PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Pengertian Istilah

dokumen-dokumen yang mirip
B E N T U R A N K E P E N T I N G A N CONFLICT OF INTEREST. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

PEDOMAN BENTURAN PT. PELITA AIR SERVICE. PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat 10160

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN


terhadap pengelolaan pelayanan terpadu satu pintu. Oleh karena itu Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu menyadari pentingnya sikap yang

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

TUJUAN PEDOMAN KONFLIK KEPENTINGAN

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 1

PT. PATRA BADAK ARUN SOLUSI PERUBAHAN DOKUMEN

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara;

BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA KAB. SUMBAWA

ISI DAFTAR DAFTAR ISI BAGIAN I UMUM... A. TUJUAN... B. RUANG LINGKUP... C. PENGERTIAN... D. REFERENSI

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN (Conflict of Interest) PT Perkebunan Nusantara IX.

SOSIALISASI PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL

Surabaya, 1 November 2015 PT Perkebunan Nusantara XII

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN PERUM PERUMNAS

Peraturan Sekjen DPR RI Nomor 8 Tahun 2015 Rabu, 13 April 2016

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

TENTANG PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

2017, No Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lem

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

WHISTLE BLOWING SYSTEM

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

PEDOMAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN GRATIFIKASI/ HADIAH/ HIBURAN PT Perkebunan Nusantara IX.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Kata Pengantar... Peraturan Bersama... BAB I PENDAHULUAN... 1

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

X 5 A d ' ' > '/' Ditetapkan'tli

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan )

Komite Nominasi dan Remunerasi mempunyai tugas dan tanggung jawab:

P E N A N G A N A N G R A T I F I K A S I. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

MAKSUD DAN TUJUAN, KEBIJAKAN DASAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI PT INDOFARMA (Persero) Tbk

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015

Pedoman Kerja Komite Audit

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

SURAT KEPUTUSAN TENTANG. PEDOMAN KONFLIK KEPENTlNGAN/CONFlICT OF INTEREST DIREKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIV (PERSERO)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM. Revisi Ke : PELANGGARAN PENDAHULUAN

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

SOSIALISASI PENGENDALIAN GRATIFIKASI DAN BENTURAN KEPENTINGAN RSUD KELET PROVINSI JAWA TENGAH

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi. PT Astra International Tbk

12/04/2013. Oleh Asisten Deputi Penegakan Integritas SDM Aparatur. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

BAB 3 MANAJEMEN LEMBAGA KLIRING

PEMBERIAN GRATIFIKASI KEPADA PIHAK KETIGA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Pedoman Etika dan Perilaku

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

PELAPORAN PELANGGARAN MELALUI WHISTLE BLOWING SYSTEM TAHUN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut Perseroan terus

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT)

PIAGAM DIREKSI PT SINAR MAS AGRO RESOURCES AND TECHNOLOGY Tbk.

PEDOMAN UMUM PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN I. Pendahuluan

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 6 TAHUN PEDOiVIAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk.

PT KEDAUNG INDAH CAN TBK

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING SYSTEM)

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

Pedoman Penanganan Gratifikasi. PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero)

PT Atlas Resources Tbk. Piagam Dewan Komisaris

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan )

PEDOMAN KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan )

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20...

PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DITETAPKAN TANGGAL 16 NOVEMBER 2017 OLEH DEWAN KOMISARIS PERSEROAN

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

P e d o m a n. Whistle Blowing System (WBS)

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

BAB 3 KEPENGURUSAN DAN KOMITE LEMBAGA KLIRING

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT SINAR MAS AGRO RESOURCES AND TECHNOLOGY Tbk.

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan )

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DEWAN KOMISARIS

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

PIAGAM DIREKSI. Piagam ini diterbitkan untuk menjadi panduan Direksi dan anggotanya dalam mengelola dan menjalankan Perseroan. A.

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

Transkripsi:

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Pengertian Istilah 1. Perusahaan adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. 2. Insan Garuda Indonesia adalah Direksi, Dewan Komisaris, dan pegawai Perusahaan yang berstatus pegawai tetap maupun kontrak, termasuk yang ditugaskan di anak perusahaan atau instansi lainnya, yang secara hukum terikat hubungan kerja dengan Perusahaan. 3. Benturan Kepentingan atau Konflik Kepentingan adalah situasi atau kondisi di mana terdapat perbedaan kepentingan antara Perusahaan dengan Insan Garuda Indonesia baik secara individu maupun kelompok yang berpotensi terhadap penyalahgunaan posisi/jabatannya dan/atau mempengaruhi kualitas dan obyektifitas tugas yang dilaksanakan atau keputusan yang diambil sehingga dapat merugikan Perusahaan. 4. Kepentingan Pribadi/Golongan yaitu keinginan/kebutuhan Insan Garuda Indonesia mengenai sesuatu hal yang bersifat pribadi/golongan. 5. Pegawai Pimpinan yaitu pegawai yang menduduki suatu jabatan pimpinan atas suatu unit kerja dan memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan sebagaimana ditetapkan oleh Perusahaan. Pasal 2 Bentuk-Bentuk Benturan Kepentingan Bentuk situasi benturan kepentingan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Menerima gratifikasi dalam bentuk apapun yang terkait dengan jabatannya. 2. Menggunakan aset dan informasi rahasia Perusahaan untuk kepentingan pribadi atau golongan. 3. Merangkap jabatan di beberapa perusahaan yang dilarang berdasarkan ketentuan internal Perusahaan dan perundang-undangan yang berlaku, yang memiliki hubungan langsung atau tidak langsung, sejenis atau tidak sejenis, sehingga dapat menyebabkan pemanfaatan suatu jabatan untuk kepentingan jabatan lainnya. 4. Memberikan akses/perlakuan tertentu secara khusus kepada Insan Garuda Indonesia (Persero) Tbk., atau pihak tertentu tanpa mengikuti prosedur dan ketentuan yang seharusnya. 5. Melakukan pengawasan tidak sesuai dengan prosedur karena adanya pengaruh dan harapan dari pihak yang diawasi. 1 / 6

6. Menilai atas sesuatu obyek atau sesuatu hal, yang mana obyek atau sesuatu hal tersebut sebelumnya merupakan hasil/buatan dari si penilai sendiri. 7. Menyalahgunakan jabatan. 8. Menggunakan diskresi yang menyalahgunakan wewenang. 9. Melakukan komersialisasi dalam memberikan pelayanan. 10. Bekerja lain di luar pekerjaan pokoknya, kecuali telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di Perusahaan. 11. Membentuk suatu situasi yang memungkinkan untuk memberikan informasi lebih dari yang telah ditentukan Perusahaan, keistimewaan maupun peluang bagi calon penyedia Barang dan/atau Jasa untuk menang dalam proses Pengadaan Barang dan/atau Jasa di Perusahaan. 12. Situasi dimana terdapat hubungan afiliasi/kekeluargaan antara Insan Garuda Indonesia dengan pihak lainnya yang memiliki kepentingan atas keputusan dan/atau tindakan Insan Garuda Indonesia sehubungan dengan jabatannya di Perusahaan. Pasal 3 Penyebab Benturan Kepentingan 1. Penyalahgunaan kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki. 2. Perangkapan jabatan, yaitu Insan Garuda Indonesia memegang jabatan lain yang memiliki Benturan Kepentingan dengan tugas dan tanggung jawab pokoknya pada Perusahaan, sehingga tidak dapat menjalankan jabatannya secara profesional, independen dan akuntabel, kecuali perangkapan jabatan yang diperbolehkan berdasarkan ketentuan internal Perusahaan dan/atau peraturan perundangan lainnya yang berlaku. 3. Hubungan afiliasi, yaitu hubungan yang dimiliki oleh Insan Garuda Indonesia dengan pihak lain yang terkait dengan kegiatan usaha Perusahaan yang dapat mempengaruhi keputusannya. 4. Gratifikasi, yang terkait dengan wewenang/jabatan di Perusahaan, sehingga dapat menimbulkan Benturan Kepentingan yang mempengaruhi independensi, objektivitas, maupun profesionalisme Insan Garuda Indonesia. 5. Kelemahan sistem organisasi, yaitu keadaan yang menjadi kendala bagi pencapaian tujuan pelaksanaan kewenangan Insan Garuda Indonesia yang disebabkan karena aturan, struktur dan budaya Perusahaan yang ada. 6. Kepentingan pribadi/golongan (vested interest) yaitu keinginan/kebutuhan Insan Garuda Indonesia mengenai suatu hal yang bersifat menguntungkan secara pribadi/golongan. 2 / 6

BAB II PENCEGAHAN DAN TINDAKAN BENTURAN KEPENTINGAN Pasal 4 Pencegahan Benturan Kepentingan 1. Menghindari benturan kepentingan dalam bentuk apapun dan secara personal selalu mengutamakan kepentingan Perusahaan di atas kepentingan pribadi/golongan; 2. Harus mengundurkan diri/tidak turut terlibat dalam proses pengambilan keputusan apabila berada dalam posisi yang mengandung benturan kepentingan; 3. Tidak melakukan transaksi dan/atau menggunakan aset Perusahaan untuk kepentingan pribadi/ golongan; 4. Tidak menerima dan/atau memberikan gratifikasi dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan kedudukannya di dalam Perusahaan; 5. Tidak memanfaatkan informasi rahasia dan data bisnis Perusahaan untuk kepentingan di luar Perusahaan; 6. Tidak memanfaatkan dan menggunakan hak cipta atau merek dagang Perusahaan yang dapat merugikan kepentingan atau yang dapat menghambat perkembangan Perusahaan; 7. Tidak melakukan investasi atau ikatan bisnis dengan pihak lain yang mempunyai keterkaitan bisnis dengan Perusahaan baik langsung maupun tidak langsung; 8. Tidak memegang jabatan rangkap apapun pada perusahaan/institusi lain yang ingin dan atau sedang melakukan hubungan bisnis dengan Perusahaan maupun yang ingin dan atau sedang berkompetisi dengan Perusahaan, kecuali pada jabatan tertentu yang diperbolehkan untuk dirangkap berdasarkan ketentuan internal Perusahaan dan/atau peraturan perundangan lainnya yang berlaku; 9. Tidak memanfaatkan jabatan untuk memberikan perlakuan istimewa kepada keluarga, kerabat, kelompok dan atau pihak lain atas beban Perusahaan; 10. Tidak memberikan perlakuan istimewa kepada pelanggan, pemasok, mitra bisnis, pemerintah dan atau pihak lain melebihi dari kebijakan yang ditetapkan oleh Perusahaan; Pasal 5 Tindakan Penanganan Apabila Terjadi Benturan Kepentingan 1. Penarikan diri dari proses pengambilan keputusan dimana lnsan Garuda Indonesia memiliki kepentingan; 2. Membatasi akses lnsan Garuda Indonesia atas informasi tertentu apabila yang bersangkutan memiliki kepentingan; 3. Mutasi lnsan Garuda Indonesia ke jabatan lain yang tidak memiliki benturan kepentingan berdasarkan permintaan yang bersangkutan atau usulan dari pimpinannya; 4. Mengalih tugaskan tugas dan tanggung jawab lnsan Garuda Indonesia yang bersangkutan; 3 / 6

5. Mengintensifkan pengawasan terhadap lnsan Garuda Indonesia tersebut yang dilakukan oleh pimpinannya dengan berkoordinasi kepada unit yang membidangi fungsi Human Capital Management; 6. Pemberian sanksi yang tegas bagi yang melanggarnya. BAB III PELAPORAN BENTURAN KEPENTINGAN Pasal 6 Pelaporan Apabila terjadi situasi Benturan Kepentingan, maka Insan Garuda Indonesia wajib melaporkan hal tersebut melalui: 1. Pegawai Pimpinan, pelaporan melalui Pegawai Pimpinan dilakukan apabila pelapor adalah Insan Garuda Indonesia yang terlibat atau memiliki potensi untuk terlibat secara langsung dalam situasi Benturan Kepentingan. Pelaporan dilaksanakan dengan menyampaikan Surat Pernyataan Potensi Benturan Kepentingan kepada Pegawai Pimpinan, dengan form sebagaimana terlampir dalam Pedoman ini. 2. Pelaporan sebagaimana disebut dalam ayat 1 Pasal ini, disampaikan oleh Pegawai Pimpinan kepada unit yang membidangi Human Capital Management dan unit yang membidangi Corporate Secretary. 3. Khusus untuk pelaporan bagi Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan adalah sebagai berikut: a. Pelaporan kepada Direksi apabila Direktur yang bersangkutan memiliki potensi benturan kepentingan; b. Pelaporan kepada Dewan Komisaris apabila anggota Komisaris atau seluruh Direksi memiliki potensi benturan kepentingan; c. Pelaporan kepada Rapat Umum Pemegang Saham apabila seluruh Direksi dan Dewan Komisaris memiliki potensi benturan kepentingan. 4. Whistle Blowing System (WBS), pelaporan melalui WBS dilakukan apabila pelapor adalah Insan Garuda Indonesia atau pihak lainnya yang mengetahui adanya atau potensi adanya Benturan Kepentingan di Perusahaan. Pelaporan melalui WBS dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang telah diatur secara tersendiri oleh Perusahaan. Pelaporan atas terjadinya Benturan Kepentingan melalui WBS dilakukan dengan itikad baik dan bukan merupakan suatu keluhan pribadi atas suatu kebijakan Perusahaan tertentu ataupun didasari oleh kehendak buruk/fitnah. BAB IV SOSIALISASI DAN SANKSI Pasal 7 Sosialisasi Dalam rangka menjamin bahwa Pedoman ini dapat diketahui oleh seluruh Insan Garuda Indonesia dan seluruh stakeholders yang berhubungan dengan Perusahaan, maka perlu dilakukan hal- hal sebagai berikut: 4 / 6

1. Menugaskan kepada seluruh Pegawai Pimpinan di lingkungan Perusahaan untuk bertindak sebagai panutan (role model) dalam menegakkan Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan ini dan melakukan sosialisasi dan pembinaan serta pengawasan terhadap pelaksanaan Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan ini; 2. Menugaskan kepada unit-unit di lingkungan Perusahaan yang memiliki hubungan kerja dengan pihak ketiga untuk memberitahukan atau menyampaikan Pedoman Benturan Kepentingan ini kepada seluruh pihak terkait dalam mata rantai supply di lingkungan Perusahaan (Penyedia Barang/Jasa, Agen, Distributor, Konsultan, Auditor/Assessor dan Pelanggan serta stakeholder lainnya); 3. Unit yang membidangi Corporate Secretary untuk memonitor pelaksanaan/implementasi isi Pedoman ini dan memberikan laporan kepada Direktur yang membidangi GCG mengenai implementasinya termasuk laporan-laporan yang timbul setelah adanya Pedoman ini. Pasal 8 Sanksi Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan ini akan dikenakan sanksi yang berlaku sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5 / 6

LAMPIRAN PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. Surat Pernyataan Potensi Benturan Kepentingan Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama/No.Peg. : Jabatan : Unit Kerja : Menyatakan dengan sebenarnya memiliki potensi benturan kepentingan terkait dengan pelaksanaan tugas sebagai berikut: Jenis Transaksi/Kegiatan : Nilai Transaksi/Kegiatan : Bentuk Benturan Kepentingan : Oleh karena itu, dengan ini saya menyatakan sikap untuk (pilih salah satu): 1. Menarik diri dari proses pengambilan keputusan atas transaksi di atas. 2. Mutasi ke jabatan lain yang tidak memiliki benturan kepentingan; 3. Mengalih tugaskan tugas dan tanggung jawab saya di atas; Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dipergunakan sesuai dengan standar operasional prosedur di lingkungan Garuda Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jakarta, Hormat saya, [Nama Jelas] 6 / 6