A. Ekawati, D. D. Andriyani, I. S. Rukmini, L. Indriani Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di

BAB 1 PENDAHULUAN. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBAIKAN KADAR LIPID DARAH PADA MENCIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar

BAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, penyakit jantung menjadi penyakit pembunuh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya.

RINGKASAN. melalui proses yang kompleks, melibatkan faktor genetik, faktor lingkungan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 6 PEMBAHASAN. darah, mereduksi kadar kolesterol, trigliserida, gula darah, menyeimbangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan jaman dewasa ini telah membuat sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO di dalam mortality country fact sheet menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (sedentary lifestyle) dan kurangnya aktivitas olahraga (Tsujii, 2004). Salah

BAB I PENDAHULUAN. Bawang putih (Allium sativum) adalah nama tanaman dari genus Allium

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga pada 1972, di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 2014). Penyakit metabolik dan degeneratif saat ini tidak hanya menyerang usia lanjut,

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. kolesterol yang meningkat dapat memfasilitasi proses penyempitan pembuluh. terjadinya penyakit jantung dan stroke (Davey, 2006).

EFEK INFUS DAUN SELEDRI (Apium graviolens L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya peningkatan akumulasi lemak tubuh yang disebabkan oleh asupan kalori

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang.

BAB VI PEMBAHASAN. Kadar trigliserida dan kolesterol VLDL pada kelompok kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara penggorengan.kebutuhan akan konsumsi minyak goreng meningkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buah Pinang (Areca catechu) adalah semacam tumbuhan palem

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh

1 Universitas Kristen Maranatha

50 Media Bina Ilmiah ISSN No

I. PENDAHULUAN. penyakit jantung koroner (Rahayu, 2005). Hiperkolesterolemia adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab. kematian terbanyak di dunia, dengan 7,4 juta kematian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus)

1.1 Pengertian 1.2 Etiologi dan Faktor Resiko 1.3 Patofisiologi Jalur transport lipid dan tempat kerja obat

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

2016 PENGARUH BUBUK RIMPANG TEMU PUTIH

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular dan berakibat kematian. 1

BAB I PENDAHULUAN. hal dasar dalam kehidupan untuk menunjang semua aktivitas mahkluk hidup. Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN EFIKASI SEDUHAN TEH HITAM, TEH HIJAU DAN TEH PUTIH

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian di negara dengan pendapatan rendah dan menengah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Kolesterol adalah alkohol steroid di jaringan tubuh yang menjalankan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. berpendapat usia setiap manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia. tertentu, yang tidak sama pada setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

Transkripsi:

PKMI-1-07-1 PENGARUH TEH HITAM (CAMELLIA SINENSIS (L.)O.K.) TERHADAP KETEBALAN DINDING ARTERI KORONARIA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK A. Ekawati, D. D. Andriyani, I. S. Rukmini, L. Indriani Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ABSTRAK Teh hitam merupakan sumber flavonoid yang memiliki efek anti oksidan yang kuat. Beberapa antioksidan menunjukkan peningkatan fungsi endotel dan penghambatan LDL oksidasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teh hitam terhadap peningkatan ketebalan dinding arteri koronaria tikus putih setelah pemberian diet tinggi lemak. Penelitian ini menggunakan metode randomized control trial terhadap 35 ekor tikus putih yang dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Kelompok I, tidak diberi diet tinggi lemak ataupun seduhan teh hitam. Kelompok II diberi diet tinggi lemak tetapi tidak diberi seduhan teh hitam. Kelompok III, IV, dan V diberi diet tinggi lemak dan teh hitam dengan dosis berturut-turut 2,5%, 5%, dan 10% sebanyak 2 ml 2 kali sehari. Data penelitian yang diambil berupa rata-rata rasio tebal dinding terhadap jari-jari arteri (T/R). Pada akhir penelitian diperoleh rasio T/R kelompok I (0,49± 0,13), kelompok II (0,69±0,21), kelompok III (0,58 ± 0,19), kelompok IV (0,51 ± 0,14), dan kelompok V (0,50± 0,18). Dari analisis post hoc test dapat diketahui bahwa kelompok IV (0,51 ± 0,14) dan kelompok V (0,50± 0,18) memiliki rasio T/R yang tidak berbeda secara bermakna (p>0,05) dengan kelompok I (0,49± 0,13), sedangkan kelompok II (0,69±0,21) dan kelompok III (0,58± 0,19) berbeda bermakna secara statistik (p<0,05) dengan kelompok I (0,49± 0,13). Disimpulkan bahwa pemberian teh hitam berpengaruh terhadap ketebalan dinding arteri koronaria tikus putih. Kata Kunci: Teh Hitam, Flavonoid, Antioksidan, Dinding arteri koronaria, Arterosklerosis PENDAHULUAN Teh hitam mengandung beberapa kandungan organik, diantaranya memberikan keuntungan medis dan kesehatan. Selain protein dan karbohidrat, teh juga mengandung substansi polifenol. Senyawa ini mempunyai aktivitas biologis 1,2 yang unik dan diperkirakan mempunyai efek terhadap kesehatan. Flavanoid yang merupakan komponen polifenol sering ditemukan di dalam berbagai jenis tumbuhan mempunyai efek antioksidan secara in vitro dan ex vivo serta mempunyai efek menurunkan kolesterol pada manusia maupun hewan. Menurut Wiseman, beberapa studi epidemiologi menunjukan hubungan antara 3 konsumsi teh hitam atau flavonoid dengan resiko penyakit jantung.

PKMI-1-07-2 Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian utama di dunia, yaitu sepertiga dari seluruh kematian total di dunia. Sekitar 85% dari kematian akibat penyakit kardiovaskuler tersebut terjadi di negara-negara miskin atau di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Di Asia Tenggara total kematian akibat penyakit kardiovaskuler pada tahun 1999 adalah 3,797 juta jiwa, dan 1,972 juta jiwa dari kematian tersebut disebabkan oleh Penyakit Jantung 4 Koroner (PJK). PJK dapat disebabkan oleh arterosklerosis yang merupakan penebalan pada dinding arteri koronaria. Keadaan tersebut ditandai oleh pembentukan bercak jaringan ikat-lemak dalam tunika intima yang ditunjukkan oleh adanya gumpalan di bagian tengah yang kaya akan lemak, dan menyebabkan penyempitan lumen 5 pembuluh darah. Salah satu faktor resiko terjadinya arterosklerosis adalah hiperlipidemia akibat mengkonsumsi lemak jenuh dan kolesterol dari bahan makanan hewani. Berbagai upaya telah ditempuh untuk menanggulangi masalah tingginya kadar kolesterol dalam darah, dan salah satu caranya adalah dengan mengurangi dan menghindari konsumsi lemak jenuh dan kolesterol, atau dengan mengupayakan 6 bahan makanan penggantinya yang aman bagi kesehatan. Apabila upaya pencegahan dengan pengaturan diet tidak mampu menurunkan kadar kolesterol, maka dapat dilakukan terapi dengan intervensi bahan-bahan obat agar kadar kolesterol yang terlanjur tinggi tersebut dapat turun ke nilai normal, atau setidaknya 7 tidak berlanjut ke aterom. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh teh hitam (Camellia sinensis (L.) O.K.) terhadap penebalan dinding arteri koronaria akibat pemberian diet tinggi lemak pada tikus putih (Rattus norvegicus). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode randomize control trial terhadap 35 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) betina, galur Wistar murni, berumur 2 bulan, berat badan berkisar 95 110 gram, yang diperoleh dari Unit Pengembangan Hewan Coba (UPHP) UGM. Sebelum penelitian hewan coba diadaptasikan di kandang UPHP selama 3 hari. Ketiga puluh lima hewan coba tersebut dikelompokkan menjadi 5 kelompok secara acak. Kelompok I, tidak diberi diet tinggi lemak ataupun seduhan teh hitam. Kelompok II diberi diet tinggi lemak tetapi tidak diberi seduhan teh hitam. Kelompok III, IV, dan V diberi diet tinggi lemak dan teh hitam dengan dosis berturut-turut 2,5%, 5%, dan 10% sebanyak 2 ml 2 kali sehari. Diet tinggi lemak AIN-93 diberikan selama 7 hari kemudian dilanjutkan pemberian diet standar dan pemberian seduhan teh hitam sesuai dosis masing-masing selama 30 hari. Teh diperoleh dari fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Pengukuran darah dilakukan pada 3 titik waktu: (1) awal penelitian; (2) setelah pemberian diet tinggi lemak; (3) setelah pemberian seduhan teh hitam. Pengukuran data dilakukan setelah 37 hari perlakuan. Hewan coba dibedah untuk diambil dan diamati arteri koronaria yang terletak antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Hewan coba dikorbankan dengan cara dekapitasi, karena penggunaan

PKMI-1-07-3 eter dapat menurunkan tonus otot polos pembuluh darah, sehingga mempengaruhi gambaran mikroanatominya. Selanjutnya jantung diambil dan difiksasi dengan larutan Formalin 10% kemudian dipotong 3 mm di distal perbatasan atrium dan ventrikel. Pembuatan preparat mikroskopis dengan cara memotong jantung yang telah difiksasi kemudian diambil untuk dibuat preparat mikroskopis sesuai dengan prosedur dan diwarnai dengan pengecatan HE. Data penelitian yang diambil berupa rata-rata rasio tebal dinding terhadap jari-jari arteri (T/R). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan one way anova dengan post Hoc Test. Signifikansi diterima jika p<0,05. Analisis biokimia dilakukan sebagai penunjang untuk menujukkan gambaran kadar kolesterol dalam darah selama perlakuan terhadap tikus putih. Kolesterol total diukur dengan metode CHOD-PAP, kemudian dianalisis menggunakan one way anova dengan post hoc test. Hasil Seluruh hewan coba mampu menyelesaikan semua tahap penelitian. Rasio rata-rata tebal dinding arteri koronaria terhadap jari-jari arteri koronaria (T/R) dapat dilihat pada tabel 1 serta gambar 1. Tabel 1. Rasio rata-rata tebal dinding terhadap jari-jari arteri (T/R) Kelompok Rata-rata T/R ± SD I 0,49 ± 0,13 II 0,69 ± 0,21 III 0,58 ± 0,18 IV 0,51 ± 0,14 V 0,50 ± 0,18 Gambar 1. Grafik rasio rata-rata tebal dindng terhadap jari-jari arteri (T/R) Dari analisis Post Hoc Test diketahui bahwa kelompok IV dan kelompok V memiliki rasio T/R yang tidak berbeda bermakna dengan kelompok I, sedangkan kelompok II dan kelompok III berbeda bermakna dengan kelompok I. Hasil pemeriksaan kadar kolesterol pada 3 titik pemeriksaan selama penelitian dapat dilihat pada tabel 2. Analisis statistik one way anova menunjukkan bahwa pada

PKMI-1-07-4 pemeriksaan pertama, yaitu sebelum pemberian diet tinggi lemak (sebelum perlakuan) kadar kolesterol semua kelompok tidak berbeda bermakna. Pada pemeriksaan kedua, setelah 7 hari pemberian diet tinggi lemak, kadar kolesterol darah kelompok II, III, IV dan V mengalami peningkatan dan berbeda bermakna secara statistik dengan kelompok I. Pada pemeriksaan ketiga terjadi penurunan kadar kolesterol pada kelompok III, IV dan V secara bermakna. Pemerik saan ke Kelompok Tabel 2. Rerata kadar kolesterol total dalam mg/dl I II III IV V 1 98.11 ± 1.49 98.94± 0.92 2 98.77 ± 1.34 201.06 ± 2.21 3 100.83 ± 1.79 199.05 ± 1.88 98.46 ± 1.30 201.10± 3.55 172.73± 5.00 98.94 ± 4.17 99.53 ± 1.05 203.19 ± 203.18 4.18 ±3.66 137.80 ± 106.26 4.39 ±3.36 a. Kelompok I d. Kelompok IV

PKMI-1-07-5 Gambar 2. Gambaran penampang melintang arteri koronaria tikus putih (Rattus norvegicus) Diskusi Keadaan hiperlipidemi dapat menyebabkan penumpukan kolesterol dan ester kolesterol dari lipoprotein yang mengandung Apo B-100 pada jaringan ikat dinding arteri koronaria. Keadaan ini memudahkan terjadinya jejas endotel akibat radikal bebas yang 8 dihasilkan dari auto-oksidasi lipid darah. Jejas endotel ini akan memacu monosit untuk bermigrasi ke lapisan subendotel dari pembuluh darah arteri koronaria dan menginduksi sekresi growth factor dari endotel (PDGF). Di lapisan subendotelium tersebut monosit yang sudah berdeferensiasi menjadi makrofag memfagositosis kolesterol yang ada dalam lapisan tersebut, dan terbentuklah foam cells. Makrofag tersebut juga akan merusak endotel sehingga memacu timbulnya agregasi platelet. Akibat dari sekresi growth factor dan agregasi platelet memacu proliferasi endotel, sehingga terjadi penonjolan dinding ke 9 arah lumen. Pada penelitian ini didapatkan hasil yang menunjukkan adanya penghambatan penebalan dinding arteri koronaria akibat tingginya kadar kolesterol dalam darah oleh kandungan antioksidan dalam teh hitam. Hal ini sesuai dengan mekanisme peningkatan fungsi endotel serta penghambatan LDL oksidasi yang sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya tentang fungsi antioksidan. Dalam teh hitam terkandung antioksidan yang menurut beberapa penelitian antioksidan ditengarai mampu mencegah terjadinya lesi aterosklerosis. Antioksidan 10 tersebut adalah katekin yang termasuk golongan polifenol. Banyak penelitian mengenai efek antioksidan polifenol. Secara in vitro, katekin teh adalah antioksidan kuat dengan kemampuan untuk membersihkan radikal bebas bersumber dari oksigen termasuk - 2 OH reaktif. Senyawa ini efisien membersihkan peroksidan seperti H2O2 (hidrogen 11 peroksida), SOR (superoxide anion radical), dan askorbil radikal. Hasil penelitian Kaul dan Khanduja menemukan bahwa polifenol menghambat produksi SOR (superoxide anion radical) yang diinduksi BPO (benzoil peroxide). Penghambatan XO (xantin oxidase) juga dapat dilakukan oleh EGCG. Enzim ini banyak terdapat di hepar yang berperan memproduksi asam urat dan ROS (reactive oxygenase) 12 selama katabolisme purin. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Middleton dan Kandaswami, dikemukakan beberapa mekanisme kerja polifenol (terutama katekin) antara lain : Katekin mencegah LDL dari kerusakan akibat oksidasi baik melalui kemampuannnya mengkhelat logam; menghambat radikal bebas; maupun dengan cara mendaur-ulang antioksidan lain 13 seperti vitamin E. Selain sebagai antioksidan, katekin juga dapat menurunkan kadar kolesterol, LDL, dan trigliserida. Mekanisme penurunan tersebut adalah dengan cara meningkatkan

PKMI-1-07-6 aktivitas lipoprotein lipase, sehingga katabolisme lipoprotein kaya trigliserida seperti VLDL dan IDL meningkat. Kadar kolesterol HDL meningkat secara tidak langsung akibat menurunnya kadar trigliserida VLDL atau karena meningkatnya produksi apo AI dan apo AII. Efek penurunan kolesterol LDL diduga berhubungan dengan meningkatnya bersihan 14 VLDL dan IDL dalam hati sehingga produksi LDL menurun. Selain mengandung katekin, teh hitam juga mengandung resin. Resin menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengikat asam empedu dalam saluran cerna atau dengan kata lain mengganggu sirkulasi enterohepatik sehingga ekskresi steroid dalam tinja meningkat. Penurunan kadar empedu karena pemberian resin akan menyebabkan meningkatnya produksi asam empedu yang berasal dari kolesterol. Karena sirkulasi enterohepatik dihambat oleh resin, maka kolesterol yang diabsorbsi lewat saluran cerna akan terhambat dan keluar bersama tinja. Kedua hal ini akan menyebabkan penurunan kolesterol dalam hati. Selanjutnya penurunan kolesterol dalam hati akan akan menyebabkan dua hal, yaitu: meningkatnya reseptor LDL sehingga katabolisme LDL meningkat dan meningkatnya HMG CoA reduktase. Dari sini tampak pula bahwa efek resin tergantung kemampuan sel 14 hati dalam meningkatkan reseptor LDL fungsional untuk menangkap LDL sirkulasi. Antioksidan flavonoid dalam teh hitam mampu mencegah stres oksidasi yang disebabkan LDL teroksidasi, sementara resin dan katekin mampu mengurangi kadar lipid darah. Kedua hal tersebut bersama-sama mencegah pembentukan plak aterom sehingga penebalan dinding arteri tidak terjadi. KESIMPULAN Pemberian seduhan teh hitam sebanyak 4 ml per hari selama 30 hari berpengaruh terhadap ketebalan dinding arteri koronaria tikus putih (Rattus norvegicus). Pada dosis 5 % dan 10 % teh hitam mampu menurunkan ketebalan dinding arteri koronaria tikus putih hingga tidak berbeda bermakna dengan kelompok yang tidak diberi diet tinggi lemak. DAFTAR PUSTAKA 1 Beecher, G.R., Warden, B.A., and Merken, H. 1999. Analysis of Tea Polyphenols. PSEBM, Vol 220 2 Gunawijaya, F.A. 1996. Penentuan LD-50 Ekstrak Teh Hijau pada Mencit Strain C3H. TH Majalah Ilmiah FK USAKTI, Vol 15 : 4. International Limited. 4 Ed. New Zealand 3 Davies et al. 2003. Black Tea Consumption Reduces Total and LDL Cholesterol in Mildly Hypercholesterolemic Adults, Vol. 0022:3166. American Society for Nutritional Sciences 4 World Health Organization. 2002. Integrated Management of Cardiovascular Risk. Health and Development Network. France 5 Petch, Michael. 1991. Penyakit Jantung. Penerbit Arcan. Jakarta : 33-44 6 Saidin, Muhammad. 1999. Kandungan Kolesterol dalam Berbagai Bahan Makanan Hewani Vol. 27 No. Buletin Penelitian Kesehatan Departemen Kesehatan. Jakarta : 224-230 7 Kusmana, D. 1997. Penyakit Jantung Koroner Penyebab Kematian Utama. Berita Ikatan Dokter Indonesia. Kusmana, D. 1997, Penyakit Jantung Koroner Penyebab Kematian Utama. Berita Ikatan Dokter Indonesia. Yayasan penerbit IDI. 16:4. Jakarta 8 Mayes, P.A., Murray R.K., Granner D.K., dan Rodwell V.W. 1997. Biokimia Harper. EGC. Jakarta 9 Underwood, J.C.E. 2000. Patologi Umum dan Sistemik. Edisi 2. EGC. Jakarta 10 Dreosti, I.E. 1996. Bioacktive Ingredients : Antioxidants and Polyphenols in Tea. Nutrition Reviews, Vol. 54 (11) : 551-558. EGC. Ed. 24. Jakarta. FK-UI. Ed. 4. Jakarta 11 Merken, H.M., and Beecher, G.R. Measurement of Food Flavonoids by High

PKMI-1-07-7 Performance Liquid Chromatography : A Review. Journal of Agricultural and Food Chemistry, Vol 48 (3) : 577-599 12 Aucamp, J., Gaspar, A., Hara, Y., and Apostolides, Z. 1997. Inhibition of Xanthine Oxidase by Catechine from Tea (Camellia sinensis). Anticancer, 17(60) : 4381-4385 13 Anderson, J. W., Smith, B. M., and Washnock, C. S. 2001. Cardiovasculer and Renal Benefit of Dry Soybean Intake. Am J Clin Nutr 70:464-474 14 Suyatna F.D, S.K. dan Tony Handoko. 1995. Hipolipidemik dalam Farmakologi dan Terapi FK UI. FK UI. Jakarta

PKMI-1-07-7