ALIRAN MELALUI PIPA 15:21. Pendahuluan

dokumen-dokumen yang mirip
IV. PERSAMAAN TAHANAN GESEK

ALIRAN PADA PIPA. Oleh: Enung, ST.,M.Eng

Kehilangan Energi Pada Pipa Baja Dan Pipa Pvc

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

Aliran pada Saluran Tertutup (Pipa)

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab III HIDROLIKA. Sub Kompetensi. Memberikan pengetahuan tentang hubungan analisis hidrolika dalam perencanaan drainase

ANALISIS FAKTOR GESEKAN PADA PIPA HALUS ABSTRAK

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA TERTUTUP

Analisa Rugi Aliran (Head Losses) pada Belokan Pipa PVC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Desain Rehabilitasi Air Baku Sungai Brang Dalap Di Kecamatan Alas 8.1. DATA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU LAPORAN AKHIR VIII - 1

II. TINJAUAN PUSTAKA

Aliran Melalui Sistem Pipa

MENENTUKAN NILAI KOEFISIEN GESEK PADA PIPA DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI MICROSOFT VISUAL BASIC. Irsan Mustafid Halomoan

MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

V 1,2 = kecepatan aliran fluida dititik 1 dan 2 (m/det)

MODUL III KEHILANGAN TINGGI TEKAN

Sub Kompetensi. Bab III HIDROLIKA. Analisis Hidraulika. Saluran. Aliran Permukaan Bebas. Aliran Permukaan Tertekan

BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES)

PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH REYNOLD NUMBER ( RE ) TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA ( BERJARI JARI DAN PATAH )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suatu penyediaan air bersih yang mampu menyediakan air yang dapat

Panduan Praktikum 2012

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

BUKU AJAR HIDRAULIKA

Aliran Fluida. Konsep Dasar

PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida. Penentuan kecepatan di sejumlah titik pada suatu penampang

PERANCANGAN SALURAN IRIGASI PADA EMBUNG KALEN DESA HARGOSARI KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA

I Putu Gustave Suryantara Pariartha

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH

ANALISIS TINGGI DAN PANJANG LONCAT AIR PADA BANGUNAN UKUR BERBENTUK SETENGAH LINGKARAN

PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM PENGUJIAN HEADLOSS ALIRAN FLUIDA TAK TERMAMPATKAN. Dwi Ermadi 1*,Darmanto 1

BAB II LANDASAN TEORI

PADA INSTALASI ALAT PENGUJI ALIRAN FLUIDA CAIR SKRIPSI

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI DISTRIBUSI TEKANAN ALIRAN MELALUI PENGECILAN SALURAN SECARA MENDADAK DENGAN BELOKAN PADA PENAMPANG SEGI EMPAT

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

Persamaan Chezy. Pada aliran turbulen gaya gesek sebanding dengan kuadrat kecepatan. Persamaan Chezy, dengan C dikenal sebagai C Chezy

Gambar II.1. Skema Sistem Produksi

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI iv. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR NOTASI... xiii

Klasifikasi Aliran Fluida (Fluids Flow Classification)

Journal of Mechanical Engineering Learning

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Sistem Kerja Pompa Torak Menggunakan Tenaga Angin. sebagai penggerak mekanik melalui unit transmisi mekanik.

Edy Sriyono. Jurusan Teknik Sipil Universitas Janabadra 2013

JURNAL ANALISIS LAJU ALIRAN PADA PIPA BERCABANG DENGAN SUDUT 90 0 ANALYSIS OF THE FLOW RATE IN THE PIPE BRANCHED AT AN ANGLE OF 90 0

BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

ANALISIS SISTEM PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH PADA BANGUNAN BERTINGKAT DENGAN SOFTWARE EPANET 2.0

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

PERHITUNGAN DEBIT PADA SISTEM JARINGAN PIPA DENGAN METODA HARDY-CROSS MENGGUNAKAN RUMUS HAZEN-WILLIAMS DAN RUMUS MANNING

Perancangan Saluran Berdasarkan Konsep Aliran Seragam

BAB IV PERHITUNGAN INSTALASI POMPA HYDRANT. Massa jenis cairan : 1 kg/liter. Kapasitas : liter/menit = (1250 gpm) Kondisi kerja : Tidak kontinyu

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa. Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto

PENURUNAN TEKANAN DALAM PIPA ALIRAN FLUIDA II

Menghitung Pressure Drop

BAB II LANDASAN TEORI

HIDRODINAMIKA BAB I PENDAHULUAN

ANALISA PERHITUNGAN DEBIT DAN KEHILANGAN TINGGI TEKANAN (HEAD LOSS) PADA SISTEM JARINGAN PIPA DAERAH LAYANAN PDAM TIRTANADI CABANG SUNGGAL TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REKAYASA INSTALASI POMPA UNTUK MENURUNKAN HEAD LOSS

POLITEKNOLOGI VOL. 15 No. 3 SEPTEMBER 2016 ABSTRACT ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI. Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM :

SEMINAR NASIONAL ke8tahun 2013 : RekayasaTeknologiIndustridanInformasi

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL

KARAKTERISTIKA ALIRAN DAN BUTIR SEDIMEN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. fluida. Sifat-sifat fluida diasumsikan pada keadaan steady, ada gesekan aliran dan

TL2101 Mekanika Fluida I

Pengaruh Diameter Gelembung Hidrogen Terhadap Penurunan Tekanan (Pressure Drop) Pada Saluran Tertutup Segi-Empat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI QQ =... (2.1) Dimana: VV = kebutuhan air (mm 3 /hari) tt oooo = lama operasi pompa (jam/hari) nn pp = jumlah pompa

BAB III ANALISA DATA

EVALUASI DEBIT AIR DAN DIAMETER PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH DI PERUMAHAN KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN NELAYAN INDAH BELAWAN SEPTIAN PRATAMA

Hidrostatika. Civil Engineering Department University of Brawijaya. Kesetimbangan Benda Terapung. TKS 4005 HIDROLIKA DASAR / 2 sks

Transkripsi:

ALIRAN MELALUI PIPA Ir. Suroso Dipl.HE, M.Eng Dr. Eng. Alwai Pujiraharjo Pendahuluan Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran dan dipergunakan untuk mengalirkan luida dengan penampang aliran penuh. Apabila zat cair tidak penuh,maka aliran termasuk dalam aliran saluran terbuka. Page 1

Pendahuluan Gaya geser dinding pada luida Kecepatan rata-rata dalam pipa Ingat karena kondisi tidakslip, kecepatan aliran pada dinding pipa adalah nol Biasanya dipakai V avg, yang sering hanya disebut V Ingat bahwa kondisi tidakslip menyebabkan tegangan geser dan geseran (riction) sepanjang dinding pipa Page 3 Aliran Laminar dan Turbulen Aliran laminar: karakteristiknya garis arus lurus dan gerakan teratur. Aliran turbulen: karakteristiknya kecepatan luktuasi dan gerakan tidak teratur. Transisi dari aliran laminar ke turbulen tidak terjadi tiba-tiba; tetapi melalui daerah dimana aliran luktuasi antara aliran laminar dan turbulen sebelum menjadi turbulen. Page 4

Bilangan Reynolds Pada prakteknya, aliran dalam pipa bulat: Dalam aliran transisi, aliran berubah antara laminar dan turbulen secara acak. Page 5 Daerah Entrance Ditinjau luida masuk pipa bulat dengan kecepatan seragam. Page 6 3

Daerah Entrance Page 7 Panjang Entry Panjang entry hidrodinamis biasanya diambil jarak dari masuk pipa sampai dimana tegangan geser dinding mencapai kira-kira persen dari harga penuh (ully developed value). Dalam aliran laminar, panjang entry hidrodinamis mendekati: Dalam aliran turbulen, panjang entry hidrodinamis dapat didekati: Panjang entry jauh lebih pendek dalam aliran turbulen, dan ketergantungan pada bilangan Reynolds lebih lemah. Page 8 4

Panjang Entry Dalam batas laminar dimana Re 300, panjang entry hidrodinamis adalah 115D. Dalam banyak aliran pipa, pengaruh entrance untuk aliran turbulen menjadi tidak signiikan diluar panjang pipa 10 kali diameter, dan panjang entry hidrodinamis didekati dengan: Dalam aliran turbulen, cukup beralasan untuk asumsi aliran ully developed untuk pipa yang panjangnya beberapa kali lebih panjang dari panjang daerah entrancenya. Page 9 Proil Kecepatan Tipikal proil kecepatan untuk ully developed aliran laminar dan turbulen seperti ditunjukkan dalam gambar. Note: proil kecepatan dalam aliran laminar parabolik tetapi dalam aliran turbulen lebih penuh dan berkurang tajam dekat dinding pipa. Page 10 5

Aliran Tetap melalui Pipa v1 g y 1 1 Garis Energi Garis Tekanan h v g z 1 v 1 Garis tengah pipa Garis reerensi v y z Persamaan Bernoulli: z 1 p1 v1 g z p v g h h = kehilangan energi (energy losses) Page 11 Kehilangan Energi (energy losses) Kehilangan energi dalam aliran melalui pipa dapat diklasiikasikan : Major losses karena gesekan Minor losses karena perubahan kecepatan misalnya : perubahan diameter pipa, sambungan, belokan dll Page 1 6

Kehilangan Energi Major h Menurut Darcy Weisbach h L V.. D g dimana: h = kehilangan energi/tinggi = aktor gesekan L = panjang pipa D = diameter pipa v = kecepatan aliran g = percepatan gravitasi Page 13 Faktor gesekan Faktor gesekan tergantung pada: kecepatan rata-rata v diameter pipa D kerapatan massa cairan kekentalan kekasaran dinding k Page 14 7

Sehingga F v, D,,, k,... v. D. F, k D,... dimana : v. D. v. D Re Re Angka Reynolds k D kekasaran relati Page 15 Tinggi kekasaran pipa k Jenis pipa (baru) Nilai k (mm) Kaca 0,0015 Besi lapis aspal 0,06 0,4 Besi tuang 0,18 0,90 Plester semen 0,7 1,0 Beton 0,30 3,00 Baja 0,03 0,09 Baja dikeling 0,90 9,00 Pasangan batu 6 Page 16 8

Persamaan Faktor Gesekan Aliran Laminer Kehilangan energi aliran laminer melalui pipa lurus, penampang lingkaran: Persamaan tsb dapat ditulis dalam bentuk Darcy-Weisbach: h h h h 3. VL gd 64. L V.. VD D g 64 L V.. Re D g L V.. D g 64 Re Page 17 Rumus empiris untuk Pipa Halus Blasius 0,316 0,5 Re Rumus ini berlaku untuk 4000 < Re < 10 6 Page 18 9

Rumus empiris untuk Pipa Kasar Tahanan gesek pipa kasar > pipa halus pipa halus : = F(Re) pipa kasar : = F(Re, k/d) Dalam praktek pada umumnya tidak halus melainkan mempunyai kekasaran, seperti besi, beton dll. Nikuradse melakukan percobaan pengaruh kekasaran pipa. Page 19 Percobaan Nikuradse Umumnya, aktor gesekan F (Re, o Fungsi Re dan roughness Daerah laminar 64 Re e D ) k 1/ Re Blausius 4 Rough o Tak tergantung pada roughness Daerah turbulen o Kurva pipa halus Semua kurva berimpit @ ~Re=300 o Zona pipa kasar Kurva semua pipa kasar datar dan menjadi tak tergantung pada Re 0.5 e 5.74 log10 3.7 0.9 D Re 64 Re Laminar Transition Turbulent Page 0 Blausius OK or smooth pipe Smooth 10

Hasil Percobaan Nikuradse (Moody Diagram) I II IIIb IIIc IIIa Page 1 Hasil Percobaan Nikuradse Dari hasil percobaan Nikuradse, gerak zat cair dalam pipa halus dan kasar dapat dibedakan dalam 5 daerah sbb: Daerah I : Re < 000 laminer = F(Re) Daerah II : 000 < Re < 4000 tdk stabil tidak dipengaruhi kekasaran Page 11

Daerah III a) Sub daerah pipa halus rumus Blasius b) Sub daerah transisi F(Re, k/d) c) Sub daerah pipa kasar F(k/D) Page 3 Rumus semi empiris Faktor gesek dihitung dengan menggunakan persamaan Colebrook White sebagai berikut: 1 k 51 log. 3. 7D Re Page 4 1

BEBERAPA PERSAMAAN PENDEKATAN MOODY k 0. 0055 1 0. 000 D BARR 1 6 10 R e k 5. 186 log 0. 3. 7D R e 89 1 3 k Berlaku untuk: 4. 000 10. 000. 000 dan 0. 01 R e D Page 5 Diagram Moody Pada tahun 1939, Cyril F. Colebrook menggabungkan data yang ada untuk aliran transisi dan turbulen dalam pipa halus maupun kasar kedalam persamaan Colebrook: Pada tahun 194, Hunter Rouse memveriikasi persamaan Colebrook dan menghasilkan graik plot dari. Pada tahun 1944, Lewis F. Moody menyederhanakan prosedur perhitungan dengan membuat diagram/graik berdasarkan persamaan Colebrook. Page 6 13

Moody Diagram Moody Diagram Moody Diagram Page 7 Graik Moody 1 k D.51 log 1 1 3.7 Re Page 8 14

Tinggi kekasaran pipa baru Page 9 Graik Moody Dari graik tersebut dapat dikelompokkan dalam 4 daerah: Daerah pengaliran laminer Daerah kritis nilainya tidak tetap, bisa laminer / turbulen Daerah transisi = F(Re, k/d) Daerah turbulen sempurna = F(k/D) Page 30 15

Nilai k Untuk menggunakan graik Moody, nilai k didapat dari tabel untuk pipa baru. Untuk pipa lama menurut Colebrook-White dimana : k t = k 0 +.t k t = kekasaran pipa setelah t tahun k 0 = kekasaran pipa baru = pertambahan kekasaran 0,0006 0,00 mm/th t = umur pipa (tahun) Page 31 Rumus Empiris Dalam praktek untuk menghitung debit, diperlukan kecepatan aliran dan luas penampang. Untuk menghitung kecepatan aliran banyak dipakai rumus empiris Secara umum rumus kecepatan: v x y a D I h I L V gd x V v a D gd y Page 3 16

Pipa halus rumus Blasius 5 4 7 7 0,5 0,316 V V I 0,316 0,5 Re gd V D gd V 76D I Pipa di daerah transisi rumus Hazen-William V 0,354. C. I. D H 0,54 0,63 dimana C H = koe Hazen-William tergantung pada kekasaran pipa Page 33 Koeisien Hazen - William Nilai C H Jenis Pipa 140 pipa sangat halus 130 pipa halus,semen,besi tuang baru 10 pipa baja dilas baru 110 pipa baja dikeling baru 100 pipa besi tuang tua 95 pipa baja dikeling tua 60-80 pipa tua Page 34 17

Pipa di daerah Turbulen Rumus Manning Rumus Chezy : v = C.(RI) dimana: v = kecepatan rata-rata C= koeisien Chezy R= jari-jari hidrolis = A/P I = kemiringan garis energi n = kekasaran Manning 1 1 3 v. R. I n A 1 4.. D R P. D 0,397 3 v. D. I n 1 D 4 Page 35 Angka Kekasaran Manning n Tipe Pipa Koe Manning n Kaca,kuningan/tembaga 0,009 0,013 Permukaan semen halus 0,010 0,013 Kayu 0,010 0,013 Besi tuang 0,011 0,015 Beton precast 0,011 0,015 Permukaan mortar semen 0,011 0,015 Pipa tanah dibakar 0,011 0,017 Besi 0,01 0,017 Batu dengan mortar semen 0,01 0,017 Baja dikeling 0,017 0,00 Page 36 18

Kehilangan energi sekunder (minor losses) Kehilangan energi sekunder (minor losses) disebabkan karena perubahan kecepatan aliran. Perubahan kecepatan ini dapat disebabkan oleh: perubahan penampang, sambungan, belokan dan katub. Major losses pada pipa panjang biasanya jauh lebih besar dibandingkan minor losses, sehingga kehilangan energi minor dapat diabaikan. Secara umum kehilangan energi: h L = K L.v /g Page 37 Kehilangan energi pada inlet pipa Kehilangan energi pada inlet pipa adalah ungsi geometri. Untuk inlet yang dibulatkan (K L = 0.03 untuk r/d = 0.), K L = 0.50 untuk inlet tajam Page 38 19

Kehilangan energi pada inlet pipa Page 39 Kehilangan energi pada inlet pipa Page 40 0

Kehilangan energi pada outlet pipa Page 41 Pembesaran dan pengecilan tiba-tiba Page 4 1

Pembesaran dan pengecilan gradual Ekspansi dan Kontraksi Gradual (berdasarkan pada kecepatan dalam pipa diameter kecil) Page 43 Belokan Pipa Page 44

Valve Page 45 Garis Energi dan Garis Tekanan Page 46 3

Garis Energi dan Garis Tekanan Page 47 Garis Energi dan Garis Tekanan Page 48 4

Garis Energi dan Garis Tekanan Page 49 PERSAMAAN ENERGI Page 50 5

Tipe Persoalan Aliran Fluida Dalam desain dan analisis sistem perpipaan, 3 tipe persoalan sering dijumpai: Menentukan p (atau h L ) diketahui L, D, V (atau debit) Dapat diselesaikan langsung menggunakan graik Moody dan persamaan Colebrook Menentukan V, diketahui L, D, p Menentukan D, diketahui L, p, V (atau debit) Tipe dan 3 sering persoalan engineering design, misalnya, pemilihan diameter pipa untuk meminimalkan biaya konstruksi dan pemompaan Namun, diperlukan pendekatan iterative sepanjang V dan D dalam bilangan Reynolds. Page 51 6