Ketentuan umum pelayanan purna jual

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PENGATURAN LAYANAN PURNA JUAL DI INDONESIA. yaitu tahap pra transaksi, tahap transaksi konsumen, tahap purna transaksi.

EFEKTIFITAS HUKUM DALAM LAYANAN PURNA JUAL DITINJAU DARI ASPEK PERLINDUNGAN KONSUMEN. Oleh : Sarah D.L. Roeroe 1

Sistem manajemen mutu Persyaratan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.556, 2009 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Label. Pencantuman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.556, 2009 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Label. Pencantuman.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsumen berasal dari kata consumer (Inggris-Amerika), atau

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2001 TENTANG ALAT DAN MESIN BUDIDAYA TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2001 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 58 TAHUN 2001 (58/2001) TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

- 2 - Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2001 TENTANG ALAT DAN MESIN BUDIDAYA TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2001 TENTANG ALAT DAN MESIN BUDIDAYA TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

No Upaya untuk menyelenggarakan Standardisasi Industri melalui perencanaan, penerapan, pemberlakuan, pembinaan dan pengawasan Standar Nasional

1 BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di

I. PENDAHULUAN. teknologi tersebut untuk terus menyesuaikan diri dan mengadopsinya. Teknologi

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 7/MPP/Kep/1/2000 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbaikan (X3), jaminan (X4), garansi (X5).

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Impor Barang. Modal. Ketentuan. Tata Cara. Penerbitan.

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 608/MPP/Kep/10/1999 TENTANG

2017, No.9 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebaga

BAB I PENDAHULUAN. adalah motto bisnis bahwa pelayanan harus diberikan sebaik mungkin bagi

LAYANAN PURNA JUAL PRODUK ELEKTRONIK DENGAN GARANSI. Oleh Dian Pertiwi Ketut Sudiarta Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 634/MPP/Kep/9/2002

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perdaga

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.203, 2009 DEPARTEMEN PERDAGANGAN. Petunjuk. Kartu Jaminan. Telematika. Elektronika.

WALIKOTA SORONG PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN BARANG BEREDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SORONG,

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

STANDARDISASI (STD) Oleh: Gunadi, M.Pd NIP (No HP ) data\:standardisasi_gun 1

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK ALAT BERAT

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 205/Kpts/OT.210/3/2003 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/ TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sistem manajemen mutu Persyaratan

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 73/MPP/Kep/3/2000 TENTANG KETENTUAN KEGIATAN USAHA PENJUALAN BERJENJANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

2016, No. -2- Negara Republik Indonesia Nomor 4866); 5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indones

BAB III GAMBARAN UMUM PEMBERIAN GARANSI DALAM PRAKTEK JUAL BELI DI INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 54/M-DAG/PER/10/2009 TENTANG KETENTUAN UMUM DI BIDANG IMPOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

: PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2016, No Peraturan Menteri Perindustrian tentang Kriteria Teknis Impor Barang Modal dalam Keadaan Tidak Baru; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo

BAB II HASIL SURVEY. seperti Stamping, Casting, Engine dan Assembly di area industri Sunter Jakarta.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri.

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG STANDARDISASI KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KHUSUS BIDANG GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya,

2 Mengingat penyelenggaraan kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, hur

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GARANSI TERBATAS. 1 tahun Hubungi toko tempat ANDA membeli Perangkat BlackBerry

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL

Lampiran untuk Layanan Peralatan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GARANSI TERBATAS. (i) memperbaiki bagian Perangkat BlackBerry yang cacat tanpa mengenakan biaya kepada ANDA dengan bagian baru atau yang direkondisi;

BAB I PENDAHULUAN. over houl pada dunia industri saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-DAG/PER/5/2009 TANGGAL : 26 Mei Daftar Lampiran

2012, No.72 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Alat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan yang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 253/Kpts/OT.140/4/2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional melalui pertumbuhan ekonomi dan. perkembangan industri yang pesat, telah mendorong makin meningkatnya

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Komite Akreditasi Nasional

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 551/MPP/Kep/10/1999 TENTANG BENGKEL UMUM KENDARAAN BERMOTOR

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2017

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 406 /KMK.06/2004 TENTANG USAHA JASA PENILAI BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS

Bab I. Pendahuluan. perusahaan. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 40

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN KETENAGALISTRIKAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Sekretaris Jenderal, Ttd. MUCHTAR. LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RI NOMOR : 7/MPP/Kep/1/2000 TANGGAL : 11 Januari 2000

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun Tentang : Standardisasi Nasional

MEMBUKA PELUANG KEAGENAN

JE65 PERLINDUNGAN PENTING. Alat Pengambilan Sari / Ekstraktor Jus 2 Kecepatan

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. unit sosial yang terkoordinasi secara berkesinambungan, gabungan dari dua

j ajo66.wordpress.com 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Promosi. Disusun oleh Tim Pengampu: Sulistiyono Ahmad Nasrulloh

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Franchise Bisnis dan Pengaturan Hukum Lintas Batas

SNI. Tata cara induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pertambangan SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Dimana persaingan muncul tidak hanya diantara perusahaan-perusahaan yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 244, Tambahan Le

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Ketentuan umum pelayanan purna jual ICS 03.080.99 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar Isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Istilah dan definisi...1 3 Persyaratan pelayanan purna jual...4 3.1 Persyaratan umum...4 3.2 Persyaratan teknis... 6 Bibliografi...8 i

Prakata Telah diakui pentingnya jasa bidang perdagangan bagi pertumbuhan dan pembangunan perekonomian dunia, maka disusunlah ketentuan umum jasa pelayanan purna jual dalam rangka meningkatkan efisiensi dan daya saing dalam negeri dengan kriteria yang objektif dan transparan. Ketentuan umum jasa pelayanan purna jual disusun berdasarkan kebutuhan antara produsen, perusahaan perdagangan, bengkel perawatan dan perbaikan serta konsumen dalam melakukan pelayanan purna jual terhadap barang dalam masa garansi maupun setelah masa garansi. Standar ini mencakup ketentuan yang harus dipenuhi oleh produsen/penjual dalam memenuhi kewajibannya setelah produk tersebut dijual. Keberhasilan penerapan standar ini memberikan kesempatan yang berarti untuk : a) Kelancaran perdagangan. b) Persaingan usaha yang sehat. c) Perlindungan konsumen. d) Peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya. e) Peningkatan pangsa pasar. Standar ini telah dibahas dalam rapat teknis dan rapat konsensus yang diselenggarakan pada hari Jumat 1 Desember 2006 yang dihadiri oleh produsen, konsumen, asosiasi, pakar dan instansi pemerintah. Standar ini disusun oleh Panitia Teknis 03-03 Jasa Bidang Perdagangan, Departemen Perdagangan. ii

Ketentuan umum pelayanan purna jual 1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan ketentuan umum jasa pelayanan purna jual terhadap barang yang pemanfaatannya berkelanjutan sekurang kurangnya 1 (satu) tahun dan bukan merupakan barang uji coba atau rekondisi. Standar ini meliputi istilah dan definisi, persyaratan umum dan persyaratan teknis serta bibliografi. 2 Istilah dan definisi 2.1 barang setiap benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dihabiskan, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh konsumen CATATAN 1 Barang yang termasuk dalam standar ini adalah barang yang selama umur teknis dan ekonomisnya memerlukan kegiatan, pemeliharaan, perawatan dan perbaikan sehingga dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan. CATATAN 2 Barang dimaksud dapat berupa barang yang diproduksi secara massal atau diproduksi menurut pesanan, yang dipergunakan oleh konsumen individual atau konsumen komersial. CATATAN 3 Barang dimaksud terdiri dari rangkaian komponen-komponen dan/atau bagian-bagian serta asesoris yang secara keseluruhan membentuk atau menghasilkan fungsi tertentu sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan. 2.2 jasa setiap pelayanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen CATATAN Pekerjaan atau prestasi yang dimaksud dapat berupa pemeriksaan, perawatan, perbaikan dan/atau penggantian yang terkait dengan kepentingan pelayanan purna jual. 2.3 bengkel perawatan dan perbaikan tempat atau unit atau service center perawatan dan perbaikan suatu barang, yang memiliki tenaga teknik yang kompeten, peralatan-peralatan kerja, persediaan bagian, komponen, dan asesoris yang diperlukan untuk penggantian, serta dokumen-dokumen teknik yang diperlukan untuk perawatan dan perbaikan, sesuai dengan jenis barang yang dilayaninya 1 dari 8

2.4 kartu jaminan dokumen yang berupa kartu yang menyatakan tersedianya jaminan pelayanan purna jual yang berlaku selama masa garansi 2.5 konsumen setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan 2.6 pelatihan tenaga teknik kegiatan yang merupakan bagian dari fungsi pelayanan purna jual yang dilakukan oleh prinsipal untuk menyediakan tenaga teknik yang kompeten dalam melaksanakan perawatan, perbaikan serta penggantian CATATAN Pelatihan tenaga teknik ini mencakup penyampaian dokumen pedoman teknik atau pedoman servis 2.7 pelayanan purna jual pelayanan yang diberikan oleh prinsipal kepada konsumen terhadap barang yang dijual dalam hal daya tahan dan kehandalan operasional CATATAN Perjanjian pelayanan purna jual, jika ada, harus ditetapkan dengan mengacu pada standar ini dengan tanggung jawab prinsipal 2.8 pelayanan purna jual pasca garansi jaminan perawatan (service) berkala, perbaikan, penggantian dan ketersediaan komponen dari barang yang bersangkutan, ketersediaan teknologi, tenaga teknis yang kompeten serta bengkel perawatan dan perbaikan yang disediakan dengan biaya dibebankan kepada konsumen 2.9 pelayanan purna jual selama masa garansi jaminan pemeriksaan, perbaikan dan/atau penggantian bila barang atau komponennya tidak berfungsi dengan biaya ditanggung oleh prinsipal, selama barang digunakan/dioperasikan secara benar sesuai dengan prosedur penggunaan yang ditetapkan 2 dari 8

2.10 penggantian tindakan penggantian yang dilakukan oleh bengkel perawatan dan perbaikan terhadap barang yang tidak dapat memenuhi fungsi yang telah ditetapkan CATATAN Tindakan penggantian suatu barang dapat berupa penggantian barang secara utuh, bagian, komponen dan/atau asesoris. 2.11 penyaluran bagian, komponen dan/atau asesoris kegiatan yang merupakan bagian dari fungsi pelayanan purna jual yang dilakukan oleh prinsipal untuk menyediakan bagian, komponen dan/atau asesoris yang diperlukan untuk melakukan perawatan, perbaikan dan penggantian 2.12 perawatan tindakan pemeliharaan barang agar dapat berfungsi dengan baik selama umur teknis. Tindakan ini dapat mencakup tindakan pemeriksaan, penyetelan ulang sistem, pembersihan, atau penggantian bagian, komponen, dan/atau asesoris yang cepat aus (rusak) 2.13 perbaikan tindakan memperbaiki suatu barang yang tidak berfungsi agar dapat kembali berfungsi dengan baik. Tindakan ini mencakup pemeriksaan terhadap kerusakan, penyetelan ulang, pembersihan atau penggantian bagian, komponen dan/atau asesoris yang tidak memenuhi fungsinya 2.14 prinsipal pelayanan purna jual (prinsipal) perorangan atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum di luar negeri atau di dalam negeri yang bertanggung jawab dalam pelayanan purna jual atas penjualan barang yang dimiliki/dikuasai dengan atau tanpa menunjuk pihak lain 2.15 tenaga teknik yang kompeten tenaga teknik yang memiliki keahlian untuk melaksanakan kegiatan instalasi/pemasangan, perawatan dan perbaikan, perancangan, konstruksi/pabrikasi/perakitan, atau kegiatan penilaian kinerja suatu barang. Keahlian tenaga teknik yang kompeten berkaitan dengan tanggungjawabnya terhadap risiko akibat pelaksanaan tugasnya. Kompetensi tenaga teknik ditunjukkan berdasarkan pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman yang tepat 3 dari 8

3 Persyaratan pelayanan purna jual 3.1 Persyaratan umum Barang yang dijual kepada konsumen harus diberi jaminan pelayanan purna jual. Jaminan pelayanan purna jual, dilakukan dengan penyediaan dokumen sebagai informasi kepada konsumen yang mencakup dan tidak terbatas pada identitas dan spesifikasi barang, prosedur, buku petunjuk, leaflet, brosur, skema/diagram/gambar atau media pendukung lainnya yang menggunakan bahasa Indonesia dan mudah dimengerti, meliputi: 3.1.1 Identitas, spesifikasi dan karakteristik barang Setiap barang harus memiliki dokumen tentang identitas, spesifikasi dan karakteristik sebagai berikut: a) Identitas barang terdiri dari nama barang, jenis barang, merek dagang, tipe/model/nomor seri, fungsi dan/atau kegunaan/manfaat barang, nama dan alamat prinsipal. b) Spesifikasi barang dapat meliputi dimensi dan spesifikasi teknis sesuai standar yang dipenuhi berdasarkan Standar Nasional Indonesia, standar internasional, standar lain atau standar produsen. c) Kehandalan dalam memberikan perlindungan keselamatan, keamanan, kelestarian lingkungan hidup, dan/atau moral hazard. d) Kepemilikan dan perlindungan hukum terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI), seperti hak paten atau hak cipta terhadap barang, serta peringatan bila terjadi pelanggaran. 3.1.2 Identitas, spesifikasi dan karakteristik bagian, komponen, dan asesoris Setiap bagian, komponen dan asesoris barang harus memiliki dokumen tentang identitas, spesifikasi dan karakteristik sebagai berikut: a) Identitas bagian, komponen dan asesoris terdiri dari nama, jenis, merek dagang, tipe/model/nomor seri, fungsi dan/atau kegunaan/manfaat. a) Spesifikasi termasuk standar yang digunakan, kompatibilitas dan perlindungan hukum terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI), dari setiap bagian, komponen dan asesoris harus dijelaskan. 3.1.3 Cara penggunaan atau pengoperasian dan perawatan Setiap barang atau bagian, komponen dan/atau asesoris harus disertai dengan dokumen tentang cara penggunaan atau pengoperasian, cara perawatan serta dokumen tentang pedoman teknik atau pedoman perbaikan, dengan rincian sebagai berikut: 3.1.3.1 Cara penggunaan atau pengoperasian Setiap barang harus dilengkapi dengan dokumen yang memberikan informasi tentang cara penggunaan atau pengoperasian: a) Cara menggunakan dan mengoperasikan barang secara aman dan optimal, termasuk peringatan cara penggunaan/pengoperasian yang tidak benar yang dapat mengganggu 4 dari 8

kinerja barang dan/atau mengakibatkan terjadinya risiko terhadap keselamatan, keamanan dan/atau lingkungan. b) Untuk barang yang memerlukan pengoperasian yang harus dilakukan oleh personal terlatih, maka harus diberikan pelatihan kepada operator barang dilengkapi dengan pedoman pengoperasian yang memadai. 3.1.3.2 Cara perawatan Setiap barang harus dilengkapi dengan dokumen yang memberikan informasi tentang cara perawatan, dengan rincian: a) prosedur perawatan barang atau bagian; komponen dan/atau asesoris, agar barang dan bagian, komponen dan/atau asesoris dapat dioperasikan sesuai fungsinya. Informasi ini juga harus menjelaskan tentang kesalahan yang harus dihindari yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan. Cara perawatan ini harus mencakup cara perawatan preventif untuk mencegah terjadinya kerusakan maupun cara perawatan yang berhubungan dengan penggantian bagian, komponen dan/atau asesoris agar barang dapat berfungsi sesuai dengan kinerjanya. b) kegiatan perawatan yang harus dilakukan oleh tenaga teknik yang kompeten, harus diberikan pelatihan kepada tenaga teknik dilengkapi dengan pedoman perawatan yang memadai. 3.1.4 Pedoman teknik atau pedoman servis Setiap bengkel perawatan dan perbaikan harus dilengkapi dengan pedoman kerja bagi tenaga teknik yang kompeten, berisi tentang pedoman teknik atau pedoman servis yang meliputi: a) Uraian teknis, skema proses serta skema rangkaian bagian, komponen dan asesoris. b) Prosedur menemukan kesalahan teknis berdasarkan jenis kerusakan yang terjadi. c) Prosedur perbaikan bagian, komponen dan asesoris. d) Prosedur penggantian bagian, komponen dan asesoris yang sesuai (kompatibel). e) Peringatan tentang cara perbaikan yang tidak benar yang dapat mengakibatkan kerusakan serta resiko keselamatan, keamanan, kesehatan dan lingkungan hidup, termasuk cara pembuangan dan cara menghindarinya. 3.1.5 Jaminan pelayanan purna jual Setiap barang harus diberi jaminan pelayanan purna jual yang mencakup: a) Daftar nama dan alamat lengkap beserta nomor telepon dari bengkel perawatan dan perbaikan yang ditetapkan. b) Lamanya masa garansi. c) Ketersediaan bagian, komponen dan asesoris yang sesuai dengan spesifikasi. d) Jaminan melakukan pelatihan terus menerus untuk tenaga teknik guna menjamin bahwa tenaga teknik yang disediakan mencukupi kebutuhan dan selalu mempunyai pengetahuan dan keahlian/keterampilan yang mutakhir (up to date) terhadap barang yang mempunyai pelayanan purna jual. 5 dari 8

e) Prosedur pengajuan atau penagihan (claim) pelayanan purna jual selama masa garansi. f) Informasi tentang jaminan pelayanan purna jual selama masa garansi dengan penjelasan tentang hal-hal (misalnya biaya transportasi, biaya servis, biaya perawatan) serta komponen-komponen baik yang ditanggung maupun yang tidak ditanggung. 3.1.6 Informasi lainnya Untuk jenis barang yang memilki tingkat kompleksitas tinggi, informasi berikut harus ditambahkan: a) Cara pengangkutan dan pembongkaran; cara pengangkutan dan pembongkaran barang serta peringatan terhadap tindakan yang dianggap keliru yang dapat menimbulkan kerusakan serta resiko terhadap keselamatan, keamanan, kesehatan dan lingkungan hidup. b) Cara pemasangan: - prosedur pemasangan barang; bagian, komponen dan/atau asesoris, termasuk kesalahan yang harus dihindari yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan serta resiko terhadap keselamatan, keamanan, kesehatan dan lingkungan hidup. - pemasangan yang memerlukan penanganan tenaga teknik yang kompeten, harus dilengkapi informasi tentang prosedur kerja. 3.2 Persyaratan teknis Prinsipal harus menyediakan bengkel perawatan dan perbaikan sebagai tempat pelayanan purna jual kepada konsumen. Bengkel tersebut dapat berupa bengkel milik prinsipal atau bengkel lain yang disubkontrak, dan minimal harus dilengkapi dengan hal hal berikut: a) Ruang kerja tetap dan/atau bergerak. b) Peralatan berupa mesin, alat perkakas atau alat pengetesan/pengujian yang diperlukan untuk perawatan dan perbaikan barang bagian, komponen dan/atau asesorisnya. c) Tenaga teknik yang kompeten dan akses terhadap perkembangan teknologi perbaikan. d) Ketersediaan pelatihan bagi petugas pemeriksaan, perawatan (service) berkala, perbaikan dan/atau penggantian guna meningkatkan keterampilan dan kompetensi tenaga teknik. e) Ketersediaan bagian, komponen dan asesoris yang mempengaruhi fungsi dan kegunaan barang yang diperlukan untuk kegiatan perawatan, perbaikan dan/atau penggantian. f) Sarana komunikasi yang diperlukan untuk berhubungan dengan pelanggan. g) Standar Operasional Prosedur (SOP) atau pedoman teknik/pedoman servis pemeriksaan, perawatan, perbaikan dan penggantian. Bengkel perawatan dan perbaikan sekurang kurangnya harus melakukan kegiatan sebagai berikut: a) melakukan pelayanan pemeriksaan dan/atau perawatan terhadap barang dan/atau bagian, komponen dan/atau asesoris sesuai dengan pedoman atau prosedur yang ditetapkan, 6 dari 8

b) melakukan pelayanan perbaikan terhadap barang dan/atau bagian, komponen dan/atau asesoris yang rusak/tidak sesuai/tidak berfungsi sesuai dengan pedoman atau prosedur yang ditetapkan, c) melakukan pelayanan penggantian bagian, komponen dan/atau asesoris yang tidak berfungsi sesuai dengan pedoman atau prosedur yang ditetapkan, d) membuat dan mendokumentasikan rekaman atau catatan-catatan yang berkaitan dengan pelayanan purna jual sekurang kurangnya meliputi : - penerimaan suku cadang dan komponen; - penerimaan informasi yang berkaitan dengan pelayanan purna jual; - tuntutan dan keluhan konsumen; - penerimaan barang untuk perawatan dan perbaikan; - pemeriksaan barang untuk perawatan dan perbaikan; - perawatan dan perbaikan barang termasuk penggunaan/penggantian bagian, suku cadang dan atau komponen; - penyerahan barang yang diperbaiki termasuk masa garansi perbaikan dan catatan tentang barang yang telah diperbaiki yang diserahkan kepada konsumen; - nama tenaga teknik yang melakukan perawatan dan perbaikan. 7 dari 8

Bibliografi Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen. Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 547/MPP/Kep/1/2000 tentang Pedoman Pendaftaran Petunjuk Penggunaan (Manual) dan Kartu Jaminan/Garansi dalam Bahasa Indonesia bagi Produk Teknologi Informasi dan Elektronika. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 11/M DAG/PER/3/2006 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Agen atau Distributor Barang dan/atau Jasa. 8 dari 8