Sutrisno Hadi Purnomo*, Zaini Rohmad**

dokumen-dokumen yang mirip
Ahmad Pramono dan Sutrisno Hadi Purnomo

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan produktivitas ayam buras agar lebih baik. Perkembangan

TINJAUAN PUSTAKA. dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan

I. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan

PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM UNTUK PEMBUATAN PAKAN BEBEK

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 2, Juni 2014

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

JURNAL INFO ISSN : TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENCUKUPI KONTINUITAS KEBUTUHAN PAKAN DI KTT MURIA SARI

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

BUDIDAYA ITIK SECARA TERPADU HULU-HILIR KELOMPOK PETERNAK NGUDI LESTARI SUKOHARJO

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan

A. Kesesuaian inovasi/karakteristik lokasi

BAB I PENDAHULUAN. pangan dan gizi serta menambah pendapatan (kesejahteraan) masyarakat. Hal ini

PENDAHULUAN. begitu ekonomi riil Indonesia belum benar-benar pulih, kemudian terjadi lagi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

DI KECAMATAN AMARASI TIMUR SEJAK Bambang.P/HP

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. lokal adalah salah satu unggas air yang telah lama di domestikasi, dan

: pendampingan, vokasi, kelompok keterampilan, peternakan

Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan. bahan pangan yang tidak lepas dari konsumsi masyarakat sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

JURNAL INFO ISSN :

PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)

IbM POTENSI DAN PEMANFAATAN ITIK (JANTAN DAN PETELUR AFKIR) SEBAGAI TERNAK POTONG PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN AIR HANGAT TIMUR KABUPATEN KERINCI

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

Nama : MILA SILFIA NIM : Kelas : S1-SI 08

PEMANFAATAN KOTORAN KAMBING PADA BUDIDAYA TANAMAN BUAH DALAM POT UNTUK MENDUKUNG PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Peternakan sapi potong merupakan salah satu sektor penyedia bahan

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan dari tahun ke tahun semakin pesat dengan

PRODUKTIVITAS DAN ANALISA KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG DI YOGYAKARTA (POSTER) Tri Joko Siswanto

BISNIS PETERNAKAN BEBEK

PENDAHULUAN. Latar Belakang. subsektor peternakan. Suatu negara dapat dikatakan sistem

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Karya Ilmiah Bisnis ayam jawa super online

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Pengembangan Usaha Ternak Ayam Buras di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN DAN FORMULASI RANSUM PADA KELOMPOK TERNAK KAMBING DI KABUPATEN BIREUEN

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KALISAPUN DAN MAKANTAR KELURAHAN MAPANGET BARAT KOTA MANADO

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

I PENDAHULUAN. sektor peternakan merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang perlu

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

TINJAUAN PUSTAKA. Gaduhan Sapi Potong. Gaduhan adalah istilah bagi hasil pada bidang peternakan yang biasanya

PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN

I. PENDAHULUAN. nasional yang tidak ternilai harganya (Badarudin dkk. 2013). Ayam kampung

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Itik merupakan salah satu jenis unggas yang dianggap sebagai hewan asli

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna

Budidaya Bebek Peking Sangat Menjanjikan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LUMBUNG PAKAN RUMINANSIA. Bernadete Barek Koten 1), Lilo J.M. Ch. Kalelado 1) dan Redempta Wea 1)

UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA MELALUI PERBAIKAN MUTU PAKAN DAN PENINGKATAN PERAN KELOMPOKTANI DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS

PENDAHULUAN. ( Populasi Ternak (000) Ekor Diakses Tanggal 3 Oktober 2011.

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari 21 program utama Departemen Pertanian terkait dengan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. serta meningkatnya kesadaran akan gizi dan kesehatan masyarakat. Akan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan

PENANGKARAN DAN PERBIBITAN AYAM MERAWANG DI BANGKA BELITUNG

PENDAHULUAN Latar Belakang

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau

BAB I PENDAHULUAN. efektif karena satu induk ayam kampung hanya mampu mengerami maksimal

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

BAB I PENDAHULUAN. Strategis Kementerian Pertanian tahun adalah meningkatkan

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober 2013

Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2015

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar belakang

RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA

LV Ratna Devi S, Pendampingan dan Pelatihan Dasar Teknologi Budidaya dan Manajemen Usaha Peternakan Sapi Perah. JKB. Nomor 6 Th. IV Januari

PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan

Lampiran 1 Gambar cara pengukuran, corak dan pola warna bulu itik Alabio

JURNAL INFO ISSN : PENDAMPINGAN PROGAM PENGUATAN PAKAN INDUK SAPI POTONG DI KABUPATEN BLORA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PENGOLAHAN TERNAK ITIK AFKIR SEBAGAI PANGAN ASUH DI DESA SEMAU KECAMATAN BRAM HITAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

KIAT PENINGKATAN PRODUKTIVITAS AYAM BURAS

PERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB. Totok B Julianto dan Sasongko W R

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN

PENDAHULUAN. Kambing perah merupakan salah satu ternak penghasil susu. Susu

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 48/Permentan/OT.140/9/2011 TENTANG PEWILAYAHAN SUMBER BIBIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari

Transkripsi:

IbM AYAM KAMPUNG DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BERBASIS PERKANDANGAN SEMI INTENSIF DAN PAKAN KONSENTRAT BERBAHAN BAKU LOKAL DI DESA PANDEYAN, KECAMATAN TASIKMADU, KABUPATEN KARANGANYAR Sutrisno Hadi Purnomo*, Zaini Rohmad** *Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret **Program Studi Sosiologi Antropologi, FKIP, Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami 36A, Kentingan, Surakarta ABSTRAK Kegiatan ekonomi produktif dalam masyarakat perlu digerakkan agar masyarakat secara mandiri bisa meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pemberdayaan kegiatan ekonomi produktif tersebut disesuaikan dengan potensi masyarakat masing-masing daerah. Salah satu bidang usaha yang potensial adalah bidang usaha pertanian meliputi tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan, dan industri kecil menengah (UKM), sehingga dengan melakukan pemberdayaan ini pendapatan masyarakat menjadi meningkat. Kegiatan ekonomi produktif berupa usaha peternakan memberikan kontribusi tinggi terhadap pendapatan masyarakat di Kab Karanganyar. Populasi ayam kampung di Karanganyar cukup tinggi sekitar 847.834 ekor, namun belum ada sentuhan teknologi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat peternak. Pola pemeliharaan ayam kampung yang ada masih secara ekstensif alamiah, dimana pola pemeliharaan masih sederhana dan pembiayaan sangat rendah. Oleh karena itu perlu merubah pola pemeliharaan ini menjadi intensif maupun semi intensif, sehingga selaras dengan difusi iptek yang akan dilakukan disana. Usaha perbaikan budidaya ayam kampung secara komprehensif bisa dilakukan melalui program intensifikasi ayam kampung yang paket teknologinya, oleh karena itu perlu dilakukan usaha perbaikan manajemen pemeliharaan secara lebih intensif dan terpadu dengan difusi teknologi perkandangan dan pembuatan konsentrat berbahan baku lokal. Dengan dijadikannya kelompok ternak sebagai sasaran utama atau mitra dalam program ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai motor penggerak bagi petani dan peternak lainnya yang tidak tergabung dalam kelompok tersebut untuk mengembangkan peternakan ayam kampung dengan pemanfaatan teknologi perkandangan dan pakan konsentrat untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam budidaya ayam kampung. Kata kunci: Ayam kampung, perkandangan semi intensif, konsentrat, bahan baku lokal PENDAHULUAN Otonomi daerah yang berjalan saat ini mengharuskan setiap daerah untuk mengembangkan potensi yang ada, kondisi ini dikarenakan adanya pelimpahan kewenangan pada tiap daerah untuk mengelola aset potensi daerahnya secara mandiri dengan tujuan agar 95

daerah bisa mengoptimalkan pengembangan potensi daerah. Kegiatan ekonomi produktif dalam masyarakat perlu digerakkan agar masyarakat secara mandiri bisa meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pemberdayaan kegiatan ekonomi produktif tersebut disesuaikan dengan potensi masyarakat masing-masing daerah. Salah satu bidang usaha yang potensial adalah bidang usaha pertanian meliputi tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan, dan industri kecil menengah (UKM), sehingga dengan melakukan pemberdayaan ini pendapatan masyarakat menjadi meningkat. Pemberdayaan bisa dilakukan dengan pembinaan, pelatihan, pembimbingan, serta pendampingan dalam usaha ekonomi produktif masyarakat, dan memberikan bekal pengalaman dan memperluas wawasan masyarakat. Kegiatan ekonomi produktif dalam masyarakat perlu digerakkan agar masyarakat secara mandiri bisa meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pemberdayaan kegiatan ekonomi produktif tersebut disesuaikan dengan potensi masyarakat masing-masing daerah. Salah satu bidang usaha yang potensial adalah bidang usaha pertanian meliputi tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan, dan industri kecil menengah (UKM), sehingga dengan melakukan pemberdayaan ini pendapatan masyarakat menjadi meningkat. Pemberdayaan bisa dilakukan dengan pembinaan, pelatihan, pembimbingan, serta pendampingan dalam usaha ekonomi produktif masyarakat, dan memberikan bekal pengalaman dan memperluas wawasan masyarakat. Kegiatan ekonomi produktif berupa usaha peternakan memberikan kontribusi tinggi terhadap pendapatan masyarakat di Kab Karanganyar. Salah satu daerah yang cukup potensial untuk pengembangan ayam buras adalah daerah Kec Tasikmadu. Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa ayam buras memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Jumlah populasi yang besar dan hampir dimiliki seluruh penduduk menandakan bahwa ayam buras mudah dibudidayakan di wilayah ini dengan kondisi iklim yang ada. Wilayah ini merupakan daerah pertanian yang mampu menyediakan bahan pakan alami bagi ayam buras. Banyaknya lahan pertanian merupakan bahan pakan yang akan mendukung keberhasilan peternakan ayam buras. Selain itu ayam buras memiliki ketahanan yang cukup bagus dalam menghadapi iklim yang sulit, seperti musim kemarau yang panjang. Jadi ayam buras merupakan ternak yang cukup mudah beradaptasi di daerah lahan kering. Hambatan yang sering terjadi pada pengembangan Ayam Kampung adalah: 1). Rendahnya produktifitas Ayam Kampung, ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan yang lambat 2) Sulitnya pengadaan bibit ayam baik dari sisi jumlah maupun kualitasnya 3) Sistem pemeliharaan yang masih ekstensif alamiah, belum dikelola secara intensif. Berdasarkan kenyataan tersebut diatas maka diperlukan suatu difusi penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi kedalam budidaya Ayam Kampung tersebut, dengan tujuan untuk meningkatkan produktifitasnya. Penerapan iptek tersebut utamanya dengan memperbaiki pengadaan pakan ayam yang berkualitas dengan teknologi bahan baku lokal disertai dengan sistem perkandangan semi intensif. Selain itu perlu dibarengi dengan penyuluhan dan pelatihan bagi peternak Ayam Kampung, serta warga masyarakat yang lainnya, mengenai budidaya Ayam Kampung secara lebih intensif untuk menaikkan 96

produktifitas serta bagaimana mencegah dan mengatasi berbagai kasus penyakit pada Ayam Kampung. Melalui kegiatan IbM ini diharapkan masyarakat pada umumnya serta peternak Ayam Kampung khususnya mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya Pola pemeliharaan Ayam Kampung yang ada di Pandeyan Kec Tasikmadu masih secara ekstensif alamiah, dimana pola pemeliharaan masih sederhana dan pembiayaan sangat rendah. Oleh karena itu perlu merubah pola pemeliharaan ini menjadi intensif maupun semi intensif, sehingga selaras dengan difusi iptek yang akan dilakukan disana. Usaha perbaikan budidaya Ayam Kampung secara komprehensif bisa dilakukan melalui program intensifikasi Ayam Kampung yang paket teknologinya bertumpu pada Sapta Usaha. Unsur-unsur Sapta Usaha meliputi : pemilihan bibit, pakan, perkandangan, kesehatan, perkembangbiakan, manajemen dan pemasaran. Dengan menerapkan Sapta Usaha Ayam Kampung ini diharapkan peternak dapat meningkatkan produktifitas, pendapatan dan kesejahteraan hidupnya. Dalam pemeliharaan yang intensif, ayam menetas langsung dipelihara dalam indukan penghangat sampai umur 6 minggu. Setelah itu anak ayam dilepas untuk mencari pakan sendiri. Pola ini menerapkan induk dikurung pada saat tertentu pasca penetasan, kemudian induk perlu dimandikan seminggu sekali. Dengan cara ini induk cepat bertelur lagi sehingga induk dapat bertelur 6 x/tahun. Berarti induk dapat menghasilkan 48-54 ekor anak ayam/tahun dan 18 telur tetas afkir/tahun. Mitra yang dibina dalam penerapan program IbM ini adalah Kelompok Tani Ternak (KTT) Ngudi Rejeki dan KTT Ngudi Mulyo di desa Pandeyan, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kelompok UKM ini sementara ini hanya dibina oleh petugas penyuluhan Dinas Peternakan Karanganyar, yang menangani banyak wilayah. Kelompok Tani Ternak ini merupakan wadah bagi para petani peternak yang mempunyai usaha ternak Ayam Kampung dengan skala usaha yang kecil. Kenyataan yang ada di daerah pedesaan, pada umumnya usaha Ayam Kampung dilakukan secara tradisional, sehingga perlu diusahakan suatu upaya introduksi inovasi IPTEK peternakan terapan yang sudah terbukti kehandalannya yang sesuai dengan kondisi dan situasi wilayah dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan petani peternak. METODE PELAKSANAAN Berdasarkan permasalahan mitra yang telah dikemukakan diatas, maka untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh mitra dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini akan ditawarkan beberapa solusi, yaitu: 1. Penerapan teknologi perkandangan Semi Intensif Untuk meningkatkan produktifitas ayam kampung, maka diperlukan perubahan pola pemeliharaan dari ekstensif alamiah menjadi Semi Intensif. 2. Penerapan teknologi pengolahan pakan konsentrat 97

Untuk menunjang pola pemeliharaan semi intensif, maka perlu dilakukan introduksi pengolahan pakan konsentrat berbasis bahan baku lokal hasil limbah pertanian. 3. Peningkatan kemampuan manajemen peternak Kemampuan manajemen pengelolaan usaha dan pemasaran sangat penting, mengingat keterbatasan kemampuan petani peternak dalam mengelola organisasi, administrasi, pembukuan keuangan dan pemasaran. Metode pelaksanaan secara lebih jelas dapat digambarkan alur atau metode pelaksanaan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat IbM ini sebagai berikut: Keterangan: : Sebelum Kegiatan IbM : Setelah Kegiatan IbM 98

HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagai solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi oleh kelompok mitra seperti yang telah diuraikan diatas, maka telah diterapkan beberapa kegiatan yaitu: 1. Penerapan dan Pelatihan teknologi pemeliharaan Semi Intensif Pelaksanaananya adalah dipilih salah satu anggota KTT yang memiliki lokasi dan kemampuan manajemen pemeliharaan yang baik. Dalam kegiatan ini, akan dilakukan pembuatan kandang percontohan untuk Kandang Induk dan Kandang Pembesaran ayam. Sistem perkandangan induk, dalam setiap kandang (house) akan dibuat individual setiap 1 jantan dan 10 betina untuk memudahkan kontrol produksi induk yang kurang produktif supaya mudah dilakukan seleksi. Untuk kandang pembesaran, maka akan dibuat model kandang ren dengan umbaran yang digunakan untuk umur ayam yang hampir sama. 2. Penerapan dan pelatihan teknologi pengolahan pakan Untuk meningkatkan produktifitas ayam kampung, maka perlu disediakan pakan yang memnuhi nutrisi yang sesuai dengan kebutuhannya, sehingga induk ayam dapat menambah periode bertelur setiap tahunnya maka. Sedangkan ayam pembesaran, memerlukan nutrisi yang sesuai kebutuhannya agar dapat mencapai pertumbuhan bobot badan serta efisiensi pakan. Dalam pelaksanaanya dipilih salah satu anggota KTT yang memiliki kapasitas dan ketrampilan yang baik dalam pengelolaannya. Demikian juga perlu dilakukan penyuluhan dan pelatihan sebelum menerapkan teknologi ini kepada seluruh anggota KTT. 3. Redesain atau perbaikan kandang peternak anggota KWT Bhakti Rahayu dan Ngudi Rejeki sebagai percontohan kandang yang ideal untuk pemeliharaan ayam buras potong. 4. Metode pelatihan manajerial (manajemen pengelolaan usaha dan pembukuan keuangan) Manajerial perlu dikuasai pengurus KWT maupun seluruh anggota agar organisasi bisa berjalan dengan baik. Pelatihan organisasi perlu dilakukan agar KWT bisa dijalankan dengan manajemen yang baik dan berkelanjutan. Kemudian pelatihan pembukuan keuangan berupa pembukuan praktis yaitu model pembukuan keuangan sederhana yang mudah dipahami oleh peternak. Dengan pembukuan yang baik, maka bisa mengontrol posisi keuangan sehingga pemborosan dan kerugian bisa diminimalisir. Selain masalah keuangan, masalah pemasaran juga mutlak dipahami karena tidak ada manfaatnya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kalau tidak bisa memasarkannya. Untuk itu peternak mitra perlu diberi pelatihan teknik-teknik pemasaran praktis sehingga usaha peternakannya bisa memberikan keuntungan yang signifikan dan bisa berkembang. Pelatihan manajemen pemasaran difokuskan kepada perluasan daerah pemasaran dengan pengemasan produk sedemikian rupa sehingga menarik konsumen untuk membeli produk yang dihasilkan petani peternak. 99

KESIMPULAN Kesimpulan dari kegiatan tim pengabdian bahwa masih diperlukan pendampingan dan pembinaan kepada kedua kelompok tani ternak tersebut agar proses difusi Iptek bisa berjalan dengan baik. Saran yang bisa diajukan oleh tim pengabdian adalah perlu ditambah introduksi Iptek yang lain seperti pembuatan breeding ayam buras dan penetasan modern, pelatihan pencegahan dan pengobatan penyakit ayam atau teknologi tepat guna lain yang dibutuhkan oleh kelompok tani ternak. DAFTAR PUSTAKA LPPM UNS, 2005. Laporan Sibermas : Participatory Rural Appraisal (PRA) Sibermas Desa Pijiharjo, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri. UNS Surakarta Sarwono, B. 2005. Beternak Ayam Buras. Cetakan ke-2. Penebar Swadaya, Jakarta. Indonesia. Cahyono, B. 1996. Ayam Buras Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta. Rasyaf, M. 1990. Beternak Ayam Kampung. Cetakan ke-8. Penebar Swadaya. Jakarta. Sidadolog, JHP. Interaksi antara Genotip (Legund dan Normal) dan Pakan terhadap Pertumbuhan Ayam Kampung. Laporan Penelitian Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta. 100