Prospek dan Tantangan Pengembangan Energi Terbarukan

dokumen-dokumen yang mirip
Prioritas dan Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan

Memaksimalkan Pengembangan Energi Terbarukan Untuk Ketahanan Energi Nasional

STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL

Dr. Unggul Priyanto Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI. Disampaikan oleh

Optimizing the Utilization of Renewable Energy for National Energy Security

POTENSI BISNIS ENERGI BARU TERBARUKAN

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

SENSITIVITAS ANALISIS POTENSI PRODUKSI PEMBANGKIT LISTRIK RENEWABLE UNTUK PENYEDIAAN LISTRIK INDONESIA

Tulisan ini adalah catatan yang dapat dibagikan dari hasil pertemuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040

Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu

MEMASUKI ERA ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

Disampaikan pada: Komunikasi Nasional Jogjakarta, 5 Desember 2007 Persero) Electricity For A Better Life

ANALISIS PEMANFAATAN ENERGI PADA PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI INDONESIA

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

10 Negara yang Punya Reaktor Nuklir Terbesar Di Dunia Minggu, Oktober 21, 2012 Azmi Cole Jr.

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang di

Energi di Indonesia. Asclepias Rachmi Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi. 3 Mei 2014

Otonomi Energi. Tantangan Indonesia

KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL Berdasarkan PP KEN 79/2014

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

OUTLOOK KELISTRIKAN INDONESIA : PROSPEK PEMANFAATAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

ANALISIS DAMPAK KENAIKAN HARGA MINYAK MENTAH DAN BATUBARA TERHADAP SISTEM PEMBANGKIT DI INDONESIA

RINGKASAN EKSEKUTIF PERTEMUAN TAHUNAN PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL 2010

PERCEPATAN PENGEMBANGAN EBTKE DALAM RANGKA MENOPANG KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN PEMANFAATAN PANAS BUMI UNTUK KELISTRIKAN NASIONAL

BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

PENGEMBANGAN MODEL INDONESIA 2050 PATHWAY CALCULATOR (I2050PC) SISI PENYEDIAAN DAN PERMINTAAN ENERGI BARU TERBARUKAN. Nurcahyanto

PERANAN MIGAS DALAM MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI

PELUANG PANAS BUMI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DALAM PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK NASIONAL

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008

Beberapa Catatan tentang Kebutuhan Energi Indonesia Masa Depan

Membangun Kedaulatan Energi Nasional

SUMBER DAYA PANAS BUMI: ENERGI ANDALAN YANG MASIH TERTINGGALKAN

DI INDONESIA RM. SOEDJONO RESPATI MASYARAKAT ENERGI TERBARUKAN INDONESIA.(METI) JULI 2008

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 2. Matriks SWOT Kearns

Sosialisasi ARN 2016 Komisi Teknis Bidang Energi. Samarinda, 20 Desember 2016 Dr. Ir. Arnold Soetrisnanto Ketua Komtek Energi Dewan Riset Nasional 1

OPSI NUKLIR DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL

IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM

DEWAN ENERGI NASIONAL RANCANGAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Energi saat ini merupakan kunci semua kegiatan dalam peradaban umat

PENGESAHAN RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) PT PLN (PERSERO)

KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL Berdasarkan PP KEN 79/2014

PROGRAM KONSERVASI ENERGI

1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI (RUED-P) JAWA BARAT

PROSPEK EKONOMI WOOD PELLET (Untuk Bisnis Energi Terbarukan)

SKENARIO KEBIJAKAN ENERGI INDONESIA MENUJU TAHUN 2050

PENGEMBANGAN KELISTRIKAN NASIONAL ABSTRACT

Peran dan Strategi Dunia Usaha dalam Implementasi NDC Sektor Energi Dr. Ir. Surya Darma, MBA

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EBTKE UNTUK MEMENUHI TARGET KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL

PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI

VI. SIMPULAN DAN SARAN

Untuk mewujudkan kesejahteraan

Ketahanan Energi: Konsep, Kebijakan dan Tantangan bagi Indonesia

ANALISIS SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK DI JAWA TERHADAP PENYEDIAAN BATUBARA YANG TIDAK TERBATAS ( )

Kebijakan. Manajemen Energi Listrik. Oleh: Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Rencana Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Dialog Energi Tahun 2017

BAB 1 Pendahuluan Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS ENERGI DAN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM SEMINAR NASIONAL: OPTIMALISASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA ENERGI UNTUK KETAHANAN ENERGI

LAPORAN SINGKAT KOMISI VI DPR RI B I D A N G PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM, BUMN, INVESTASI, BSN DAN KPPU

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

Strategi mencapai Target 23% EBT dalam KEN

DEPUTI MENTERI NEGARA BIDANG USAHA PERTAMBANGAN, INDUSTRI STRATEGIS, ENERGI DAN TELEKOMUNIKASI

PENDAHULUAN Latar Belakang

ENERGI TERBARUKAN MASA DEPAN ENERGI KITA

PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGKITAN PEMBANGKIT LISTRIK DI INDONESIA

KONTRIBUSI PLTN DALAM MENGURANGI EMISI GAS CO2 PADA STUDI OPTIMASI PENGEMBANGAN SISTEM PEMBANGKITAN LISTRIK SUMATERA

KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL

PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

KEBIJAKAN & RPP DI KEBIJAKAN & RPP BIDANG ENERGI BARU TERBARUKAN BARU

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

1. PENDAHULUAN. Indocement. Bosowa Maros Semen Tonasa. Semen Kupang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FIT (FEED IN TARIFF) ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI INDONESIA. Nanda Avianto Wicaksono dan Arfie Ikhsan Firmansyah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pemanfaatan cadangan..., Mudi Kasmudi, FT UI, 2010.

OPTIMASI SUPLAI ENERGI DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK JANGKA PANJANG DI INDONESIA

Transkripsi:

Prospek dan Tantangan Pengembangan Energi Terbarukan Herman Darnel Ibrahim, Adjunct Prof, [UNITEN, MY], Dr [ITB], M.Sc. [UMIST, Manchester], Ir. [ITB] Ketua Dewan Pakar METI, Ketua dan Pendiri ICEES Seminar Ketahanan Energi CNEE IPB Bogor, 13 Desember 2016 2016.12.13 by HDI Seminar CNEE IPB 1 Background Picture: Wayang Windu Geothermal Power Plant, West Java, Indonesia

Faktor Spesifik Energi Indonesia Faktor Penyediaan Negara OECD [Maju] Indonesia Penyediaan Sumber Energi Tergantung sumber impor Tidak tergantung impor [kecuali minyak] International Trade Long Term Contract Import Long Term Contract Export Konsumsi Energi Per kapita sudah besar ~5TOE per tahun Per kapita masih kecil ~ 0.7 TOE per tahun Pertumbuhan Konsumsi Relatif kecil~ 0-1% per tahun Masih Besar ~6-8% per tahun Energy Market Infrastruktur Sarana Penyediaan Energi Transnational Network Mekanisme pasar. Tidak ada subsidi Modern, kuat dan efisien Interkoneksi Listrik, Pipa Gas dan Kerjasama Cadangan. Mekanisme Regulated. Ada subsidi. Belummemadai, lemah dan kurang efisien Belum berkembang. Kemandirian Teknologi Teknologi domestiknya kuat Tergantung luar negeri Energy Mix Diversifikasi, dan BBM minimum. Konsumsi BBM besar. Tidak hanya transport. 2016.12.13 by HDI Seminar CNEE IPB 2

Indikator Energi Indonesia Terhadap Dunia Description Unit Indonesia OECD* World* Population Million 238 1175 6436 GDP $Bilion 711 40977 55592 Primary Energy MTOE 159 5537 10583 Electricity TWh 160 9035 15663 Primary Energy per capita TOE 0.7 4.7 1.6 Electricity per capita kwh 672 7689 2434 Energy Intensity per $ Million TOE 224 135 190 Population to the World % 3.7 18 100 GDP to the World % 1.3 74 100 Primary Energy to the World % 1.5 52 100 *Data 2006 Handbook of Energy and Economic Statistics in Japan 2009, The EDMC Japan ** Indonesia Data 2010 2016.12.13 by HDI Seminar CNEE IPB 3

Tiga Driver Bauran Energi Keamanan Pasokan [Security of Supply] Kontinuitas dan Keandalan pasokan. Jk Pendek+Panjang Biaya yang lebih murah [Economy of Supply] Biaya atau harga yang terjangkau dan Internationally competitive Proses yang lebih bersih [Low GHG Emission] PLTU Cirebon PLTP Wayang Windu PLTGU Gresik PLTA Saguling PLTS Kupang Energi tanpa atau rendah karbon 2016.12.13 by HDI Seminar CNEE IPB 4

Strategi Pemenuhan Energi Indonesia Sesuai KEN: PP 79 Tahun 2014 Menegakkan [Uphold] Efisiensi Energi dan Konservasi Energi. Memaksimalkan Penggunaan Energi Terbarukan Meminimumkan Penggunaan BBM Mengoptimalkan Penggunaan Gas Alam Batubara sebagai Tulang Punggung untuk mengamankan pasokan PLTN sebagaipilihan Terakhir. 2016.12.13 by HDI Seminar CNEE IPB 5

Prospek Pengembangan ET di Indonesia Mendukung komitment penurunan Emisi GHG kepada dunia. Sudah diarahkan dalam KEN PP 71 Tahun 2014 Menjadi perhatian Elite dan hottest topic di sektor energi. Kita memiliki sumbernya yang cukup besar dan beragam. Bagus untuk ekonomi, memanfaat sumber daya lokal, mengurangi ketergantungan impor. Teknologinya tersedia dancenderungmakinmurah. 2016.12.13 by HDI Seminar CNEE IPB 6

Skenario Bauran Energi Indonesia 2050 [ ~ KEN 2010-2050] 2030 [%] Total PE: 159 MTOE Total PE: 480 MTOE Total PE: 980 MTOE 2010: Oil Heavy Small RE [7%] Non RE [93%] 2030: More Coal Much More RE [23%] Less Oil Non RE [77%] 2050: More Gas Maximum RE [30%] Minimum Oil Non RE [70%] 2016.12.13 by HDI Seminar CNEE IPB 7

Mengapa Memaksimalkan ET? Sebagai Kontribusi penyediaan energi bersih untuk menurunkan emisi GHG dalam rangka Memerangi Perubahan Iklim. Mengamankan Kecukupan Penyediaan Energi Jangka Panjang, menghadapi semakin menipisnya sumber energi fosil. Sebagai Upaya Diversivikasi untuk mengurangi ketergantungan terhadap sumberenergimpor. Memperkuat Ketahanan Energi: lebih resilient terhadap dinamika perubahan pasokan dan harga internasional. Kontribusi kepada perekonomian, dengan mendorong berkembangannya industri ET dalam negeri, usaha kecil menengah, dan menambah lapangan kerja. 2016.12.13 by HDI Seminar CNEE IPB 8

Parameter 1. Sekuriti Energi Terbarukan Energi Fosil [Tak Terbarukan] Ketersediaan Jangka Pendek Intermittent LebihKontinu Ketersediaan Jangka Panjang Terjamin Tak Terjamin Kerentanan Thd Dinamika Rentan Kurang Rentan 2. Keekonomian Biaya Sekarang Jangka Pendek ~ Lebih Tinggi ~ Lebih rendah Biaya Jangka Panjang Makin Murah Makin Mahal Kerentanan Thd Dinamika Rentan Kurang Rentan 3. Lingkungan Justifikasi Memaksimalkan ET Emisi GHG Lebih Bersih Tidak Bersih Benefit Thd Ekonomi Masyarakat Lebih Tinggi Lebih Rendah Sustainability Lebih Sustain Tidak Sustain 2016.12.13 by HDI Seminar CNEE IPB 9

Biaya Pembangkitan Listrik ET dan Non ET 2016.12.13 by HDI Seminar CNEE IPB 10

Tren Biaya Produksi Listrik ET Menuju 2050 * Prof Gustav Grob, President of ISEO: Biaya dan Harga ET Semakin Turun 2016.12.13 by HDI Seminar CNEE IPB 11

Strategi Pengembangan ET Menetapkan Target per jenis ET secara nasional dan per daerah yang dicantumkandalam RUKN danrukd. Insentif Pajak Permenkeu No 24 Tahun 2010. Bea Masuk, Pajak Impor dan Keringanan PPh Perusahaan. Menetapkan Feed in Tariff, yaitu suatu harga per jenis ET yang mewajibkanpln sebagaiofftakerpada harga tersebut. Penyediaan dana Eksplorasi untuk Geotermal [Sayang belum dimanfaatkan] Memberikan insentif penggunaan komponen peralatan ET produk lokal [untuk energi matahari]. 2016.12.13 by HDI Seminar CNEE IPB 12

Tantangan Pengembangan ET Energi Terbarukan umumnya masih lebih mahal daripada konvensional. [Sumber intermittent, remote, skala kecil] Menjadi berat karena dihadapkan pada 2 tantangan To Grow dan to Go Green sekali gus. Subsidi BBM dan listrik yang jumlahnya sangat besar, membuat RE kurang atraktif. Harga patokan yang ditetapkan Pemerintah masih kurang menarik bagi investor dibanding pilihan bisnis lain Inventarisasi potensi dan menyiapkan kandidat proyek dengan dokumen studi kelayakan yang kredibel. Pendanaan proyek yang berskala kecil, dan dipandang kurang menarik danberisiko olah Bank. [Memerlukankolateral] 2016.12.13 by HDI Seminar CNEE IPB 13

Status dan Progres Pengembangan ET Energy National Potential [MWe] Installed Capacity [MW] Yearly Production [GWh] On Going Project [MW] Geothermal 28,000 1,200 9,000 4,000 Hydro 75,000 3,500 10,000 2,100 Mini Hydro 5,000 600 3,000 480 Solar Energy 1,200,000 12 18 180 Ocean Energy 727,000 0 0 10 Biomass [waste] 50,000 2,000 12,000 100 Wind Energy 9,000 1 1 120 Total 2,094,000 7,313 34,019 6,990 Biomass [biofuel] 175 M kl NA 600000 kl No Info 2016.12.13 by HDI Seminar CNEE IPB 14

Estimasi Kapasitas Listrik ET 2016.12.13 by HDI Seminar CNEE IPB 15

Mengapa Mengandalkan Batubara dan Gas? Secara Teknis dan Ekonomis kita belum bisa memenuhi dan mengandalkan penyediaanlistrikdengan100% ET. Potensi dan Cadangan Batubara dan Gas kita memadai jika dikelola denganbaik akan mencukupi sampai tahun 2100 Kalau Batubara dan Gas kita tidak kita manfaatkan tentu akan terus diekspor. Negara importir akan memperoleh biaya energi murah dan Emisi GHG tetap terjadi disana. Biaya Investasi Pembangkit Listrik PLTU Batubara dan PLTU Gas masih relatif murah [dibanding PLTN], begitu pula biaya produksinya. Tersedia teknologi bersih untuk mengurangi emisi gas rumah kaca pembangkit gas dan batubara [ SC, USC, Combined Cycle dan CCS] 2016.12.13 by HDI Seminar CNEE IPB 16

Mengapa PLTN Sebagai Pilihan Terakhir? Biaya Investasi Mahal: untuk 5000 MW PLTN Fisi, sekitar USD 35-40 Milyar atau Rp 500 Trilyun. Dengan biaya yang sama bisa membangun 20000 MW PLTU batubara atau 30000 MW PLTGU gas. Biaya Produksi Listrik PLTN Tidak Murah: [lebihmahal daripada listrik PLTU batubara dan PLTGU gas]. Dengan memasukkan biaya decommissioning, biaya pengamanan terhadap ancaman terorisme, dan biaya asuransi kecelakaan, listrik PLTN jauh lebih mahal lagi. Risiko Kecelakaan PLTN Buruk Sekali dan Fatal: yang kalau terjadi membahayakan bagi manusia dandapat menyebabkan kelumpuhan ekonomi dan kebangkrutan negara. Ketergantunagan yang besar terhadap pihak asing untuk penyediaan pelet uranium dan untuk spent fuel handling. Disamping itu rentan terhadap gangguan terorisme dan risko politik di embargo. 2016.12.13 by HDI Seminar CNEE IPB 17

Tiga Ciri Menonjol Negara Pengguna PLTN 1. Negara berpenduduk besar lebih dari 100 juta seperti Cina, India, Amerika Serikat, Brazil, Pakistan, Russia, Jepang, dan Mexico. 2. Tidak memiliki sumber energi non nuklir domestik yang mencukupi kebutuhan jangka panjang, seperti Cina, India, Brazil, Pakistan, Jepang, Meksiko, Korea Selatan, Taiwan, Argentina dan negara-negara pengguna PLTN dari Eropa. 3. Negara yang mengembangkan PLTN untuk menguasai teknologi dan menjadikannya sumber perekonomian seperti, Amerika Serikat, Rusia, Canada, Perancis, Jerman, Jepang dan Korea Selatan. Semua negara yang sudah menggunakan PLTN ternyata memenuhi 2 dari 3 ciri tersebut. Ada yang penduduk besar dan pasokan energi non nuklirnya tidak aman, ada yang berpenduduk besar dan menjadikan PLTN sebagai sumber perekonomian dan ada pula yang sumber energi non nuklir tidak aman dan menjadikan PLTN sebagai sumber perekonomian. 2016.12.13 by HDI Seminar CNEE IPB 18

Penutup Pengembangan ET akan lebih berhasil bila subsidi BBM dihapus dan ke depan dialihkan untuk subsidi ET. Pengembangan ET dapat dan perlu dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan ekonomi masyarakat. Otoritas Keuangan diharapkandapat mendukung pengembangan ET dengan suatu regulasi dan program khusus [Alokasi Kredit ET dan Kredit bunga khusus]. Pengembangan ET skala kecil akan lebih cepat jika pemerintah turun tangan melakukan [membiayai] survey dan FS [tidak diperhitungkan sebagai biaya pengembang, sehingga menjadi semacam subsidi terhadap harga]. Ke depan perlu mengerahkan tambahan dana misalnya seperti yang dilakukan Malaysia sumbangan 1% dari biaya listrik. 2016.12.13 by HDI Seminar CNEE IPB 19

TerimaKasih... 2016.12.13 by HDI Seminar CNEE IPB 20

Biodata Herman Darnel Ibrahim Herman Darnel Ibrahim yang akrab dipanggil HDI, lahir di Payakumbuh tahun 1954. HDI adalah Anggota DEN periode 2009-2014 dari unsur Pemangku Kepentingan, dan Direktur PLN periode 2003-2008. Sekarang HDI menjadi Konsultan dan Advisor pada beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang energi, dan juga sebagai Analis dalam bidang Energi yang sering menjadi pembicara pada forum keenergian nasional dan internasioal. Setelah tamat SMA di Payakumbuh akhir tahun 1972, HDI melanjutkan pendidikan ke ITB Bandung, dan lulus S1 [Ir.] Elektro pada 1978. Tamat ITB ia langsung masuk PLN dan pada tahun 1986 ia memperoleh beasiswa program S2 di University of Manchester Inggris dan lulus sebagai Master of Science dalam bidang Sistem Kelistrikan pada 1988. Pada tahun 1995 sambil tetap menjadi eksekutif puncak PLN ia mengambil program S3 di ITB dan lulus sebagai Doktor pada 2004. Sejak 2009 ia diangkat sebagai Adjunct Professor di UNITEN Malaysia. Selama hampir 30 tahun dari tahun 1979 sampai tahun 2008, HDI berkarier di PT PLN Persero. Dengan janatan terakhir Direktur Transmisi dan Distribusi PLN pada 2003-2008. Beberapa posisi penting yang pernah dipegangnya di PLN adalah: Direktur Niaga PT Indonesia Power [anak perusahaan PLN] dari tahun 1998 sampai tahun 2000, dan Direktur SDM dan Organisasi PT Indonesia Power, dari tahun 2000 sampai tahun 2003, serta Dirut PT Cogindo DayaBersama [anak perusaan PTIndonesia Power] dari 1998 sampai 1999. HDI aktif dalam berbagai organisasi profesi nirlaba bidang Energi diantaranya pernah menjadi Ketua API, Asosiasi Panasbumi Indonesia [2001-2004], dan saat ini ia masih duduk sebagai sebagai Ketua Dewan Pakar METI, Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia; Dewan Penasehat API; Dewan Pakar MKI, Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia; Dewan Penasehat ASELI, Asosiasi Energi Laut Indonesia; Dewan Penasehat ATAINDO, Asosiasi Tenaga Air Indonesia dan Dewan Pakar MASKEEI, Masyarakat Efisiensi Energi dan Konservasi Indonesia. HDI juga aktif pada organisasi tingkat Internasional yaitu sebagai Chairman Indonesian National Committee of CIGRE [International Council of Large Electric Systems] sejak 2006, Vice President IGA, International Geothermal Association [2013-2016]. 2016.12.13 Email: hermandarnel2014@gmail.com; by HDI darnel@kaltimex.co.id Seminar CNEE IPB 21