SOSIALISASI GLOBAL CODE OF PRACTICE ON THE INTERNATIONAL RECRUITMENT OF HEALTH PERSONNEL

dokumen-dokumen yang mirip
ORGANISASI KESEHATAN DUNIA (WHO) PANDUAN PENGGUNA KODE GLOBAL WHO TENTANG PRAKTIK REKRUTMEN TENAGA KESEHATAN INTERNASIONAL

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN. Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016

No Indonesia. Selain itu, hasil karya Arsitektur dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Dalam melakukan kegiat

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

ARAH PEMBANGUNAN HUKUM DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Oleh: Akhmad Aulawi, S.H., M.H. *

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

Keynote Speech. Nurhaida Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN sehingga Institut

PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Akses Buruh Migran Terhadap Keadilan di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia

Pidato Dr. R.M. Marty M. Natalegawa. Menteri Luar Negeri. Republik Indonesia. Pada Pertemuan Pejabat Tinggi

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

BERITA NEGARA. No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan.

STRATEGI IMPLEMENTASI KKNI SECARA NASIONAL. Dokumen 003

KERJASAMA INTERNASIONAL PERGURUAN TINGGI: Pengalaman di Universitas Negeri Yogyakarta

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

UNDANG-UNDANG KEINSINYURAN: Harapan Baru Tingkatkan Profesionalisme Insinyur Oleh: Wiwin Sri Rahyani*

RENCANA KERJA DIREKTORAT BINA SERTIFIKASI PROFESI TAHUN 2009 DAN 2010

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WTO), General Agreement on Tarrifs and Trade (GATT), dan General Agreement on Trade in Services (GATS) tidak hanya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

REGISTRASI TENAGA KESEHATAN (PERMENKES NO. 161 TAHUN 2010)

Rancangan 5 September 2011 RENCANA PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN TAHUN

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Memperkuat Industri Kopi Indonesia melalui Pertanian Kopi Berkelanjutan dan (Pengolahan) Pascapanen

Professional Veterinarian

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

KODE ETIK PROFESI MANAJEMEN SDM INDONESIA

Intervensi Kebijakan Yang Memiliki Dampak Jangka Panjang Terhadap Retensi Tenaga Kesehatan Di Daerah Terpencil: Sebuah Tinjauan Sistematis

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

NUR END NUR AH END JANU AH AR JANU TI AR

PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES

2013, No BAB I PENDAHULUAN

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981

1. Mengelola penyampaian bantuan

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

Tujuan Pembelajaran. Mahasiswa mampu memahami tinjauan kebijakan pariwisata Mahasiswa mengidentifikasi interaksi wisatawan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM

Executive Summary. PKAI Strategi Penanganan Korupsi di Negara-negara Asia Pasifik

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)

KEBIJAKAN OBAT NASIONAL (KONAS) Kepmenkes No 189/Menkes/SK/III/2006

Kebangkitan Regionalisme Asia. Ringkasan Eksekutif

2013, No.73.

Global Advocacy Platform

Komite Advokasi Nasional & Daerah

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN

TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 80% Terpenuhi 20-79% Terpenuhi sebagian < 20% Tidak terpenuhi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

4. Metoda penerapan Konvensi No.111

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

KERJASAMA PROGRAM PROFESI INSINYUR KEMENTERIAN PUPR DENGAN KEMENTERIAN RISTEK DIKTI. DIREKTUR JENDERAL BINA KONSTRUKSI Jakarta - Senin,10 Oktober 2016

INSTRUMEN AKREDITASI MINIMUM PEMBUKAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

INTERNATIONAL DUAL CERTIFICATION: ACCOUNTING, FINANCE & BUSINESS PROGRAM

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /SEOJK.03/2016 TENTANG LEMBAGA PEMERINGKAT DAN PERINGKAT YANG DIAKUI OTORITAS JASA KEUANGAN

R-180 REKOMENDASI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

RAPI. beberapa individu untuk menjadi unsur penggerak utama perubahan yang sekaligus dapat menjadi contoh dalam berperilaku Panduan Agen Perubahan

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

BUPATI WAKATOBI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI WAKATOBI NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG

K187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Laporan Delegasi Indonesia pada High-level Dialogue Regional Economic Cooperation and Integration, UN-ESCAP 21 April 2017

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KONVENSI STOCKHOLM TENTANG BAHAN PENCEMAR ORGANIK YANG PERSISTEN

R197 REKOMENDASI MENGENAI KERANGKA PROMOTIONAL UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERAN FORUM DOKTOR (FDPKSI) DALAM MENDUKUNG TRI DHARMA PERGURUAN

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

JURNAL PERJANJIAN INTERNATIONAL

PERAN ORGANISASI PROFESI DALAM PROFESIONALISASI PENGADAAN

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi Free Trade Area (AFTA) dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. pada ASEAN Economic Community (AEC) yang mana merupakan pedoman

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

PEMBINAAN ORGANISASI MITRA PEMERINTAH

Kebijakan Uji Kompetensi sebagai Bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan

BAB 3. TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN, DAN PENGARAHAN (TKP)

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS ASOSIASI AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENINGKATAN SISTEM PENGELOLAAN DAN BANTUAN PENDIDIKAN DARI PUSAT KE DAERAH

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

BAB II. Organisasi Buruh Internasional. publik. Dimana masih sering terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam

Transkripsi:

SOSIALISASI GLOBAL CODE OF PRACTICE ON THE INTERNATIONAL RECRUITMENT OF HEALTH PERSONNEL KERJASAMA ANTARA PUSRENGUN BPPSDM KESEHATAN KEMENKES RI DENGAN WORLD HEALTH ORGANIZATION

The WHO Global Code of Practice on the International Recruitment of Health Personnel di adopsi pada WHA63 Mei 2010

PENDAHULUAN 57 Negara masih mengalami krisis tenaga kesehatan terlatih. Salah satu penyebabnya migrasi dalam/keluar negeri adalah alasan ekonomi Negara maju perlu SDM Kesehatan untuk memenuhi kebutuhan akibat meningkatnya Non Communicable Disease dan aging population Asean Free Trade Agreement KERUGIAN: Memperlemah sistem kesehatan dari lokasi yang ditinggalkan, yg sebelumnya sudah lemah (pada umumnya di negara berkembang). KEUNTUNGAN: Ekonomi dan skill-expertise ketika migrasi balik Meningkatkan devisa negara.

MIGRASI DAN TANTANGAN GLOBAL

PROSES TERJEMAH GCP SOSIALISASI UJI PUBLIK PENERJEMAHAN

UJI PUBLIK

PRATINJAU KODE GLOBAL WHO 1 Tujuan Kode ini bertujuan untuk menciptakan dan mendorong prinsip-prinsip sukarela dan etik praktik rekrutmen tenaga kesehatan internasional dan sebagai referensi untuk semua Negara Anggota. 2 Ruang Lingkup Kode ini memiliki ruang lingkup global dan ditetapkan untuk acuan bagi pemerintah dari semua Negara Anggota dan stakeholder yang tertarik dalam hal rekrutmen tenaga kesehatan internasional. 3 Etik rekrutmen internasional Kode tidak menyarankan rekrutmen aktif tenaga kesehatan dari negara berkembang yang mengalami kekurangan tenaga kesehatan.

4 Perlakuan adil terhadap migran tenaga kesehatan Kode menekankan pentingnya perlakuan yang setara terhadap tenaga kesehatan migran dan tenaga kesehatan terlatih dalam negeri. 5 Pengembangan tenaga kesehatan dan keberlanjutan sistem kesehatan Tiap negara harus mengimplementasikan perencanaan tenaga kesehatan, pendidikan, pelatihan dan strategi retensi yang efektif untuk mempertahankan tenaga kesehatan yang sesuai dengan kondisi khusus dari tiap negara. 6 Kerjasama internasional Kode mendorong kolaborasi antara negara-negara tujuan dan pengirim sehingga keduanya dapat menerima manfaat dari migrasi tenaga kesehatan internasional.

7 Dukungan Terhadap negara berkembang Negara-negara anggota disarankan untuk meyediakan bantuan teknis dan dukungan finansial terhadap negaranegara berkembang serta mengalami krisis tenaga kesehatan. 8 Ruang Lingkup Kode ini memiliki ruang lingkup global dan ditetapkan untuk acuan bagi pemerintah dari semua Negara Anggota dan stakeholder yang tertarik dalam hal rekrutmen tenaga kesehatan internasional. 9 Pertukaran informasi Negara-negara anggota seharusnya secara periodik mengumpulkan dan melaporkan data terkait regulasi dan sistem informasi tenaga kesehatan serta meningkatkan pertukaran informasi terkait migrasi tenaga kesehatan internasional

10 Implementasi kode Untuk tujuan komunikasi internasional, tiap negara anggota menunjuk otoritas nasional yang bertanggungjawab terhadap pertukaran informasi mengenai migrasi tenaga kesehatan dan implementasi kode. 11 Monitoring dari implementasi kode Negara-negara Anggota disarankan bekerjasama dengan semua stakeholder dalam mengimplementasikan kode. Semua pihak harus berusaha bekerja secara individu dan kolektif untuk mencapai tujuan kode. 12 Monitoring proses implementasi Dengan dasar untuk mengimplementasikan kode, Negara-negara Anggota dianjurkan secara periodik melaporkan tindakan yang telah dilakukan, hasil yang dicapai, kendala yang dihadapi dan nilai yang dipelajari kepada Sekretariat WHO.

Prinsip-prinsip Panduan dan rekomendasi utama - semangat Kode WHO Etik rekrutmen internasional Pengembang an nakerkes dan sistem kesehatan berkelanjutan Perlakuan adil terhadap tenaga kesehatan migran Kerjasama Internasional Dukungan terhadap negaranegara berkembang Pengumpulan data Pertukaran informasi

Pertanyaan penting terkait Kode WHO Apa arti kode praktik? Merekomendasikan standar berperilaku kepada negara-negara dan aktor lainnya. Mengapa Kode WHO? Migrasi bisa memberikan dampak positif dan negatif (khususnya bagi 57 negara yang mengalami krisis) Apa makna politik dan hukum dari Kode WHO? Meski tidak mengikat, Negara-negara Anggota WHO memiliki kewajiban dengan itikad baik untuk mempertimbangkan rekomendasi-rekomendasinya.

Apa manfaat dari Kode WHO? Kode ini merupakan respon global terhadap permasalahan migrasi, kerjasama internasional tentang isu-isu yang berkaitan dengan rekrutmen tenaga kesehatan, memperkuat sistem kesehatan kedua negara Bagaimana Kode WHO dilaksanakan dan oleh siapa? Pemerintah, aktor non-pemerintah (tenaga kesehatan, perekrut, pemberi kerja, organisasi profesi kesehatan dan organisasi subregional, regional dan global yang relevan) Pelaksanaan oleh Negara Anggota Mengintegrasikan prinsip-prinsip Kode ke dalam undang-undang dan kebijakan (Pasal 8.2) serta sebagai bahan pertimbangan ketika mengembangkan kebijakan kesehatan nasional dan kerja sama (Pasal 3.1). Desiminasi kepada semua pemangku kepentingan

Implementasi oleh pemangku kepentingan non-pemerintah Negarahanya mendukung lembaga yang mengikuti prinsip-prinsip Kode (Pasal 8.6), pelaku sektor swasta bekerja sama sepenuhnya dengan regulator, otoritas nasional dan lokal (Pasal.1). Memantau pelaksanaan Kode (Pasal 9.4). Implementasi oleh WHO laporan Pelaksanaan oleh Sekretariat", dapat diakses di www.who.int/hrh/resources code_implementation Apa tujuan dari pedoman kumpulan data minimum, pertukaran informasi, dan pelaporan terhadap pelaksanaan Kode WHO? memfasilitasi proses pelaporan oleh Negara Anggota kepada Sekretariat WHO dengan memberikan bimbingan kepada negaranegara anggota mengenai proses pertukaran informasi dan jenis informasi kuantitatif dan kualitatif yang akan dikumpulkan dan dimasukkan dalam laporan berkala dari Negaranegara Anggota

Bagaimana pemantauan pelaksanaan Kode? Laporan Negara Anggota kepada Sekretariat WHO Laporan Direktur Jenderal WHO kepada Majelis Kesehatan Dunia Laporan Negara-negara Anggota kepada Sekretariat WHO Laporan Direktur Jenderal WHO kepada Majelis Kesehatan Dunia 2018 2016 2015 2013 Laporan Negara-negara Anggota kepada Sekretariat WHO 2012

Health Workers for All and All for Health Workers TERIMA KASIH

Rekrutmen aktif dari tenaga kesehatan internasional di negara-negara berkembang yang menghadapi kekurangan atau krisis tenaga kesehatan tidak disarankan (Pasal 5.1) bahwa tenaga kesehatan bertanggung jawab terhadap terhadap sistem kesehatan yang berlaku di negaranya (Pasal 4.2).

Mengambil langkah efektif untuk mendidik, mempertahankan dan menopang tenaga kesehatan sesuai kondisi khusus masing-masing negara termasuk daerah yg paling membutuhkan (Pasal 5.4). Memperluas pendidikan dan pelatihan, meningkatkan retensi dan mengurangi ketidakseimbangan distribusi geografis di dalam negeri (pasal 5.7)

Prinsip perlakuan yang sama terhadap migran dan tenaga kesehatan domestik. Hal ini sangat penting dalam kaitannya dengan kondisi rekrutmen, promosi, dan remunerasi (Pasal 4.4), menjamin pemenuhan hak dan tanggung jawab hukum (Pasal 4.5) serta memberikan kesempatan dan insentif untuk memperkuat pendidikan profesional, kualifikasi dan pengembangan karir (Pasal 4.6)

mengurangi dampak negatif dari migrasi tenaga kesehatan dan untuk memaksimalkan pengaruh positif pada sistem kesehatan negara-negara pengirim (Pasal 3.2). Negara tujuan didorong untuk berkolaborasi dengan negara-negara pengirim sehingga keduanya dapat memperoleh manfaat dari migrasi tenaga kesehatan internasional (Pasal 5.1) Kode mendorong arus migrasi balik (migrasi sirkuler) tenaga kesehatan, sehingga keterampilan dan pengetahuan dapat dicapai untuk kepentingan baik negara sumber dan tujuan (Pasal 3.8)

Kode membahas pentingnya memperhatikan kebutuhan dan keadaan khusus dari negara berkembang dan negara dengan ekonomi dalam masa transisi, terutama dampak merugikan dari praktik rekrutmen aktif terhadap sistem kesehatan negara sumber negara-negara anggota, organisasi internasional, lembaga donor internasional, lembaga keuangan dan pembangunan serta organisasi terkait lainnya didorong untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan keuangan untuk negara-negara berkembang yang mengalami krisis kekurangan tenaga kerja kesehatan, untuk membantu implementasi Kode (Pasal 10.2 dan 10.3)

Kode menyoroti kebutuhan untuk berbagi informasi tentang rekrutmen tenaga kesehatan internasional untuk mencapai tujuan Kode (Pasal 3.7). Negara Anggota didorong untuk membangun atau memperkuat sistem informasi tenaga kesehatan, termasuk migrasi tenaga kesehatan (Pasal 6.2), serta program-program penelitian di bidang migrasi tenaga kesehatan (Pasal 6.3), dan untuk menerjemahkan data ke dalam perencanaan dan kebijakan tenaga kerja kesehatan yang efektif

Negara anggota didorong untuk mempromosikan pertukaran informasi nasional dan internasional dan berbagi informasi dengan WHO. Menurut Pasal 7.2 (c), Negara-negara Anggota didorong untuk mengumpulkan dan memberikan informasi kualitatif dan kuantitatif terkait tenaga kesehatan. Laporan pertama kali pada tahun 2012