BAB I PENDAHULUAN. menumbuhkembangkan sumber daya manusia guna menyiapkannya untuk. perkembangan zaman yang terus berubah. Perubahan perkembangan

dokumen-dokumen yang mirip
Batasan Pendekatan, Model, Strategi, Metode, Teknik, dan Taktik dalam pembelajaran

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sebuah proses pembelajaran bagi setiap individu

DEFINISI PENDEKATAN, METODE, STRATEGI, TEKNIK, TAKTIK, DAN MODEL PEMBELAJARAN

BAB II PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, TEKNIK, TAKTIK, DAN MODEL PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

2.1 Perkembangan anak sekolah dasar. Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

METODE PEMBELAJARAN Jenis-jenis metode dapat dikelompokkan ke dalam beberapa pendekatan, diantaranya: Berdasarkan pemberian informasi:

BAB II LANDASAN TEORI. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara masalah pendidikan sudah barang tentu tidak bisa lepas dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sutriari Astati. Widyaiswara LPMP. D.I. Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pembangunan nasional menunjuk pada kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 3 Tahun tentang tujuan pendidikan nasional yaitu;

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi khususnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang berlangsung di sekolah berkat guru dan siswa. Tugas utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap, nilai-nilai pembentukan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diri yang kuat untuk menepati apa yang telah direncanakan itu.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dibangkitkan, dipertahankan dan selalu dikontrol baik oleh siswa itu sendiri, guru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup mandiri dan mampu menjadi masyarakat yang mampu bersosialisasi

c. Metode Curah Pendapat/Urun Pendapat/Brainstorming

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan observasi atau studi pendahuluan yang penulis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

Pengertian Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan prilaku sosial dan penanaman dasar keilmuan. Tentu saja, kemampuan numerik maupun kemampuan-kemampuan sosio-kultural.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh: BIVIKA PURNAMI A

BAB I PENDAHULUAN. makna kata-kata secara individul akan dapat diketahui. diharapkan dapat melatih kreatifitas dan keterampilan siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

: ICE DAHNIAR NIM A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kemajuan iptek ini tidak lepas dari perubahan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah hak bagi setiap individu dan

KURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENGANGKATAN PERTAMA JENJANG AHLI DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

permasalahan untuk merangsang pemikiran siswa supaya siswa dapat lebih aktif menjawab pertanyaan, mampu memecahkan masalah dengan mudah dan dapat

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. memungkinkan bagi kita untuk mengetahui tentang budaya yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan

I. PENDAHULUAN. Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan terjun ke masyarakat. keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NAMA : ABIMANYU THEOPHANO NIM : Metode Ceramah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dalam masa perkembangan, sehingga perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Untuk mencetak manusia yang berpribadi kuat, cerdas dan mandiri,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi yang ada untuk pembentukan kepribadian yang utuh, memiliki rasa

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menghabiskan waktu berhari-hari bahkan berbulan-bulan kini tidak

I. PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah juga dipercaya sebagai satu satunya cara agar manusia pada zaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 METODE DISKUSI KELOMPOK BERBASIS INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, beberapa diantaranya ialah melakukan perubahan kurikulum. Selain

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah usaha sadar dalam menumbuhkembangkan sumber daya manusia guna menyiapkannya untuk pembangunan. Pesatnya laju pembangunan selalu senada dengan perkembangan zaman yang terus berubah. Perubahan perkembangan zaman inilah yang kerap kali menjadi masalah sekaligus tantangan bagi sektor pendidikan untuk terus berkembang mengikutinya. Salah satu masalah pendidikan yang dihadapi saat ini adalah masalah pembelajaran. Masalah ini sangat kompleks karena menyangkut semua komponen pendidikan lainnya yang terkait dengan kegiatan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang optimal akan mampu menghasilkan mutu pendidikan yang baik sehingga tuntutan dari tujuan pendidikan yang sesungguhnya dapat terwujudkan. Kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen yaitu peserta didik, guru (pendidik), tujuan pembelajaran, isi pelajaran, metode mengajar, media dan evaluasi. Tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti : perubahan yang secara psikologis akan

2 tampil dalam tingkah laku (over behaviour) yang dapat diamati melalui alat indera oleh orang lain baik tutur katanya, motorik, dan gaya hidupnya. Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan dan memperbaiki kemampuan pengetahuan. Landasan hukum untuk pelaksanaan pembinaan pegawai melalui program pendidikan dan pelatihan ialah undang-undang no.43 tahun 1999, pasal 31 berbunyi : Untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya diadakan pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai negeri sipil yang bertujuan untuk meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian, kemampuan, dan keterampilan. Pendidikan dan pelatihan terdiri berbagai unsur mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi dan dalam pelaksanaan terdapat proses pembelajaran yang menjadi inti dari pelaksanaan pendidikan dan pelatihan. proses pembelajaran yang berlangsung harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh sebuah pendidikan dan pelatihan Tujuan pembelajaran yang diinginkan tentu yang optimal, untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pendidik, salah satu diantaranya adalah metode mengajar. Para pendidik harus memahami bagaimana menggunakan metode pembelajaran yang baik sehingga dapat membuat peserta didik mendapatkan materi yang disampaikan dengan cermat. Namun masih

3 banyak para pendidik belum memahami dan menguasai bagaimana menggunakan metode pembelajaran yang benar sehingga banyak sekali materi yang seharusnnya dapat disampaikan dengan baik namun dikarenakan metode pembelajarannya yang tidak baik menyebabkan peserta didik kurang menangkap materi yang disampaikan. Terlebih lagi metode pembelajaran di dalam suatu kegiatan pendidikan dan pelatihan, para pendidik harus bisa menguasai metode pembelajaran yang tepat dikarenakan lebih banyak dalam suatu pendidikan dan pelatihan melibatkan dalam pembelajaran peserta didik orang dewasa atau lebih disebut andragogy. Hal ini jelas berbeda cara mengajar terhadap siswa anak sekolah dengan orang dewasa, metode pembelajaran yang digunakan jelas berbeda, oleh karena itu banyak sekali para pendidik masih sulit mencari metode pembelajaran yang tepat untuk diberikan agar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Keadaan pendidikan dan pelatihan saat ini sangat sedang dikembangkan oleh pemerintah dari perencanaan pelaksanaan sampai dengan evaluasi. Salah satu bagian yang terpenting dari sebuah pendidikan dan pelatihan yaitu bagaimana proses pembelajaran agar pendidikan dan pelatihan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. dalam proses pembelajarannya harus dipakai metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta diklat seperti yang dikemukaan oleh Wina Senjaya (2008) yakni, a way in achieving something. Maksudnya, metode pembelajaran merupakan cara yang

4 digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya. Memang tidak dapat dipungkiri, ada pengajar yang masih mempertahankan sistem pengajaran dengan metode lama yang merasa dan memposisikan dirinya sebagai sentral. pengajar seperti memposisikan diri sebagai satu-satunya sumber belajar dalam proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran monoton, menggunakan metode ceramah, dimana pengajar berbicara 100-200 kata per menit Situasi seperti itu perlu sekali mencari suatu metode yang tepat agar membuat pembelajaran menjadi lebih baik, maka dari itu banyak para ahli mencari metode pembelajaran yang tepat salah satu contohnya metode brainstorming. Metode brainstorming menurut Tom Kelley dari IDEO (Pusat Inovasi Desain Produk Terbaik di Dunia) dalam buku The Art of Innovation dijelaskan bahwa, metode brainstorming atau pola curah gagas, membuat rapat yang melelahkan menjadi ajang permainan yang penuh persaingan dan keceriaan, dan tetap dalam bingkai yang positif.

5 Metode brainstorming sesuai sebagai upaya untuk mengumpulkan pendapat/ide yang dikemukakan oleh seluruh anggota kelompok, baik secara individual maupun kelompok. Metode ini akan menghasilkan berbagai pendapat atau ide dari peserta, baik yang sama (atau saling mendukung) dan ide-ide yang berbeda (atau saling bertentangan). Kedua bentuk ide tersebut dapat memicu terjadinya perdebatan di antara peserta. Metode brainstorming merupakan salah satu teknik untuk memperkirakan sejauh mana pengetahuan (penguasaan materi) yang telah dimiliki peserta (Nurani dkk, 2003:825). Metode brainstorming ini dilakukan setelah para tutor memberikan materi yang telah disampaikan maka tutor memberikan kesempatan kepada peserta untuk mencurahkan pendapatnya dengan membentuk sebuah kelompok kecil, sehingga dapat menimbulkan ide-ide baru yang dapat disampaikan. Menurut Nanang dkk (2006:20) bahwa: Metode brainstorming juga menjadi metode utama, mengingat dengan metode ini mahasiswa lebih dinamis. Interaksi antar mahasiswa juga dapat dipertahankan dengan metode ini. Metode brainstorming juga dilakukan untuk menjaga agar proses pembelajaran tidak terkesan monoton. Metode yang diterapkan sangatlah penting dalam proses pembelajaran namun hal tersebut tidak lepas dari bagaimana peserta didik dapat atau tidaknya aktif dalam proses pembelajaran. Aktivitas dalam belajar sangatlah penting untuk diperhatikan. Dalam pembelajaran aktivitas peserta didik dapat dilakukan dengan cara mereka memahami materi yang dibutuhkan sampai bagaimana peserta dapat mengaplikasikan

6 isi dari materi tersebut. Namun masih banyak dalam proses pembelajaran tidak banyak aktivitas yang dilakukan peserta dalam kelas hanya seorang guru yang aktif dalam kelas, hal tersebut sangat tidak optimal dalam pembelajaran. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran keaktifan peserta didik sangat diperlukan. Aktivitas dalam belajar harus dapat dibuat oleh komponenkomponen dalam pembelajaran seperti guru yang membantu peserta didik untuk aktif dan peserta didik itu sendiri harus dapat mencari dan aktif dalam mengatasi setiap masalah atau materi yang diberikan. Oleh karena itu banyak sekali cara untuk menghidupkan akitivitas belajar peserta didik seperti bagaimana metode pembelajarannya, media pembelajarannya dan lingkungan pembelajarannya. Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial merupakan unit terkecil pelaksana teknis di bidang pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial di lingkungan Departemen sosial yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala badan pelatihan dan pengembangan sosial. Sebuah pendidikan dan pelatihan dapat berjalan dengan baik dengan adanya pelaksaan diklat yang terfokus dari proses pembelajarannya. Hal ini membuat semua yang terdapat dalam pendidikan dan pelatihan memfokuskan untuk mengembangkan pengetahuan dan peningkatan peserta diklat yang mengikuti sebuah pendidikan dan

7 pelatihan. Tentunya dalam proses pembelajarannya terdapat metode pembelajaran yang harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Metode yang terdapat dalam sebuah pendidikan dan pelatihan cendrung banyak sekali yang menggunakan metode ceramah yang mana metode tersebut sangat klasik untuk dilakukan namun metode tersebut tidak akan lepas dari proses pembelajaran. Oleh karena itu para pengembang pendidikan dan pelatihan mencari metode yang lebih tepat agar lebih baik hasil yang diinginkan. Metode pembelajaran yang dipakai selebihnya diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan yang ada pada peserta diklat yang mana dengan menggunakan metode yang tepat maka bakat dan kemampuan peserta diklat mampu terealisasikan karena sumber daya manusia yang dibutuhkan harus memiliki kompetensi dan potensi yang benar-benar baik. Hal di atas membuat peneliti tertarik dalam mencari bagaimana hubungan penerapan metode brainstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat pada pelatihan sertifikasi pekerja sosial dibalai besar pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial bandung.

8 B. Rumusan Masalah Permasalahan yang ingin dijawab oleh peneliti adalah bagaimana hubungan penerapan metode brainstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam pendidikan dan pelatihan sertifikasi pekerja sosial? Oleh karena itu, dapat dirumuskan sub pokok masalah ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana hubungan antara penerapan metode brainstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat pada aspek minat dan perhatian pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam pendidikan dan pelatihan sertifikasi pekerja sosial? 2. Bagaimana hubungan antara penerapan metode brainstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat pada aspek memberikan ide atau pendapat pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam pendidikan dan pelatihan sertifikasi pekerja sosial? 3. Bagaimana hubungan antara penerapan metode brainstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat pada aspek memecahkan masalah pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam pendidikan dan pelatihan sertifikasi pekerja sosial?

9 C. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan istilahistilah yang dipergunakan dalam skripsi ini, maka perlu penjelasan sebagai berikut : 1. Hubungan Hubungan dalam penelitian ini adalah variabel X (metode brainstorming) memiliki keterkaitan dengan variabel Y (aktivitas belajar peserta diklat). 2. Metode Brainstorming Metode Brainstorming adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua peserta. Metode Brainstorming dimaksudkan sebagai variabel penelitian ini adalah hal pengukuran tentang penerapan Metode Brainstorming untuk meningkatkan kemampuan peserta didik. 3. Aktivitas belajar Aktivitas belajar merupakan kegiatan peserta didik yang aktif dalam berfikir dan berbuat atau melakukan sesuatu, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam hal ini aktivitas belajar dibatasi dalam tiga aspek yaitu dalam minat dan perhatian peserta diklat, keaktifan dalam memberikan ide atau gagasan, serta keaktifan dalam memecahkan masalah.

10 D. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah yang ada maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan penerapan metode brainstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat. Adapun tujuan penelitian secara khusus yaitu : 1. Untuk mengetahui hubungan antara penerapan metode brainstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat pada aspek minat dan perhatian pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam pendidikan dan pelatihan sertifikasi pekerja sosial 2. Untuk mengetahui hubungan antara penerapan metode brainstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat aspek memberikan ide atau pendapat pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam pendidikan dan pelatihan sertifikasi pekerja sosial 3. Untuk mengetahui hubungan antara penerapan metode brainstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat pada aspek memecahkan masalah pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam pendidikan dan pelatihan sertifikasi pekerja sosial

11 E. Manfaat Penelitian praktis. Penelitian ini akan memberikan manfaat teoritis dan manfaat 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini akan memperlihatkan bagaimana hubungan penerapan metode brainstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat. Dengan diketahui seperti apa hubungan penerapan metode brainstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat, maka akan memberikan dorongan bagi widyaiswara untuk meningkatkan kualitas mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang baik. Selain itu hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam pengembangan penelitian lanjutan dan penelitian dalam metode pembelajaran yang lainnya. 2. Manfaat Praktis a. Masukan bagi para pendidik, untuk meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dalam meningkatkan mutu pendidikan, dengan demikian mutu tenaga pendidik dapat ditingkatkan seperti yang diharapkan. b. Bagi para peneliti, khususnya bagi mereka yang tertarik dalam masalah inovasi pendidikan, maka hasil penelitian ini dapat digunakan untuk melakukan penelitian sejenis yang lebih lanjut. c. Untuk Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, diharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu

12 pendidikan yang berkaitan dengan inovasi pendidikan yang lebih baik. d. Lebih khusus bagi peneliti sendiri, penelitian ini bermanfaat untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan penerapan metode brainstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat. Selain itu peneliti akan memperoleh pengalaman berfikir dalam memecahkan persoalan pendidikan F. Asumsi Suharsimi Arikunto (2002 : 58) mengatakan: Setelah peneliti menjelaskan permasalahan secara jelas, yang dipikirkan selanjutnya adalah suatu gagasan tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang lebih luas. Dalam hal ini peneliti harus dapat memberikan sederetan asumsi yang kuat tentang kedudukan permasalahannya. Berdasakan kajian penelitian yang telah dilakukan, peneliti akhirnya dapat berasumsi, bahwa: 1. Metode brainstorming diharapkan menunjang kesempatan bagi para peserta didik untuk menjadi kreatif, berpikir kritis dalam memecahkan masalah. 2. Metode brainstorming diharapkan membantu merangsang pengembangan kemampuan berpikir peserta diklat secara kreatif dan menyeluruh.

13 G. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau sub-masalah yang diajukan dalam penelitian. Menurut Arikunto (2006:71) bahwa, apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori sementara, yang kebenarannya masih perlu diuji (dibawah kebenaran). Hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. H 0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode brainstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat pada aspek minat dan perhatian pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam pendidikan dan pelatihan sertifikasi pekerja sosial. H 1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode brainstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat pada aspek minat dan perhatian pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam pendidikan dan pelatihan sertifikasi pekerja sosial. 2. H 0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode brainstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat pada aspek memberikan ide atau pendapat pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam pendidikan dan pelatihan sertifikasi pekerja sosial.

14 H 1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode brainstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat pada aspek memberikan ide atau pendapat pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam pendidikan dan pelatihan sertifikasi pekerja sosial. 3. H 0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode brainstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat pada aspek memecahkan masalah pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam pendidikan dan pelatihan sertifikasi pekerja sosial. H 1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode brainstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat pada aspek memecahkan masalah pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam pendidikan dan pelatihan sertifikasi pekerja sosial.