BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan dari temuantemuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilihat dari ketiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik sehingga

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENULISAN MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Pretty Riskiana, 2013

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, SARANA PRASARANA, DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN KARANGANYAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. Akselerasi (Studi kasus di SMP Islam Pekalongan), maka dapat. 1. Desain pembelajaran PAI dalam program akselerasi.

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan mengacu pada hasil temuan penelitian dan pembahasan, kajian

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dipaparkan kesimpulan mengenai hasil penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar

REKAPITULASI DAN KETEGORISASI FIELDNOTE DATA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam upaya membantu siswa untuk mencapai tujuan, maka guru harus

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 INDIKATOR

DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, dan penilai pembelajaran maka guru harus senantiasa berusaha

GURU PEMBELAJAR PEDOMAN PENJAMINAN MUTU

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

TENTANG : STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

EVALUASI KURIKULUM DIKLAT BERBASIS KOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN SOFT COMPETENCY PELAKSANA KEMENTERIAN KEUANGAN:

FORMULIR PENILAIAN SETIAP KOMPONEN AKREDITASI DIKLAT SANDI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Azzra (Ambarita, 2010:37) mengatakan seorang guru yang

PETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CAL ON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NOMOR: 38 TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berikut adalah beberapa kesimpulan dari hasil penelitian:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pengembangan kinerja dosen di IAIN Sulthan Thaha

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

PENTINGNYA WORKSHOP DAN PELATIHAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIDYAISWARA DALAM MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

PETUNJUK PELAKSANAAN

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M)

PEDOMAN PEMBELAJARAN DAN MONITORING EVALUASI PEMBELAJARAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

2017, No.2-2- Keuangan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan dalam pemantauan pelaksanaan tindak lanjut sehingga perlu diganti; d. bah

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS) Jl. Parangkusumo No.51 Purwosari Surakarta Jawa Tengah Telp & Fax (0271)

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL

Zakarias S. Soeteja 1

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pelatihan di BBPPK Lembang, dapat disimpulkan bahwa alur pengembangan

BAB III STANDAR PROSES

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anggis Nusantri, 2014 Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

MANUAL STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

Kata Kunci = kompetensi pedagogik, perencanaan pembelajaran, dan supervisi akademik

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Sumber daya manusia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.15, 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Diklat. Pedoman. Pencabutan

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

Kode Dok Tanggal Berlaku No.Revisi Halaman 1 dari 8 PROSES BELAJAR MENGAJAR

SUPERVISI DALAM RANGKA PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS, KOMPETENSI DAN DAYA SAING LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENULISAN KARYA ILMIAH BIDANG BIMBINGAN

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Negeri 1 Duhiadaa Kabupaten

BAB V Kesimpulan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN NOMOR PER-1 /PP/2017 TENTANG

PEDOMAN DIKLAT TUTOR INTI

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berpedoman pada kajian dan analisis serta pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENGEMBANGAN KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA LABORATORIUM. Oleh: Nur Dewi. Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

PEDOMAN AKREDITASI Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan. Nomor 4301); DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR../POJK.04/2016 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

Dokumen Mutu SPMI Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada bulan Mei tahun 2013 sampai bulan Juli tahun 2013.

SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ORASI ILMIAH WIDYAISWARA

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut. 1. Perencanaan yang dilakukan oleh PPPPTK IPA dalam implementasi kurikulum diklat guru inti IPA SMP tampak masih lemah dalam penyusunan program maupun penyusunan perencanaan pembelajaran pada tingkat satuan acara pembelajaran (SAP). Program diklat tidak dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan yang jelas dan terencana sehingga program diklat kurang sesuai dengan kebutuhan para guru di lapangan. Program diklat telah relevan dengan kompetensi guru sebagaimana tertuang dalam Peraturan Mendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Nasional Kompetensi Guru IPA, namun penentuan materi dan pendistribusian alokasi waktu masih kurang relevan dengan kebutuhan guru IPA serta masih adanya ketidaksesuaian materi yang tercantum dalam silabus dengan perencanaan yang dibuat oleh widyaiswara. Perencanaan yang dilakukan sebagian besar widyaiswara dalam bentuk SAP tampak masih lemah dalam perumusan indikator hasil belajar, perumusan strategi dan pengalaman belajar serta perencanaan evaluasi hasil belajar. Setiap SAP yang dibuat widyaiswara tidak memiliki rencana yang jelas mengenai evaluasi pembelajaran yang akan dilakukan. Hal tersebut sebagai akibat dari sistem 189

190 evaluasi pembelajaran tidak dikelola secara utuh oleh widyaiswara khususnya dalam pelaksanaan pretest dan postest. 2. Proses pembelajaran umumnya mengacu pada rencana pembelajaran yang disusun, namun kurang memerhatikan alokasi waktu yang telah ditetapkan sehingga proses pembelajaran kurang sesuai dengan rencana. Jadwal diklat masih ada ketidaksesuaian baik menyangkut waktu maupun widyaiswara yang bertugas. Proses pembelajaran tidak sepenuhnya dilengkapi bahan ajar bagi peserta didik bahkan masih terdapat penyampaian materi pembelajaran yang tidak sesuai dengan progam diklat. Metode dan strategi pembelajaran yang digunakan umumnya sesuai dengan karakteristik peserta didik dan cukup bervariasi dengan melibatkan peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran, namun masih ditemukan pembelajaran yang berpusat pada widyaiswara tanpa melibatkan peserta didik belajar secara aktif. 3. Evaluasi pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan hakikat pembelajaran berbasis kompetensi yang menekankan pada penilaian proses, produk, dan sikap tanpa mengesampingkan aspek pengetahuan dalam bentuk pretest dan postest. Evaluasi pretest dan postest yang dilaksanakan secara terpisah dari proses pembelajaran kurang efektif. Instrumen soal kurang memiliki kesesuaian antara tujuan, materi dan proses pembelajaran. Hasil evaluasi pretest dan postest menunjukkan bahwa implementasi kurikulum diklat kurang memberikan peningkatan kompetensi yang signifikan. Walaupun demikian, berdasarkan keseluruhan aspek penilaian, implementasi kurikulum diklat telah

191 menunjukkan peningkatan kompetensi guru IPA dengan indeks prestasi nilai rata-rata baik. 4. Program diklat yang disusun tidak berdasarkan analisis kebutuhan serta kurang sesuainya antara program diklat dengan proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum. Sarana dan prasarana pendukung diklat, lingkungan, kinerja widyaiswara dan peserta didik turut mempengaruhi keberhasilan implementasi kurikulum diklat. Kelengkapan sarana dan prasarana yang dibutuhkan berdampak pada kelancaran proses implementasi kurikulum diklat. Kinerja widyaiswara merupakan faktor utama dalam implementasi kurikulum diklat. Berkualitasnya kurikulum dan lengkapnya sarana dan prasarana pendukung jika tidak didukung oleh widyaiswara yang kompeten baik secara akademis maupun pedagogis, implementasi kurikulum tidak akan mencapai kompetensi sebagaimana diharapkan. Dengan demikian, implementasi kurikulum diklat guru inti IPA SMP yang dilaksanakan PPPPTK IPA masih terdapat kelemahan baik dari segi perencanaan, proses maupun evaluasi pembelajaran. Ketidaksesuaian masih terjadi pada ketiga komponen tersebut sehingga berdampak pada beberapa kompetensi tidak dapat tercapai sebagaimana yang telah ditentukan. Perolehan nilai pretest dan postest tampak tidak signfikan terhadap penigkatan kompetensi guru IPA Namun, berdasarkan hasil penilaian secara akumulatif pendidikan dan pelatihan menunjukkan adanya peningkatan kompetensi kompetensi guru IPA dengan nilai rata-rata baik.

192 B. Rekomendasi Untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini, penulis memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak terkait di antaranya kepada Ditjen PMPTK dan Direktorat Pembinaan Diklat, penyelenggara diklat, pengembang kurikulum, widyaiswara dan peneliti berikutnya agar proses implementasi kurikulum diklat dapat meningkatkan kompetensi guru IPA sebagaimana diharapkan. 1. Ditjen PMPTK dan Direktorat Pembinaan Diklat a. Sistem pengawasan dari pusat terhadap unit pelaksana teknis berkaitan dengan implementasi kurikulum diklat harus dilakukan sebagai upaya penjaminan sesuainya implementasi kurikulum diklat dengan prosedur yang ditetapkan. b. Seleksi widyaiswara harus dilakukan secara ketat dengan memerhatikan kompetensi ideal yang harus dimiliki widyaiswara. Widyaiswara harus profesional dan menguasai metodik dan didaktik yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. c. Pembinaan perlu dilakukan terhadap widyaiswara untuk meningkatkan kompetensinya terutama berkaitan dengan teknik dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan prinsip pembelajaran andragogi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan atau short course baik di dalam maupun di luar negeri. d. Direktorat Pembinaan Diklat perlu membuat standardisasi administrasi pembelajaran yang harus dilaksanakan widyaiswara untuk menjamin bahwa proses implementasi dapat berjalan sesuai dengan harapan. Standar tersebut

193 dapat dijadikan sebagai acuan untuk persyaratan kenaikan pangkat atau golongan sehingga tidak terkesan persyaratan administratif bersifat formalitas semata-mata. 2. Penyelenggara Diklat a. Sebelum diklat dimulai seluruh pihak yang terlibat dalam diklat harus mengadakan koordinasi untuk memastikan kesiapan impelementasi kurikulum. Seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan diklat harus konsisten terhadap program dan jadwal diklat yang telah disusun untuk menjamin tercapainya kompetensi sebagaimana diharapkan. b. Penanggung jawab bidang akademik harus memantau kesiapan pelaksanaan diklat menyangkut kesiapan widyaiswara, bahan ajar yang dibutuhkan, kesesuaian antara SAP dengan program dan silabus diklat, serta sarana dan prasarana pendukung lainnya. c. Panitia diklat harus lebih disiplin dalam melaksanakan tugas sehingga setiap saat dapat melayani kebutuhan proses pembelajaran dalam hal pengadaan sarana dan prasarana diklat. d. Pengaturan strategi pelaksanaan diklat perlu dilakukan sehingga tidak menumpuk pada waktu tertentu yang berakibat pada kurang maksimalnya kinerja widyaiswara. 3. Pengembang Kurikulum a. Penyusunan program diklat sebaiknya dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dengan prosedur sebagaimana tertuang dalam prosedur pelaksanaan diklat dari Direktorat Pembinaan Diklat. Program diklat harus

194 disusun sesuai dengan kebutuhan guru IPA pada masa kini dan masa yang akan datang dengan memerhatikan kedalaman materi dan pengalokasian waktu yang sesuai dengan kebutuhan. b. PPPPTK IPA perlu melakukan inovasi dalam penyusunan kurikulum diklat dan proses implementasinya sehingga diklat dapat berdampak pada peningkatan kompetensi guru IPA khususnya dan peningkatan kualitas pendidikan IPA di Indonesia pada umumnya. Kurikulum diklat yang cenderung statis dari tahun ke tahun dengan proses implementasi yang cenderung bersifat konvensional perlu dilakukan pembaruan dengan memperbarui kurikulum dan menerapkan strategi impelementasi yang sesuai dengan kebutuhan. c. Format SAP sebaiknya dibuat dalam format yang baku untuk digunakan oleh seluruh widyaiswara dengan memerhatikan kesesuaian antara tujuan, materi, proses, dan evaluasi pembelajaran. d. Kerja sama dan koordinasi antarpengembang kurikulum harus dilakukan dengan baik dalam perumusan materi diklat sehingga terdapat kesesuaian antara program diklat dengan silabus dan jadwal diklat. Jadwal diklat harus diatur dengan cermat sehingga tidak terjadi perubahan di tengah jalan. Jika memang terpaksa ada perubahan widyaiswara yang bertugas, koordinasi harus dilakukan dengan matang sehingga materi yang disampaikan sesuai dengan program yang telah disusun. e. Evaluasi akademik sebagai bentuk evaluasi pembelajaran dalam bentuk pretest dan postest akan lebih efektif jika dilakukan per sajian materi diklat

195 sehingga evaluasi pembelajaran menjadi satu kesatuan dengan perencanaan dan proses pembelajaran. Hasil evaluasi sebaiknya ditindaklanjuti saat itu untuk memastikan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 4. Widyaiswara a. Sebelum diklat berlangsung, widyaiswara harus mempelajari kurikulum atau program diklat, kemudian menyusun strategi implementasi kurikulum diklat dalam bentuk SAP yang tepat sesuai dengan karakteristik materi diklat dan kebutuhan peserta didik berdasarkan prinsip pembelajaran andragogi. Perencanaan, proses, dan evaluasi pembelajaran harus dilakukan sebagai satu kesatuan tahapan implementasi kurikulum diklat. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran harus disusun dengan cermat dan sistematis berdasarkan program dan kompetensi yang akan dicapai, kemudian direalisasikan dalam bentuk pembelajaran dengan strategi yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, dan dilakukan evaluasi sesuai dengan prosedur yang berlaku berdasarkan penilaian berbasis kompetensi. b. SAP harus menggambarkan rencana pembelajaran dan evaluasi yang akan dilaksanakan dengan mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diharapkan. Perencanaan evaluasi sebaiknya disusun oleh masing-masing widyaiswara dengan melampirkan pedoman dan instrumen penilaian (soal, kunci jawaban, format-format penilaian proses, kinerja, dan sikap) serta memerhatikan kesesuaian dengan tujuan, materi dan proses pembelajaran.

196 c. Widyaiswara harus menyiapkan media, alat/bahan pembelajaran termasuk bahan ajar sebelum implementasi kurikulum dilaksanakan dan memastikan bahwa materi dan pengalaman belajar yang akan disampaikan up to date bukan merupakan pengulangan dari pembelajaran sebelumnya. Proses pembelajaran akan lebih efektif jika peserta didik dilibatkan secara aktif menggali informasi dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dengan bimbingan fasilitator. Untuk itu, perlu disiapkan bahan ajar yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan serta karakterisitik peserta didik. d. Penggunaan bahan ajar dalam bentuk modul akan lebih tepat menggunakan strategi pembelajaran dengan pendekatan individual sehingga peserta didik dapat belajar mandiri sesuai dengan kemampuan belajar masing-masing. Penyampaian materi pembelajaran yang bersifat keterampilan seperti penggunaan komputer akan lebih efektif jika peserta belajar berdasarkan modul atau bahan ajar yang berkualitas dengan bimbingan fasilitator daripada pembelajaran bersifat teacher center. 5. Peneliti Selanjutnya a. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dilakukan penelitian sejenis berkenaan dengan dampak diklat terhadap kinerja guru-guru IPA di sekolah serta pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas pendidikan IPA. b. Penelitian dapat ditindaklanjuti dengan mencari model implementasi kurikulum yang tepat bagi peningkatan kompetensi guru IPA.