Bahasa Indonesia (Pertemuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 MENYIMAK UNTUK MEMAHAMI LAFAL, TEKANAN, INTONASI, DAN JEDA YANG LAZIM/ BAKU DAN YANG TIDAK

1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi a. Komponen subglotal b. Komponen laring c. Komponen supraglotal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

CIRI-CIRI PROSODI ATAU SUPRASEGMENTAL DALAM BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia 1. Untuk SMK/MAK Semua Program Kejuruan Kelas X. Mokhamad Irman Tri Wahyu Prastowo Nurdin

diunduh dari

Bahasa Indonesia 1. Untuk SMK/MAK Semua Program Kejuruan Kelas X. Mokhamad Irman Tri Wahyu Prastowo Nurdin

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Bahasa Indonesia 1. Untuk SMK/MAK. Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 1

ANIS SILVIA

PENGGUNAAN BUNYI SEGMENTAL MELALUI PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL (MENUNJUKKAN BUKAN MEMBERITAHUKAN)

Bahasa Indonesia 1. Untuk SMK/MAK. Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X

Kegiatan Sehari-hari

Nama : MAOIDATUL DWI K NIM : BAB 4 FONOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam

Bab 5. Ringkasan. baik tata bahasa, bunyi, dan hal lainnya. Khususnya dari segi bunyi bahasa, pasti

Konsep Dasar Artikulasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Mereka

Budi Waluyo Rudi Adi Nugroho BAHASA INDONESIA. Tingkat Semenjana. untuk SMK Kelas X. Pusat Perbukuan. Departemen Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Debby Yuwanita Anggraeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ana Roviana Purnamasari, 2015 Kajian Linguistik klinis pada penderita Bells s Palsy

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

Memahami Lafal Baku/Tidak Baku

Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : Tataran Linguistik (1) : fonologi

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD) (Kep. Mendikbud No. 054a/U/1987 tgl. 9 September 1987

Pengantar. Aspek Fisiologis Bahasa. Aspek Fisik Bahasa 13/10/2014. Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober Aspek Fisiologis Bahasa

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG

BAB IV TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI

Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp / Telp. (0274) atau

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS II - SEMESTER 2

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / 2012 HBML1203 FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU

KONSEP DAN KOMPONEN. Oleh: Pujaningsih

BAB 4 4. TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI

BAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS III - SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER

Bab 1. Pendahuluan. berbeda-beda. Lain bahasa, lain pula bunyinya, dan tidaklah mudah mempelajari suatu

BAB II LANDASAN TEORI. dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan

melakukan hubungan komunikasi dengan orang lain. 11

kerja bakti pelajaran 14

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2

Fonologi ialah bidang yang mengkaji bunyi-bunyi yang diucapkan melalui mulut manusia. Bunyi-bunyi itu pula ialah bunyi-bunyi yang bermakna.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

Tema KETENAGAKERJAAN. Tujuan Pembelajaran: Ketenagakerjaan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

TATARAN LINGUISTIK FONOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. Semester 2

BAB I PENDAHULUAN. seorang siswa dituntut bisa belajar pelajaran yang lain. Memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan interaksi sosial dan hubungan timbalbalik di sekolah khususnya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2

BAB V PENUTUP. Penelitian yang dilakukan dengan membanding-bandingkan unsur. segmental BDN dan BI, serta BBK dan BInd sebagai bahasa pendukung, telah

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. celah di antara kedua sisi kanan dan kiri dari bibir. Kadang kala malah lebih luas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Surat kabar sebagai media informasi dan publikasi. Surat kabar sebagai media

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan

91. Mata Pelajaran Bahasa Arab untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang

95. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

Assalamu alaikum Wr. Kelompok 6 : 1. Novi Yanti Senjaya 2. Noviana Budianty 3. Nurani amalia

96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit


LAPORAN BACA. OLEH: Asep Saepulloh ( ) Hikmat Hamzah Syahwali ( ) Suherlan ( )

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan bahasa lisan antara

RINGKASAN PENELITIAN

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

98. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. 1 Semester 1

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

MAKALAH JURNAL PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT DENGAN TEKNIK MENYUSUN KATA ACAK SISWA KELAS III SDN TAMBUN 06 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

93. Mata Pelajaran Bahasa Jerman untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKNIS DENGAN MENGGUNAKAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS II SD

LEMBAR KERJA PENILAIAN CAKUPAN MATERI BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X PROGRAM PILIHAN

Proses Pembentukan dan Karakteristik Sinyal Ucapan

92. Mata Pelajaran Bahasa Arab untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

RPP Tematik Kelas 1 SDN 1 Pagerpelah Halaman: 1

FONOLOGI Aspek Fisiologis Bahasa FONETIK Definisi Fonetik Jenis Fonetik Harimurti Kridalaksana Sheddy N. Tjandra

fonem, kata dan rangkaian kata, misalnya bunyi [0 dilafalkan [0], bunyi [oe]

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO

SUBTITUSI KONSONAN PADA PENDERITA DISARTRIA. Retno Handayani Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdiknas

Maksimum. 1. Kebenaran jawaban Bahasa (ejaan dan tambahan) Ketepatan waktu 20. Pagerpelah, 13 Juli Mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomuniksai yang tak pernah lepas dalam

KEDUDUKAN ALAT- ALAT ARTIKULASI DAN FUNGSINYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

PROGRAM SEMESTER I (PROSEM) TAHUN PELAJARAN TEMA 1

100. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Permainan bunyi..., Rizky Febriawan Ariyanto, FIB UI, 2009

Transkripsi:

Bahasa Indonesia (Pertemuan 2) TKJ Trunojoyo Semester 3

Menyimak untuk Memahami Lafal, Tekanan, Intonasi dan Jeda pada Bahasa Tutur

Definisi Menyimak menggunakan indra pendengaran, namun bukan berarti saat mendengar seseorang sudah dikatakan sedang menyimak. Proses menyimak tidak sekadar mendengar, tetapi lebih dari itu, yaitu mendengar dengan memusatkan perhatian kepada objek yang disimak merupakan kegiatan mendengarkan yang disengaja dalam rangka mencapai maksud-maksud tertentu.

Pernahkah Anda mengalami kesulitan menangkap isi percakapan ketika sedang bercakap-cakap dengan seorang teman?? Apa saja sebabnya?

Penyebab yang mungkin ketidaktepatan lafal, tekanan, intonasi, dan jeda dalam mengucapkan kata atau kalimat Mengapa dapat terjadi? lafal,tekanan, intonasi, dan jeda memegang peranan penting dalam bahasa tutur atau bahasa lisan. Ketidaktepatan dalam penggunaannya akan mengakibatkan isi tuturan tidak dapat dimengerti oleh pendengarnya dengan jelas

Lafal Unsur bahasa yang terkecil berupa lambang bunyi ujaran disebut fonem. Lafal adalah - cara mengucapkan bunyi bahasa. Misalnya, kata kita berbeda bunyinya dengan kata pita. - cara seseorang atau sekelompok penutur bahasa dalam mengucapkan lambang lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucapnya. Perbedaan pengucapan bunyi bahasa ini sangat dipengaruhi oleh perbedaan konsonan dan vokal.

Fonem Fonem vokal di dalam bahasa Indonesia secara umum dilafalkan menjadi delapan bunyi ujaran walaupun penulisannya hanya lima ( a, i, u,e, o ). Misalnya, fonem / a / dilafalkan [ a ] fonem / i / dilafalkan [ i ] fonem / u / dilafalkan [u ] fonem / e / dilafalkan tiga bunyi yaitu: [ e ], [ ə ] atau e lemah, dan [ε] atau e lebar. Contoh pemakaian katanya; lafal [ e ] pada kata < sate > lafal [ə ] pada kata < pəsan > lafal [ε ] pada kata < n ε n ε k > fonem / o / terdiri atas lafal [ o ] biasa dan lafal [ ] atau o bundar. Contoh pemakaian katanya: Lafal [ o ] pada kata [ orang ] lafal [ ] pada kata [ p h n ], saat mengucapkannya bibir lebih maju dan bundar. Variasi lafal fonerm / e / dan / o / ini memang tak begitu dirasakan

Tidak ada pedoman khusus yang mengatur ucapan atau lafal ini seperti bagaimana diaturnya sistem tata tulis atau ejaan dalam Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Perbedaan Lafal Lafal sering dipengaruhi oleh bahasa daerah Contoh: kata <apa> diucapkan oleh orang Betawi menjadi <ape>, <p h n> diucapkan <pu un>. Pada bahasa Tapanuli (Batak), pengucapan e umumnya menjadi ε, seperti kata <benar> menjadi <bεnar>, atau pada bahasa daerah Bali dan Aceh pengucapan huruf t dan d terasa kental sekali, misalnya ucapan kata teman seperti terdengar deman, di Jawa khusunya daerah Jawa Tengah pengucapan huruf b sering diiringi dengan bunyi /m / misalnya, <Bali> menjadi [mbali], <besok> menjadi {mbesok] dan sebagainya.

Selain itu pelafalan kata juga dipengaruhi oleh bahasa seharihari yang tidak baku. Perhatikan contoh di bawah ini. telur -------- telor kursi -------- korsi lubang -------- lobang kantung -------- kant ng senin -------- sənεn rabu -------- reb kamis -------- kemis kerbau -------- kebo, dan lain sebagainya.

ada pelafalan beberapa huruf yang perlu mendapatkan perhatian khusus karena sering dipengaruhi oleh lafal bahasa asing atau bahasa Inggris Contoh: -- huruf c dilafalkan ce bukan se, -- huruf g dilafalkan ge bukan ji -- huruf q dilafalkan ki bukan kyu -- huruf v dilafalkan fe bukan fi -- huruf x dilafalkan eks bukan ek -- huruf y dilafalkan ye bukan ey Jadi : Pengucapan MTQ adalah [em te ki] bukan [em te kyu] Pengucapan TV adalah [te fe] bukan [ti fi] Pengucapan exit adalah [eksit] bukan [ekit]

Tekanan Tekanan adalah bentuk tinggi rendahnya, panjang pendeknya, atau keras lembutnya suara atau pengucapan. Biasanya kata yang mengalami tekanan tertentu adalah kata yang dipentingkan. Contoh: Saya akan pulang besok pagi bersama adik. Kalimat di atas dapat diberi penekanan berbeda seperti berikut. a. Saya akan pulang besok pagi bersama adik. b. Saya akan pulang besok pagi bersama adik. c. Saya akan pulang besok pagi bersama adik. d. Saya akan pulang besok pagi bersama adik. Contoh di atas menunjukkan bahwa kalimat (a) menekankan pada kata saya, kalimat (b) menekankan pada kata akan pulang, kalimat (c) menekankan pada kata besok pagi, dan kalimat (d) menekankan pada kata bersama adik.

Contoh penggunaan pola tekanan: 1. Adi membeli novel di toko buku. (yang membeli novel Adi, bukan orang lain) 2. Adi membeli novel di toko buku. (Adi membeli novel, bukan membaca) 3. Adi membeli novel di toko buku.

Intonasi Intonasi adalah lagu kalimat yang mencakup nada dan tekanan. Dalam hal ini intonasi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya nada dan keras lembutnya tekanan pada kalimat. Dalam keadaan marah seseorang sering menyatakan sesuatu dengan intonasi menaik dan meninggi, sedangkan suasana sedih cenderung berintonasi menurun. Intonasi juga dapat menandakan ciri-ciri sebuah kalimat. Kalimat yang diucapkan dengan intonasi akhir menurun biasanya bersifat pernyataan, sedangkan yang diakhiri dengan intonasi menaik umumnya berupa kalimat tanya.

Contoh Coba lafalkan Bagaimana hasilnya? (intonasi naik) Kita tidak mendapatkan hasil apa-apa. (intonasi datar)

Jeda Dalam bahasa lisan, jeda ditandai dengan kesenyapan. Pada bahasa tulis jeda ditandai dengan spasi atau dilambangkan dengan garis miring [/], tanda koma [,], tanda titik koma [;], tanda titik dua [:], tanda hubung [-], atau tanda pisah [--]. Jeda juga dapat memengaruhi pengertian atau makna kalimat. Perhatikan contoh di bawah ini. Menurut pemeriksaan dokter Joko Susanto memang sakit

Apa yang dimaksud dengan artikulasi? Lalu, mengapa artikulasi sangat penting dalam pelafalan kata?

Artikulasi Artikulasi berarti produksi bunyi bahasa yang terjadi karena gerakan alat ucap. Artikulasi merupakan bagian dari alat ucap yang dapat digerakkan atau digeserkan untuk menimbulkan suara bunyi. Adapun titik artikulasi adalah bagian alat ucap yang menjadi tujuan sentuh dari artikulator.

Bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat ucap berdasarkan artikulator dan titik artikulasinya adalah sebagai berikut. 1. Konsonan bilabial, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan mempertemukan kedua bentuk bibir. Misalnya, konsonan p, b, m, w. 2. Konsonan labiodental, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan mempertemukan gigi atas dan bibir bawah. Misalnya, konsonan f dan v. 3. Konsonan apikodental, yaitu bunyi yang terjadi dengan ujung lidah dan daerah antargigi. Misalnya, konsonan t dan n. 4. Konsonan apiko alveolar, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh ujung lidah sebagai artikulator dan lengkung kaki gigi sebagai titik artikulasinya. Misalnya saja konsonan t, d, n. 5. Konsonan pealafal, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh bagian tengah lidah dan langit-langit keras. Misalnya, konsonan c dan j.

Membaca Cepat Suatu Teks Membaca cepat dapat dilakukan dengan dua teknik : 1. skimming. Membaca dengan teknik skimming atau pelayapan adalah upaya mengambil intisari suatu bacaan berupa ide pokok. Ide pokok atau detail penting tersebut dapat berada di awal, tengah, atau akhir 2. teknik scanning atau pemindaian teknik membaca cepat untuk memperoleh informasi tanpa membaca yang lain atau langsung ke masalah yang dicari berupa fakta khusus atau informasi tertentu, ex: membaca kamus, ensiklopedi, indeks

Langkah-langkah Skimming a. Siapkan wacana atau buku yang hendak dibaca. b. Siapkan dua kertas kosong, satu untuk mencatat ide pokok, satu lagi untuk mencatat apabila ada hal-hal yang mengganggu konsentrasi, seperti ada janji atau kegiatan yang lain. c. Mulailah membaca dalam hati. d. Urutkan catatan pada kertas pertama dan sisihkan catatan pada kertas kedua. e. Mulailah untuk menyimpulkan. f. Lakukan berulang-ulang sampai mendapatkan hasil maksimal.

Langkah-langkah Scanning a. Siapkan wacana atau buku yang hendak dibaca. b. Siapkan kebutuhan/pokok informasi yang diinginkan dari buku atau wacana yang dibaca. c. Carilah informasi yang dibutuhkan saja. d. Catat informasi yang dibutuhkan dalam selembar kertas kosong. e. Teliti kembali catatan yang telah dibuat. f. Tampilkan kembali informasi yang telah ditulis dengan bahasa sendiri. g. Lakukan terus menerus untuk mendapatkan hasil optimal.

Tujuan Membaca Cepat

Menulis Dengan Memanfaatkan Kategori/Kelas Kata