III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan Penclitian. Penelitian ini bertujuan 1). Untuk mengetahui kondisi kehidupan rumah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Daerah Penelitian Letak dan Geografis

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. secara seimbang baik materiil maupun spiritual. menggunakan perannya untuk mewujudkan cita-cita pembangunan

PELUANG WANITA BERPERAN GANDA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG KEMITRASEJAJARAN PRIA DAN WANITA DI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, artinya kegiatan pertanian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada umumnya yang bertanggungjawab dalam pemenuhan kebutuhan

PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus

PROGRAM PEMBERDAYAAN KELUARGA DI MASYARAKAT

HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PERAN GENDER DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN

2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian di lapangan, masih memiliki keinginan untuk membina rumah-tangga dan

BAB VI PERAN (PEMBAGIAN KERJA) DALAM RUMAHTANGGA PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN BMT SWADAYA PRIBUMI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa antara lain ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pekerjaan yang selama ini jarang bahkan ada yang sama sekali belum pernah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sarana untuk bergaul dan hidup bersama adalah keluarga. Bermula dari keluarga

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Teori Curahan Waktu Kerja Istri Nelayan. sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai pencari nafkah, dilakukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan

PEMECAHAN MASALAH PADA WANITA SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. motor, dan alat tangkap atau sebagai manajer. ikan. Status nelayan tersebut adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. adang nutu. Syair yang terjemahan bebasnya berbunyi ; Balada kue putu, lelaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi masyarakat pantai dimana keterlibatan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup

I. PENDAHULUAN. Desa Muara Uwai, Kecamatan Bangkinang Seberang mempunyai. karakteristik yang sebagian besar warga masyarakatnya bekerja sebagai

LAMPIRAN. Panduan Pertanyaan dalam Wawancara Mendalam. Nama :... Peran di PNPM-MPd :...

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUSUTAMAAN GENDER DI INDONESIA

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Pemberdayaan Istri Nelayan Untuk Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga di Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Propinsi Riau

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat.

BAB 14 INSTRUMEN PENELITIAN STUDI KELUARGA. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006)

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau salah satu jenis kesenian sebagai hasil karya manusia, seringkali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. peran wanita berbeda bagi setiap masyarakat (Hutajulu, 2004).

Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Apalagi jika hanya

BAB I PENDAHULUAN. dampak terjadinya krisis keuangan global tahun 1998 menyebabkan setiap orang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perkebunan teh PTPN VIII Ciater Subang merupakan perkebunan yang

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan

PERAN MANAJER RUMAH TANGGA SEBAGAI STRATEGI DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PESISIR DI KABUPATEN SITUBONDO

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dalam suatu organisasi atau jaringan dan ditentukan oleh faktor-faktor pembatas dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nilai sosial budaya dan norma sosial yang berlaku di masyarakat Indonesia

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. 1.1 Latar Belakang Organisasi Dharma Wanita Persatuan

Panduan Wawancara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. perempuan yang bekerja di luar rumah sepertinya tidak jauh berbeda. Berbagai

KETIMPANGAN GENDER DIBEBERAPA BIDANG PEMBANGUNAN DI BALI Oleh : Ni Luh Arjani

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi

POTRET KELUARGA, DARI MASA KE MASA

BAB 1 PENDAHULUAN. A.Latar belakang masalah. Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang tidak seimbang dengan sempitnya

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan pada dasarnya merupaka n upaya mencapai taraf hidup

PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. peran sosial dimana dapat bekerja sesuai dengan bakat, kemampuan dan. antara tugasnya sebagai istri, ibu rumah tangga.

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

BAB II LANDASAN TEORI

Peningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan Gender

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat serta perusahaan-perusahaan yang semakin besar,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang

BAB II LANDASAN TEORI

Oleh, Nurin Fajrina Pada Tahun 2015 ABSTRAK. program pengelolaan hasil laut yang diberikan PT.Petrokimia kepada ibu-ibu nelayan di

PENDAHULUAN. Latar Belakang

VIII. RINGKASAN DAN SINTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut

KERANGKA BERPIKIR Kerangka Konseptual Kegiatan Bekerja dalam Keluarga ).

BAB I PENDAHULUAN. untuk mampu melakukan tugas rumah tangga. Kepala keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kaum perempuan di sektor publik. Tampak tidak ada sektor publik yang belum

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wanita dalam dunia bisnis saat ini menunjukkan fenomena

KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN (PPRG) DALAM PERUBAHAN IKLIM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Peran wanita di masa sekarang sudah tidak hanya mengerjakan urusan

BAB I PENDAHULUAN. ( kekuatan posisi tawar (Bargaining Power) yang sejajar dengan pengusaha dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahkan sampai merinding serta menggetarkan bahu ketika mendengarkan kata

KONTRIBUSI PENDAPATAN ISTRI TERHADAP KEBUTUHAN KELUARGA DI KECAMATAN POLOKARTO. Endang Sri Sudalmi dan Dewi Ratna Nurhayati

Transkripsi:

III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1. Tujuan Penclitian Penelitian ini bertujuan 1). Untuk mengetahui kondisi kehidupan rumah tangga nelayan 2) Untuk mengidentifikasi kegiatan isteri nelayan di Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar 3). Untuk mengetahui program atau kegiatan apa yang cocok dilaksanakan dengan melihat potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia (isteri nelayan) dalam rangka memberdayakan isteri nelayan untuk meningkatkan pendapatan keluarga nelayan di Kecamatan Siak Hulu 3.2. Manfaat Penelitian Sejalan dengan tujuan tersebut, manfaat penelitian ini dapat memberikan masukan dan pertimbangan bagi isteri nelayan jenis kegiatan apa yang dapat dilakukan untuk dapat membantu suami dalam rangka membantu suami untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga di Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Memberikan informasi kepada pemerintah setempat program apa yang benar-benar cocok diterapkan terhadap isteri nelayan di Kecamatan Siak Hulu sesuai dengan potensi sumber daya manusia khususnya isteri nelayan dan sumber daya alam yang tersedia.

pihak, supaya persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dapat dipecahkan ( Arief Budiman, 1982), Juliati (1980), mengemukakan bahwa keterlibatan kaum istri di daerah pedesaan pada umumnya,bukan untuk menonjolkan peranannya tetapi merupakan suatu keharusan. Sehingga untuk membantu keluarga mereka harus terlibat dalam kegiatan ekonomi untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Umumnya mereka yang memilih jalan ini karena status ekonominya rendah. Masyarakat desa merupakan suatu kumpulan manusia dengan tingkat pendapatan yang sangat rendah, dengan kata lain tingkat kesejahteraan masyarakat desa berada pada taraf kemiskinan. Peranan istri pada masyarakat perikanan didasari dari pengertian istri taninelayan. Istri tani-nelayan menurut Departemen Pertanian adalah istri tani yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dan ikut bertanggung jawabdalam kegiatan usaha tani dan kegiatan lain yang berhubungan dengan usaha peningkatan kesejahteraan keluarganya. Pada prinsipnya wanita nelayan dipedesaan mempunyai posisi atau status dalam perkembangan ekonomi rumah tangga dan mencari nafkah yang langsung dapat menunjang pendapatan keluarga yang berarti membantu mempertajam konsepsi peranan wanita dalam keluarga, rumah tangga dan masyarakat luas (Sayogyo, 1993). Selanjutnya dikatakan bahwa peranan wanita dapat dirinci sebagai berikut 1) wanita tani-nelayan sebagai pendamping suami, memiliki peranan aktif dalam kegiatan perikanan, 2) Wanita-tani nelayan sebagai istri mempunyai tanggung jawab mengurus rumah tangga, 3) wanita tani-nelayan sebagai anggota

masyarakat turut berpartisipasi dalam pembangunan pedesaan sehingga turut menentukan kemajuan lingkungan. Pernyataan diatas memnngkinkan istri nelayan dapat melakukan kegiatankegiatan guna meningkatkan pendapan keluarga, seperti yang dikemukakan Rochmiyati (1992) bahwa istri dapat memainkan berbagai peran dalam menunjang keuangan keluarga, baik langsung maupun tidak langsung. Peran langsung itu berkaitan dengan penciptaan kesempatan bagi anggota keluarga lain untuk bidang kerja mendapakan uang diluar rumah. Dengan demikian bila semakin besar kesempatan wanita melakukan pekerjaan mencari nafkah diluar rumah akan memperbesar peranan sumbangan pendapatan kepada keluarga. Besarnya kesempatan yang digunakan untuk bekerja diluar rumah dengan memanfaatkan alokasi waktu sesuai dengan penggunaan yang efektif dan efesien, masih merupakan masalah. Sikap dan kesadaran dalam mamanfaatkan waktu, baik secara kuantitas maupun secara kualitas didorong oleh berbagai faktor antara lain ; pendidikan, pengetahuan, lingkungan sosial, kemiskinan dan lain sebagainya (Budiman, 1985). Kemampuan wanita perlu sekali dikembangkan dalam rangka meningkatkan peranan dan tanggung jawabnya dalam membangun melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan terutama untuk lebih dapat memanfaatkan kesempatan kerja diberbagai bidang. Sejalan dengan itu perlu dikembangkan iklim sosial budaya yang lebih memungkinkan wanita untuk makin berperan dalam pembangunan (GBHN, 1990).

Menurut Amal Hidayati S.( 1995), pendekatan pemberdayaan perempuan (women empowerment) atau pendekatan penguatan diri perempuan merupakan salah satu pendekatan dalam studi gender sebagai usaha pengintegrasian wanita dalam proses pembangunan. Pendekatan pemberdayaan perempuan dikembangkan berdasarkan asumsi baahwa untuk memperbaiki kehidupan perempuan, campur tangan pihak luar tanpa disertai upaya untuk menguatkan atau memberdayakan atau memampukan kaum perempuan terutama perempuan yang berasal dari kelas bawah untuk melakukan negoisiasi, mengutarakan permasalahannya, keinginan, kebutuhannya, kepentingan aspirasi dan mengubah sendiri kehidupannya tidak akan berhasil. Untuk itu perlu diberikan kepada perempuan untuk mengutarakan keinginannya dalam rangka pemberdayaan perempuan. Menurut Sumodiningrat (2001) bahwa upaya memberdayakan masyarakat harus dilakukan melalui 3 jurusan. Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia dan masyarakat memiliki potensi (daya) yang dapat dikembangkan. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu dengan mendorong, memberikan motivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya utuk mengembangkannya. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif dan nyata, penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses kepada berbagai peluan yang akan membuat masyarakat menjadi makin dalam berdaya memanfatkan peluang. Ketiga,

memberdayakan pula arti melingdungi. Dalam pemberdayaan harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah. Wanita sebagai pekerja mempunyai potensi dan hal ini sudah dibuktikan dalam dunia kerja yang tidak kalah dengan pria. Sebagai pekerja masalah yang dihadapi oleh wanita lebih berat dibanding pria, namun kehadiran kaum wanita dalam dunia kerja besar manfaatnya dan perlu ditingkatkan. Sebagai partner kaum pria tidak hanya dirumah tetapi juga dalam bekerja dengan menyalurkan potensi dan bakat-bakat mereka. Wanita dalam meniti karer mempunyai beban dan hambatan lebih besar dibandingkan dengan pria. Perbedaan yang terjadi antara pria dan wanita dapat dilihat dengan adanya "Panca Dharma Wanita". Indonesia yang menurut wanita dapat melakukan lima tugas yaitu : 1). Sebagai istri atau pendamping suami, 2). Sebagai pengelola rumah tangga, 3). Sebagai penerus keturunan, 4). Sebagai ibu dari anak-anak dan 5). Sebagai warga negara (Anoraga,1992). Jadi nyatalah bahwa keinginan untuk mempertahankan hidup merupakan salah satu sebab yang terkuat yang dapat menjelaskan mengapa seseorang bekerja. Melalui kerja kita memperoleh uang dan uang tersebut dapat dipakai untuk memuaskan semua tipe kebutuhan. Menurut Anoraga (1992), kebutuhankebutuhan dapat dibagi menjadi: a. Kebutuhan Fisiologis Dasar Kebutuhan ini menyangkut kebutuhan fisik atau kebutuhan biologis seperti : makan, minum,tempat tinggal dan kebutuhan lain yang sejenis. b. Kebutuhan - kebutuhan Sosial

10 Manusia dikatakan sebagai mahluk sosial, ia akan memerlukan persahabatan dan tidak akan berbahagia kalau ia ditinggalkan sendirian untuk jangka waktu yang lama. Pekerjaan merapakan suatu kegiatan yang mampu memberikan bagian terbesar didalam memuaskan kebutuhan sosial mereka. Peran wanita sebagai penunjang ekonomi menjadi bertambah penting dengan bertambah miskinnya keluarga. Diperkirakan semakin miskinnya keluarga tersebut semakin tinggi persentase sumbangan wanita terhadap pendapatan anggaran rumah tangga. Wanita dari golongan miskin lebih mandiri secara ekonomis, sehingga mereka masih dapat terus melanjutkan hidupnya tanpa tergantung pada orang lain (Hagul, 1992). Dilihat dari segi waktu dan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh kaum wanita, wanita lebih banyak melakukan pekerjaan daripada kaum laki-laki. Pagipagi sekali wanita sudah mulai bekerja, menyiapkan makanan dan minuman, mengurus anak, menyapu rumah, mencuci pakaian kemudian melanjutkan pekerjaan guna membantu suami, bahkan kadang-kadang mencari kayu bakar untuk keperluan memasak. (Mutawali, 1987). Keinginan dan dorongan untuk mewujudkan peranan wanita sudah selayaknya berasal dari kaum wanita itu sendiri. Wanita tidak lagi merasa puas dengan cara hidup yang terbatas yang diisi dengan kewajiban-kewajiban untuk keluarga dan rumah tangganya saja, mereka ingin memperoleh kebebasan bekerja dilingkungan yang lebih luas (Sukanti, 1984). Faktor-faktor yang menjadi hambatan bagi kemajuan wanita pada umumnya karena kurangnya pendidikan dan kurangnya menghargai tenaga kerja

11 wanita. Dengan demikian hendaknya kaum wanita disamping mempunyai pendidikan formal, juga perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan nonformal. Dan pendidikan kesejahteraan keluarga perlu diintensifikasi secara menyeluruh agar wanita dapat lebih memainkan peranannya dalam kehidupan bersama dalam masyarakat (Notopuro, 1979).