT Rochmans of Pall Mall Indonesia. Selain itu juga berdiri sejumlah perusahaan perasa makanan (food flavoring) asing yang menyuplai kandungan untuk saus rokok. Kehadiran mereka merupakan respon dari kebutuhan perusahaan lokal yang menginginkan diferensiasi rasa pada saus dengan cara menambahkan komponen impor. Seeng Tee, sang pendiri Sampoerna merupakan orang pertama yang mencampurkan beberapa jenis bumbu, seperti vanilla, pala, kayumanis, dan cengkeh dalam racikan rokoknya. Kesuksesaannya ini membuat Seeng Tee mendirikan sebuah perusahaan secara resmi, Handel Maatschapij Liem Seeng Tee pada tahun 1913, namun selanjutnya berubah menjadi NV Handel Maatschapij Sampoerna. Pasca perang dunia II, berubah nama lagi menjadi Hanjaya Mandal Sampoerna, yang selanjutnya berubah lagi menjadi Sampoerna. 2. Arti nama Sampoerna Nama Sampoerna ini memiliki makna filosofis. Sampoerna merupakan ejaan lama dari sempurna (perfect). Di dalam kata ini terdapat sembilan huruf yang dianggap sebagai angka keberuntungan. Orang Cina memiliki keyakinan bahwa sebuah susunan huruf memiliki makna yang spesial. Angka Sembilan memiliki keistimewaan yang khusus karena menjadi proprietary dari Kaisar Cina di masa lalu. Hal 68

ini nampak pada cita-cita Seeng Tee menjadikan perusahaannya menjadi King of Kretek di Indonesia. Hingga sekarang, angka Sembilan ini masih menjadi angka sakral bagi segenap karyawan dan jajaran manajemen Sampoerna. Mereka mengabadikannya pada setiap hal yang berhubungan dengan angka, mulai dari plat mobil, alamat kantor, nomor telepon, luas bangunan pabrik, sampai jumlah gaji karyawan pun berhubungan dengan angka sembilan, baik nampak jelas maupun kelipatannya. Bahkan ketika di tahun 1990, Sampoerna mendaftarkan diri pada pasar saham di Jakarta Stock Exchange, Sampoerna menjual 27 juta saham, yang jika dijumlah 2+7=9. 3. Anggota keluarga Sampoerna yang memimpin perusahaan. a. Liem Seeng Tee (1893 1956) Liem Seeng Tee adalah pendiri PT. HM Sampoerna, sebuah perusahaan rokok besar di Indonesia. Dia adalah generasi pertama dari keluarga Sampoerna. Liem Seeng Tee dan istrinya Siem Tjiang Nio mendirikan Sampoerna pada tahun 1913 di Surabaya. b. Aga Sampoerna Setelah masa tersebut, putra Liem, Aga Sampoerna mengambil alih kepemimpinan dan membangkitkan kembali perusahaan tersebut dengan manajemen yang lebih modern. Nama perusahaan juga berubah seperti namanya yang sekarang ini. 69

Selain itu, melihat kepopuleran rokok cengkeh di Indonesia, dia memutuskan untuk hanya memproduksi rokok kretek saja. c. Putera Sampoerna Putera Sampoerna adalah generasi ketiga keluarga Sampoerna yang mengambil alih perusahaan di tahun 1978. Di masa kepemimpinnya, Sampoerna berkembangan pesat dan menjadi perseroan publik di tahun 1990 dengan struktur usaha yang modern, dan memulai investasi dan ekspansi. Selain itu Sampoerna juga berhasil memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia. d. Michael Sampoerna Pada tahun 2000, Michael Sampoerna masuk ke jajaran direksi dan menjabat sebagai CEO. Pada Maret 2005, perusahaan ini kemudian diakuisisi oleh Philip Morris. Philip Morris adalah produsen rokok asal Amerika Serikat dengan keahlian pada produk rokok putih seperti Marlboro, Virginia Slims, dan Benson & Hedges. Bagi perusahaan itu, investasi di Sampoerna adalah kesempatan besar untuk masuk dalam jajaran lima besar dunia dengan memulai mempelajari industri rokok kretek. Setelah akuisisi 40 persen saham selesai, Philip Morris akan melakukan tender untuk pembelian sisa saham lain di PT HM Sampoerna. 70

e. Philip Morris International (PMI) Kesukesan dari Sampoerna ini menarik perhatian dari Philip Morris International yang merupakan salah satu perusahaan rokok terkemuka di dunia. Pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia (afiliasi dari PMI) mengakuisisi kepememilikan mayoritas atas Sampoerna. Sejak akuisisi kepemilikan ini, Jajaran Direksi dan manajemen baru terdiri dari Gabungan Profesional Sampoerna dan PMI untuk meneruskan kepemimpinan Perseroan ini dengan menciptakan sinergi operasional dengan PMI. Namun tetap menjaga tradisi dan warisan budaya Indonesia yang telah dimiliki sejak hampir seabad lalu. B. Visi dan Misi PT HM Sampoerna Tbk Meski kini telah diakuisisi oleh Philip Morris International namun budaya yang ada di Sampoerna tetap pada filosofi dasarnya, yakni Filosofi Tiga Tangan. Visi PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) juga terkandung dalam Falsafah Tiga Tangan ini. Falsafah tersebut mengambil gambaran mengenai lingkungan usaha dan peranan Sampoerna di dalamnya. Masing-masing dari ketiga Tangan tersebut mewakili ketiga stakeholder Sampoerna yakni: perokok dewasa, karyawan dan mitra bisnis, serta masyarakat luas, yang merupakan pihak yang harus dirangkul oleh Sampoerna untuk meraih visi menjadi perusahaan paling terkemuka di Indonesia. 71

Sampoerna meraih ketiga kelompok ini dengan cara sebagai berikut: 1. Memproduksi rokok berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi perokok dewasa. Sampoerna berkomitmen penuh untuk memproduksi sigaret berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi konsumen dewasa. Ini dicapai melalui penawaran produk yang relevan dan inovatif untuk memenuhi selera konsumen yang dinamis. 2. Memberikan kompensasi dan lingkungan kerja yang baik kepada karyawan dan membina hubungan baik dengan mitra usaha. Karyawan adalah aset terpenting Sampoerna. Kompensasi, lingkungan kerja dan peluang yang baik untuk pengembangan adalah kunci utama membangun motivasi dan produktivitas karyawan. Di sisi lain, mitra usaha Sampoerna juga berperan penting dalam keberhasilan Sampoerna dan mempertahankan kerjasama yang erat dengan mereka untuk memastikan vitalitas dan ketahanan mereka. 3. Memberikan sumbangsih kepada masyarakat luas. Kesuksesan Sampoerna tidak terlepas dari dukungan masyarakat di seluruh Indonesia. Dalam memberikan sumbangsih, kami memfokuskan pada kegiatan 72

pengentasan kemiskinan, pendidikan, pelestarian lingkungan, penanggulangan bencana dan kegiatan. C. Lambang dan Logo PT HM Sampoerna Tbk Lambang Perusahaan ini mewakili perusahaan dan harus dipergunakan untuk keperluan Sampoerna yang tampil secara resmi. Gambar 3 Lambang PT HM Sampoerna Tbk Sumber : http://www.sampoerna.com Sedangkan Logo Sampoerna (Anggarda Paramita) memberikan identitas terhadap produk-produk yang dihasilkan PT HM Sampoerna Tbk. Logo ini memiliki arti menuju kesempurnaan dan kemakmuran bagi ketiga komponen penting yakni penjual/produsen, penjual, dan pembeli. Gambar 4 Logo PT HM Sampoerna Tbk (Anggarda Paramita) Sumber : http://www.sampoerna.com Angka 1913, merupakan tahun berdirinya Sampoerna. Kata Sampoerna sendiri memiliki arti dimana sembilan huruf yang dianggap sebagai angka 73

keberuntungan. Orang Cina memiliki keyakinan bahwa sebuah susunan huruf memiliki makna yang spesial. Angka Sembilan memiliki keistimewaan yang khusus karena menjadi proprietary dari Kaisar Cina di masa lalu. Hal ini nampak pada cita-cita Seeng Tee menjadikan perusahaannya menjadi King of Kretek di Indonesia. Gambar 5 Logo Falsafah Tiga Tangan PT HM Sampoerna Tbk Sumber : http://www.sampoerna.com Selain itu terdapat logo Falsafah Tiga Tangan yang mencerminkan perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial dan pemimpin dalam industri yang memandang cakrawala peluang bisnis yang luas ke masa depan. Logo ini mencerminkan perokok dewasa, karyawan dan mitra bisnis, serta masyarakat luas yang merupakan pihak yang harus dirangkul oleh Sampoerna untuk meraih visi menjadi perusahaan paling terkemuka di Indonesia. 74

D. Struktur Organisasi PT HM Sampoerna Tbk PMI HMS GENERAL MANAGEMENT PRESIDENT DIRECTOR Executive Secretary Secretary Director Marketing ID Director External Affairs Director Operations Head of Planning &Bus Dev Manager Aviation Director Fin & Info Services Director of Corporate Affairs Head of Org &Mgmt Affairs Head of Human Resources Director Sales ID Assistant General Counsel ID 75

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa struktur organisasi Sampoerna terdiri dari berbagai macam fungsi seperti Compliance, Corporate Affairs, Finance & Accounting, Operations, Human Resources, Information Services, Law, Marketing, National Security, Planning & Business Development, dan juga Sales. Masing-masing fungsi ini memiliki tugasnya yang berbeda-beda namun saling memiliki keterkaitan untuk mencapai tujuan Perusahaan. Terkait dengan topik penelitian yakni strategi sosialisasi 5 Key Operations Strategies 2013-2015 maka salah satu fungsi yang terkait adalah fungsi Operations. E. Fungsi Operations Fungsi Operations Sampoerna disebut dengan Indonesia Operations yang merupakan salah satu fungsi yang memiliki peranan yang terkait dalam proses perencanaan, peningkatan inovasi, produksi dan juga distribusi rokok, baik itu rokok linting dan juga rokok mesin. Terdapat 11 Departemen yang ada di bawah Operations seperti PD South Cluster, QA Asia, Technical Services Asia, Operations Planning and Analysis South Cluster, EHS, National Security, Manufacturing, Hand-Rolled Manufacturing, SCM South Cluster, Clove and Leaf Management. Berdasarkan data Headcount Operations, fungsi ini memiliki jumlah karyawan bulanan 4.218 dan karyawan harian dan borongan sejumlah 27.901 orang. Karyawan bulanan ini lebih banyak bekerja di kantor sedangkan karyawan harian-borongan ini bekerja di lapangan. Mayoritas karyawan ini berada di lapangan, contohnya 76

adalah karyawan di Sigaret Kretek Tangan dengan jumlah sekitar 27.000 orang dan lokasi pabrik berada di wilayah Jawa Timur. Fungsi Operations memiliki jumlah populasi terbesar di Sampoerna. F. Operations Communication Aktivitas komunikasi di Sampoerna telah dijalankan oleh fungsi yang lain yakni Corporate Affairs (CA). Namun menurut tim manajemen fungsi Operations, peran CA lebih terkait dengan komunikasi korporasi dan cakupannya sangat luas sedangkan fungsi Operations sendiri membutuhkan komunikasi secara khusus karena memiliki populasi karyawan yang besar dan juga latar belakang karyawan yang beragam sehingga dibentuklah tim Operations Communication. Operations Communication merupakan salah satu sub-departemen yang ada di bawah departemen Operations Planning & Analysis SC yang merupakan departemen yang terkait dengan strategi dan perencanaan. Operations Communication di Indonesia dibentuk pada tahun 2011, yang diharapkan dapat menjadi perpanjangan lidah dari Operations Management Team dalam mengkomunikasikan visi, misi dan strategi Operations dalam mencapai tujuannya. Tim ini dibentuk atas inisiatif manajemen yang melihat pentingnya komunikasi untuk mendukung komunikasi di seluruh Operations, terutama untuk menjadi penghubung antara manajemen dengan karyawan hingga ke karyawan yang berada di level bawah yang merupakan mayoritas 77

populasi Operations agar seluruh karyawan dapat memahami strategi perusahaan. Tidak hanya sebatas berkomunikasi dengan pihak internal yakni karyawan PT HM Sampoerna Tbk, Operations Communication berkomunikasi dengan karyawan eksternal yakni afiliasi Philip Morris International yang lainnya. Tim ini juga merupakan pintu komunikasi dengan tim Operations Communications yang ada di Philip Morris International untuk saling bertukar informasi atas perencanaan program, penghargaaan, serta informasi penting lainnya yang terkait dengan implementasi program Operations di Indonesia, untuk memastikan bahwa semua alur komunikasi yang dibangun sejalan dengan program-program komunikasi dan strategi komunikasi PMI. Peran Operations Communication ini adalah menjadi penghubung antara manajemen dengan pihak karyawan hingga di tingkat bawah dan membuat seluruh kegiatan komunikasi diarahkan kepada keduanya, baik itu komunikasi dengan manajemen dan juga komunikasi dengan karyawan hingga yang berada di tingkat bawah karena masing-masing memiliki kriteria yang berbeda-beda. Tim Operations Communications menjalin kerja sama dengan fungsi yang lain seperti Corporate Affairs, Legal, dan Human Resources. Tim ini secara fungsi bekerja untuk merancang dan membangun konsep yang tepat 78

sasaran baik melalui alur komunikasi atas ke bawah dan juga bawah ke atas dalam mengkomunikasikan visi, misi, strategi serta target Operations yang terkait dengan semua aktivitas tim Operations. Sinergi yang ingin dicapai adalah Satu Suara, Satu Informasi, dan Satu Asumsi. Operations Communication bersama dengan partner bisnis yang lain untuk membangun strategi komunikasi agar komunikasi berjalan efektif dan efisien di semua level Operations. Di akhir tahun 2012 Ibu Nuke Prabandari bergabung dalam tim Operations Communication, dan beliau menilai pentingnya sebuah strategi untuk dapat mengkomunikasikan strategi kunci Operations kepada seluruh Departemen dan penerapan dari strategi komunikasi ini dipercaya merupakan hal yang sangat penting dalam membawa mencapai visi dan misi Indonesia Operations. G. 5 Key Operations Strategies 2013-2015 Visi Sampoerna adalah menjadi perusahaan paling terkemuka di Indonesia. Untuk mencapai visi tersebut, seluruh fungsi di bawahnya termasuk Operations juga menetapkan strategi-strategi fungsional untuk dapat mendukung pencapaian tujuan tersebut, baik untuk jangka pendek dan jangka panjang. Seluruh tim manajemen Operations mengadakan lokakarya untuk mengevaluasi situasi dan tantangan yang dihadapi tim Operations di tahun 79

2012 dalam upaya untuk mendukung pasar yang selalu berkembang serta untuk menetapkan Strategi Utama jangka panjang. Di penyelenggaraan Operations Conference bulan Desember 2012, Sampoerna juga merayakan pencapaian 100 milyar batang rokok. Peter Haase selaku Director Operations menyampaikan pula perkembangan tantangan bisnis dan juga hasil dari lokakarya dengan menetapkan beberapa strategi yang akan diterapkan di Operations. Strategi yang ditetapkan tidak hanya strategi untuk 1 tahun mendatang tetapi juga untuk 3 tahun yakni mulai dari tahun 2013-2015. Strategi Operations 2013-2015 menetapkan 5 strategi kunci Operations yang penting untuk menjadi dasar bagi fungsi Operations dalam upaya untuk mendukung PT HM Sampoerna menjadi perusahaan paling terkemuka. Strategi ini menjadi pesan utama yang harus terus disosialisasikan oleh tim Operations kepada seluruh karyawan terutama di fungsi Operations. Seluruh karyawan di Operations diharapkan dapat berkontribusi dan mendukung implementasi 5 strategi kunci, sehingga pada tahun 2015 lima strategi penting yang ditargetkan, dan visi dan misi Sampoerna dapat tercapai. Lima strategi kunci Operations yang ingin dicapai di tahun 2015 yaitu : 1. Build a Solid Talent Base, membangun dasar talent yang kuat dengan menggali dan mengembangkan talent internal serta menyumbangkan lebih banyak talent dari eksternal untuk mendukung keseluruhan pertumbuhan 80

bisnis. Dengan memiliki talent-talent yang berbakat, perusahaan dapat menjadi perusahaan idaman bagi karyawan. 2. Best-in-class Operations, menjadi Best-in- class operations dengan mengelola pengeluaran dan modal kerja dan dengan memastikan bahwa perusahaan telah menghasilkan produk dengan yang berkualitas tinggi. 3. Leading Inovation, terdepan dalam inovasi. Semua perusahaan harus memiliki inovasi terus menerus agar perusahaan dapat bertahan menghadapi berbagai tantangan bisnis. 4. Securing Supply to Support Business Growth, mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dengan terus menjamin pasokan bahan mentah 5. Be a trusted and respected Partner for PMI and the markets, menjadi partner yang terpercaya bagi PMI dan pasar. Untuk mencapai kelima strategi diatas, perusahaan memerlukan fokus terhadap beberapa area yang utama, yang disebut sebagai 9 fokus area. 1. Safety for all Keselamatan karyawan merupakan hal utama yang menjadi perhatian perusahaan. Keselamatan ini sudah dimulai dari perjalanan menuju kantor hingga kembali pulang ke rumah, proses pengoperasian mesin atau menangani bahan kimia di laboratorium, atau bahkan ketika menghancurkan dokumen yang tidak diperlukan di kantor. Perusahaan selalu menghimbau agar karyawan selalu menjaga keselamatan dalam segala hal baik di pabrik, kantor, 81

aktivitas agronomi. Dengan keselamatan untuk semua ini, perusahaan berusaha menyediakan lingkungan kerja yang aman, dan masing-masing karyawan memiliki tanggung jawab untuk menanamkan prinsip tersebut di dalam perilakunya. 2. Operations Performance and Engagement (OPEN) culture Budaya OPEN ini memungkinkan karyawan untuk dapat menerapkan perbaikan yang berkelanjutan dalam fungsi Operations. Budaya ini harus tertanam di seluruh departemen di bawah fungsi Operations. OPEN merupakan proses belajar dan penerapannya ke dalam pekerjaan sehari-hari. 3. Develop and inject new talents Sampoerna terus melakukan pengembangan sumber daya manusia, juga menyediakan tambahan kemampuan non-teknis, manajerial dan juga kemampuan teknis yang lain. Hal ini didasari oleh keyakinan Sampoerna bahwa talent yang dimiliki oleh Sampoerna akan menjadi pemimpin masa depan bisnis tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Philip Morris International (PMI) 4. Product Innovation Inovasi produk ini menjadi fokus Sampoerna agar Sampoerna tetap dapat terdepan dalam kompetisi yang semakin ketat. Inovasi yang dimaksud lebih mengenai pembentukan cara kerja, dasar dari perangkat keahlian yang relevan 82

dan ahli, pemahaman terhadap konsumen dewasa dan gairah terhadap produkproduk perusahaan. Selain itu juga melakukan beberapa tes pada produk pasar dan identifikasi konsep berdasarkan kebutuhan konsumen dewasa. 5. Support and engage farmers and suppliers Operations akan terus fokus menjamin pasokan bahan mentah untuk memastikan pertumbuhan bisnis. Hal ini dilakukan dengan membangun hubungan yang lebih kuat dengan pemasok dan mitra dalam berbagai bidang dan juga memberikan edukasi praktik pekerja pertanian. 6. Footprint Consolidation Hal yang menjadi fokus adalah aspek proses produksi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pabrik dengan memungkinkan memanfaatkan sumber daya. 7. New concept Untuk mendukung permintaan pasar, kita juga perlu fokus dalam pengembangan metode teknik yang baru untuk produksi SKT sehingga dapat mendorong produktivitas. Alat produksi baru, dan alur proses produksi yang baru untuk meningkatkan hasil produk. Hal ini dapat membantu karyawan agar tidak bekerja lembur yang sangat berlebihan saat adanya kenaikan volume, dan juga membantu Sampoerna memberikan kontribusi terhadap program pemerintah setempat. 83

8. One voice of information Konsep ini digunakan untuk berkomunikasi dengan pihak eksternal. Sejauh ini, perusahaan telah berkomunikasi baik dengan internal. Yang pertama harus dilakukan adalah memastikan semua pemangku kepentingan dalam tim Operations mengetahui perkembangan terbaru. Dengan fokus ini, informasi yang akurat, dapat dipercaya dan tepat waktu dapat tercapai yang penting dalam penetapan keputusan dan berguna untuk menjadi mitra terpercaya untuk PMI dan pasar. 9. One Operations Team Berupaya untuk menciptakan tim yang digerakkan dengan semangat dan komitmen yang sama, sehingga dapat membuat perjalanan yang sukses untuk memenuhi 5 Strategi Kunci Operations. H. Karyawan Lapangan Karyawan lapangan ini terdiri dari Karyawan Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang berada di 5 Pabrik Sampoerna di Jawa Timur dan juga berada di 33 TPO (Third Party Operations) yang tersebar di seluruh Indonesia. Pabrikpabrik Sigaret Kretek Tangan ini berada di Rungkut 1 Surabaya, Rungkut 2 Surabaya, Taman Sampoerna Surabaya, Malang, dan Kraksaan-Probolinggo. Mayoritas dari populasi karyawan di fungsi Operations ini adalah karyawan Sigaret Kretek Tangan. Berdasarkan data Operations Headcount 84

2013 jumlah karyawan fungsi Operations di tahun 2013 sekitar 83% populasi karyawan fungsi Operations merupakan karyawan Sigaret Kretek Tangan. Tabel 2 Operations Headcount 2013. Daily & Piece Rate Employee Department # of HC Hand-Rolled Manufacturing 26748 Manufacturing East Java 220 Manufacturing West Java 615 Printing 302 Supply Chain Management 16 Total 27901 Monthly Employee Department # of HC Aviation Sub Function 10 Clove Management 43 Environmental Health and Safet 12 General - Operations 2 Hand-Rolled Manufacturing 393 Leaf Asia Sub Function 16 Manufacturing East Java 1009 Manufacturing West Java 784 National Security - Operations 542 Operations Planning & Analysis 21 Printing 399 Product Development 91 Quality Assurance 97 Security Asia 1 Supply Chain Management 663 Technical Services Asia 83 Tobacco Management 52 Total 4218 Sumber: Dokumentasi PT HM Sampoerna Tbk 85