PEMBELAJARAN MENULIS PANTUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI (STUDI EKSPERIMEN DI KELAS VII SMP NEGERI SATU ATAP PEBAYURAN)

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL PEMBELAJARAN KATA ULANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS VIII MTS DARUL ASIQIN BANYURESMI GARUT MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA AKROSTIX

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL)

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI PADA SISWA KELAS IX

MODEL PEMBELAJARAN CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU DI KELAS VIII SMPN 2 KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat aspek keterampilan

DANI KURNIA NIM

MODEL PEMBELAJARAN BERPIDATO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MEMORITER PADA SISWA DI KELAS VIII SMPN 5 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

MODEL PEMBELAJARAN MENDEKLAMASIKAN PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

MODEL PEMBELAJARAN PROSA DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS IXA SMP PASUNDAN 2 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia memiliki sentral dalam perkembangan intelektual,

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

Nama : Aris Jatnika Sujana NIM :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemungkinan hubungan sebab-akibat (cause and effect relationship) dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi terhadap

PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING. Oleh : Cece Gosul NIM

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INQUIRI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CILAWU KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN

Oleh : Wawan Setiawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

MAKALAH. Oleh DINI NURHAYATI NPM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eni Haerini, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF DENGAN MENGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I KERTASARI

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2013:2) mengatakan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun lingkungannya. Menurut Undang undang No. 20 Tahun 2003

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IXA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN METODE INQUIRI DI SMP NEGERI 4 TOLITOLI.

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA DALAM HATI SECARA INTENSIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DISCOVERY INQUIRY DI KELAS X SMK AL HIKMAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PESAN SINGKAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS VII

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL INKUIRI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan penulis,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

M A S I D A H NPM PROGRAM STUDI PBS INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

Menggunakan Teknik Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V di SDN 1 Sindanglaya.

MODEL PEMBELAJARAN KOSA KATA DASAR DENGAN TEKNIK BERMAIN KATA KELAS VII SMP NEGERI SUKAWENING KABUPATEN GARUT MAKALAH. Oleh: Imas Nurjanah 10.

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

OLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. (Yogyakarta: Kepel Press, 2013), hlm Haryono, Pembelajaran IPA Yang Menarik dan Mengasyikkan,

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS V SDN CILALAWI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. disebut proses komunikasi. Proses komunikasi berguna untuk menciptakan

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN Pendidikan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

MAKALAH. Oleh NURDIANTI

Oleh Devi Maria Tri Putri Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB III METODE PENELITIAN

Rika Kustina 1 dan Marhamah 2. Abstrak. Kata Kunci: Struktur Teks Cerpen, Number Heads Together, Pembelajaran Kooperatif

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi awal pada salah satu SMP swasta di Bandung,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

PEMBELAJARAN MENDENGARKAN ISI BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMPN 2 MALANGBONG GARUT MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

TEKNIK BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF CARD SORT DAN INDEX CARD MATCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR GETARAN DAN GELOMBANG 1. Haryanto 2.

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Imam Akhmad, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, setiap pendidik dituntut harus memiliki berbagai macam cara

MODEL PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DEKLAMASI DI KELAS X MA. MUHAMMADIYAH KARANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian eksperimen (Experimental Research) merupakan kegiatan

ARTIKEL PENGARUH MEDIA FILM DOKUMENTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KISARAN TAHUN AJARAN 2012/ 2013

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa berarti terampil menyimak (mendengarkan), terampil berbicara,

Ewisahrani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PEMBELAJARAN MENULIS PANTUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI (STUDI EKSPERIMEN DI KELAS VII SMP NEGERI SATU ATAP PEBAYURAN) Dharma Agung NIM : 08210620 Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Sekolah Tinggi dan Ilmu Pendidikan (STKIP) SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK Proses belajar mengajar pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga tahapan, yaitu persiapan mengajar (menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006, berupa silabus dan model pembelajaran), pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di depan kelas, dan penilaian (salah satu berupa pretes dan postes). Dalam penelitian ini persiapan mengajar termasuk dalam instrumen penelitian, sedangkan masalah yang diteliti dibatasi pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan penilaian proses belajar mengajar. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh deskriptif data proses belajar mengajar menulis pantun dengan metode inkuiri dan tujuan khusus penelitian ini adalah : Memperoleh deskriptif data pelaksanaan kegiatan belajar mengajar menulis pantun dengan metode inkuiri berdasarkan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 di kelas VII SMPN Satu atap Memperoleh deskriptif data penilaian (pretes dan postes) keberhasilan proses belajar mengajar menulis pantun dengan metode inkuiri berdasarkan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 di kelas VII SMPN Satu atap Hasil pembelajaran kompetensi dasar menulis pantun dengan menggunakan metode inkuiri berdasarkan silabus menurut kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 di kelas VII SMPN Satu atap Pebayurancukup baik, yaitu memperoleh rata-rata keseluruhan postes 6,67. Perbedaan antara nilai postes dan pretescukup berarti (signifikan), karena diperoleh nilai t hitung 13,19 lebih besar dan harga t tabel = 2,68; Kata Kunci : menulis pantun, metode inkuiri PENDAHULUAN Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang perlu dilatih supaya menghasilkan tulisan yang baik, Kegiatan menulis di sekolah merupakan kegiatan yang penting dan produktif. Siswa harus menuliskan hal-hal yang disampaikan guru. Keterampilan menulis dalam pembelajaran bahasa dan sastra merupakan salah satu tujuan yang perlu dicapai oleh guru dan siswa karena tercantum kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006. Tujuantujuan tersebut diantaranya : 1. Siswa mampu menggunakan perasaan secara lisan dan tertulis dengan baik dan benar; 2. Siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat dan pengalaman secara lisan dan tulisan; 3. Siswa mampu memanfaatkan unsur-unsur karya tulis secara lisan dan tertulis. Bertalian dengan pengajaran sastra, kegiatan menulis merupakan bagian yang perlu dicapai dari pembelajaran sastra. Sedangkan tujuan pembelajaran sastra adalah memberikan pengalaman dan meningkatkan daya apresiasi siswa terhadap karya sastra. Bahan kesusastraan yang perlu disampaikan diantaranya adalah sastra lama seperti pantun, syair, serta sastra modern. Dilihat dri keberlangsungan hidupnya, keberadaan pantun sekarang ini hampir terlupakan, tidak seperti dulu lagi meskipun pantun merupakan kesusastraan lama asli Indonesia. Dulu di samping menjadi alat hiburan, pantun juga menjadi alat komunikasi. Sekarang pantuan telah berkurang fungsinya. Pantun sudah tidak komunikatif kalau dipakai sebagai alat komunikasi. Sekarang dunia pantun hanya ada dalam dunia hiburan saja. Salah satu cara untuk menghidupkan pantun yaitu melalui pembelajaran di sekolah. Pembelajaran tentang pantun sekarang memang sudah berlangsung tetapi hasilnya belum memuaskan. Tujuan yang harus dicapai dari pembelajaran pantun adalah siswa memahami teori tentang pantun, tahap ini disebut tahap apresiasi, serta siswa bisa menulis pantun, tahap ini disebut tahap ekspresi. Tujuan-tujuan yang sudah dijelaskan ini tidak terlepas dari tujuan pembelajaran sastra umumnya. Berhasil tidaknya tujuan pengajaran sastra, khususnya pantun, dipengaruhi oleh beberapa hal

yaitu guru, sarana, dan siswanya sendiri, serta metode yang digunakan. Kalau dilihat dalam kenyataannya di lapangna, ternyata banyak jabatan guru bahasa Indonesia yang dipegang oleh guru yang bukan dari jurusan bahasa Indonesia. Begitu pula dengan buku pengajaran sastra dari mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi masih kurang serta waktu yang disediakan terlalu sempit. Untuk mencapai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka keberadaan model-model pembelajaran sangat diperlukan guru. Kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 memberikan keleluasaan kepada guru ntuk memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi pokok. Bahkan kurikulum 2006 memberikan kesempatan kepada guru untuk kreatif menciptakan model pembelajaran sendiri. Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul Model Pembelajaran Menulis Pantun dengan Motode Inkuiri (Studi Eksperimen Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 di Kelas VII SMP Negeri Satu Atap Pebayuran). Berdasarkan batasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar menulis pantun dengan metode inkuiri berdasarkan kurikulm Tingkat Satuan Pendidikan 2006 di kelas VII SMPN Satu Atap 2. Bagaimanakah hasil proses belajar mengajar menulis pantun dengan metode inkuiri berdasarkan kurikulum Tingkat Satuan Tujuan penelitian ini dapat dibedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh deskriptif data proses belajar mengajar menulis pantun dengan metode inkuiri dan tujuan khusus penelitian ini adalah : 1. Memperoleh deskriptif data pelaksanaan kegiatan belajar mengajar menulis pantun dengan metode inkuiri berdasarkan kurikulm Tingkat Satuan 2. Memperoleh deskriptif data penilaian (pretes dan postes) keberhasilan proses belajar mengajar menulis pantun dengan metode inkuiri berdasarkan kurikulum Tingkat Satuan Penelitian yang penulis lakukan ini minimal manfaatnya akan dirasakan oleh penulis, guru dan siswa. 1. Manfaat bagi guru Setelah penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan proses belajar mengajar khususnya menulis pantun dengan metode inkuiri. Selain itu laporan penelitian ini dpat dijadikan bahan pertimbangan untuk diterapkan di sekolah 2. Manfaat bagi siswa Manfaat langsung yang dirasakan siswa yitu berupa pengalaman mengikuti proses belajar mengajar menulis pantun dengan metode inkuiri. 3. Manfaat bagi penulis Setelah melakukan penelitian ini penulis merasakan manfaat secara teoritis yakni bertambahnya wawasan penulis khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran menulis pantun dengan metode inkuiri. Secara praktis penulis memperoleh pengalaman melakukan penelitian yang bersifat eksperimen khususnya pembelajaran menulis pantun dengan metode inkuiri. KAJIAN TEORI DAN METODE Pantun merupakan karya sastra asli bangsa Indonesia yang terakit oleh bentuk, adanya sampiran dan isi. Dari beberapa karya sastra lama, maka pantunlah yang banyak digemari, karena bantuknya singkat, mudah dibuat, dan mudah dihapal. Pantun berfungsi untuk menyatakan segala perasaan atau curahan hati seperti perasaan senang, sedih, benci, jenaka, ataupun untuk menyatakan nasehat agama, dan sebagainya. 1. Pantun Biasa Pantun biasa adalah pantun yang terdiri atas empat baris dalam tiap bait. Yang termasuk pantun biasa yaitu pantun nasihat, pantun orang muda, pantun jenaka, dan pantun teka-teki. 2. Pantun Kilat (Carmina) Pantun kilat atau carmina adalah pantun yang hanya terdiri dari dua baris, yaitu baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi. 3. Talibun Talibun yaitu pantun yang barisnya lebih dari empat, tetapi selalu genap misalnya enam, delapan, sepuluh dan seterusnya. 4. Pantun Berkait atau Pantun Berantai Pantun ini lebih dari sebait, isinya berupa rangkaian pernyataan yang kadang-kadang dalam bentuk bersahut-sahutan. Aturan pantun berkait yaitu tiap kalimat pada baris kedua dan keempat pada bait pertama diulang kembali menjadi baris kesatu dan ketiga pada bait berikutnya. Metode inquiri adalah salah satu jenis metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di setiap jenjang pendidikan. Inti dari metode inquiri adalah membimbing siswa ke arah belajar yang mandiri. Namun agar proses pembelajaran sesuai

dengan yang diharapkan, dalam penggunaan metode inquiri diperlukan syarat-syarat sebagai berikut: 1. Guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan ke kelas (persoalan bersumber dari bahan pelajaran yang menantang siswa atau yang problematik) dan sesuai dengan daya nalar siswa; 2. Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan; 3. Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup 4. Adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, dan berdiskusi; 5. Partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar; dan Setiap metode pengajaran pasti memiliki kelebihan tersendiri. Kelebihan inilah yang harus benar-benar dimanfaatkan oleh guru. Adapun kelebihan metode pengajaran inquiri adalah sebagai berikut: 1. Strategi (model atau siasat) pembelajaran menjadi berubah dari yang bersifat penyajian informasi oieh guru kepada siswa sebagai penerima informasi yang baik menjadi pembelajaran yang menekankan pada proses pengolahan informasi oieh siswa. Siswa aktif mencari dan mengolah sendiri informasi yang datang dengan kadar proses mental yang lebih tinggi; 2. Pembelajaran berubah dati teacher centered menjadi student centered. Guru tidak mendominasi kegiatan belajar siswa tetapi lebih banyak bersifat membimbing dan memberikan. kebebasan belajar kepada siswa. Meskipun metode inquiri termasuk klasifikasi metode mengajar yang modern, namun metode ini tetap memiliki kelemahan yang perlu diperhatikan. Kelemahan tersebut adalah: 1. Metode ini memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima informasi dari guru secara apa adanya ke arah membiasakan belajar mandiri dan berkelompok dengan mencari dan mengolah informasi sendiri; 2. Guru dituntut untuk mengubah kebiasaan mengajar dari yang biasanya sebagai pemberi atau penyaji informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing dalam belajar; 3. Metode ini banyak memberikan kebebasan kepada siswa dalam belajar, tetapi kebebasan itu tidak berarti menjamin bahwa siswa belajar dengan baik dalam arti mengerjakannya dengan tekun, penuh aktivitas, dan terarah; 4. Metode ini dalam pelaksanaannya memerlukan penyediaan berbagai sumber belajar dan fasilitas yang memadai yang tidak selalu mudah untuk disediakan (seperti dalam bidang studi IPA); - 5. Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingan guru yang lebih baik seperti pada waktu siswa melakukan penyelidikan dan sebagainya. Dalam kondisi jumlah siswa yang banyak dan guru terbatas, agaknya metode ini sulit terlaksana dengan baik; dan 6. Pemecahan masalah mungkin saja dapat bersifat mekanistis, formalitas, dan membosankan. Apabila hal ini-terjadi, maka pemecahan masalah dalam situasi seperti ini tidak menjamin penemuan yang penuh arti (Sudirman, 1999:17I). PEMBAHASAN Setelah melakukan penelitian, penulis mendapatkan hasil data yang penulis peroleh dari kelas eksperimen baik data pretes maupun postes masing-masing sebanyak 42 data. Data yang diolah kemudian diuji taraf signifikasinya untuk mengetahui keberhasilan dari penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis. Tabel 1 Perbedaan Nilai Pretes dan Postes No Nama Nilai Pretes Postes Perbedaan 1 Abdul Malik 2 5 4 Saputra 2 Abdul 2 7 5 Rohman 3 Adetian 3 8 5 4 Ajat Sudrajat 2 5 3 5 Ahmad 0 8 8 Rojali 6 Ahmad 1 9 8 Sudrajat 7 Anisah 2 6 4 8 Ardani 2 4 1 9 Cicih Unari 2 6 4 10 Darwi 5 7 2 11 Dede 0 3 3 12 Desi Susanti 5 8 3 13 Faisal 2 8 6 14 Fitriyah 0 5 5 15 Hilmah 3 6 3 Tusadiah 16 Ilyas 3 6 3 17 Irfan Fauzi 1 9 8 18 Irfan 2 7 5 Maulana 19 Jamaludin 1 10 9 20 Laela Nabila 0 8 8 21 Latif 1 3 2 Albawalani 22 Mei Munawaroh 0 9 9

23 Muhamad 5 9 4 Hadad Alwi 24 Mulyanah 1 4 3 Anggraini 25 Muslihin 4 4 2 26 Nantih 1 8 7 Wijayanti 27 Nasiah 2 5 3 Alpian 28 Nawawi 2 8 6 29 Novianti 2 7 5 Delimawati 30 Nurfani 4 10 8 Irwan 31 Nurali 0 8 8 32 Nurul 5 8 3 Fatonah 33 Renaldi 3 2 0 34 Ridwan 2 7 4 35 Rosanah 1 4 3 Linda 36 Rosidah 5 7 3 37 Siti Subariah 5 10 5 38 Sutisna 1 5 4 Jumena 39 Syahrul 1 7 6 40 Usmanto 4 8 4 Jakaria 41 Wanda 4 7 3 Ermawan 42 Wulan Sari 2 7 4 Mukti Jumlah 93 282 189 Rata-rata 2,21 6,67 Md = 4,5 Berdasarkan perbedaan nilai postes dan pretes seperti terlihat pada tabel di atas, dapat diketahui N dan d sehingga dapat dicari Md dan db sebagai berikut : N = 42 d = 187 Md = d N = 189 42 = 4,5 db = N 1 = 42 1 = 41 Setelah Md dan db diketahui, selanjutny a ad,alah mencari deviasi masing-masing subyek (xd) dan jumlah kuadrat deviasi (x 2 d), yaitu seperti terlihat dalam tabel berikut : Tabel 2 Nilai Pretes No Nama d Xd (d- Md) x 2 d 1 Abdul Malik 4-0.5 0.25 Saputra 2 Abdul Rohman 5 0.5 0.25 3 Adetian 5 0.5 0.25 4 Ajat Sudrajat 3-1.5 2.25 5 Ahmad Rojali 3-1.5 2.25 6 Ahmad Sudrajat 8 3.5 12.25 7 Anisah 4-0.5 0.25 8 Ardani 1-3.5 12.25 9 Cicih Unari 4-0.5 0.25 10 Darwi 2-2.5 6.25 11 Dede 3-1.5 2.25 12 Desi Susanti 3-1.5 2.25 13 Faisal 6 1.5 2.25 14 Fitriyah 5 0.5 0.25 15 Hilmah 3-1.5 2.25 Tusadiah 16 Ilyas 3-1.5 2.25 17 Irfan Fauzi 8 3.5 12.25 18 Irfan Maulana 3-1.5 2.25 19 Jamaludin 9 4.5 20.25 20 Laela Nabila 8 3.5 12.25 21 Latif 2-2.5 6.25 Albawalani 22 Mei Munawaroh 9 4.5 20.25 23 Muhamad 4 0.5 0.25 Hadad Alwi 24 Mulyanah 3-1.5 2.25 Anggraini 25 Muslihin 2-2.5 6.25 26 Nantih 7 2.5 6.25 Wijayanti 27 Nasiah Alpian 3-1.5 2.25 28 Nawawi 6 1.5 2.25 29 Novianti 5 0.5 0.25 Delimawati 30 Nurfani Irwan 8 3.5 12.25 31 Nurali 8 3.5 12.25 32 Nurul Fatonah 3-1.5 2.25 33 Renaldi 0-4.5 20.25 34 Ridwan 4-0.5 0.25 35 Rosanah Linda 3-1.5 2.25 36 Rosidah 3-1.5 2.25 37 Siti Subariah 5 0.5 0.25 38 Sutisna Jumena 4-0.5 0.25 39 Syahrul 6 1.5 2.25 40 Usmanto Jakaria 4-0.5 0.25 41 Wanda 3-1.5 2.25 Ermawan 42 Wulan Sari 4-0.5 0.25 Mukti Jumlah 189 200.5 Setelah diketahui nilai N, Md, db dan x2d, maka nilai hasil evaluasi pretes dan postes dapat

dianalisis melalui rumus t-tes (tes signifikasi) sebagai berikut: Md = 45 X2d = 200,5 N = 42 db = 41 Rumus dasar Md 4,5 t = x 2 d N N 1 t = 4,5 200,5 1722 t = 13,19 t = = 4,5 0,1164 200,5 42 42 1 t = 4,5 0,3411 Pebayuran, dapat dijawab Berhasil dengan baik atau memuaskan. DAFTAR PUSTAKA Aminudin. 1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Balai Pustaka. 2003. Pantun Melayu.Jakarfa: Balai Pustaka. Dahlan, M.D. 1990. Model-model Mengajar. Bandung: Diponegoro. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas, diperoleh t: 13,19 dan t tabel = 2,68 dengan taraf kepercayaan 95% maka nlai t hitung = 13,19 > t tabel : 2,68. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan antara pretes dan postes dengan tingkat kepercayaan 95%. Artinya penggunaan metode inquari cocok digunakan untuk pemberajaran menulis pantun berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan karena adanya peningkatan yang signifikan setelah dilakukan postes. KESIMPULAN untuk pembahasan yang berupa hasil pembelajaran menulis pantun dengan metode inquiri ini dapat dikemukakan bahwa hasil pembelajaran yang berupa nilai pretes dan postes telah dihitung secara kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan dua macam analisis tersebut penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. secara kualitatif siswa telah memahami materi pembelajaran yang meliputi menulis isi pantun maupun sampiran pantun serta syarat-syarat menulis pantun; 2. hasil analisis rata-rata pretes 2,21 sedangkan rata-rata postes 6,67 menunjukkan bahwa siswa telah memahami materi pembelajaran. Untuk menguatkan analisis kualitatif tersebut, penulis melakukan analisis kuantitatif dengan menggunakan uji t. Hasii uji t menunjukkan bahwa pembelajaran yang penulis lakukan ini berhasil dengan baik. Ternyata hasil analisis kualitatif sejalan dengan hasil analisis kuantitatif. Kedua analisis ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang berarti antara nilai pretes dan postes. Berdasarkan hasil analisis di atas, siswa telah memahami materi yang diberikan. Perubahan siswa sebelum kegiatan belajar mengajar dan sesudahnya tampak terlihat. Oleh karena itu, pertanyaan penelitian yang berbunyi "Bagaimanakah hasil kegiatan belajar mengajar menulis pantun dengan metode inquiri di kelas VII-A SMPN Satu Atap