BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem antrian adalah suatu himpunan pelanggan, pelayan (server) serta suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB. Teori Antrian PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang

PRAKTIKUM STOKASTIK MODUL TEORI ANTRIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. simulasi penyelesaian rubix cube ini adalah sebagai berikut. 1. Processor: Intel (R) Pentium (R) 4 CPU 1.

MAKALAH REKAYASA TRAFIK TEORI ANTRI

BAB II LANDASAN TEORI

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi

Lecture 2 : Teori Antrian

BAB II. Landasan Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI


BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang

Model Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen operasional adalah the term operation management

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODEL SISTEM ANTRIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau

MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIONAL 2

Antrian Orang (antri mengambil uang di atm, antri beli karcis, dll.) Barang (dokumen lamaran kerja, mobil yang akan dicuci, dll) Lamanya waktu

Teori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1

Aplikasi Matrix Labolatory untuk Perhitungan Sistem Antrian dengan Server Tunggal dan Majemuk

BAB 2 LANDASAN TEORI

IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN PADA ANTRIAN BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma

BAB II LANDASAN TEORI

Operations Management

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ANTRIAN MODEL M/M/S PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO)

BAB II LANDASAN TEORI

Operations Management

Metoda Analisa Antrian Loket Parkir Mercu Buana

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

Sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan program strata satu (S1), selain. sarana untuk menerapkan teori yang diterima di bangku kuliah dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN

TEORI SIMULASI ANTRIAN

ANALISIS. 4.4 Analisis Tingkat Kedatangan Nasabah

BAB 2 LANDASAN TEORI. harus menunggu dalam sebuah proses manufaktur untuk diproses ke tahap

MODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. proses yang menimbulkan deretan tunggu disebut antrian. Deretan bagian, mesin atau

Pendahuluan. Teori Antrian. Pertemuan I. Nikenasih Binatari. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. September 6, 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada Bab 1, permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penelpon menunggu dilayani. A.K. Erlang tahun Teori Antrian

BAB III METODE PENELITIAN. Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. ABB Sakti Industri IA Turbocharging Jalan

Simulasi Model Sistem Jasa. DosenPengampu: Ratih Setyaningrum,MT Hanna Lestari, M.Eng

ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GARDU KELUAR YANG OPTIMAL PADA GERBANG TOL TANJUNG MULIA

IMPLEMENTASI MODEL ANTRIAN PADA LOKET PEMBAYARAN

Model Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. dalam pembahasan model antrean dengan disiplin pelayanan Preemptive,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK (STUDI KASUS: KANTOR LAYANAN CERENTI) TUGAS AKHIR

BAB IV PEMBAHASAN. pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini

Riset Operasional. Tahun Ajaran 2014/2015 ~ 1 ~ STIE WIDYA PRAJA TANA PASER

11/1/2016 Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian 1 TEORI ANTRIAN

ANTRIAN. pelayanan. Gambar 1 : sebuah sistem antrian

BAB II LANDASAN TEORI. pembahasan model antrian dengan working vacation pada pola kedatangan

ANALISIS ANTRIAN. Disajikan oleh: Bernardus Budi Hartono. Teknik Informatika [Gasal ] FTI - Universitas Stikubank Semarang

STUDI ANTRIAN DI GERBANG TOL TAMALANREA SEKSI IV MAKASSAR

KARAKTERISTIK SISTEM ANTRIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Teori tentang antrian ditemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang,

BAB III LANDASAN TEORI

Analisis Sistem Antriam Multi Channel Multi Phase Pada Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Regional I Medan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari banyak terlihat kegiatan mengantri seperti, pasien

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi, Karakteristik, dan Kualitas Jasa

BAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY)

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

BAB II LANDASAN TEORI

Operations Management

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Metode Analisis Data 2.1.1 Definisi Sistem Antrian Sistem antrian adalah suatu himpunan pelanggan, pelayan (server) serta suatu aturan yang mengatur kedatangan pelanggan dan pemrosesan masalah pelayanan antrian, dimana dicirikan oleh lima buah komponen yaitu: pola kedatangan para pelanggan, pola pelayanan, jumlah pelayan, kapasitas fasilitas untuk menampung para pelanggan dan aturan dalam mana para pelanggan dilayani. (Subagio, 2000). Sistem ini mempunyai dua bagian dasar, yaitu suatu antrian tunggal dan sebuah fasilitas pelayanan tunggal. (Thomas, 2004). 2.1.2 Pola Kedatangan Cara dengan mana individu-individu dari populasi memasuki sistem disebut pola kedatangan (arrival pattern). Individu-individu mungkin datang dengan tingkat kedatangan (arrival rate) yang konstan ataupun acak / random (yaitu berapa banyak individu-individu per periode waktu). Distribusi probabilitas Poisson adalah salah satu dari pola-pola kedatangan yang paling sering (umum) bila kedatangan-kedatangan didistribusikan secara random. Hal ini terjadi karena distribusi Poisson menggambarkan jumlah kedatangan per unit waktu bila sejumlah besar variabel-variabel random mempengaruhi tingkat kedatangan. Bila pola kedatangan individu-individu mengikuti suatu distribusi Poisson, maka waktu antar kedatangan (interarrival time) adalah random dan mengikuti suatu distribusi eksponensial. (Subagio, 2000)

8 Bila individu-individu (komponen atau karyawan) memasuki suatu sistem, mereka mungkin memperagakan perilaku yang berbeda. Bila individu tersebut adalah orang, dan antrian relative panjang, orang tersebut mungkin meninggalkan sistem. Perilaku seperti ini disebut penolakan (balking). Penolakan akan sering terjadi bila kepanjangan antrian terlalu panjang. Variasi lain yang mungkin dalam pola kedatangan adalah kedatangan dari kelompok-kelompok individu. Bila lebih dari satu individu memasuki suatu sistem secara bersama, maka terjadi dengan apa yang disebut bulk arrivals. (Subagio, 2000) 2.1.3 Disiplin Antrian Disiplin antrian menunjukkan pedoman keputusan yang digunakan untuk menyeleksi individu-individu yang masuk antrian untuk dilayani terlebih dahulu (prioritas). (Murdiono, 2006). Disiplin antrian yang paling umum adalah sebagai berikut: 1. FCFS (First Come First Serve) Yaitu yang pertama kali datang yang dilayani terlebih dahulu. 2. LIFO (Last In First One) Yaitu yang terakhir datang maka yang terakhir tersebut yang dilayani terlebih dahulu. 3. Random Yaitu pelayanan diberikan dengan memilih pelanggan secara acak. 4. Prioritas Yaitu pelanggan yang mempunyai prioritas lebih tinggi yang dilayani terlebih dahulu (contoh: IRD / UGD).Biasanya disiplin antrian jenis ini disebut emergency first atau critical condition first.

9 5. Shortest-operating (service)-time (SOT) Yaitu pelayanan dengan waktu yang cepat. 6. Longest-operating-time (LOT) Yaitu pelayanan dengan waktu yang lama. 2.1.4 Karakteristik Sistem Antrian Berikut ini daftar karakteristik-karakteristik utama sistem antrian dengan asumsi-asumsi yang paling umum : Karakteristik-karakteristi k Sistem Asumsi-asumsi Umum Antrian Sumber Populasi Pola Kedatangan Tak terbatas atau terbatas Tingkat kedatangan Poisson (waktu antar kedatangan eksponensial ) Panjang Antrian Disiplin Antrian Pola Pelayanan Tak terbatas atau terbatas First Come First Served Tingkat kedatangan Poisson (waktu antar kedatangan eksponensial ) Keluar Langsung kembali ke populasi Tabel 2.1 Karakteristik Sistem Antrian Sumber: Rancangan Penulis Karakteristik dari populasi yang akan dilayani (calling population) dapat dilihat menurut ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku dari populasi yang akan dilayani. Menurut ukurannya, populasi yang akan dilayani bisa terbatas (finite) bisa juga tidak terbatas (infinite). Pada kasus antrian busway ini populasi yang dilayani tidak terbatas (infinite).

10 Pola kedatangan bisa teratur, bisa juga acak (random). Pola kedatangan yang sifatnya acak dapat digambarkan dengan distribusi statistik dan dapat ditentukan dua cara yaitu kedatangan per satuan waktu dan distribusi waktu antar kedatangan. Contoh : Kedatangan digambarkan dalam jumlah satu waktu, dan bila kedatangan terjadi secara acak, informasi yang penting adalah Probabilitas n kedatangan dalam periode waktu tertentu, di mana n = 0,1,2,. Jika kedatangan diasumsikan terjadi dengan kecepatan rata-rata yang konstan dan bebas satu sama lain disebut distribusi probabilitas Poisson. Ahli matematika dan fisika, Simeon Poisson (1781 1840), menemukan sejumlah aplikasi manajerial, seperti kedatangan pasien di RS, sambungan telepon melalui central switching system, kedatangan kendaraan di pintu toll, dll. Semua kedatangan tersebut digambarkan dengan variabel acak yang terputus-putus dan nonnegative integer (0, 1, 2, 3, 4, 5, dst). Selama 10 menit mobil yang antri di pintu toll bisa 3, 5, 8, dst. Ciri distribusi poisson: 1. Rata-rata jumlah kedatangan setiap interval bisa diestimasi dari data sebelumnya 2. Bila interval waktu diperkecil misalnya dari 10 menit menjadi 5 menit, maka pernyataan ini benar : Probabilita bahwa seorang pengguna jasa datang merupakan angka yang sangat kecil dan konstan untuk setiap interval. a) Probabilita bahwa 2 atau lebih pengguna jasa akan datang dalam waktu interval sangat kecil sehingga probabilita untuk 2 atau lebih dikatakan nol. b) Jumlah pengguna jasa yang yang datang pada interval waktu bersifat independent.

11 c) Jumlah pengguna jasa yang datang pada satu interval tidak tergantung pada interval yang lain. Probabilitas n kedatangan dalam waktu T ditentukan dengan rumus :,!...(1) di mana : λ = rata-rata kedatangn persatuan waktu T = periode waktu n = jumlah kedatangan dalam waktu T P (n,t) = probabilitas n kedatangan dalam waktu T Jika kedatangan mengikuti Distribusi Poisson dapat ditunjukkan secara matematis bahwa waktu antar kedatangan akan terdistribusi sesuai dengan distribusi eksponensial. Suatu faktor yang mempengaruhi penilaian distribusi kedatangan adalah ukuran populasi panggilan. P(T t) = 1 - e -λt 0 t...(2) di mana: P(T t) = probabilitas di mana waktu antar kedatangan T suatu waktu tertentu λ = rata - rata kedatangan persatuan waktu t = suatu waktu tertentu

12 2.2 Struktur Antrian 2.2.1 Single Channel Single Phase Sistem ini adalah yang paling sederhana. Single channel berarti bahwa hanya ada satu jalur untuk memasuki sistem pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single phase menunjukkan bahwa hanya ada satu pelayanan. Setelah menerima pelayanan, individu-individu keluar dari sistem. Contoh adalah seorang tukang cukur dan seorang pelayan toko. (Kakiay, Thomas, 2004). Gambar 2.1 Model Single Channel-Single Phase 2.2.2 Single Channel Multi Phase Istilah multiphase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan (dalam phase-phase). Tiap dua phase atau lebih dalam satu sistem mendapatkan satu kali pelayanan. Sebagai contoh adalah pengamplasan cat mobil, proses produksi dan sebagainya. (Kakiay, Thomas, 2004). Gambar 2.2 Model Single Channel Multi Phase

13 2.2.3 Multi Channel Single Phase Sistem multi channel-single phase terjadi ketika dua atau lebih fasilitas pelayanan yang dialiri oleh antrian tunggal. Sebagai contoh adalah pembelian tiket yang dilayani oleh lebih dari satu loket, pelayanan potong rambut oleh beberapa tukang potong, pelayanan di supermarket yang dilayani oleh beberapa kasir dan pelayanan pada bank-bank dengan beberapa teller serta masih banyak yang lainnya. (Kakiay, Thomas, 2004). Gambar 2.3 Model Multi Channel Single Phase 2.2.4 Multi Channel Multi Phase Setiap sistem-sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada suatu waktu. Sebagai contoh adalah registrasi para mahasiswa di universitas, dan pelayanan kepada pasien di rumah sakit dari pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai pembayaran. Untuk model nomor 2 dan 4 individu tidak boleh keluar dari system apabila habis dari phase yang satu. (Kakiay, Thomas, 2004)

14 Gambar 2.4 Model Multi Channel Multi Phase 2.3 Notasi Parameter Parameter model antrian ditentukan dengan notasi sebagai berikut: = rata-rata kecepatan kedatangan (jumlah kedatangan persatuan waktu). 1/λ = rata-rata waktu antar kedatangan. = rata rata kecepatan pelayanan (jumlah satuan yang dilayani persatuan waktu bila pelayan sibuk). 1/μ = rata-rata waktu yang dibutuhkan pelayan. Ρ = faktor penggunaan pelayan (proporsi waktu pelayan ketika sedang (sibuk). Pn Lq Ls Wq Ws = probabilita bahwa n satuan (kedatangan) dalam sistem. = rata-rata jumlah satuan dalam antrian (rata-rata panjang antrian). = rata-rata jumlah satuan dalam sistem. = rata-rata waktu tunggu dalam antrian. = rata-rata waktu tunggu dalam sistem.

15 2.4 Model-model Antrian Pada pengelompokkan model model antrian yang berbeda beda akan digunakan suatu notasi yang disebut dengan Notasi Kendall. Notasi ini sering dipergunakan karena beberapa alasan. Di antaranya, karena notasi tersebut merupakan alat yang efisien untuk mengidentifikasi tidak hanya model model antrian, tetapi juga asumsi asumsi yang harus dipenuhi (Subagyo, 2000). Format umum model : (a/b/c);(d/e/f) di mana : a = distribusi pertibaan / kedatangan (arrival distribution), yaitu jumlah pertibaan pertambahan waktu. b = distribusi waktu pelayanan / perberangkatan, yaitu selang waktu antara satuan satuan yang dilayani. c = jumlah saluran pelayanan paralel dalam sistem. d = disiplin pelayanan. e = jumlah maksimum yang diperkenankan berada dalam sistem (dalam pelayanan ditambah garis tunggu). f = besarnya populasi masukan. Keterangan : 1. Untuk huruf a dan b, dapat digunakan kode kode berikut sebagai pengganti : M = Distribusi pertibaan Poisson atau distribusi pelayanan (perberangkatan) eksponensial, juga sama dengan distribusi waktu antara pertibaan eksponensial atau distribusi satuan yang dilayani Poisson. D = Antarpertibaan atau waktu pelayanan tetap.

16 G = Distribusi umum perberangkatan atau waktu pelayanan. 2. Untuk huruf c, dipergunakan bilangan bulat positif yang menyatakan jumlah pelayanan paralel. 3. Untuk huruf d, dipakai kode kode pengganti : FIFO atau FCFS = First In First Out atau First Come First Served. LIFO atau LCFS = Last In First Out atau Last Come First Served. SIRO = Service In Random Order. G D = General Service Disciplint. 4. Untuk huruf e dan f, dipergunakan kode N (untuk menyatakan jumlah terbatas) atau (tak berhingga satuan satuan dalam sistem antrian dan populasi masukan). Misalnya, model (M/M/1);(FIFO/ / ), berarti bahwa model menyatakan pertibaan didistribusikan secara Poisson, waktu pelayanan didistribusikan secara eksponensial, pelayanan adalah satu atau seorang, disiplin antrian adalah first in first out, tidak berhingga jumlah langganan boleh masuk dalam sistem antrian, dan ukuran (besarnya) populasi masukan adalah tak berhingga. Maka untuk model antrian loket stasiun ini, dapat dinotasikan menjadi : (M/M/2);(FIFO/ / ) M yang pertama untuk menunjukkan bahwa model menyatakan pertibaan didistribusikan secara Poisson, waktu pelayanan didistribusikan secara eksponensial, pelayanan adalah dua atau dua saluran pelayanan, disiplin antrian adalah first in first out, tidak berhingga jumlah langganan boleh masuk dalam sistem antrian, dan ukuran (besarnya) populasi masukan adalah tak berhingga.

17 2.5 Asumsi dan Rumus-Rumus Dalam skripsi ini permasalahan antrian didasarkan pada asumsi berikut : 1) Satu pelayanan dan dua tahap. 2) Jumlah kedatangan per unit waktu digambarkan oleh Distribusi Poisson dengan λ = rata-rata kecepatan kedatangan. 3) Waktu pelayanan eksponensial dengan μ = rata-rata kecepatan pelayanan. 4) Disiplin antrian adalah first come first served (Aturan antrian pertama datangpertama dilayani) seluruh kedatangan dalam barisan hingga dilayani 5) Dimungkinkan panjang barisan sampai dengan 8 meter. 6) Populasi yang dilayani tidak terbatas. 7) rata-rata kedatangan lebih kecil dari rata-rata waktu pelayanan. 8) rata-rata tingkat kedatangan lebih kecil dari tingkat pelayanan semua channel (= jumlah channel dikalikan rata-rata tingkat pelayanan per channel) Dari asumsi tersebut dapat diperoleh hasil secara statistik sebagai berikut : Po = probabilitas semua saluran (pemberi layanan) menganggur Po =...(3) di mana: k = jumlah saluran Pw = probabilitas semua saluran secara simultan sibuk (utilization factor). Pw =!...(4)

18 Ls = jumlah rata-rata dalam sistem. Ls =!...(5) Lq = jumlah rata-rata dalam antrian. Lq =...(6) Ws = rata-rata waktu dalam sistem. Ws =...(7) Wq = rata-rata waktu dalam antrian. Wq =...(8)

19 2.6 Model dan Perancangan Program 2.6.1 Model Rapid Application Development Model RAD (Rapid Aplication Development) adalah sebuah model pembangunan perangkat lunak sekuensial linear yang menekankan suatu siklus perkembangan yang sangat pendek atau singkat. Dalam perkembangannya yang cepat ini dicapai dengan menggunakan pendekatan konstruksi berbasis komponen. Kelemahan dalam model ini: 1. tidak cocok untuk proyek skala besar. 2. proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi. 3. sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini. 4. resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini. Model RAD ini merupakan suatu model yang mengadopsi dari model waterfall hanya saja letak perbedaannya pada masalah waktu tadi. Pendekatanpendekatan RAD yang merupakan konstruksi berbasis komponen meliputi beberapa fase: 1. Bussiness Modeling, di mana aliran informasi di antara beberapa fungsi bisnis di modelkan dengan cara menjawab pertanyaan mengenai apa, bagaimana dan ke mana aliran informasi tersebut. 2. Data Modeling, aliran informasi tadi disaring ke dalam serangkaian objek data kemudian diidentifikasi dan hubungan dari objek itu didefinisikan. 3. Prosess Modeling, dari fase data aliran informasi didefinisikan dalam modeling fase ditransformasikan untuk mencapai aliran informasi yang perlu bagi sebuah implementasi bisnis.

20 4. Application Generation, dalam menggunakan bahasa pemrograman RAD banyak menggunakan komponen-komponen yang ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi. 5. Testing and Turnover, dalam RAD menekankan suatu pemakaian kembali pada komponen-komponen, hal ini mengurangi waktu pengujian karena komponen yang akan dipakai telah teruji dahulu. 2.6.2 Interaksi Manusia dan Komputer Berdasarkan evaluasi dari sudut interaksi manusia dan komputer, program simulasi yang dirancang harus bersifat interaktif. Suatu program yang interaktif dan baik harus bersifat user friendly, dengan lima kriteria (Shneiderman 2005, p15) sebagai berikut: 1. Waktu belajar yang tidak lama. 2. Kecepatan penyajian informasi yang tepat. 3. Tingkat kesalahan pemakaian rendah. 4. Penghafalan sesudah melampaui jangka waktu. 5. Kepuasan pribadi. Menurut (Shneiderman 2005, p74), dalam merancang sistem interaksi manusia dan komputer yang baik juga harus memperhatikan delapan aturan utama (eight golden rules), yaitu: 1. Strive for consistency (berusaha untuk konsisten).

21 2. Enable frequent user to use shortcuts (memungkinkan pengguna untuk menggunakan jalan pintas). 3. Offer informative feedback (memberikan umpan balik yang informatif). 4. Design dialogs to yield closure (pengorganisasian yang baik sehingga pengguna mengetahui kapan awal dan akhir dari suatu aksi). 5. Offer simple error handling (memberikan pencegahan kesalahan dan penanganan kesalahan yang sederhana). 6. Permit easy reversal of actions (memungkinkan kembali ke aksi sebelumnya dengan mudah). 7. Support internal locus of control (memungkinkan pengguna untuk menguasai dan mengontrol sistem). 8. Reduce short term memory load (mengurangi beban ingatan jangka pendek, sehingga pengguna tidak perlu banyak menghafal) 2.6.3 PHP (Hypertext Preprocessor) PHP adalah suatu bahasa yang bersifat server side yang didesain khusus untuk aplikasi web. PHP dapat disipkan diantara bahasa HTML. Karena bahasa server, maka bahasa PHP akan dieksekusi di server sehingga yang dikirim adalah hasil jadi dalam bentuk HTML dan kode PHP tidak terlihat lagi. Kelebihan-kelebihan PHP: 1. PHP mudah dibuat dan kecepatan akses tinggi. 2. PHP dapat berjalan dalam web server yang berbeda dan dalam sistem operasi yang berbeda pula. PHP dapat berjalan di sistem operasi UNIX, Windows 98, Windows NT, dan Machintosh.

22 3. PHP diterbitkan secara gratis. 4. PHP juga dapat berjalan pada web server Microsoft Personal Web Server, Apache, IIS, Xitami, dan sebagainya. 5. PHP adalah termasuk bahasa yang embedded (bisa ditempel atau diletakkan dalam tag HTML) 6. PHP termasuk server side programming.