BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. Nama : Sarah Natya

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Profitabilitas Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara.

BAB 5 PENUTUP. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi


BAB I PENDAHULUAN. /atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya pertumbuhan ekonomi suatu negara (Dietrich dkk, 2014). Dimana Bank

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya sangat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan Analisis Laporan Keuangan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB III METODE PENELITIAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada perbankan didalam suatu negara. Saat ini bank merupakan salah satu peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KINERJA BANK

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus) dengan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit), kemudian menempatkanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH JUMLAH MODAL TERHADAP TINGKAT KEUNTUNGAN YANG DIPEROLEH PT. BANK DANAMON INDONESIA Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.


BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya akan dapat mendorong efektivitas kebijakan moneter. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditulis oleh Amalina Alyani Yusrina (2013) yang berjudul "Pengaruh LDR, IPR,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang

BAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. asing. Penelitian ini juga ingin menguji pengaruh capital adecuacy ratio (CAR),

BAB I PENDAHULUAN. mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I LATAR BELAKANG. dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat, yang berarti bahwa sebagian dari usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan. meningkatkan profit, hal ini daya tarik bagi investor dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah melakukan mobilisasi dana dari satu pihak kepada pihak lain (financial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

1. Rasio keuangan dapat terlalu tinggi atau terlalu rendah. dalam industri. Dalam laporan keuangan, angka-angka yang berdiri sendiri sulit

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 5.1. Analisis Perkembangan Penyaluran Kredit Dalam pelaksanaan aktivitas operasional bank, salah satu upaya yang dilakukan oleh setiap perbankan adalah peningkatan kinerja perbankan. Untuk dapat meningkatkan kinerja perbankan, upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan penyaluran kredit kepada nasabah. Dengan adanya penyaluran kredit kepada nasabah, maka upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan evaluasi terhadap perkembangan kredit. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan penyaluran kredit yang terjadi selama 3 tahun terakhir. PT. Bank Sulselbar Makassar adalah lembaga keuangan bank yang menyalurkan kredit kepada nasabah. Dimana dalam penyaluran kredit, menunjukkan bahwa selama 3 tahun terakhir (tahun 2008 s/d tahun 2010) mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dengan adanya peningkatan yang dicapai oleh perusahaan, maka diperlukan adanya evaluasi dalam penyaluran kredit, salah satu tujuan dilakukan evaluasi dalam penyaluran kredit adalah untuk menganalisis peningkatan (penurunan) penyaluran kredit yang terjadi dalam 3 tahun terakhir, khususnya tahun 2008 2010. Berikut ini akan disajikan data penyaluran kredit untuk tahun 2008 2010 yang dapat disajikan pada tabel 5.1 yaitu sebagai berikut : 58

59 Tabel 5.1 PT. Bank Sulselbar Makassar Perkembangan Penyaluran Kredit Jumlah Penyaluran Peningkatan Tahun Kredit (Jutaan Rp) Jutaan Rp. % 2008 3.390.769 - - 2009 3.465.586 74.817 2,21 2010 4.515.202 1.049.616 30,29 Rata-rata 3.756.602 562.217 16,25 Sumber : PT. Bank Sulselbar Makassar Tabel 5.1 yakni perkembangan penyaluran kredit selama 3 tahun terakhir (tahun 2008 2010) yang diperoleh dari PT. Bank Sulselbar Makassar yang menunjukkan bahwa rata-rata penyaluran kredit selama 3 tahun terakhir sebesar Rp.3.756.602,- Kemudian perkembangan kredit selama 3 tahun terakhir (tahun 2008 s/d tahun 2010) nampak bahwa tahun 2009 jumlah penyaluran kredit meningkat sebesar Rp.74.816 atau sebesar 2,21%, sedangkan tahun 2010 jumlah penyaluran meningkat sebesar Rp.1.049.616 atau sebesar 30,29%. Faktor yang menyebabkan adanya peningkatan kredit selama 2 tahun terakhir disebabkan karena adanya peningkatan penurunan kredit untuk nasabah khususnya selama 3 tahun terakhir.

60 5.2 Analisis Kualitas Kredit Dalam melakukan penilaian kualitas kredit, khususnya pada PT. Sulselbar Makassar, maka salah satu alat analisis yang digunakan adalah kolektibilitas dalam penyaluran kredit. Sebelum dilakukan analisis penyaluran kredit dengan menggunakan analisis kualitas kredit, maka terlebih dahulu akan disajikan kolektibilitas penyaluran kredit yang dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini : Tabel 5.2 PT. Bank Sulselbar Makassar Data Kolektibilitas Kredit Tahun 2008 s/d Tahun 2010 Klasifikasi Tahun (Dalam Jutaan Rp.) 2008 2009 2010 Lancar 3.261.326 3.337.384 4.368.463 Dalam Perhatian Khusus 37.621 45.183 53.697 Kurang lancer 5.122 4.964 8.049 Diragukan 6.889 2.871 6.600 Macet 79.811 75.184 78.393 Total kredit 3.390.769 3.465.586 4.515.202 Sumber : PT. Bank Sulselbar Makassar Tabel 5.2 yakni data kolektibilitas kredit selama 3 tahun terakhir (tahun 2008 s/d tahun 2010) yang menunjukkan bahwa untuk kolektibitas kredit untuk klasifikasi lancar dalam tahun 2008 ketahun 2009 hingga tahun 2010, sedangkan

61 klasifikasi menurut dalam perhatian khusus (DPK) dalam tahun 2008 s/d tahun 2010 meningkat, sedangkan kurang lancar tahun 2009 menurun sedangkan untuk tahun 2010 meningkat. Kemudian kolektibilitas penyaluran kredit untuk kategori diragukan dalam tahun 2009 menurun dan pada tahun 2010 meningkat. Selanjutnya kolektibilitas penyaluran kredit untuk kategori macet 2009 menurun dan tahun 2010 mengalami peningkatan. Berdasarkan data kolektibilitas kredit yakni dari tahun 2008 s/d tahun 2010, maka selanjutnya akan disajikan rasio kredit lancar terhadap total kredit untuk tahun 2008 s/d tahun 2010 yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Rasio kredit lancar terhadap total kredit Besarnya rasio kredit lancar terhadap total kredit pada perusahaan PT. Bank Sulselbar Makassar dari tahun 2008 s/d tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut : Rp. 3.261.326 Rasio kredit lancar terhadap total kredit 08 = x 100 % Rp. 3.390.769 = 96,18% Rp. 3.337.384 Rasio kredit lancar terhadap total kredit 09 = x 100 % Rp. 3.465.586 = 96,30%

62 Rp. 4.368.463 Rasio kredit lancar terhadap total kredit 10 = x 100 % Rp. 4.515.202 = 96,75% Dari hasil perhitungan kredit lancar terhadap total kredit oleh PT. Bank Sulselbar Makassar untuk tahun 2008 sebesar 96,18%, tahun 2009 kredit sebesar 96,30% dan tahun 2010 total kredit sebesar 96,75%. Ini menunjukkan bahwa kredit lancar pada tahun 2008 s/d tahun 2009 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. 2) Rasio kredit dalam perhatian khusus terhadap total kredit Besarnya rasio kredit dalam perhatian khusus terhadap total kredit untuk tahun 2008 s/d tahun 2010 adalah sebagai berikut : Rp. 37.621 Rasio kredit dalam perhatian khusus = x 100% terhadap total kredit 08 Rp. 3.390.769 = 1,09% Rp. 45.183 Rasio kredit dalam perhatian khusus = x 100% terhadap total kredit 09 Rp.3.465.586 = 1,30% Rp. 53.697 Rasio kredit dalam perhatian khusus = x 100% terhadap total kredit 10 Rp.4.515.202 = 1,19%

63 Dari hasil perhitungan rasio kredit dalam perhatian khusus terhadap total kredit yang menunjukkan bahwa dalam tahun 2008 sebesar 1,09%, tahun 2009 sebesar 1,30% dan tahun 2010 sebesar 1,19%. 3) Rasio kredit kurang lancar terhadap total kredit Besarnya rasio kredit kurang lancar terhadap total kredit dalam tahun 2008 s/d tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut : Rp. 5.122 Rasio kredit kurang lancar terhadap total = x 100% kredit 08 Rp.3.390.769 = 0,15% Rp. 4.964 Rasio kredit kurang lancar terhadap total = x 100% kredit 09 Rp.3.465.586 = 0,14% Rp. 8.049 Rasio kredit kurang lancar terhadap total = x 100% kredit 10 Rp.4.515.202 = 0,18% Dari hasil perhitungan rasio kredit kurang lancar terhadap total kredit yang menunjukkan bahwa dalam tahun 2008 sebesar 0,15%, tahun 2009 sebesar 0,14% dan tahun 2009 sebesar 0,18%. 4) Rasio kredit diragukan terhadap total kredit Adapun besarnya rasio kredit diragukan terhadap total kredit untuk tahun 2008 s/d tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut :

64 Rp. 6.889 Rasio kredit diragukan terhadap total = x 100% kredit 08 Rp.3.390.769 = 0,20% Rp. 2.871 Rasio kredit diragukan terhadap total = x 100% kredit 09 Rp.3.465.586 = 0,008% Rp. 6.600 Rasio kredit diragukan terhadap total = x 100% kredit 10 Rp.4.515.202 = 0,15% Dari hasil perhitungan kredit diragukan terhadap total penyaluran kredit selama 3 tahun terakhir (tahun 2008 s/d tahun 2010), nampak tahun 2008 menurun dan tahun 2010 meningkat. 5) Rasio kredit macet terhadap total kredit Besarnya rasio kredit macet terhadap total kredit untuk tahun 2008 s/d tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut : Rp. 79.811 Rasio kredit macet total kredit 08 = x 100% Rp.3.390.769 = 2,35% Rp. 75.184 Rasio kredit macet total kredit 09 = x 100 % Rp.3.465.586 = 2,16%

65 Rp. 78.393 Rasio kredit macet total kredit 10 = x 100 % Rp.4.515.202 = 1,73% Dari hasil perhitungan tersebut di atas, maka selanjutnya akan disajikan rasio kredit terhadap total kredit untuk tahun 2008 s/d tahun 2010 yang dapat ditentukan melalui tabel berikut ini : Tabel 5.3 Rasio Kolektibilitas Terhadap Total Kredit Pada PT. Bank Sulselbar Makassar Tahun 2008 s/d Tahun 2010 Uraian T a h u n Rata-Rata 2008 2009 2010 (%) Lancar 96,18% 96,30% 96,75% 96,41% Dalam perhatian khusus 1,09% 1,30% 1,19% 1,19% Kurang lancar 0,15% 0,14% 0,18% 0,16% Diragukan 0,20% 0,008 0,15% 0,14% Macet 2,35% 2,16% 1,73% 2,08% Sumber : PT. Bank Sulselbar Makassar Berdasarkan hasil analisis mengenai rasio kolektibitas dalam penyaluran kredit selama 3 tahun terakhir (tahun 2008 s/d tahun 2010) untuk rasio kredit lancar dalam penyaluran kredit mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sedangkan penyaluran kredit dalam perhatian khusus dalam 3 tahun terakhir mengalami

66 peningkatan. Kemudian untuk kolektibilitas kurang lancar mengalami penurunan selama 2 tahun terakhir dan untuk diragukan tahun 2008 dan 2010 meningkat dan tahun 2009 menurun. Sedangkan untuk macet dalam 2 tahun terakhir menurun. Dengan demikian dari hasil rasio kolektibilitas, dalam penentuan baik/ buruknya kualitas kredit maka akan dilakukan analisis NPL (Non Performing Loan) untuk 3 tahun terakhir dengan menggunakan rumus sebagai berikut : KL + D + M NPL = x 100% Outstanding Kredit Adapun perhitungan NPL untuk tahun 2008 s/d tahun 2010 dapat ditentukan melalui perhitungan berikut ini : 1. Tahun 2008 Besarnya rasio NPL untuk tahun 2008 dapat dihitung sebagai berikut : 5.122 + 6.889 + 79.811 NPL = x 100% 3.390.769 = 2,71% Dengan demikian maka besarnya perhitungan rasio NPL untuk tahun 2008 adalah sebesar 2,71% 2. Tahun 2009 Besarnya rasio NPL untuk tahun 2009 dapat ditentukan melalui perhitungan sebagai berikut :

67 4.964 + 2.871 + 75.184 NPL = x 100% 3.465.586 = 2,39% Dengan demikian maka besarnya perhitungan rasio NPL untuk tahun 2009 adalah sebesar 2,39% 3. Tahun 2010 Besarnya rasio NPL untuk tahun 2010 dapat dihitung sebagai berikut : 8.049 + 6.600 + 78.393 NPL = x 100% 4.515.202 = 2,06% Dengan demikian maka besarnya perhitungan rasio NPL untuk tahun 2010 adalah sebesar 2,06% Dalam hubungannya dengan perhitungan tersebut di atas maka akan disajikan melalui tabel yaitu sebagai berikut :

68 Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Non Performing Loan (NPL) Tahun 2008 s/d Tahun 2010 NPL Pertumbuhan Tahun (%) (%) 2008 2,71-2009 2,39-0,32 2010 2,06-0,33 Rata-rata pertumbuhan (%) -0,33 Sumber : Data diolah Berdasarkan tabel 5.4 yakni hasil perhitungan NPL untuk 3 tahun terakhir (tahun 2008 s/d tahun 2009), maka untuk tahun 2008 NPL sebesar 2,71%, tahun 2009 sebesar 2,39% dan tahun 2010 sebesar 2,06%. Sedangkan dilihat dari perhitungan NPL untuk tahun 2009 menurun sebesar -0,32% dan tahun 2010 menurun sebesar 0,33%, sehingga rata-rata NPL menurun sebesar 0,33%. Dengan turunnya rasio NPL untuk 2 tahun terakhir dapatlah dikatakan bahwa kualitas kredit untuk 2 tahun terakhir khususnya pada PT. Bank Sulselbar Makassar dianggap cukup baik dalam menyalurkan kredit yang bermasalah khususnya dalam penyaluran kredit. Dengan turunnya rasio NPL maka akan berdampak terhadap adanya peningkatan rasio profitabilitas untuk 3 tahun terakhir.

69 5.3. Analisis Profitabilitas Analisis profitabilitas adalah suatu analisis untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Oleh karena itulah indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah Gross Profit Margin, Net Profitabilitas Margin, Return on Equity Capital, Net Income on Total Assets, dan Return on Total Assets. 1. Gross Profit Margin Rasio ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari operasi usahanya yang murni. Semakin tinggi rasionya, semakin baik hasilnya. Rumus yang dipakai yaitu : Operating Income Operating Expense Gross Profit Margin = ---------------------------------------------------- Operating Income Berdasarkan rumusan tersebut di atas, maka besarnya rasio GPM dari tahun 2008 s/d tahun 2010 dapat diuraikan sebagai berikut : 697.409.914.528,40 375.720.197.798,01 PM 2008 = x 100% 697.409.914.528,40 = 46,12% 659.897.364.600,97 372.321.829.818,79 GPM 2009 = x 100% 659.897.364.600,97 = 43,58 % 927.719.067.549 582.902.064.196 GPM 2010 = x 100% 927.719.667.549 = 37,16%

70 Berdasarkan hasil perhitungan mengenai rasio GPM, maka dapat diartikan bahwa setiap Rp.1,- pendapatan operasi dapat menghasilkan laba operasional sebesar 46,12% untuk tahun 2008, tahun 2009 sebesar 43,58% dan untuk tahun 2010 sebesar 37,16%. Untuk lebih jelaskan hasil perhitungan tersebut akan disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Gross Profit Margin Tahun 2008 s/d 2010 Operating Operating GPM Pertumbuhan Tahun Income Expense (%) (%) (Rp) (Rp) 2008 697.409.914.528,40 375.720.197.798,01 46,12% - 2009 659.897.364.600,97 372.321.829.818,79 43,58% -2,54 2010 927.719.067.549 582.902.064.196 37,16% -6,42 Sumber : Hasil olahan data Rata-rata -1,94 Berdasarkan tabel 5.5 yakni hasil perhitungan GPM untuk tahun 2008 s/d tahun 2010, yang menunjukkan bahwa dalam tahun 2009 mengalami penurunan yang disebabkan karena adanya penurunan pendapatan operasional yang terjadi dalam tahun 2009, sedangkan untuk tahun 2010 rasio Gross Profit Margin (GPM) menurun sebesar 6,42% yang disebabkan karena adanya peningkatan beban operasional yang terjadi dalam tahun 2010.

71 2. Net Profit Margin Rasio ini untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak (net income) ditinjau dari sudut pendapatan operasionalnya. Rumus yang digunakan yaitu : Net Income Net Profit Margin = --------------------------- x 100 % Operating Income Berdasarkan uraian di atas, maka adapun perhitungan NPM dapat dihitung sebagai berikut : 218.041.857.778,17 NPM 2008 = x 100 % 697.409.914.528,40 = 31,26% 197.667.797.167,54 NPM 2009 = x 100 % 659.897.364.600,97 = 29,95% 243.096.915.813 NPM 2010 = x 100 % 927.719.067.549 = 26,20% Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas dapat diartikan bahwa setiap Rp.1,- operating income dapat menghasilkan net income untuk tahun 2008 sebesar 0,3126 atau 31,26%, tahun 2009 sebesar 0,2995 atau 29,95%, tahun 2010 sebesar 0,2620 atau 26,20%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

72 Tabel 5.6 Data Net Income Dan Operating Income Net Income Operating Pertumbuhan Tahun NPM (%) (Rp) Income (Rp) (%) 2008 218.041.857.778,17 697.409.914.528,40 31,26-2009 197.667.797.167,54 659.897.364.600,97 29,95-1,31 2010 243.096.915.813 927.719.067.549 26,20-3,75 Sumber : Hasil olahan data Rata-rata 29,14-2,53 Tabel 5.6 yakni hasil perhitungan Net Income yang terjadi untuk 3 tahun terakhir (tahun 2008 2010) yang menunjukkan bahwa dalam tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 1,31%, hal ini disebabkan karena adanya penurunan laba operasional sedangkan untuk tahun 2010 terjadi penurunan yang disebabkan karena adanya kenaikan beban operasional dari tahun ketahun. 3. Return on Equity Capital ROE adalah ukuran yang mewakili harapan dari shareholder, sebab tingkat pengembalian atas modal yang ditanamkan dapat langsung diketahui dan menggambarkan keefektifan atas investasi yang dilakukan oleh shareholder, adapun perhitungan ROE yaitu sebagai berikut : Net Income ROE = x 100 % Equity Capital 218.041.857.778,17 Return on Equity 2008 = x 100% 812.052.306.848,38 = 26,85%

73 197.667.797.167,54 Return on Equity 2009 = x 100 % 848.266.330.712,41 = 23,30% 243.096.915.813 Return on Equity 2010 = x 100 % 940.196.685.881 = 25,86% Berdasarkan hasil perhitungan ROE untuk tahun 2008 s/d 2010 yang menunjukkan besarnya modal yang digunakan dalam menghasilkan laba bersih untuk tahun 2008 sebesar 26,85%, tahun 2009 sebesar 23,30% dan tahun 2010 sebesar 25,86% Dalam kaitannya dengan uraian tersebut di atas, dapat disajikan hasil perhitungan ROE untuk tahun 2008 s/d tahun 2010 yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini : Tabel 5.7 Rasio Return On Equity (ROE) Tahun 2008 2010 Ekuitas Modal ROE Tahun Laba Bersih (Rp) (Rp) (%) 2008 218.041.857.778,17 812.052.306.848,38 26,85 2009 197.667.797.167,54 848.266.330.712,41 23,30 2010 243.096.915.813 940.196.685.881 25,86 Sumber : Hasil olahan data Tabel 5.7 yakni hasil perhitungan ROE untuk tahun 2008-2010 yang menunjukkan bahwa untuk tahun 2009 terjadi penurunan dimana disebabkan karena

74 laba bersih menurun sedangkan untuk tahun 2010 mengalami peningkatan yang disebabkan karena adanya kenaikan ekuitas modal yang terjadi dalam 3 tahun terakhir. 4. Net Income on Total Asset Rasio ini untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitasnya, dengan menggunakan rumus : Net Income Net Income on Total Assets = ------------------- x 100 % Total Assets Besarnya perhitungan Net Income on Total Asset untuk tahun 2008 s/d 2010 dapat dihitung sebagai berikut : 218.041.857.778,17 Net Income on Total Assets 08 = ----------------------------- x 100 % 4.519.774.597.400,25 = 4,82% 197.667.797.167,54 Net Income on Total Assets 09 = ---------------------------- x 100 % 4.720.602.211.128,35 = 4,18% 243.096.915.813 Net Income on Total Assets 10 = --------------------------- x 100 % 6.227.181.926.433 = 3,90% Berdasarkan hasil perhitungan net income on total assets untuk 3 tahun terakhir (tahun 2008 2010) yang menunjukkan bahwa untuk tahun 2008 sebesar

75 4,82%, tahun 2009 sebesar 4,18% dan tahun 2010 sebesar 3,90%. Untuk lebih jelasnya akan disajikan melalui tabel berikut ini : Tahun Tabel 5.8 Hasil Perhitungan Net Income On Total Assets Net Income (Rp) Tahun 2008 s/d 2010 Total Assets (Rp) Net Income on Total Asset (%) Pertumbuhan 2008 218.041.857.778,17 4.519.774.597.400,25 4,82-2009 197.667.797.167,54 4.720.602.211.128,35 4,18-0,64 2010 243.096.915.813 6.227.181.926.433 3,90-0,28 Rata-rata Net Income on Total Assets (%) 4,25-0,46 Sumber : Hasil olahan data Berdasarkan tabel 5.8 yaitu hasil perhitungan Net Income jika dibandingkan dengan Total Assets, dimana untuk tahun 2009 mengalami penurunan yang disebabkan karena adanya penurunan laba bersih, sedangkan untuk tahun 2010 disebabkan karena adanya kenaikan beban operasional. 5. Return on Total Assets Rasio ini mengukur kemampuan bank didalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan. Rumus yang digunakan adalah : berikut : Return on Assets Operating Income Total Assets x 100% Besarnya perhitungan ROA untuk tahun 2008 s/d 2010 dapat dihitung sebagai (%)

76 697.409.914.528,40 ROA 2008 = ----------------------------- x 100% 4.519.774.597.400,25 = 14,33% 659.897.364,600,97 ROA 2009 = ----------------------------- x 100% 4.720.602.211.128,35 = 13,98% 927.719.067.549 ROA 2010 = ------------------------- x 100% 6.227.181.926.433 = 14,89% Dari hasil perhitungan mengenai rasio ROA dalam tahun 2008 yang dapat diartikan bahwa setiap Rp.1,- total asset yang digunakan dapat menghasilkan operating income sebesar 0,1433 atau 14,33%, tahun 2009 sebesar 0,1398 atau 13,98%, tahun 2010 sebesar 0,1489 atau 14,89%. Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan rasio ROA akan disajikan melalui tabel 5.9 berikut ini : Tahun Tabel 5.9 Hasil Perhitungan ROA Tahun 2008 s/d 2010 Operating Income (Rp) Total Assets (Rp) ROA (%) Pertumbuhan 2008 697.409.914.528,40 4.519.774.597.400,25 14,33% - 2009 659.897.364,600,97 4.720.602.211.128,35 13,98% -0,35 2010 927.719.067.5490 6.227.181.926.433 14,89% 0,91 Sumber : Hasil olahan data (%) Rata-rata peningkatan (%) 14,40% 0,28

77 Berdasarkan tabel 5.9 yaitu hasil perhitungan ROA untuk tahun 2008 2010, dimana untuk tahun 2009 terjadi penurunan ROA yang disebabkan karena adanya penurunan pendapatan operasional sedangkan untuk tahun 2010 terjadi kenaikan yang disebabkan karena adanya peningkatan asset khususnya dalam tahun 2010. 5.4. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis mengenai kualitas kredit khususnya pada PT. Bank Sulselbar Makassar. Dalam pembahasan ini dimaksudkan untuk menganalisis kualitas kredit dalam tahun 2008 s/d tahun 2010. Dari hasil analisis mengenai kualitas kredit selama 3 tahun terakhir (tahun 2008-2010), maka terlebih dahulu akan disajikan kolektibilitas penyaluran kredit dan NPL yang dapat dilihat pada tabel 5.10 yaitu sebagai berikut : Tabel 5.10 Analisis Kualitas Kredit Tahun 2008 2010 Tahun Kolektibilitas (%) L DPK KL D M NPL 2008 96,18 1,09 0,15 0,20 2,35 2,71 2009 96,30 1,30 0,14 0,008 2,16 2,39 2010 96,75 1,19 0,18 2,16 1,73 2,06 96,41 1,19 0,16 0,78 1,75 2,39 Sumber : Hasil olahan data

78 Tabel 5.10 yakni hasil analisis mengenai kualitas kredit, terlihat bahwa rata-rata tingkat persentase kolektibilitas untuk kategori lancar sebesar 96,29%, sedangkan rata-rata DPK sebesar 1,09%, KL sebesar 0,16%, diragukan sebesar 0,78% dan macet sebesar 1,75%. Hal ini menunjukkan bahwa dilihat dari kinerja penyaluran kredit dianggap sudah sangat baik alasannya karena tingkat persentase yang lancar sudah diatas 90%, sedangkan dilihat dari NPL nampak bahwa dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Sehingga dapatlah disimpulkan bahwa PT. Sulselbar memiliki upaya untuk memperbaiki kualitas kredit. Kemudian akan disajikan rasio profitabilitas dalam tahun 2008 s/d tahun 2010 yang dapat dilihat melalui tabel 5.11 yaitu sebagai berikut : Tabel 5.11 Analisis Rasio Profitabilitas Tahun 2008 s/d Tahun 2010 (Dalam Persen) No. Jenis Profitabilitas Tahun Rata-rata 2008 2009 2010 (%) 1 Gross Profit Margin 46,12 43,58 37,16 42,32 2 Net Profit Margin 31,26 29,95 26,20 29,14 3 ROE 26,85 23,30 25,86 25,34 4 Net Income on Total Asset 4,82 4,18 3,90 4,30 5 ROA 14,33 13,98 14,89 14,40 Sumber : Hasil olahan data

79 Berdasarkan tabel 5.11 yakni hasil perhitungan profitabilitas untuk 3 tahun terakhir, terlihat bahwa rasio gross profit margin dalam 2 tahun terakhir (2009 2010) mengalami penurunan. Faktor yang menyebabkan adanya penurunan karena adanya peningkatan beban operasional yang dikeluarkan oleh bank. Sedangkan untuk net profit margin dalam 2 tahun terakhir mengalami penurunan karena adanya penurunan net income, begitu pula dengan net income on total asset. Kemudian untuk ROE dan ROA yang dalam 3 tahun terakhir (tahun 2008 s/d tahun 2010) mengalami peningkatan karena adanya peningkatan ekuitas dan aktiva selama 3 tahun terakhir.

80 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis mengenai kualitas kredit dalam penyaluran kredit khususnya pada PT. Bank Sulselbar Makassar, akan dapat ditarik simpulan, yaitu sebagai berikut : 1. Kolektibilitas untuk 3 tahun terakhir terlihat Non Performing Loan (NPL) mengalami penurunan. Besarnya NPL menurut ketentuan Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5%, jika melebihi 5% maka akan mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangkutan, yaitu akan mengurangi nilai/skor yang diperolehnya. Semakin besar tingkat NPL ini menunjukkan bahwa bank tersebut tidak profesional dalam pengelolaan kreditnya, sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat risiko atas pemberian kredit pada bank tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPL yang dihadapi bank. 2. Gross profit margin, net income on total asset dan net profit margin mengalami penurunan, sedangkan ROE dan ROA meningkat. 6.2. Saran Adapun saran dari hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Perlunya pihak bank untuk tetap mengendalikan kredit yang macet, hal ini dimaksudkan untuk dapat mempertahankan kualitas kredit. 80

81 2. Upayakan meningkatkan laba melalui peningkatan pendapatan bunga melalui penyaluran kredit, sehingga profitabilitas dapat ditingkatkan.