Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Efek Pemberian Infusa Biji Petai China (Leucaena Leucocephala) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa pada Mencit Model Diabet

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) SEBAGAI ANTIDIABETES PADA MENCIT YANG DI INDUKSI ALOKSAN

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

setelah India, China, Amerika Serikat. Tercatat pada tahun 2000 jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta.

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

Bab IV Hasil dan Pembahasan

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

BAB I PENDAHULUAN. diabetes melitus (DM) tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) dan

BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG PENELITIAN. dengan defisiensi sekresi dan atau sekresi insulin (Nugroho, 2012). Organisasi

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

ditandai oleh poliuria, polidipsia, penurunan berat badan walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu makan), hiperglikemia, glikosuria, ketosis,

Pengaruh Infusa Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi) Terhadap Kadar Malondialdehid Mencit Model Diabetik

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada abad ke-21, Diabetes Melitus menjadi salah satu ancaman utama bagi

PENGARUH EKSTRAK DAUN SUKUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengaruh Biji Jengkol (Pithecellobium jiringa) terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Galur Balb/c

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh manusia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. banyak penyakit yang muncul. Salah satu penyakit yang muncul akibat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL DEPAN... i. HALAMAN JUDUL...ii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iv

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, diperoleh bahwa penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia tahun di daerah perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN ANGSANA

Efek Infusa Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa dan 2 Jam Post Prandial Mencit Model Diabet

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin. Insulin merupakan hormon yang mengatur metabolisme. dalam tubuh menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adella Anfidina Putri, 2013

PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

Kotamadya Surabaya, di Jawa Timur, dan di seluruh Indonesia diperhitungkan sebesar Rp. 1,5 milyar per hari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER DAN EFEK PENURUNAN GLUKOSA DARAH EKSTRAK BIJI RAMBUTAN (NEPHELIUM LAPPACEUM L) PADA MENCIT (MUS MUSCULUS)

BAB I PENDAHULUAN. Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan UKDW

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (Tinospora caulis) TERHADAP GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR Swiss Webster YANG DIINDUKSI ALOKSAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai sumber pangan, papan, maupun obat-obatan. Gaya hidup kembali ke

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG FALOAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Pembimbing I : Dr. Diana K Jasaputra, dr,m Kes Pembimbing II: Adrian Suhendra, dr, SpPK, M Kes

Transkripsi:

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet 1 Melvina Afika, 2 Herri S. Sastramihardja, 3 R. Anita Indriyanti 1 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung, 2,3 Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung, Jl. Hariangbangga No.20 Bandung 40116 e-mail: 1 melvinaafika@yahoo.com Abstrak. Diabetes Mellitus adalah kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Salah satu bahan tradisional yang digunakan secara empiris dalam pengelolaan diabetes adalah biji rambutan (Nephelium lappaceum L.), yang mengandung polifenol dan saponin yang berefek hipoglikemik dan sebagai antioksidan. Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak etanol biji rambutan terhadap kadar glukosa darah puasa (GDP) mencit yang diinduksi aloksan. Penelitian bersifat eksperimental laboratoris terhadap 25 ekor mencit yang terbagi dalam 5 kelompok. Kelompok I sebagai kontrol positif, kelompok II perlakuan glibenklamid 0,65 mg/kgbb, kelompok III perlakuan ekstrak etanol biji rambutan dosis 11,7 mg/kgbb, kelompok IV perlakuan ekstrak etanol biji rambutan dosis 23,4 mg/kgbb, kelompok V perlakuan ekstrak etanol biji rambutan dosis 46,8 mg/kgbb. Perlakuan diberikan secara oral selama 7 hari. Pengukuran GDP dilakukan sebelum induksi aloksan, 3 hari setelah induksi dan setelah 7 hari perlakuan. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji statistik paired t-test, oneway Anova dan duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga dosis ekstrak etanol biji rambutan memiliki nilai penurunan GDP yang bermakna (p<0,05). Rata-rata penurunan GDP pada kelompok II, III, IV, V adalah 55 mg/dl, 29,4 mg/dl, 38,2 mg/dl, 37,4 mg/dl. Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak etanol biji rambutan dapat menurunkan kadar GDP dengan dosis optimal 23,4 mg/kgbb. Kata kunci : Biji rambutan, diabetes mellitus, glukosa darah puasa A. Pendahuluan Diabetes mellitus adalah penyakit degeneratif yang akan meningkat jumlahnya dimasa akan datang. Diabetes merupakan salah satu ancaman bagi kesehatan manusia pada abad 21. 1 Berdasarkan data Jurnal Diabetes Care yang dikutip dari World Health Organization (WHO), dinyatakan bahwa di dunia, diabetes mellitus menjadi penyakit yang penderitanya mencapai 2,8% dan diperkirakan akan naik menjadi 4,4% pada tahun 2030. 2 Di Indonesia, pada tahun 2000 terdapat 8,4 juta jiwa kasus diabetes mellitus sehingga Indonesia berada di urutan keempat sebagai negara dengan kasus diabetes mellitus terbanyak di dunia. Hal ini diprediksi akan semakin meningkat, dengan perkiraan jumlah penderita akan terus bertambah menjadi 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. 2 Selama ini pengobatan diabetes biasanya dilakukan dengan pemberian obat antidiabetes, suntikan insulin, obat antidiabetik oral yang biasanya menggunakan obatobat sintetik, dengan seiringnya mengkonsumsi obat-obat sintetik ini maka sering timbul ketergantungan penderita terhadap obat tersebut dan efek samping yang ditimbulkan juga cukup serius, oleh karena itu diperlukan cara yang lebih murah dan efektif untuk mengobati penyakit diabetes. Salah satunya adalah dengan cara pengobatan alternatif dan komplementer dengan tanaman tradisional. 3 Rambutan (Nephelium lappaceum L.) kaya kandungan kimia seperti zat besi, kalsium, karbohidrat, fosfor, lemak, protein dan vitamin C. Bijinya mengandung lemak dan polifenol. Daun mengandung saponin dan tanin. Kulit batang terdapat flavonoid, 416

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar... 417 pectic substance, saponin, tanin, dan zat besi. Kulit buah mengandung tanin dan saponin. Efek farmakologis rambutan antara lain sebagai penurun panas (kulit buah), sedangkan bijinya memiliki efek hipoglikemia sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah. 4 Biji rambutan selama ini digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi diabetes oleh masyarakat secara empiris, berdasarkan penelitian, ekstrak air biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) memiliki efek sebagai antidiabetes. 5 1. Rumusan Masalah a. Apakah ekstrak etanol biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit model diabet? b. Apakah terdapat hubungan antara peningkatan konsentrasi ekstrak etanol biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit model diabet 2. Tujuan Penelitan Tujuan Umum : 1. Untuk mengetahui efek ekstrak etanol biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) dalam menurunkan kadar glukosa darah mencit model diabet. 2. Untuk mengetahui hubungan antara peningkatan konsentrasi ekstrak etanol biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit model diabet. Tujuan Khusus : Untuk mengetahui dosis efektif ekstrak etanol biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) untuk menurunkan kadar glukosa darah. B. Kajian Pustaka Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Fitria pada tahun 2010, bahwa ekstrak air biji rambutan (Nephelium Lappaceum.L) memiliki efek sebagai antidiabetes. Senyawa aktif dalam ekstrak air biji rambutan yang diduga memiliki aktivitas sebagai antidiabetes adalah flavonoid, polifenol dan tanin. Ketiga senyawa ini bekerja secara sinergis dalam menurunkan kadar glukosa darah hewan coba. 5 C. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap di laboratorium dengan menggunakan mencit jantan galur Swiss Webster. Bahan penelitian ini meliputi Biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) Aloksan, Glibenklamid, NaCl Fisiologis, Akuades, Na CMC 0,5%, Kloroform. Alat-alat yang digunakan adalah glukometer, strip glukosa, timbangan. Besar sample yang dipakai dalam penelitian berjumlah 25 ekor mencit jantan. Penelitian dilaksanakan periode bulan februari 2015 sampai dengan Mei 2015 di Laboratorium biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Hewan coba dibagi dalam lima kelompok. Kelompok I diberi makanan pelet dan aquades. Kelompok II diberi makanan pelet, aquades dan glibenklamid 0,65mg/kgBB. Kelompok III, IV, dan V diberi makanan pelet, aquades dan ekstrak etanol biji rambutan dengan dosis 11,7 mg/kgbb, 23,4 mg/kgbb dan 46,8 mg/kgbb. Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

418 Melvina Afika, et al. Pada awal penelitian semua hewan coba diaklimatisasi selama 7 hari, lalu pada hari ke 1 setelah aklimatisasi diukur kadar glukosa darah (G 0 ), lalu diinduksi aloksan melalui ekor dengan dosis 3,36 mg/kg bb, kemudian pada hari ke 3 diukur kadar glukosa darah (G 1 ), lalu mencit di bagi lima kelompok perlakuan selama 7 hari dan pada hari ke 10 diukur kadar glukosa darahnya (G 2 ). Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan dengan cara disayat pada ekor mencit yang sebelumnya telah dipuaskan selama 16 jam, kemudian kadar glukosa darahnya diukur menggunakan Glukometer. Semua data yang diperoleh dianalisis mempergunakan Paired T-Test, OneWay ANOVA dan Duncan. D. Hasil Penelitian mengenai efek ekstrak etanol biji rambutan dalam menurunkan kadar glukosa puasa telah dilakukan pada 25 ekor mencit jantan galur swiss webster. Kelompok penelitian terbagi atas lima kelompok, yaitu kelompok I (kontrol negatif), kelompok II diberi glibenklamid dosis 0,65mg/kgBB, kelompok III diberi ekstrak etanol biji rambutan dosis 11,7 mg/kgbb, kelompok IV diberi ekstrak etanol biji rambutan dosis 23,4 mg/kgbb dan kelompok V diberi ekstrak etanol biji rambutan dosis 46,8 mg/kgbb. Tabel 1 Hasil pengukuran kadar GDP (mg/dl) Kelompok GDP pasca induksi GDP 7 hari n = 5 Rata-rata Standar Rata-rata Standar deviasi deviasi I 166,6 25,3 168,4 18,3 II 181,8 37,4 126,8 14,2 III 149,8 24,5 120,4 16,1 IV 130,4 19,8 92,2 111,3 V 157 23,7 120,8 138,9 Keterangan : kelompok I (kontrol negatif), kelompok II diberi glibenklamid dosis 0,65mg/kgBB, kelompok III diberi ekstrak etanol biji rambutan dosis 11,7 mg/kgbb, kelompok IV diberi ekstrak etanol biji rambutan dosis 23,4 mg/kgbb dan kelompok V diberi ekstrak etanol biji rambutan dosis 46,8 mg/kgbb. Hasil di atas kemudian diuji menggunakan uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, didapatkan nilai p= > 0,05 yang menunjukkan data tiap kelompok berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji homogenitas didapatkan hasil > 0,05 yang menunjukkan data tiap kelompok homogen, selanjutnya hasil pengukuran kadar GDP tersebut dianalisis dengan paired t-test untuk membandingkan pasca induksi dan setelah diberi perlakuan 7 hari, didapatkan hasil analisis sebagai berikut : Tabel 2 Hasil analisis kadar GDP pasca induksi dan setelah 7 hari Kelompok GDP Pasca Induksi GDP 7 hari P Rata-rata Standar deviasi Rata-rata Standar deviasi I 166,6 25,3 168,4 18,3 0,769 II 181,8 37,4 126,8 14,2 0,007 III 149,8 24,5 120,4 16,1 0,004 IV 130,4 19,8 92,2 17,4 0,002 V 157 27,3 120,8 35,6 0,038 Keterangan : * uji paired t-test (p<0,05: bermakna) Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar... 419 Dari hasil perhitungan paired t-test didapatkan kelompok I memiliki nilai p yang lebih dari 0,05 (p > 0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pengukuran GDP pasca induksi dan setelah 7 hari perlakuan. Kelompok II, kelompok III, kelompok IV dan kelompok V memiliki nilai p yang kurang dari 0,05 (p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pengukuran GDP pasca induksi dan setelah 7 hari perlakuan. Tabel 3 Hasil Analisis pada rata-rata Penurunan Kadar GDP Kelompok Rata-rata penurunan Standar deviasi P perlakuan GDP(mg/dl) I 8,2 0 II 55 41,1 III 29,4 16,9.001 IV 38,2 16,2 V 37,4 21,2 Keterangan :* Uji Oneway Anova (P<0,05: bermakna) Berdasarkan hasil uji One Way Anova didapatkan nilai p 0,001 ( p < 0,05), hal ini menujukkan adanya perbedaan yang signifikan pada rata-rata penurunan kadar GDP diantara kelompok-kelompok tersebut. Kelompok perlakuan Tabel 4 Hasil Analisis pada rata-rata Penurunan Kadar GDP N Subset fot alpha = 0.05 1 2 3 IV 5 92.2000 III 5 120.4000 120.4000 V 5 120.8000 120.8000 II 5 120.8000 I 5 168.4000 Berdasarkan hasil uji Duncan dapat dilihat bahwa terdapat 3 subset untuk 5 kelompok. kelompok kelompok yang tergolong dalam satu subset tidak mempunyai perbedaan yang signifikan. Dalam subset 1 terdapat kelompok IV, III dan V, ini menunjukkan bahwa ketiga kelompok perlakuan tersebut dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan penurunan terkecil pada kelompok IV. Dalam subset 2 terdapat kelompok III, V dan II, ini menunjukkan bahwa ketiga kelompok perlakuan tersebut dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan penurunan terkecil pada kelompok III. Dalam subset 3 hanya terdapat kelompok I, yang merupakan kelompok yang induksi tanpa perlakuan. Jika kelompok I dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya maka akan tampak penurunan GDP yang berbeda secara signifikan E. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan rata-rata penurunan kadar glukosa darah puasa terbesar pada kelompok perlakuan yang diberi Glibenklamid 0,65 mg/kgbb, hal ini sesuai dengan efeknya yang kuat sebagai obat hipoglikemik oral golongan Sulfonilurea generasi kedua yang memiliki mekanisme kerja merangsang sel beta pankreas untuk mengeluarkan insulin, sehingga pada penelitian ini digunakan sebagai pembanding dalam menurunkan kadar glukosa darah puasa. 6 Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

420 Melvina Afika, et al. Hasil uji normalitas dan homogenitas didapatkan bahwa data tiap kelompok berdistribusi normal dan homogen, selanjutnya data dianalisis menggunakan paired t- test dan didapatkan nilai p < 0,05 yang menunjukkan bahwa hasil penelitian bermakna. Hasil penelitian yang bermakna menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol biji rambutan bermakna menurunkan kadar glukosa darah. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitira pada tahun 2014, bahwa ekstrak air biji rambutan dengan dosis 240 mg/kgbb memiliki efek sebagai antidiabetes. Senyawa aktif dalam ekstrak air biji rambutan yang diduga memiliki aktivitas sebagai antidiabetes adalah flavonoid, polifenol dan tanin. Ketiga senyawa ini bekerja secara sinergis dalam menurunkan kadar glukosa darah hewan coba. 5 Kadar glukosa darah puasa pasca induksi dan setalah 7 hari perlakuan setiap kelompok dibandingkan dan dianalisis secara statistik dengan uji paired t-test. Hasil analisis menunjukkan perbedaan tidak signifikan pada kelompok kontrol dan perbedaan signifikan pada semua kelompok perlakuan. Hal ini berarti glibenklamid dan ekstrak etanol biji rambutan dapat menurunkan kadar glukosa puasa. Berdasarkan hasil analisis ANOVA didapatkan hasil dengan nilai sig 0.001 (nilai sig <0.05) hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol biji rambutan secara peroral dosis 11,7 mg/kgbb, 23,4 mg/kgbb dan 46,8 mg/kgbb dapat menurunkan kadar glukosa darah. Dari hasil uji statistik post hoc test yaitu uji Duncan, dosis ekstrak etanol biji rambutan yang dapat menurunkan kadar glukosa darah secara optimal adalah 23,4 mg/kgbb. maka dosis optimal ekstrak etanol biji rambutan sebagai penurun kadar glukosa darah puasa dari tiga dosis 11,7 mg/kgbb, 23,4 mg/kgbb dan 46,8 mg/kgbb adalah dosis 23,4 mg/kgbb. F. Simpulan dan Saran Simpulan Simpulan Umum Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan umum yaitu : 1. Ekstrak etanol biji rambutan (Nephelium lappaceum.l) mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah pada mencit model diabet. 2. Tidak terdapat hubungan antara peningkatan konsentrasi ekstrak etanol biji rambutan (Nephelium lappaceum.l) terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit model diabet. Simpulan khusus Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan khusus yaitu, dosis efektif ekstrak etanol biji rambutan (Nephelium lappaceum.l) untuk menurunkan kadar glukosa darah mencit adalah pada dosis 23,4 mg/kgbb. Saran Saran Teoritis 1. Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui Lethal Dose dari pemberian ekstrak etanol biji rambutan. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut berupa uji klinik agar biji rambutan dapat digunakan menjadi fitofarmaka antidiabetes. Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar... 421 Saran Praktis Perlu dipertimbangkan penggunaan ekstrak etanol biji rambutan sebagai bahan alternatif dalam pengelolaan DM dengan dosis optimal 23,4 mg/kgbb. DAFTAR PUSTAKA Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-6. Jakarta. Interna Publishing; 2009. hlm 1874, 1952. Wild, Sarah and team. Global Prevalence of Diabetes: Estimates for the year 2000 and Projections for 2030. Volume 27. 2004. Soegono, Soewando, Subekti. Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta. FK UI; 2002. Hariana A. Tumbuhan obat dan khasiatnya. Jilid ke-3. Penebar Swadaya; 2006. hlm. 7. Uji aktivitas antidiabetes ekstrak air biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) pada mencit diabetes mellitus akibat induksi aloksan. (diunduh 23 Januari 2015). Tersedia dari http://repository.unej.ac.id Gunawan S. Farmakologi dan terapi. Edisi ke-5. Departemen farmakologi dan terapetik fakultas kedokteran universitas indonesia; 2007. hlm 484-489. Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015