I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah

BAB I PENDAHULUAN. informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan media dewasa ini, arus informasi

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas beragama Islam terbesar di dunia. Sebanyak 87,18 % dari

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perilaku konsumen, kebijakan pemerintah, persaingan bisnis, hanya mengikuti perkembangan penduduk namun juga mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. produk daging. Di Indonesia sendiri, daging yang paling banyak digemari

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam membantu perekonomian rakyat. UKM Menurut UU No. 20 tahun 2008 Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87%

populasi konsumen Muslim di Indonesia telah mencapai 90% dari jumlah total penduduk (BPS,2013). Sebagai negara dengan populasi kaum Muslim terbesar,

BAB I PENDAHULUAN. hukum syara yang saling berseberangan. Setiap muslim diperintahkan hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang beragama muslim, ada hal yang menjadi aturan-aturan dan

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi makanan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. informasi produk yang ditawarkan perusahaan, akan cepat sampai kepada

PELABELAN DAN IKLAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. mengeni suatu produk tertentu yang ingin digunakannya. tentang produk yang tercetak pada kemasan. Dalam label, konsumen dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, teknologi dan informasi, maka semakin luas alur keluar dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan daging babi dan lemak babi yang dicampur dalam produk

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan. Dimana kebutuhan-kebutuhan tersebut semakin bervariasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi

BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN. digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah yang baik agar masyarakat dapat merasa lebih aman dan terjamin dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik Oleh Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga, Jurnal EKonomi, 2016, hal. 1.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Sebagai kebutuhan primer, maka

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELABELAN. informasi verbal tentang produk atau penjualnya. 17

BAB I PENDAHULUAN. yang halal, karena setiap makanan yang kita konsumsi akan mendarah. daging dalam tubuh dan menjadi sumber energi yang penting untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Llabel adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata) tentang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

SERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I: PENDAHULUAN BAB I. Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, LATAR BELAKANG. rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada adanya pertambahan penduduk (Smith Adam, 1776). Dengan penduduk

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN SERTIFIKASI HALAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Dalam hal ini yang dimaksud makanan adalah segala sesuatu. pembuatan makanan atau minuman. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang sekarang merupakan negara mayoritas muslim terbesar di dunia. Pada

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. KETENTUAN HUKUM TERKAIT KEAMANAN PANGAN. A. UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I. Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai. dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan

Advertisement of Nutrition Message in Food Product. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

VI. ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN MINUMAN PROBIOTIK (YAKULT DAN VITACHARAM)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. CV. Semar yang merupakan salah satu produsen pembuat bakso di Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Bukan hanya umat Islam di pedesaan, tetapi lebih-lebih di perkotaan. Banyaknya

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. 1. Makanan olahan cepat saji sosis dan nugget. Daging restrukturisasi (restructured meat) merupakan salah satu bentuk

syarat penting untuk kemajuan produk-produk pangan lokal di Indonesia khususnya agar dapat bersaing dengan produk lain baik di dalam maupun di

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. 1

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di

BAB I PENDAHULUAN. dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah

SERTIFIKASI HALAL OLEH LPPOM DAN MUI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) adalah

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/Permentan/PD.410/5/2014 TENTANG

Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL

PENGARUH LABELISASI HALAL PRODUK KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

BAB 1 PENDAHULUAN. produsen kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu

No. 1071, 2014 BPOM. Pangan. Olahan yang Baik. Cara Produksi. Sertifikasi. Tata Cara.

TEMA SEMINAR Ketersediaan Kuliner Halal dalam menyukseskan Visit Indonesia 2011 dan tahun selanjutnya.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN PANGAN IRADIASI

Kuesioner Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Masyarakat. Kecamatan Perbaungan Dalam Pembelian Produk Makanan Dalam Kemasan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MEMBELI MAKANAN KEMASAN BERLABEL HALAL LPPOM-MUI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketentraman. emosional, karena hal itu merupakan pengalaman subyektif.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN

BAB VII PENUTUP. A.1. Bentuk-bentuk perlindungan konsumen produk halal dan tayib dalam. hukum Islam dan sertifikasi halal MUI diwujudkan melalui:

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, makanan berkontribusi pada kesehatan tiap individu. Makanan

Mam MAKALAH ISLAM. Halal Lifestyle Makin Mendunia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association ( AMA ) dalam Kotler dan Keller

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) MEA

IV. METODE PENELITIAN

SERTIFIKASI HALAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

SISTEM JAMINAN HALAL (S J H)

BAB I PENDAHULUAN. akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Eksploitasi ditandai dengan

Sertifikasi dan Sistem Jaminan Halal

BAB I PENDAHULUAN. dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Berdasarkan data dari BPS, produksi

MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR

BAB VI JAMINAN KEHALALAN DAN MEKANISMENYA

ALAMAT RUMAH: Jalan Taman Kini Balu 3 No. 12 RT 07 RW 02 Kelurahan Tandang, Kecamatan Tembalang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ketentuan Pasal 1 Angka (1) Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang

Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil PPM IPB 2016 Hal : ISBN :

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam kehidupan keseharian manusia tidak bisa lepas

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA HALAL DETECTOR : APLIKASI CERDAS PENDETEKSI KEHALALAN PRODUK DI HANDPHONE BERBASIS ANDROID

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo sebagai ibukota Provinsi Gorontalo merupakan kota yang

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar

Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Studi Kasus Pada Produk Wall s Conello

BAB I PENDAHULUAN. yang menjanjikan bagi perusahaan kosmetik. Perkembangan kosmetik di

BAB V PENUTUP. Minuman Olahan yang Belum Bersertifikat Halal (Studi Kasus Pada IKM di

BAB I PENDAHULUAN. dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia menjadikan kebutuhan akan makanan juga besar. Sumber dari pemenuhan akan pangan ini berasal dari sektor pertanian, baik dari perkebunan, perikanan, maupun peternakan. Bahan baku yang diambil dari berbagai sumber tersebut sebagian besar membutuhkan proses pengolahan lebih lanjut agar dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Proses pengolahan tersebut akan melewati berbagai macam proses, ada yang prosesnya pendek, dan ada yang melalui proses yang panjang. Dalam setiap tahapan proses itu, bahan baku mendapatkan perlakuan tertentu yang tidak diketahui secara detilnya. Sebagai konsumen, tentunya ingin setiap proses yang dilewati oleh bahan baku sampai dengan tersaji untuk dikonsumsi terjaga dengan baik. Baik itu bahan-bahannya maupun cara-caranya. Tidak mudah atau bahkan tidak mungkin bagi konsumen untuk mengikuti dan memeriksa dengan detil setiap proses yang dilewati oleh setiap makanan yang diolah oleh produsen karena hal tersebut berkaitan dengan uji kimia, pengamatan proses, pemeriksaan kandungan produk, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dengan pelabelan halal yang dilakukan oleh lembaga tertentu akan sangat membantu konsumen mengidentifikasi suatu produk makanan baik atau tidak untuk dikonsumsi. Perkembangan teknologi dari waktu ke waktu berpengaruh terhadap perkembangan industri makanan, dan salah satunya adalah industri kemasan makanan itu sendiri. Dengan adanya industri kemasan ini, produk-produk makanan yang ada di pasar yang telah siap untuk dikonsumsi masyarakat telah dikemas dalam berbagai macam kemasan yang menarik. Desain kemasan yang menarik adalah salah satu daya tarik yang pertama kali ditangkap oleh indera penglihatan calon konsumen. Semua produk makanan dan minuman yang ditawarkan tersebut ada yang memiliki kualitas dan kuantitas yang sama, namun konsumen lebih memilih merk tertentu dibanding merk yang lain, padahal produk tidak dapat dicoba atau dilihat secara langsung isinya. Hal ini karena mereka dapat melihat kemasannya. Dari sekian banyak atribut yang melekat pada kemasan, label halal adalah salah satu atribut yang dijadikan bahan pertimbangan oleh konsumen yang kemudian mempengaruhi keputusan untuk membeli atau tidak. 1

Labelisasi halal sebagai nilai profit oriented dipandang cukup beralasan bagi produsen untuk meraup kuntungan, mengingat segmen pasar di Indonesia sebagian besar adalah konsumen muslim. Namun konsep halal pada hakikatnya mengandung makna yang universal tidak terbatas hanya pada konsumen muslim, namun juga lebih bertujuan menjaga kemaslahatan umat manusia dari kemudharatan yang ditimbulkan oleh hal-hal yang diharamkan Tuhan. (Muhammad dan Pelu, 2009 : 117). Tingginya harapan konsumen terhadap produk industri agar mencantumkan label halal, alamat industri, komposisi bahan atau ingredients, dan masa kadaluarsa pada kemasan produk karena hal tersebut sangat diperlukan sebagai informasi yang dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan untuk mengetahui dan menghindari produk-produk yang mengandung unsur-unsur yang merugikan secara fisik maupun psikis. Sebagaimana jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam, otomatis konsumen makanan dan minuman juga sebagian besar adalah umat Islam. Umat Islam sebagai konsumen dari produk-produk tersebut menghendaki agar produk-produk yang akan dikonsumsi tersebut terjamin kehalalannya. Walaupun tidak semua konsumen muslim menyadari penuh akan hal ini. Dan begitu pula dengan konsumen yang bukan muslim juga tidak sedikit yang menghendaki agar produk makanan dan minuman yang akan mereka konsumsi juga berlabel halal pada kemasannya. Hal ini karena label halal yang tercantum pada kemasan produk tidak hanya menjelaskan tentang zat yang dikandung, melainkan juga detil proses yang dilalui oleh suatu produk, baik itu makanan maupun minuman. Kesadaran dan pemahaman konsumen terhadap konsep Halal telah meningkatkan total penjualan tahunan produk-produk makanan di negara Moskow, Rusia dari 45 USD pada tahun 2004 menjadi 64 USD pada tahun 2006 (Muhammad R, 2007). Menurut Laporan Agri-Food Trade Service, Kanada tahun 2008, ada permintaan yang tinggi atas produk-produk halal di sejumlah negaranegara yang berpenduduk mayoritas non-muslim. Kondisi penduduk non-muslim di Filipina lebih memilih produk makanan yang berlabel halal demi alasan-alasan kesehatan. Sekarang mereka mencari produk-produk halal, yang mereka yakini bahwa produk-produk halal tersebut aman, sehat, dan baik untuk dikonsumsi (Muhammad R, 2007). 2

Proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi produk makanan dan atau minuman dalam kemasan yang berlabel halal tergantung pada pengetahuan mereka terkait apa itu halal yang diperoleh dari suatu proses pembelajaran. Semakin berkembangnya arus informasi dan teknologi kemasan produk telah memengaruhi perilaku itu sendiri. Ketika seseorang sudah teredukasi tentang konsep yang terkandung dari label halal itu, diharapkan mereka lebih menyadari untuk memilih dan mengonsumsi produk-produk makanan dan minuman yang terdapat label halal pada kemasannya. Perilaku dalam mengonsumsi produk makanan dan minuman dalam kemasan berlabel halal dapat dilihat dari seberapa sering mereka mengonsumsi produk yang telah berlabel halal, seberapa sering mereka mengonsumsi produk yang diragukan kehalalannya serta seberapa sering mereka mengajak orang lain untuk mengonsumsi produk halal dan mencegah orang lain mengonsumsi produk tidak halal. Selain faktor pembelajaran atas produk berlabel halal, harga produk yang bersangkutan serta persepsi masyarakat mengenai pentingnya kehalalan itu sendiri juga berpengaruh terhadap perilaku. Persepsi dapat berupa keyakinan yang tinggi atas pentingnya mengonsumsi produk berlabel halal, tingkat harapan konsumen untuk memperoleh produk halal serta persepsi tentang pentingnya labelisasi halal. Sementara harga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen atas suatu produk, tentunya juga akan mempengaruhi proses pembelian konsumen. Produk makanan kecil dalam kemasan yang berlabel halal biasanya lebih mahal daripada yang tidak berlabel halal, khususnya yang berlabel halal resmi dari MUI (Majelis Ulama Indonesia). Label halal tersebut merupakan hasil audit MUI yang kemudian diterbitkan sertifikat halal MUI atas produk tersebut sebagai dasar bagi lembaga terkait untuk memberikan izin mencantumkan label halal MUI pada produk makanan kecil yang telah lulus audit tersebut. Penelitian ini dilandaskan pada beberapa teori, salah satunya adalah teori dari Icek Ajzen, yaitu Theory of Planned Behavior (TPB). Melalui teori ini akan diketahui bagaimana sikap, norma subjektif, dan pengendalian persepsi memengaruhi proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi sebuah produk makanan, khususnya makanan kecil (snack). Selain variabel-variabel yang berasal dari teori TPB tersebut yaitu proses pembelian konsumen, sikap, norma subjektif, dan pengendalian persepsi, penulis menambah dua variabel lagi, yaitu variabel pembelajaran (learning) yang menurut Prasetijo dan Lhalauw (2005) juga sangat 3

penting dalam mempengaruhi proses pembelian konsumen yang merupakan akibat dari pengolahan informasi secara sadar maupun tidak sadar, dan yang selanjutnya adalah variabel harga. Untuk dapat memperoleh informasi yang lebih jelas serta bukti ilmiah mengenai proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi makanan kecil berlabel halal di Yogyakarta, penulis akan melakukan penelitian tentang Analisis Proses pembelian konsumen Makanan Kecil Dalam Kemasan Berlabel Halal di Yogyakarta 2. Permasalahan Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dapat dirumuskan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Berapa besar tingkat pembelajaran konsumen terhadap konsep makanan kecil berlabel halal? 2. Bagaimana pengaruh pembelajaran terhadap proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi makanan kecil dalam kemasan berlabel halal? 3. Bagaimana pengaruh sikap terhadap proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi makanan kecil dalam kemasan berlabel halal? 4. Bagaimana pengaruh norma subjektif terhadap proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi makanan kecil dalam kemasan berlabel halal? 5. Bagaimana pengaruh pengendalian persepsi terhadap proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi makanan kecil dalam kemasan berlabel halal? 6. Bagaimana pengaruh harga terhadap proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi makanan kecil dalam kemasan berlabel halal? 3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui tingkat pembelajaran konsumen terhadap konsep makanan kecil berlabel halal. 2. Mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran terhadap proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi makanan kecil dalam kemasan berlabel halal. 3. Mengetahui bagaimana pengaruh sikap terhadap proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi makanan kecil dalam kemasan berlabel halal. 4. Mengetahui bagaimana pengaruh norma subjektif terhadap proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi makanan kecil dalam kemasan berlabel halal. 4

5. Mengetahui bagaimana pengaruh pengendalian persepsi terhadap proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi makanan kecil dalam kemasan berlabel halal. 6. Mengetahui bagaimana pengaruh harga terhadap proses pembelian konsumen dalam mengonsumsi makanan kecil dalam kemasan berlabel halal. 4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Agribisnis khususnya : 1. Sebagai penambah perbendaharaan kepustakaan tentang analisis proses pembelian konsumen makanan kecil dalam kemasan berlabel halal. 2. Sebagai referensi penelitian lanjutan tentang kemasan berlabel halal. 3. Sebagai masukan bagi produsen makanan kecil dalam memutuskan untuk memperoleh sertifikasi halal dari instansi terkait. 4. Sebagai bahan masukan bagi instansi terkait dalam merumuskan kebijakan yang berhubungan dengan produk dan label halal. 5. Sebagai referensi bagi instansi terkait sebagai bahan kajian lebih lanjut 6. Sebagai pembuka wawasan tentang konsep halal di Indonesia. 5. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian tentang proses pembelian konsumen atas makanan berlabel halal telah banyak dilakukan, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Badan Litbang Kementerian Agama Republik Indonesia dengan judul Perilaku Komunitas Muslim Perkotaan dalam Mengonsumsi Produk Halal variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah tingkat pengetahuan, persepsi, dan aktivitas keagamaan. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dan analisis yang digunakan adalah analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan sangat tinggi, persepsi tinggi, dan aktivitas keagamaan secara signifikan meningkatkan tingkat pengetahuan dan persepsi atas produk halal. Perbedaannya dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah responden yang dituju, pada penelitian ini responden yang dituju adalah komunitas muslim, sedangkan responden yang dituju pada penelitian penulis adalah seluruh responden dengan agama yang tidak dibatasi untuk Islam saja. Metode analisis yang digunakan juga berbeda. Pada penelitian ini digunakan metode analisis jalur, sementara penulis menggunakan metode analisis regeresi. Untuk variabel ada 5

kesamaan dua variabe yang diteliti, yaitu tingkat pengetahuan dan perspsi. Namun untuk tingkat pengetahuan, penulis menggunakan kata pembelajaran sebagai ganti dari kata pengetahuan. Untuk penelitian-penelitian lainnya, dirangkum dalam tabel penelitian terdahulu, yaitu tabel 1.1. di bawah ini: Tabel 1.1. Penelitian terdahulu tentang proses pembelian konsumen terhadap makanan berlabel halal Peneliti, Tahun Badan Litbang Kementrian Agama RI, 2013 Judul Perilaku Komunitas Muslim Perkotaan Dalam Mengonsumsi Produk Halal Variabel Perilaku Tingkat Pengetahuan, Persepsi, Aktivitas Keagamaan Metode dan Analisis Purposive sampling Analisis Jalur Hasil Penelitian Tingkat pengetahuan sangat tinggi, Persepsi tinggi, aktivitas keagamaan secara positif dan signifikan meningkatkan tingkat pengetahuan dan persepsi atas produk halal Eri Agustian H, Sujana, 2013 Golnaz, R., Zainalabidin, M., Mad Nasir, S., Eddie Chiew, F.C., 2010 Mohani Abdul, Hashanah Ismail, Haslina Hashim, Juliana Johari, 2009 Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian: Studi Kasus Pada Produk Wall's Conello. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan Non-Muslim Awareness of Halal Principles and Related Food Products in Malaysia Consumer Decision Making in Shopping for Halal Food in Malaysia Labelisasi Halal, Keputusan Pembelian Sikap, Norma Subjektif, Pengendalian Persepsi, Keputusan Pembelian Persepsi, Agama, Logo Halal, Ingredients b. Slovin c. Analisis regresi dan korelasi d. Random e. Analisis Regresi Logit f. Random g. Analisis Regresi Labelisasi halal berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen Kesadaran Non- Muslim atas makanan halal dan prinsip halal adalah signifikan Ada hubungan yang signifikan antara agama dan persepsi responden terhadap logo halal dan ingredients 6

Wan Marhaini Wan Omar, Mohd Zainuri Muhammad, Prof. Madya, Dr.Azman Che Omar, 2008 An Analysis of The Muslim Consumer Attitudes towards Halal Food Products in Kelantan Ingredients, Proses, Logo Halal, Kepemilikan, Pemasaran, Perilaku Konsumen Sumber: Jurnal Nasional dan Jurnal Internasional h. Non Probabilitas i. Analisis Regresi Ingredients, Logo Halal, Kepemilikan, dan Pemasaran memiliki hubungan yang signifikan dengan sikap konsumen terhadap produk makanan halal di Kelantan 7