KARYA TULIS ILMIAH. Disusun Oleh: RUPI AH NPM

dokumen-dokumen yang mirip
KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. caesarea yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : HERA YULIANA NPM :

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : MAGDALENA AMALO NPM :

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

BAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC). Prawirahardjo (2010) dalam Septi (2012).

KEPERAWATAN NYERI DENGAN DIAGNOSA MEDIS MYOMA UTERI DAN ANEMIS DI RUANG DAHLIA II RUMAH SAKIT UMUMM DAERAH GAMBIRAN KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Proses persalinan merupakan proses kompleks untuk. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC).

NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN POST PARTUM SECTIO CEASAREA INDIKASI PRESENTASI BOKONG DI RUANG BOUGENVILE RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). waktu (yaitu 12 hari atau lebih melewati tanggal taksiran partus) dan ketuban

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. 226/ kelahiran hidup. Angka ini masih jauh dari target tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar bealakang. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny S GIII P2002 TRIMESTER III DENGAN LETAK LINTANG DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di

Kata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc)

BAB I PENDAHULUAN. dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan adalah suatu. kondisi dimana tidak hanya bebas dari penyakit.

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan bayi dengan sempurna. Ada dua persalinan yaitu persalinan

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN POST SECTIO CAESARIA ATAS INDIKASI FETAL DISTRES DI BANGSAL ANNISA RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi pada makrosomia (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny F GI P TRIMESTER III INPARTU DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT. Siti Aisyah* dan Sinta Lailiyah** ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar. R, 2002). dengan jalan pembedahan atau sectio caesarea meskipun bisa melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium (MDG s)

BAB I PENDAHULUAN. yang dilahirkan harus aman dan sehat serta membawa kebahagiaan bagi ibu dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perdarahan merupakan penyebab kematian ibu pertama di indonesia,

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny P GII P 1001 PERSALINAN DENGAN KETUBAN PECAH DINI. Ida Susila* dan Puji Wandayanti** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N POST OP SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI CEPHALO PELVIK DISPROPORTION DIRUANG CEMPAKA RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN POST-OP SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG MAWAR I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2003 di Indonesia AKI mencapai 309 per kelahiran

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. relatif tidak komplek dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S. DENGAN POST SECTIO CAESAREA ATAS INDIKASI PRE EKLAMPSIA BERAT DI BANGSAL CEMPAKA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB V PENUTUP. khususnya pada keluhan utama yaitu Ny. S G III P II A 0 hamil 40 minggu. mmhg, Nadi: 88 x/menit, Suhu: 36,5 0 c, RR: 26 x/menit, hasil

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010).

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak

BAB II TINJAUAN TEORI

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY M G III P 2002 PERSALINAN DENGAN RETENSIO PLASENTA DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan, setiap ibu hamil harus mendapatkan pelayanan antenatal care

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.Y DENGAN POST SECTIO CAESAREA INDIKASI DISPROPORSI KEPALA PANGGUL DI BANGSAL BOUGENFIL RS T IV SLAMET RIYADI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

BAB V PENUTUP. kebidanan ibu hamil pada Ny. G umur 30 tahun G 3 P 2 A 0 UK minggu. dengan letak sungsang, penulis menyimpulkan bahwa :

PERBEDAAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI BERDASARKAN JENIS PERSALINAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS DAN POST SECTIO CAESAREA

caesar (seksio sesarea) dengan segala pertimbangan dan risikonya (Manuaba, 2007).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. per kelahiran hidup, AKI yang dicapai masih jauh dari target

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF NY S GIII P2002 TRIMESTER III DENGAN PARTUS LAMA DI RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Mukhasanah**

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut hasil SDKI 2007 yang dikutip Wahdi (2007) Indonesia yaitu 307 per kelahiran hidup, menempatkan upaya

BAB I PENDAHULUAN. patologis kadang membutuhkan tindakan pembedahan (sectio caesarea).

PANDUAN MEDIK BLOK KEHAMILAN DAN MASALAH REPRODUKSI 3.1 PARTOGRAF. Tujuan Belajar : Mahasiswa mampu melakukan pengisian partograf

BAB I PENDAHULUAN. kematian per kelahiran hidup. (Kemenkes RI 2015,h.104). Pada tahun

KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSU RA KARTINI JEPARA. Gunawan, Anik Sholikah, Aunur Rofiq INTISARI

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY T GII P 1001 TRIMESTER II DENGAN GEMELLI DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan ibu tetap menjadi salah satu prioritas utama dalam pembagunan

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah suatu proses mendorong keluar hasil konsepsi (janin, plasenta dan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa kehamilan merupakan suatu proses penting yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : YOLANDA KOLO

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

Transkripsi:

STUDI KASUS PADA Ny. E UMUR 21 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST SC DENGAN INDIKASI PREEKLAMSIA BERAT DI RUANG DAHLIA II DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH Disusun Oleh: RUPI AH NPM. 12.2.05.01.0038 PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015 1

2

3

STUDI KASUS PADA Ny. E UMUR 21 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST SC DENGAN INDIKASI PREEKLAMSIA BERAT DI RUANG DAHLIA II DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI RUPI AH NPM. 12.2.05.01.0038 Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi D-III Keperawatan a_rupy@yahoo.com Dosen Pembimbing 1 : Endah Tri Wijayanti M.Kep,.Ns Dosen Pembimbing 2 : Dwi Retnowati S.Kep.,Ns.M.Kes UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABST 4

ABSTRAK Studi Kasus Pada Ny. E Umur 21 Tahun Yang Mengalami Masalah Keperawatan Nyeri Akut Dengan Diagnosa Medis Post Sc Dengan Indikasi Peb Di Ruang Dahlia Ii Di Rsud Gambiran Kota Kediri, Rupi ah (2015). Pembimbing I : Endah Tri Wijayanti M.Kep,.Ns Pembimbing 2 Dwi Retnowati S.Kep.,Ns.M.Kes Sectio caesarea merupakan pengeluaran janin melalui insisi dinding abdomen. Teknik ini digunakan jika kondisi ibu menimbulkan distres pada janin atau jika telah terjadi distres janin. Sebagian kelainan yang sering memicu tindakan ini adalah malposisi janin, plasenta previa, diabetes ibu, dan disproporsi sefalopelvis janin dan ibu. Tujuan penulisan adalah untuk menerapkan dan mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis Post SC dengan indikasi PEB. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pasien Artikel Skripsi Post SC dengan indikasi PEB yang di rawat di Ruang Dahlia II RSUD Gambiran Kota Kediri. Berdasarkan studi kasus pada Ny.E Ditemukan diagnosa utama yaitu nyeri akut yang tindakan keperawatan yang dilakukan adalah Managemnt nyeri, mengobservasi TTV, melakukan pengkajian nyeri dengan PQRST, mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan, mengajarkan tehnik nonfarmakologi, melakukan kolaborasi kolaborasi pemberian anlgesik Nyeri akut pada Ny.E dikarenakan telah dilakukan tindakan sectio saesaria. Nyeri merupakan masalah yang kompleks karena dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan pasien dan bisa menganggu aktivitas pasien sehingga akan timbul rasa ketakutan untuk melakukan gerakan atau tindakan. Bila pada tahap persalinan ibu mengalami gangguan pada kehamilannya yang menyebabkan terjadinya kegawatan pada janin maka harus dilakukan tindakan segera mungkin yaitu Sectio Caesaria untuk mengurangi komplikasi dan menurunkan resiko kematian ibu dan bayi Kata Kunci : Sectio Saesaria, Nyeri Akut 1

I. LATAR BELAKANG Artikel Skripsi Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2009). Banyak faktor yang menyebabkan diambilnya Section Caesaria yaitu factor ibu, janin, faktor jalan lahir, berdasarkan partograf, partus kasep dan kegagalan, Angka Section Caesaria terus meningkat dari insiden 3-4 % tahun yang lampau sampai insiden 10-15 sekarang ini. Angka terakhir mungkin bisa di terima dan benar. Bukan saja pembedahan menjadi lebih aman bagi ibu, tetapi juga anak ataupun keduanya juga menjadi lebih aman. Disamping itu, perhatian terhadap kualitas kehidupan dan pengembangan intelektual pada bayi telah memperluas indikasi post Sectio Caesaria ( Oxorn, 2010). Sectio Caesaria menempati urutan ke dua setelah ekstraksi vacum dengan frekuensi yang di laporkan 6% sampai 15% (Mochtar, 2005). Angka kesakitan ibu yang berhubungan dengan persalinan SC mncapai 10-15x di banding persalinan normal, meskipun angka tersebut rendah tetapi ironis jika kematian dapat dihindari menimpa ibu hamil yang sehat dan sebetulnya tidak memerlukan tindakn pembedahan (Cunningham dkk, 2005). WHO memperkirakan pada tahun 2008 rata-rata bedah SC di antara 10 % dan 15% dari seluruh kelahiran di Negara-Negara berkembang di laporkan meningkat 4 kali di bandingkan 10 Tahun sebelumnya. di Indonesia berdasarakin Survei Demografi dan kesehatan tahun 2009-2010 mencatat angka persalinan SC secara Nasional berkurang lebih 20,5% dari total persalinan SC. Di Jawa Timur angka kejadian Sectio Caesaria mencapai 15,6% (Depkes, 2007). Data Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri menunjukkan bahwa jumlah penderita post SC dengan indikasi pre-eklampsia berat pada tahun 2012 sejumlah 2.454 orang, 2013 sejumlah 2.748 orang dan tahun 2014 sejumlah 1.469 orang. Adapun indikasi tindakan SC adalah Plasenta previa, distosia serviks, rupture uteri mengancam, disproporsi cepalopelviks, eklamsia dan preeklamsia berat. Jika selama 24 jam faktor tersebut tidak teratasi maka akan terjadi resiko morbiditas dan mortalitas perinatal akibat prematurasi janin. Tindakan operasi SC menyebabkan nyeri karena terjadinya kontinuitas jaringan karena adanya pembedahan (Pratiwi, 2012). ibu yang mengalami gangguan persalinan yang menyebabkan terjadinya kegawatan pada janin maka harus dilakukan tindakan segera mungkin yaitu operasi Sectio Caesaria agar 2

tidak terjadi komplikasi dan terjadi resiko kematian ibu dan bayi (Mochtar, 2005). peningkatan tindakan bedah SC perlu menjadi perhatian mengingat tindakan bedah SC menimbulkan resiko morbiditas dan mortalitas lebih tinggi dari pada persalinan pervagina, di samping itu lama persalinan pasca bedah SC pun lama dan turut memberikan konsekuensi pada biaya pelayanan kesehatan yang tinggi (Nurbaiti, 2009). II. METODE a. Wawancara : menanyakan atau tanya jawab dengan menggunakan komunikasi langsung dengan keluarga yang meliputi : biodata, riwayat kesehatan, data 5 biologi, psikologi, sosial dan spiritual. b. Observasi atau pengamatan : mengamati secara langsung keadaan pasien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan pasien. c. Pemeriksaan fisik : melakukan pemeriksaan fisik pada pasien untuk menentukan masalah kesehatan pasien dengan cara : inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. d. Studi dokumentasi dengan cara mempelajari rekam medik pasien. III. HASIL DAN KESIMPULAN A. Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan Pengkajian ini harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan aspek biologis, psikologis, social, maupun spiritual klien. Tujuan pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi tentang klien, dan membuat perumusan masalah yang di alami klien. pasien datang ke Puskesmas Sambi dengan keluhan pasien mengatakan pusing sejak ± 4 bulan yang lalu jika tekanan darah naik yaitu 150/100 mmhg, pada tanggal 29 juni 2015 periksa ke Puskesmas Sambi kemudian dirujuk ke RSUD Gambiran dan periksa ke poli BKIA dengan diagnose G2P1001 PEB 37-38 mg tandatanda vital TD :140/100 mmhg RR:18x/menit Nadi :85 x/menit. kemudian dianjurkan MRS di ruang VK. pada tanggal 02 Juli 2015 pasien dilakukan operasi SC,dan pada saat pengkajian pada tanggal 04 Juli 2013 pasien mengatakan P : nyeri pada daerah perut bagian bawah luka bekas operasi Q:seperti ditusuk-tusuk R:pada perut bagian bawah S:skala 4 T: setiap bergerak dan hilang jika istirahat. Pada tinjauan pustaka menurut Williams (2008), Sectio sesarea adalah pengeluaran janin melalui insisi abdomen. Teknik ini digunakan jika kondisi ibu menimbulkan distres pada janin atau jika telah terjadi distres janin. Sebagian kelainan yang sering memicu tindakan ini adalah 3

malposisi janin, plasenta previa, diabetes ibu, dan disproporsi sefalopelvis janin dan ibu. Sectio sesarea dapat merupakan prosedur elektif atau darurat.untuk sectio caesarea biasanya dilakukan anestesi spinal atau epidural. Apabila dipilih anestesi umum, maka persiapan dan pemasangan duk dilakukan sebelum induksi untuk mengurangi efek depresif obat anestesi pada bayi. Terdapat kesamaan antara hasil pengkajian secara langsung dengan indikasi tentang Sectio Caesaria yang di temukan pada pasien Ny E yang mengalami pre-eklamsia berat yang di cirikan sesuai dengan indikasi Sectio Caesaria. B. Diagnosa Keperawatan Menurut Nanda (2011) diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien Sectio Saesarea sebagai berikut : 1. nyeri akut berhubungan terputunya jaringan 2. defisif perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik 3. resti infeksi berhubungan dengan invasi bakteri. Dalam kasus nyata diagnosa yang muncul tidak jauh berbeda dengan yang terdapat pada teori, akan tetapi diagnosa yang muncul pada teori tidak semuanya muncul pada kasus nyata. Oleh karena itu penulis mengelompokkan dan membahas diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus nyata yang sesuai teori dan diagnosa keperawatan yang terdapat pada teori yang tidak muncul pada kasus nyata. a. Diagnosa keperawatan yang muncul 1. nyeri akut berhubungan terputunya jaringan Pengalaman sensori dan emosi tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial,awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan (Aziz,2007) Penulis mengangkat diagnosa nyeri akut sebagai diagnosa utama dibandingkan dengan diagnosa lain yang muncul, karena nyei akut merupakan diagnosa yang perlu ditangani segera sebab dalam kasus nyata pasien akan mengalami nyeri yang dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan. Di dalam kasus nyeri merupakan masalah yang komleks karena dapat 4

mempengarui tingkat kenyamanan sehingga kerap menimbulkan rasa tidak nyaman berkepanjangan yang dapat mengganggu aktivitas. C. Rencana Tindakan Rencana keperawatan secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu dokumentasi tulisan tangan dalam menyelesaikan masalah, tujuan, dan intervensi keperawatan (Nursalam, 2008). Pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan terputusnya jaringan. Intervensi yang penulis susun antara lain : observasi TTV untuk mengetahui keadaan umum pasien, kaji nyeri dengan PQRST, Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan, ajarkan tehnik nonfarmakologi, kolaborasi dengan tim medis pemberian analgesic, gunakan komunikasi terapeutik untuk mengetahuan pengalaman nyeri pasien. Dalam tahap ini penulis mendapatkan fakta bahwa rencana tindakan pada diagnosa pertama tersebut ada kesenjangan, seperti :observasi TTV untuk mengetahui keadaan umum pasien, kaji nyeri dengan PQRST, Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan, ajarkan tehnik nonfarmakologi, kolaborasi dengan tim medis pemberian analgesik, gunakan komunikasi terapeutik untuk mengetahuan pengalaman nyeri pasien. Hal ini terjadi karena intervensi direncanakan berdasarkan dengan kebutuhan dan masalah pasien, sehingga intervensi tersebut dapat mengatasi masalah yang dialami pasien. B. Implementasi Implementasi atau pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana tindakan yang telah disesuaikan dengan diagnosa keperawatan yang telah dirumuskan pada diagnose: pad tanggal 04 juli 2015 jam 09:00 Mengobservasi TTV TD :120/80 mmhg, S: 36,6 O C, N: 85 x/mnt, RR:20 x/mnt, Melakukan pengkajian nyeri dengan PQRST P : nyeri pada daerah perut bagian bawah luka bekas operasi Q:seperti ditusuk-tusuk R:pada perut bagian bawah S:skala 4 T: setiap bergerak dan hilang jika istirahat, Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Pasien tampak meringis kesakitan pasien tampak memegangi perutnya, Mengajarkan tehnik nonfarmakologi Ajarkan pasien tehnik nafas dalam,melakukan Kolaborasi pemberian anlgesik injeksi ranitidine 5 mg/iv, asam mefenamat 500 mg/oral Adapun implementasi yang dapat dilakukan oleh penulis kasus ini, hanya dapat dilakukan selama 3 hari rawat. Hal ini disebabkan karena secara umum kondisi kesehatan pasien yang sudah pilih atau membaik. C. Evaluasi 5

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosa keperawatan, rencana intervensi dan implementasinya. Tahap evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor apa yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan, dan implementasi intervensi (Nursalam, 2008) Langkah terakhir dari proses keperawatan yang dilakukan pada Ny. E dengan masalah utama Sectio saesaria adalah dengan melakukan evaluasi dengan cara membandingkan data yang ada di kriteria hasil dengan data dievaluasi (subyektif, obyektif, assesment/analisa, planning). Evaluasi penulis lakukan sejak tanggal 04-06 Juli 2015 dengan hasil evaluasi pada diagnosa keperawatan; nyeri akut berhubungan dengan terputusnya jaringan yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diperoleh hasil: subyektif S: Pasien mengatakan sudah tidak nyeri pada daerah perut bagian bawah luka bekas operasi, P : sudah tidak merasakan nyeri pada daerah perut bagian bawah luka bekas operasi S:skala 1, Pasien sudah tidak tampak meringis kesakitan, pasien sudah tidak tampak memegangi perutnya, terdapat luka bekas operasi steril tertutp kasa ±10 cm. Assesment/Analisa: masalah teratasi. Planing: intervensi dihentikan. Alasan intervensi dihentikan. Kekuatan dari evaluasi yang penulis lakukan adalah evaluasi yang dilakukan penulis sesuai dengan kondisi klien setelah penulis memberikan asuhan keperawatan selama tiga hari. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa semua masalah teratasi. Adapun masalah keperawatan yang telah teratasi adalah sebagai berikut : nyeri akut berhubungan terputunya jaringan, defisif perawatan diri berhubungan kelemahan fisik. A. Simpulan Setelah mengetahui gambaran yang jelas tentang proses perawatan pada Ny. E dengan kasus Sectio saesaria baik secara teori dan kasus sebenarnya dialami di rumah sakit, maka dapat kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam pengkajian pada tanggal 04 juli 2015 mengatakan P : nyeri pada daerah perut bagian bawah luka bekas operasi Q:seperti ditusuk-tusuk R:pada perut bagian bawah S:skala 4 T: setiap bergerak dan hilang jika istirahat TD:120/80 mmhg, N :82x/mnt RR:20x/mnt S:36 C. 2. Diagnosa keperawatan yang muncul adalah nyeri akut berhubungan dengan terputusnya jaringan di tandai dengan Pasien mengatakan nyeri pada daerah perut bagian bawah luka bekas operasi,nyeri dirasakan terus menerus seperti ditusuk-tusuk,nyeri bertambah apabila di buat bergerak dan berkurang apabila dibuat istirahat, skala 4. KU :baik, pasien tampak meringis kesakitan, pasien tampak memegangi perutnya. keluar dari, terdapat luka 6

bekas operasi steril tertutup kasa ±10 cm TTV: TD :120/80 mmhg, S: 36 O C, N: 85 x/mnt, RR:20 x/mnt. 3. Rencana tindakan yang dilakukan pada diagnosa perioritas adalah observasi TTV, Lakukan pengkajian nyeri dengan PQRST, Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan, gunakan komunikasi terapeutik untuk mengetahuan pengalaman nyeri pasien, kurangi faktor presipitasi nyeri, ajarkan tehnik nonfarmakologi, kolaborasi pemberian anlgesik. 4. Implementasi yang dilakukan selama 3 hari. implementasi diagnosa perioritas pertama berdasarkan intervensi keperawatan adalah Mengobservasi TTV TD :120/80 mmhg, S: 36,6 O C, N: 85 x/mnt, RR:20 x/mnt, Melakukan pengkajian nyeri dengan PQRST P : nyeri pada daerah perut bagian bawah luka bekas operasi Q:seperti ditusuk-tusuk R:pada perut bagian bawah S:skala 4 T: setiap bergerak dan hilang jika istirahat Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan, Pasien tampak meringis kesakitan pasien tampak memegangi perutnya, Mengajarkan tehnik nonfarmakologi, Ajarkan pasien tehnik nafas dalam, melakukan Kolaborasi pemberian anlgesik, injeksi ranitidine 5 mg/iv, asam mefenamat 500 mg/oral. 5. Pada tahap evaluasi ditemukan masalah sudah teratasi. Hal ini disebabkan karena secara umum kondisi pasien yang sudah pulih dan atau membaik. IV. DAFTAR PUSTAKA Cunningham, F.G.2008. Obstetri Wiliams. Jakarta : EGC Hidayat. A. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Buku 1. Jakarta : Salemba Medika Mochtar, (2007). Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC Mansjoer. (2002) pengertian section saesaria http://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/11 12:19. Diunduh tanggal 01 agustus 2015 Manuaba, IBG. 2009. Memahami kesehatan reproduksi. Jakarta : EGC NANDA, 2012, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia. Jakarta: EGC 7

Oxoin, H & forte, WR 2010, Ilmu kebidanan. Yogyakarta : yayasan Essensial Medika (YEM) Potter P. A. Perry A. G. 2006. buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, praktik. jakarta : EGC. Prawirohardjo. Sarwono. 2007. ilmu kebidanan. Edisi kedua.jakarta : Bina pustaka Sarwono. (2007).Buku Panduan Ilmu Kebidanan, Bina Pustaka.Jakarta : EGC Wiknjosastro. Hanifa 2007. Ilmu kebidanan edisi ketiga. Jakarta : EGC 8