BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kinerja Keuangan Untuk mengetahui kinerja keuangan PT.Indo Citra Finance Tbk maka pada bab ini, penulis akan melakukan analisa laporan keuangan periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 dengan menggunakan rasio keuangan yaitu rasio leverage, rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio nilai pasar. Berikut analisisnya : 4.1.1. Rasio Leverage Rasio Leverage terdiri dari Rasio Hutang dan Total Debt to Equity Ratio. Perhitungannya sebagai berikut : 1. Rasio Hutang yaitu perbandingan antara Total Hutang dengan Total Aktiva. Rasio Hutang = Total Hutang Total Aktiva Tabel 1. : Perhitungan Rasio Hutang Tahun Total Hutang Total Aktiva Rasio Hutang 2007 30.273.589.442 42.112.297.023 0,72 2008 32.428.261.114 43.236.833.048 0,75 2009 33.821.068.349 43.646.505.110 0,77-34 -
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa setiap tahun perusahaan menggunakan hutangnya sebagai modal kerja perusahaan. Rasio Hutang perusahaan mengalami kenaikan terus setiap tahun. 2. Total Debt to Equity Ratio yaitu perbandingan antara Total Hutang dengan Modal Sendiri. Total Debt to Equity Ratio = Total Hutang_ Modal Sendiri Tabel 2. : Perhitungan Total Debt to Equity Ratio Tahun Total Hutang Modal Sendiri Total Debt Equity Ratio 2007 30.273.589.442 11.838.707.581 2,56 2008 32.428.261.114 10.808.571.934 3,0 2009 33.821.068.349 9.825.436.762 3,44 Dari hasil perhitungan diatas, maka diketahui bahwa total hutang perusahaan lebih besar dibandingkan dengan modal yang dimilikinya. Sehingga Total Debt to Equity Rationya terus meningkat. 4.1.2. Rasio Likuiditas sebagai berikut : Rasio Likuiditas terdiri dari Current Ratio. Perhitungannya Current Ratio = Aktiva Lancar Hutang Lancar
Tabel 4.1.2. : Perhitungan Current Ratio Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio 2007 41.783.166.543 4.573.589.442 9,14 2008 42.982.795.150 6.428.261.114 6,69 2009 43.463.688.870 7.821.068.349 5,56 Dari perhitungan diatas, diketahui bahwa aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dapat dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya walaupun hanya sebesar 5,56 pada tahun 2009. 4.1.3. Rasio Provitabilitas Rasio ini terdiri dari Return On Equity (ROE), Return On Investment (ROI) dan Net Profit Margin. Perhitungannya sebagai berikut : 1. Return On Equity (ROE) yaitu perbandingan antara Laba (Rugi) Setelah Pajak dengan Total Modal Sendiri. ROE = Laba Setelah Pajak_ Total Modal Sendiri Tabel 1. : Perhitungan ROE Tahun Laba (Rugi) setelah Pajak Total Modal Sendiri ROE 2007-2.056.343.965 11.838.707.581-0,17 2008-1.030.135.647 10.808.571.934-0,09 2009-983.135.172 9.825.436.762-0,10 Dari data yang diperoleh, selama tiga tahun terakhir ini perusahaan tidak memperoleh laba atas usahanya. Oleh karena itu, ROE yang dimiliki menunjukkan pengurangan (-).
2. Return On Investment (ROI) yaitu perbandingan antara Laba (Rugi) Setelah Pajak dengan Total Aktiva. Perhitungannya sebagai berikut : ROI = Laba Setelah Pajak Total Aktiva Tabel 2. : Perhitungan ROI Tahun Laba (Rugi) setelah Pajak Total Aktiva ROI 2007-2.056.343.965 42.112.297.023-0,05 2008-1.030.135.647 43.236.833.048-0,02 2009-983.135.172 43.646.505.110-0,02 Dari hasil tersebut diatas, ROI menunjukkan pengurangan (-) yang disebabkan karena perusahaan tidak memperoleh laba. Sehingga perusahaan tidak juga memperoleh laba bersih selama tiga tahun berturut-turut, namun begitu nilai ROI tetap berada pada 0,02 pada tahun 2009. 3. Net Profit Margin yaitu Laba (Rugi) Setelah Pajak dibagi dengan Pendapatan. Perhitungannya sebagai berikut : Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak Pendapatan Tabel 3. : Perhitungan Net Profit Margin Tahun Laba (Rugi) setelah Pajak Pendapatan Net Profit Margin 2007-2.056.343.965 273.870.071-7,51 2008-1.030.135.647 676.666.548-1,52 2009-983.135.172 524.484.716-1,87
Dari hasil perhitungan diatas, maka dapat dilihat bahwa perusahaan tidak memperoleh keuntungan operasional dari setiap pendapatan yang diperoleh. 4.1.4. Rasio Nilai Pasar Rasio ini terdiri dari Price Earning Ratio (PER). Perhitungannya sebagai berikut : PER = Harga Saham Laba per Lembar Saham Tabel 4.1.4. Perhitungan PER Tahun Harga Saham Laba per Lembar Saham PER 2007 500-42,84-11,67 2008 500-21,46-23,3 2009 500-20,48-24,41 Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa PER memiliki nilai 24,41 pada tahun 2009. Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan rasio keuangan seperti rasio leverage, rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio nilai pasar, dapat disimpulkan bahwa perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan karena perusahaan tidak memperoleh laba atas pendapatannya selama tiga tahun berturut-turut.
4.2. Analisa Kebangkrutan Dalam bab ini, penulis akan melakukan analisa terhadap laporan keuangan PT.Indo Citra Finance Tbk untuk tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 yang bertujuan untuk menganalisis kebangkrutan perusahaan. Analisis ini terbatas pada informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Informasi-informasi pada laporan keuangan yang digunakan meliputi neraca, laporan laba rugi dan laporan ekuitas perusahaan sehingga dapat dianalisa lebih lanjut menggunakan metode Z-Score. Rumus Z-score sebagai berikut : Z-Score = 1,2,X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 Tabel 4.2. : Variabel-variabel laporan keuangan pada metode Z-Score Variabel Z-Score Tahun 2007 2008 2009 Aktiva Lancar 41.783.166.543 42.982.795.150 43.463.688.870 Hutang Lancar 4.573.589.442 6.428.261.114 7.821.068.349 Total Aktiva 42.112.297.023 43.236.833.048 43.646.505.110 Laba/Rugi ditahan (15.011.292.419) (16.041.428.066) (17.024.563.238) EBIT (2.039.040.362) (1.030.135.647) (983.135.172) Pendapatan 273.870.071 676.666.548 524.484.716 Harga Pasar Saham 24.000.000.000 24.000.000.000 24.000.000.000 Nilai Buku Total Hutang 30.273.589.442 32.428.261.114 33.821.068.349 Sumber : Data laporan keuangan dari Bursa Efek Indonesia - 39 -
4.2.1. Variabel X1 ( Modal Kerja / Total Aktiva ) Variabel X1 terdiri dari selisih antara Total Aktiva Lancar dan Total Hutang Lancar kemudian dibagi dengan Total Aktiva yang dimiliki. Perhitungan Variabel X1 disajikan pada tabel 4.2.1. dibawah ini : Rumus : Aktiva lancar Hutang lancar Total aktiva Tabel 4.2.1. : Perhitungan Variabel X1 Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Total Aktiva Variabel X1 2007 41.783.166.543 4.573.589.442 42.112.297.023 0,88 2008 42.982.795.150 6.428.261.114 43.236.833.048 0,85 2009 43.463.688.870 7.821.068.349 43.646.505.110 0,82 Dari hasil perhitungan pada tabel 4.2.1. dapat dilihat bahwa modal kerja perusahaan mengalami penurunan secara perlahan sebesar 0,03 setiap tahunnya dibandingkan dengan total aktiva yang dimiliki. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan. 4.2.2. Variabel X2 ( Laba/Rugi Ditahan dibagi Total Aktiva ) Variabel X2 terdiri dari Laba/Rugi yang ditahan kemudian dibagi dengan Total Aktiva yang dimiliki. Perhitungan Variabel X1 disajikan pada tabel 4.2.2. berikut ini : Rumus : Laba (Rugi) ditahan Total aktiva
Tabel 4.2.2. : Perhitungan Variabel X2 Tahun Laba (Rugi) ditahan Total Aktiva Variabel X2 2007 (15.011.292.419) 42.112.297.023-0,36 2008 (16.041.428.066) 43.236.833.048-0,37 2009 (17.024.563.238) 43.646.505.110-0,39 Dari perhitungan pada tabel 4.2.2. diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami kerugian secara terus menerus setiap tahun. Pada tahun 2008 kerugian perusahaan meningkat 0,01 menjadi 0,37 dari 0,36 pada tahun 2007 dan pada tahun 2009 kerugian naik 0,02 menjadi 0,39. Sehingga dapat dilihat bahwa perusahaan tidak dapat mempertahankan laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya. 4.2.3. Variabel X3 ( EBIT / Total Aktiva ) Variabel X3 diperoleh dari EBIT yang dibagi dengan Total Aktiva perusahaan. Perhitungan Variabel X3 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Rumus : EBIT Total aktiva Tabel 4.2.3. : Perhitungan Variabel X3 Tahun EBIT Total Aktiva Variabel X3 2007 (2.039.040.362) 42.112.297.023-0,05 2008 (1.030.135.647) 43.236.833.048-0,02 2009 (983.135.172) 43.646.505.110-0,02 Walaupun perusahaan tidak memperoleh laba, namun dari tabel 4.2.3 diatas dapat dilihat bahwa perusahaan dapat memperkecil
kerugiannya sebesar 0,03 menjadi -0,02 pada tahun 2008 dibandingkan pada tahun 2007 sebesar -0,05. Kondisi ini dapat dipertahankan oleh perusahaan pada tahun 2009. 4.2.4. Variabel X4 ( Harga Pasar Saham / Nilai Buku Total Hutang ) Variabel X4 terdiri dari Harga Pasar Saham dibagi dengan Nilai Buku Total Hutang. Perhitungan Variabel X4 tertera pada tabel dibawah Rumus ini : Harga : pasar saham NB.Total hutang Tabel 4.2.4. : Perhitungan Variabel X4 Tahun Harga Pasar Saham NB.Total Hutang Variabel X4 2007 24.000.000.000 30.273.589.442 0,79 2008 24.000.000.000 32.428.261.114 0,74 2009 24.000.000.000 33.821.068.349 0,71 Dari Tabel 4.2.4 diatas dapat dilihat bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan karena pada tahun 2008 turun sebesar 0,05 dari tahun 2007 dan tahun 2009 turun kembali sebesar 0,03. Penurunan itu terjadi karena nilai buku total hutang perusahaan yang mengalami peningkatan setiap tahun. 4.2.5. Variabel X5 ( Penjualan / Total Aktiva ) Variabel X5 yaitu Total Penjualan dibagi Total Aktiva. Perhitungan Variabel X5 terdapat pada tabel dibawah ini : Rumus : _Penjualan_ Total aktiva
Tabel 4.2.5. : Perhitungan Variabel X5 Tahun Penjualan Total Aktiva Variabel X5 2007 273.870.071 42.112.297.023 0,01 2008 676.666.548 43.236.833.048 0,02 2009 524.484.716 43.646.505.110 0,01 Tabel 4.2.5. menunjukkan bahwa pada tahun 2008 terjadi kenaikan sebesar 0,01 dari tahun 2007 namun pada tahun 2009 turun kembali sebesar 0,01. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami penurunan pendapatan. 4.3. Analisa Z-Score Penelitian ini menggunakan metode Z-Score Altman untuk memprediksi kebangkrutan pada PT.Indo Citra Finance Tbk. Sehingga dari variabel-variabel yang telah dihitung sebelumnya dapat dimasukkan kedalam rumus Z-Score sebagai berikut : Z- Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 4.3.1. Tahun 2007 Z = 1,2 (0,88) + 1,4 (-0,36) + 3,3 (-0,05) + 0,6 (0,79) + 1,0 (0,01) = 0,87 4.3.2. Tahun 2008 Z = 1,2 (0,85) + 1,4 (-0,37) + 3,3 (-0,02) + 0,6 (0,74) + 1,0 (0,02) = 0,90
4.3.3. Tahun 2009 Z = 1,2 (0,82) + 1,4 (-0,39) + 3,3 (-0,02) + 0,6 (0,71) + 1,0 (0,01) = 0,81 Dari Perhitungan menggunakan analisis Z-Score dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami kebangkrutan. Karena pada tahun 2009 Z = 0,81. Dalam analisis Z-Score, jika perusahaan memiliki nilai Z < 1,8 maka perusahaan dikatakan bangkrut.