PENERAPAN HARGA POKOK PROSES SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK DENGAN METODE VARIABLE COSTING. Oleh: Dwi Suprajitno

dokumen-dokumen yang mirip
METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

BAB II LANDASAN TEORI

Penerapan Metode Variable Costing dalam Pengambilan Keputusan Jangka Pendek untuk Menerima Pesanan pada CV Nasional Batako Kupang

PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PRODUK BANDENG PRESTO MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PROCESS COSTING LANJUTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang meningkat, membuat perusahaan. bersaing dalam mengembangkan usahanya. Setiap perusahaan memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh negara melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan

Akuntansi Biaya. Cost System and Cost Accumulation. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

yang bersifat variabel maupun tetap. Sedangkan pada metode variabel costing biaya produksi yang diperhitungkan hanyalah yang bersifat variabel saja. D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci.

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING

BAB II BAHAN RUJUKAN

INFORMASI AKUNTANSI PENUH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY KHOIRIYAH DI TAMAN SARI, SINGARAJA.

PENENTUAN HARGA JUAL BATAKO DAN PAVING BLOCK PADA CV.RANI BLOCK DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

PENERAPAN FULL COSTING METHOD MELALUI PENGHITUNGAN HPP SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM TAHU PAK DARIYO. Andri Eka Permatasari

Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA USAHA HOME INDUSTRY WINGKO BABAT CAP TIGA KELAPA MUDA DENGAN FULL COSTING METHOD. Oleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perbandingan Metode Full Costing dengan Metode Activity Bassed Costing untuk Menentukan Harga Pokok Produksi di UD. Tiga Rasa Kraksaan Probolinggo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variable Costinguntuk

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jenis Usaha Mikro Kecil dan Menengah

PENERAPAN METODE FULL COSTING SEBAGAI DASAR PERHITUNGAN HPP DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK DUPA PADA UD GANESHA

PENENTUAN HARGA JUAL RUMAH DENGAN METODE COST PLUS PRICING PADA PT. CAKRA INDONESIA FERRY LAKSMANA / 3EB01

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM PERENCANAAN LABA PADA HOME INDUSTRI TEMPE SETIA BUDI MEDAN

ANALISIS BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DALAM PENENTUAN KETEPATAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PABRIK TAHU SS DI SIDOARJO

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA PERUSAHAAN SOUN CAP KETELA MAS TAMBAK. Dwi Suprajitno.

PERHITUNGAN COST OF PRODUCTION DENGAN METODE BIAYA PENUH PADA USAHA KECIL MENENGAH (STUDI KASUS UKM TAHU ECO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, para pelaku bisnis manufaktur semakin bersaing untuk

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PADA CV. SINAR MUSTIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

Kata Kunci : Metode Full Costing dan Variabel Costing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

of goods manufactured) menurut Blocher dkk adalah harga pokok produk

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI YANG TEPAT UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK (Studi Kasus pada CV.AL-MUGHIST Udanawu blitar) ABSTRAK

Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Jamu Singkir Angin (Studi Kasus Pada PT. Nyonya Meneer Semarang) Oleh

BAB II PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SEGMEN. Segmen adalah unit-unit usaha penghasil laba dalam organisasi atau

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur,

ANALISIS BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMPERTAHANKAN ATAU MENGHENTIKAN SEGMEN PERUSAHAAN PADA CV. PODO KUMPUL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORI

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melakukan pengamatan, pengumpulan data, dan. melakukan analisis atas data yang telah diperoleh dari perusahaan Bakpia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. M enurut Hansen. menggunakan produk atau fasilitas organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. berlokasi di Jalan Ki Hajar Dewantoro KM 1.5 Tropodo, Krian. Perusahaan tersebut

BAB II KERANGKA TEORI. Biaya adalah aliran sejumlah anggaran dalam mata uang yang harus

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA UKM KRIPIK BUAH OLIVIA JAYA DI DESA KAMBINGAN KEC. TUMPANG.

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

Transkripsi:

PENERAPAN HARGA POKOK PROSES SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK DENGAN METODE VARIABLE COSTING Oleh: Dwi Suprajitno ABSTRAK Penentuan harga pokok produksi pada metode ini perusahaan menghasilkan produk yang homogeny dan jenis produk bersifat standar. Ada dua metode umum yang digunakan yaitu metode weighted average cost dan first in first out (FIFO). Dalam menghitung unsure-unsur biaya pada harga pokok proses terdapat beberapa pendekatan yaitu full costing dan variable costing. Dalam perusahaan manufaktur, penentuan harga pokok produksi sangat penting dalam suatu perusahaan karena salah satu elemen yang dapat digunakan sebagai pedoman sumber informasi bagi pimpinan dalam menentukan harga jual produk yang dibebankan pada konsumen. Dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh penulis sebaiknya tidak menerapkan mark- up terlalu tinggi, karena semakin tinggi mark-up semakin tinggi pula target harga jualnya. Sehingga produk tidak dapat bersaing dipasaran karena harga terlalu tinggi. Kata kunci: Biaya, Harga Pokok Proses, dan Harga Jual Produk PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dapat dikatakan sebagai suatu system yang memproses masukan untuk menghasilkan keluaran, baik yang bertujuan mencari laba maupun tidak. Disini, pihak manajemen berusaha agar hasil yang didapat mempunyai nilai lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi, sehingga perusahaan mendapatkan laba yang dapat digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Menurut Mulyadi biaya yang dikeluarkan untuk mengolah produk tersebut disebut biaya produksi. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (BOP). Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan harga pokok produk di mana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu. Metode harga pokok proses bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya yang digunakan dalam pengolahan bahan baku menjadi barang jadi atau barang untuk siap dijual ataupun dipakai. Metode variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi berperilaku variable. Penetapan harga jual dengan metode harga pokok proses dengan variable

costing lebih mudah menghimpun data untuk perencanaan laba yang telah ditetapkan oleh perusahaan. CV. Sugeng Baru merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang produksi dan dengan hasil produksi berupa paving, batako, goronggorong,roster dan propile serta menyewakan molen dan mesin sedot air. B. Perumusan Masalah Beberapa permasalahan yang perlu penulis rumuskan lebih lanjut, antara lain: 1. Bagaimana perhitungan harga pokok proses pada CV. Sugeng Baru? 2. Bagaimana CV. Sugeng Baru menentukan harga jual produk agar memperoleh laba yang diinginkan? C. Batasan Masalah CV. Sugeng Baru merupakan perusahaan yang memproduksi bahan bangunan berupa paving, batako, gorong-gorong, roster dan propile secara missal, maka penulis membatasi penelitian pada jenis produk yaitu paving dan masalah metode yang digunakan yaitu harga pokok rata-tara tertimbang, dengan penentuan harga jual produk variabel costing yang terbagi menjadi dua departemen produksi, yaitu Departemen Cetak dan Departemen Finishing periode Oktober sampai dengan Desember tahun 2013. KAJIAN PUSTAKA A. Akuntansi Biaya dan Biaya 2. Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007) akuntansi biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya dalam pembuatan dan penjualan produk atau jasa. Sedangkan menurut Dunia dan Abdullah (2009:4) Akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi manajemen dimana merupakan salah satu dari bidang khusus akuntansi yang menakankan pada penentuan pengendalian biaya. 3. Pengertian Biaya Menurut Sugiri (2002:267) Biaya ialah pengorbanan sumber daya ekonomi tertentu untuk memperoleh sumber daya ekonomi lainnya. Sedangkan menurut Carter, (2004:29 Biaya adalah nilai tukar,pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Menurut Hansen dan Mowen (2004) biaya dapat diartikan sebagai kas atau nilai ekuivalensi kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang/jasa yang diharapkan member manfaat saat ini atau dimasa yang akan datang bagi organisasi. B. Penggolongan Biaya Menurut Mulyadi (2005), biaya dapat digolongkan menurut: 1. Objek Pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya, misalnya bahan bakar. 2. Fungsi Pokok dalam Perusahaan a. Biaya produksi Ialah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. b. Biaya pemasaran

Ialah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. c. Biaya administrasi dan Umum Ialah biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk. 4. Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai a. Biaya langsung Adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah adanya sesuatu yang dibiayai. b. Biaya tidak langsung Adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. 5. Perilaku Biaya dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan a. Biaya variable adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. b. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. c. Biaya semifixed adalah biaya tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. d. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kaisar volume kegiatan tertentu. 6. Jangka Waktu Manfaatnya a. Pengeluaran Modal b. Pengeluaran Pendapatan C. Metode Penentuan Harga Pokok 1. Metode Penentuan harga Pokok Proses Pada metode ini perusahaan menghasilkan produk yang homogeny dan jen is produk bersifat standar. Ada dua metode umum yang digunakan yaitu metode weighted average cost dan metode first in first out (FIFO). Dalam menghitung unsure-unsur biaya pada harga pokok produksi terdapat beberapa pendekatan yaitu Full costing dan variable costing. a. Metode Full Costing Menurut Batubara (2013:219) Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk. Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik tetap Biaya overhaed pabrik variabel Harga pokok produksi xx xx xx xx xx b. Metode Variable costing Menurut Mulyadi (2007:18) Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya

produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Biaya bahan baku xx Biaya tenaga kerja langsung xx Biaya overhead pabrik variabel xx Harga pokok produksi xx D. Penetapan Harga Jual Atas Dasar Biaya Variabel (Variable Costing) Menurut Sulastiningsih dan Zulkifli (2006 : 294) biaya produksi variabel merupakan biaya produksi yang bersifat variabel, elemen biaya produksi variabel terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya produksi variabel serta biaya pemasaran administrasi dan umum, baik tetap maupun variabel. Pendekatan dalam menentukan biaya produksi variabel disebut Variable Costing. Harga jual yang didasarkan atas biaya produksi variabel sebagai berikut: Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik variabel Biaya produksi variabel Mark-up untuk menutup biaya operasional dan membentuk laba Harga jual Sedangkan Mark-up merupakan jumlah yang digunakan untuk menutup biaya selain biaya yang digunakan sebagai dasar penetapan harga dan untuk membentuk laba. Persentase mark-up harus ditentukan dengan mempertimbangkan faktor biaya dan laba yang diinginkan agar harga yang ditetapkan dapat menutup seluruh biayadan membentuk laba. Mark-up digunakan biaya produksi variabel sebagai dasar penetapan harga ditentukan sebagai berikut: (Target ROI)+ (Biaya produksi tetap)+(biaya operasional total) %Mark-up (Volume dalam unit) x (Biaya Variabel) Return on Investment (ROI) adalah hasil perkalian dari net profit margin ratio atau laba bersih dibagi penjualan dengan net operating asset turnover atan penjualan dibagi rerata aktiva operasi, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: Laba ROI Investasi atau Aktiva

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Analisis Data Dalam melakukan penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah: 1. Metode Harga Pokok Variable Costing Variable Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi berikut ini: Biaya bahan baku xx Biaya tenaga kerja langsung xx Biaya overhead pabrik variabel xx Harga pokok produksi xx a. Harga Pokok Rata-rata Tertimbang Harga pokok produk per unit dibawa dari departemen sebelumnya HPP dalam proses awal dari departemen sebelumnya + HPP yang ditranfer dari departemen sebelumnya Produk dalam proses awal + Produk yang ditransfer dari departemen sebelumnya dalam periode sekarang b. Harga Pokok per unit yang Ditambahkan dalam Departemen Setelah Departemen Pertama Harga Pokok per unit melekat pada produk dalam proses awal + dikeluarkan dalam periode sekarang Ekuivalensi c. Ekuivalensi Ekuivalensi (% penyelesaian x produk selesai yg ditransfer ke departemen) + (% penyelesaian x produk dalam proses akhir) 2. Penentuan harga jual produk Variable Costing a. Laporan Penjualan Penjualan Dikurangi Biaya-biaya Variabel: Biaya Variabel Biaya Penjualan &Adm Umum Variabel Laba kontribusi Dikurangi Biaya-Biaya Tetap: BOP Tetap Biaya Penjualan & Adm Umum Tetap Laba operasi

b. Penentuan persentase Return In Investment (ROI) Laba ROI Investasi atau Aktiva c. Penentuan persentase Mark-Up (Target ROI)+(Biaya produksi tetap)+(biaya operasional total) %Mark-up (Volume dalam unit) x (Biaya Variabel) d. Penyusunan harga jual HPP Variabel % mark up X HPP Variabel + Taksiran harga jual per unit HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Sejarah Perusahaan CV. Sugeng Baru merupakan UKM yang bergerak dibidang industri bahan bangunan. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2007 dengan SIUP 06.0100.503.132 PK//11/2007. Pemilik perusahaan tersebut adalah Bapak Sugeng Supriyono sekaligus pimpinan perusahaan. CV. Sugeng Baru saat ini memproduksi berbagai macam produk antara lain: batako, paving, roster, gorong-gorong dan propile. 2. Data Data produksi dan data biaya selama bulan Oktober, November dan Desember tahun 2013 adalah sebagai berikut: Tabel IV-1. Rincian Biaya Bulan Oktober, November & Desember 2013 Jenis Biaya Oktober November Desember 1. Pasir Oktober 124,4 m 3 (17,77 rit) x @ Rp 100.000 Rp 12.440.000 November 124 m 3 (17,71 rit) x @ Rp 100.000 Rp 12.400.000 Desember 119,20 m 3 (17,03 rit) x @ Rp 100.000 Rp 11.920.000 2. Semen Oktober Rp 19.840.000 396,8 sak x @ Rp 50.000 November Rp 19.800.000 396 sak x @ Rp 50.000 Desember 380,8 sak x @ Rp 50.000 Rp 19.040.000

Total Rp 32.280.000 Rp 32.200.000 Rp 30.960.000 L 1. Departemen Cetak Oktober & November 5 orang x @ Rp 1.100.000 Desember Rp 5.500.000 Rp 5.500.000 5 orang x @ Rp 1.056.000 Rp 5.280.000 2. Departemen Finishing Oktober & November 2 orang x @ Rp 700.000 Desember Rp 1.400.000 Rp 1.400.000 2 orang x @ Rp 672.000 Rp 1.344.000 Total L Rp 6.900.000 Rp 6.900.000 Rp 6.624.000 BOP Variabel 1. Listrik - Departemen Cetak Rp 265.000 - Departemen FinishingRp 64.000 Total Biaya Listrik 2. Solar Oktober & November 200 liter x @ Rp 5500 Desember 192 liter x @ Rp 5500 Rp 320.000 Rp 1.100.000 Rp 320.000 Rp 1.100.000 Rp 320.000 Rp 1.056.000 Total BOP Variabel Rp 1.420.000 Rp 1.420.000 Rp 1.376.000 Total Biaya Rp 40.600.000 Rp 40.520.000 Rp 38.960.000 Tabel IV- 2. Biaya Tetap Bulan Oktober, November & Desember 2013 Jenis Biaya Oktober November Desember By. Ov.Pabrik Tetap 1. Gj. Mandor 1.500.000 1.500.000 1.500.000 2. Gj. Bag. Admin 700.000 700.000 700.000 3. Gj. Bag. Keamana n 4. Gj. Supir 500.000 1.200.000 500.000 1.200.000 500.000 1.200.000 Tot. By. Tetap 3.900.000 3.900.000 3.900.000 Tabel IV- 3. Biaya Operasional Variabel Bulan Oktober, November & Desember 2013 Jenis Biaya Oktober November Desember

By.Penj.& Admin variabel 1. Telepon 2. Kendaraa n(solar) 3. Konsumsi 200.000 1.000.000 160.000 200.000 1.000.000 160.000 160.000 960.000 160.000 Tot. By. Penj. & Admin Variabel 1.360.000 1.360.000 1.280.000 Tabel IV- 4. Biaya Operasional Tetap Bulan Oktober, November & Desember 2013 Jenis Biaya Oktober November Desember By.Penj.& Admin tetap 1. Iklan 2. Perleng. Kantor 83.000 42.000 83.000 42.000 83.000 42.000 Tot. By. Penj. & Admin Tetap 125.000 1.360.000 1.280.000 Tabel IV- 5. Neraca Bulan Oktober 2013 Aktiva Lancar Kas Rp 24.000.000 Persediaan Bahan Baku Rp 950.000 Aktiva Tidak Lancar Tanah Rp 147.000.000 Mesin Rp 70.000.000 Akumulasi Penyusutan Mesin Rp 17.850.000 Peralatan Rp 10.000.000 Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp 5.312.500 Kendaraan Rp 100.000.000 Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp 34.500.000 Total Aktiva Rp 294.287.500 Hutang Hutang Dagang Rp 6.000.000

Hutang Jatuh Tempo Rp 33.000.000 Biaya Angsuran Rp 1.000.000 Modal Modal Pemilik Rp 256.287.500 Total Passiva Rp 294.287.500 Tabel IV- 6. Neraca Bulan November 2013 Aktiva Lancar Kas Rp 17.000.000 Persediaan Bahan Baku Rp 950.000 Aktiva Tidak Lancar Tanah Rp 147.000.000 Mesin Rp 70.000.000 Akumulasi Penyusutan Mesin Rp 18.375.000 Peralatan Rp 10.000.000 Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp 5.468.750 Kendaraan Rp 100.000.000 Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp 35.250.000 Total Aktiva Rp 285.856.250 Hutang Hutang Dagang Rp 6.000.000 Hutang Jatuh Tempo Rp 32.000.000 Biaya Angsuran Rp 1.000.000 Modal Modal Pemilik Rp 248.856.250 Total Passiva Rp 285.856.250 Tabel IV- 7. Neraca Bulan Desember 2013 Aktiva Lancar Kas Rp 10.000.000 Persediaan Bahan Baku Rp 950.000 Aktiva Tidak Lancar Tanah Rp 147.000.000 Mesin Rp 70.000.000 Akumulasi Penyusutan Mesin Rp 18.900.000 Peralatan Rp 10.000.000 Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp 5.625.000 Kendaraan Rp 100.000.000

Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp 36.000.000 Total Aktiva Rp 277.425.000 Hutang Hutang Dagang Rp 5.000.000 Hutang Jatuh Tempo Rp 31.000.000 Biaya Angsuran Rp 1.000.000 Modal Modal Pemilik Rp 242.425.000 Total Passiva Rp 277.425.000 3. Dari data-data di atas, penulis melakukan perhitungan data untuk menentukan harga pokok proses dari produk paving. Pembahasan lebih lanjut sebagai berikut: a. Periode Bulan Oktober 1) Perhitungan Harga Pokok Departemen Cetak Tabel IV-8. Data dan Total Biaya Bulan Oktober 2013 Data Produk dalam proses awal: 100%; BKV 60% 40%; BOPV 20% Dimasukan dalam proses Produk yang ditransfer ke Dept. Finishing Produk yang diterima dari Dept. Cetak Produk dalam proses akhir: 100%; BKV 60% 40%; BOPV 20% Departemen Cetak 1.500 unit 37.260 unit 37.260 unit 1.500 unit Departemen Finishing 1.500 unit 37.260 unit 37.260 unit 1.500 unit HPP dalam proses awal Harga Pokok dari Dept. Cetak BOP V Biaya bulan Oktober BOPV Rp 1.200.000 Rp 210.000 Rp 45.000 Rp 32.280.000 Rp5.500.000 Rp 1.356.000 Rp 1.353.000 Rp45.000 Rp 1.500 Rp 1.400.000 Rp 64.000 Tabel IV-9 CV.Sugeng Baru Harga Pokok Per Satuan Departemen Cetak

Unsur Biaya (1) Bulan Oktober 2013 melekat pada produk dalam proses awal (2) ditambahkan dalam periode sekarang (3) Total Biaya (2)+(3) (4) Ekuivalen si (5) Biaya Per (4) : (5) (6) BOPV Rp1.200.000 Rp 210.000 Rp 45.000 Rp32.280.000 Rp5.500.000 Rp1.356.000 Rp 33.480.000 Rp 5.710.000 Rp 1.401.000 38.760 38.160 38.160 Rp 864 Rp 150 Rp 37 Jumlah Rp 1.455.000 Rp 39.136.000 Rp 40.591.000 Rp 1.050 Ekuivalensi: BOPV (100%x 37.260 unit )+ (100% x 1.500 unit) 38.760 unit (100% x 37.260 unit) + (60% x 1.500 unit) 38.160 unit (100% x 37.260 unit) + ( 60% x 1.500 unit) 38.160 unit Tabel IV-10 CV. Sugeng Baru Persediaan Produk Dalam Proses Akhir Departemen Cetak Bulan Oktober 2013 Harga Pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen Finishing Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Ov. Pabrik V 37.260 x Rp 864 37.260 x Rp 150 37.260 x Rp 37 Rp 32.184.334 Rp 5.575.330 Rp 1.367.958 Total Harga Pokok 37.260 x Rp 1.050 Rp 39.127.622 Harga Pokok Persediaan produk dalam proses akhir: 100% x 1.500 unit x Rp 864 60 % x 1.500 unit x Rp 150 BOPV 60% x 1.500 unit x Rp 37 Rp 1.295.666 Rp134.670 Rp 33.042 Rp 1.463.378 Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam Dept. Cetak Rp 40.591.000 2) Perhitungan Harga Pokok Departemen Finishing Tabel IV-11 CV. Sugeng Baru Harga Pokok Per Satuan Departemen Finishing Bulan Oktober 2013 Unsur Biaya (1) melekat pada produk dalam proses awal (2) ditambahkan dalam periode sekarang (3) Total Biaya (2)+(3) Ekuivalen si (5) Biaya Per (4) : (5)

(4) (6) HPP Dept. Cetak BOPV Rp1.353.000 Rp 45.000 Rp1.500 Rp39.127.622 Rp1.400.000 Rp64.000 Rp 40.480.622 Rp 1.445.000 Rp 65.500 38.760 37.860 37.560 Rp 1044 Rp 38 Rp 2 Jumlah Rp 1.399.500 Rp 4.591.622 Rp 41.991.122 Rp 1084 Unsur Ekuivalensi: By.dari Dept. Cetak (100% x 37.260 unit) + (100% x 1.500 unit) 38.760 unit (100% x 37.260 unit) + ( 40% x 1.500 unit) 37.860unit BOPV (100% x 37.260 unit )+ (20% x 1.500 unit) 37.560 unit Tabel IV-12 CV. Sugeng Baru Persediaan Produk Dalam Proses Akhir Departemen Finishing Bulan Oktober 2013 Harga pokok produk jadi di Departemen Finishing Biaya dari Dept. Cetak Biaya Tenaga Kerja Biaya Ov. Pabrik V 37.260 x Rp 1044 37.260 x Rp 38 37.260 x Rp 2 Rp 38.914.035 Rp 1.422.100 Rp 64.977 Total Harga Pokok 37.260 x Rp 1.084 Rp 40.401.111 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir: Biaya berasal dari Departemen Cetak 1.500unit x Rp 1044 Rp 1.566.588 ditambahkan dalam Depaertemen Finishing 40 % x 1.500 unit x Rp 38 BOPV 20% x 1.500 unit x Rp 2 Rp22.900 Rp 523 Rp 1.590.011 Jumlah biaya produksi yang dibebankan Departemen Finishing Rp 41.991.122 CV. Sugeng Baru ini menjual hasil produksinya yang berupa paving selama bulan Oktober. Berikut ini data-data yang berkaitan dengan penjualan paving: 1) Harga jual/ unit adalah Rp 1500 dan hasil penjualan mencapai 37.260 unit 2) Biaya Penjualan & Administrasi umum variabel Rp 1.360.000 3) BiayaPenjualan & Administrasi umum tetap Rp 125.000 Dari data tersebut, penulis membuat suatu usulan mengenai perhitungan penentuan harga jual dengan menggunakan metode cost pluspricing. Dalam perhitungan ini diperlukan presentase mark up yang akan menambah total biaya produksi. Berikut ini perhitungan penentuan harga jual bulan Oktober: 1. Laporan Penjualan selama Bulan Oktober Penjualan 37.260 unitx Rp 1500 Rp 55.890.000 Biaya Variabel 37.260 unit x Rp 1084 Rp 40.401.111 Biaya Penjualan&Adum Variabel Rp 1.360.000- Laba Kontribusi Rp 14.128.889 Biaya Tetap: BOP Tetap Rp 3.900.000

Biaya Penjualan &Adum Tetap Rp 125.000- Laba Rp 10.103.889 2. Penentuan Return On Investement (ROI) Laba ROI InvestasiatauAktiva Rp 10.103.889 Rp 294.287.500 3,43% 3. Penentuan Presentase mark- up Bulan Oktober Mark up Target ROI + Biaya produksi tetap + Biaya operasional total Volume x Biaya produksi variabel Mark up (3,43% x Rp 294.287.500) + (Rp 3.900.000 + Rp 1.360.000 + Rp 125.000) 37.260 unit x Rp 1.084 Rp 15.488.889 Rp40.401.111 38,34% 4. Penyusunan Harga Jual Harga Pokok variabel / unit Rp 1.084 Mark Up% Rp 38,34% x Rp 1.084 Rp 416 + Taksiran harga jual per unit Rp 1.500 1. Perhitungan Harga Pokok Departemen Cetak Tabel IV-13 Data dan Total Biaya Bulan November 2013 Departemen Cetak Departemen Finishing

Data Produk dalam proses awal: 100%; BKV 60% 40%; BOPV 20% Dimasukan dalam proses Produk yang ditransfer ke Dept. Finishing Produk yang diterima dari Dept. Cetak Produk dalam proses akhir: 100%; BKV 60% 40%; BOPV 20% HPP dalam proses awal Harga Pokok dari Dept. Cetak BOP V Biaya bulan November BOPV 1.500 unit 37.200 unit 37.200 unit 1.500 unit Rp 1.295.666 Rp 134.670 Rp 33.042 Rp 32.200.000 Rp5.500.000 Rp 1.356.000 1.500 unit 37.200 unit 37.200 unit 1.500 unit Rp 1.463.378 Rp 22.900 Rp 523 Rp 1.400.000 Rp 64.000 Unsur Biaya (1) Tabel IV-14 Harga Pokok Per Satuan Departemen Cetak Bulan November 2013 melekat pada produk dalam proses awal (2) ditambahkan dalam periode sekarang (3) Total Biaya (2)+(3) (4) Ekuivalen si (5) Biaya Per (4) : (5) (6) BOPV Rp1.295.666 Rp 134.670 Rp 33.042 Rp32.200.000 Rp5.500.000 Rp1.356.000 Rp 33.495.666 Rp5.634.670 Rp1.389.042 38.700 38.100 38.100 Rp 866 Rp 148 Rp 36 Jumlah Rp 1.463.378 Rp 39.056.000 Rp 40.519.378 Rp 1050 Ekuivalensi (100% x 37.200 unit) + (100% x 1.500 unit) 38.700 unit (100% x 37.200 unit) + (60% x 1.500 unit) 38.100 unit BOPV (100% x37.200 unit) + (60% x 1.500 unit) 38.100 unit

Tabel IV-15 Persediaan Produk dalam Proses Akhir Departemen Cetak Bulan November 2013 Harga pokok produk selesai yang ditransfer Dept. Finishing Biaya dari Dept. Cetak Biaya Tenaga Kerja Biaya Ov. Pabrik V 37.200 x Rp 866 37.200 x Rp 148 37.200 x Rp 36 Rp 32.197.384 Rp 5.501.567 Rp 1.356.230 Total Harga Pokok 37.200 x Rp 1.050 Rp 39.055.182 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir: 100% x 1.500 unit x Rp 866 60 % x 1.500 unit x Rp 148 BOPV 60% x 1.500 unit x Rp 36 Rp 1.298.282 Rp133.102 Rp 32.812 Rp 1.464.196 Jumlah biaya produksi yang dibebankan Departemen Cetak Rp 40.519.378 2. Perhitungan Harga Pokok Departemen Finishing Tabel IV-16 Harga Pokok Per Satuan Departemen Finishing Bulan November 2013 Unsur Biaya (1) melekat pada produk dalam proses awal (2) ditambahkan dalam periode sekarang (3) Total Biaya (2)+(3) (4) Ekuivalen si (5) Biaya Per (4) : (5) (6) HPP Dept. Cetak Rp1.463.378 Rp39.055.182 Rp 40.518.560 38.700 Rp1047 Rp 57.250 Rp 1.400.000 Rp 1.422.900 37.800 Rp 38 BOPV Rp2.616 Rp64.000 Rp 64.523 37.500 Rp 2 Jumlah Rp 1.523.244 Rp 40.628.349 Rp 42.151.593 Rp 1086 Ekuivalensi: By.dari Dept. Cetak (100% x 37.200 unit) + (100% x 1.500 unit) 38.700 unit (100% x 37.200 unit) + ( 40% x 1.500 unit) 37.800unit BOPV (100% x 37.200 unit )+ (20% x 1.500 unit) 37.500unit Tabel IV-17 Persediaan Produk dalam Proses Akhir Departemen Finishing Bulan November 2013 Harga pokok produk jadi di Departemen Finishing Biaya dari Dept. Cetak Biaya Tenaga Kerja 37.200 x Rp 1047 37.200 x Rp 38 Rp 38.948.073 Rp 1.400.314 Biaya Ov. Pabrik V 37.200 x Rp 2 Rp 64.007 Total Harga Pokok 37.200 x Rp 1.086 Rp 40.412.394 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir: Biaya berasal dari Departemen Cetak 1.500unit x Rp 1047 Rp 1.570.487 ditambahkan dalam Departemen Finishing

BOPV 40 % x 1.500 unit x Rp 38 20% x 1.500 unit x Rp 2 Rp22.586 Rp 516 Rp 1.593.589 Jumlah biaya produksi yang dibebankan Departemen Finishing Rp 42.005.983 CV. Sugeng Baru ini menjual hasil produksinya yang berupa paving selama bulan November. Berikut ini data-data yang berkaitan dengan penjualan paving: 1) Harga jual/ unit adalah Rp 1500 dan hasil penjualan mencapai 37.200 unit 2) Biaya Penjualan& Administrasi umum variabel Rp 1.360.000 3) Biaya Penjualan & Administrasi umum tetap Rp 125.000 Dari data tersebut, penulis membuat suatu usulan mengenai perhitungan penentuan harga jual dengan menggunakan metode cost pluspricing. Dalam perhitungan ini diperlukan presentase mark up yang akan menambah total biaya produksi. Berikut ini perhitungan penentuan harga jual bulan November: 1. Laporan Penjualan Bulan November Penjualan 37.200 unit x Rp 1500 Rp 55.800.000 Biaya Variabel 37.200 unit x Rp 1090 Rp 40.412.394 Biaya Penjualan & Adum Variabel Rp 1.360.000 - Laba Kontribusi Rp 14.027.606 Biaya Tetap: BOP Tetap Rp 3.900.000 Biaya Penjualan &Adum Tetap Rp 125.000 - Laba Rp 10.002.606 2. Penentuan Return On Investment (ROI) Laba ROI Investasi atau Aktiva Rp 10.002.606 Rp 285.856.250 3,50% 3. Penentuan Presentase mark- up Bulan November Mark up Target ROI + Biaya produksi tetap + Biaya operasional total Volume x Biaya produksi variabel

Mark up (3,50% x Rp 285.856.250) + ( Rp 3.900.000 + Rp 1.360.000 + Rp 125.000) 37.200 x Rp 1.086 Rp 15.387.606 Rp 40.412.394 38,08 % 4. Penyusunan Harga Jual Harga Pokok variabel / unit Rp 1.086 Mark Up % 38,08% x Rp 1.086 Rp 414+ Taksiran harga jual per unit Rp 1.500 c. Periode Bulan Desember 1. Perhitungan Harga Pokok Departemen Cetak Tabel IV-18 Data dan Total Biaya Bulan Desember 2013 Departemen Cetak Departemen Finishing Data Produk dalam proses awal: 100%; BKV 60% 1.500 unit 40%; BOPV 20% 1.500 unit Dimasukan dalam proses 35.760 unit Produk yang ditransfer ke Dept. Finishing Produk yang diterima dari Dept. Cetak Produk dalam proses akhir: 100%; BKV 60% 40%; BOPV 20% 35.760 unit 1.500 unit 35.760 unit 35.760 unit 1.500 unit HPP dalam proses awal Harga Pokok dari Dept. Cetak BOP V Biaya bulan Desember BOPV Rp 1.298.282 Rp 133.102 Rp 32.812 Rp 30.960.000 Rp5.280.000 Rp 1.312.000 Rp 1.464.196 Rp22.586 Rp516 Rp 1.344.000 Rp 64.000 Tabel IV-19 Harga Pokok Per Satuan Departemen Cetak Bulan Desember 2013

Unsur Biaya (1) melekat pada produk dalam proses awal (2) ditambahkan dalam periode sekarang (3) Total Biaya (2)+(3) (4) Ekuivalen si (5) Biaya Per (4) : (5) (6) BOPV Rp1.298.282 Rp 133.102 Rp 32.812 Rp30.960.000 Rp5.280.000 Rp1.312.000 Rp 32.258.282 Rp 5.413.102 Rp 1.344.812 37.260 36.660 36.660 Rp 866 Rp 148 Rp 37 Jumlah Rp 1.464.196 Rp 37.552.000 Rp 39.016.196 Rp 1050 Ekuivalensi (100% x 35.760 unit) + (100% x 1.500 unit) 37.260 unit (100% x 35.760 unit) + (60% x 1.500 unit) 36.660 unit BOPV (100% x35.760 unit) + (60% x 1.500 unit) 36.660 unit Tabel IV-20 Persediaan Produk Dalam Proses Akhir Departemen Cetak Bulan Desember 2013 Harga pokok produk selesai yang ditransfer Dept. Finishing Biaya dari Dept. Cetak Biaya Tenaga Kerja Biaya Ov. Pabrik V 35.760 x Rp 866 35.760 x Rp 148 35.760 x Rp 37 Rp 30.959.639 Rp 5.280.211 Rp 1.311.797 Total Harga Pokok 35.760 x Rp 1.050 Rp 37.551.647 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir: 100% x 1.500 unit x Rp 866 60 % x 1.500 unit x Rp 148 BOPV 60% x 1.500 unit x Rp 37 Rp 1.298.643 Rp132.891 Rp 33.015 Rp 1.464.549 Jumlah biaya produksi yang dibebankan Departemen Cetak Rp 39.016.196 2. Perhitungan Harga Pokok Departemen Finishing Tabel IV-21. Harga Pokok Per satuan Departemen Finishing Bulan Desember 2013 Unsur Biaya (1) melekat pada produk dalam proses awal (2) ditambahkan dalam periode sekarang (3) Total Biaya (2)+(3) (4) Ekuivalen si (5) Biaya Per (4) : (5) (6)

HPP Dept. Cetak Rp1.464.196 Rp37.551.647 Rp 39.015.843 37.260 Rp 1047 Rp 22.586 Rp1.344.000 Rp 1.366.586 36.360 Rp 38 BOPV Rp 516 Rp64.000 Rp 64.516 36.060 Rp 2 Jumlah Rp 1.487.298 Rp 38.959.647 Rp 40.446.945 Rp 1086 Ekuivalensi: By.dari Dept. Cetak (100% x 35.760 unit) + (100% x 1.500 unit) 37.260 unit (100% x 35.760 unit) + ( 40% x 1.500 unit) 36.360 unit BOPV (100% x 35.760 unit )+ (20% x 1.500 unit) 36.060unit Tabel IV-22 Persediaan Produk dalam Proses Akhir Departemen Finishing Bulan Desember 2013 Harga pokok produk jadi di Departemen Finishing Biaya dari Dept. Cetak Biaya Tenaga Kerja 35.760 x Rp 1047 35.760 x Rp 38 Rp 37.445.157 Rp 1.344.035 Biaya Ov. Pabrik V 35.760 x Rp 2 Rp 63.979 Total Harga Pokok 35.760 x Rp 1.086 Rp 38.853.171 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir: Biaya berasal dari Departemen Cetak 1.500 unit x Rp 1047 Rp 1.570.686 ditambahkan dalam Departemen Finishing BOPV 40 % x 1.500 unit x Rp 38 20% x 1.500 unit x Rp 2 Rp22.551 Rp 537 Rp 1.593.774 Jumlah biaya produksi yang dibebankan Departemen Finishing Rp 40.446.945 CV. Sugeng Baru ini menjual hasil produksinya yang berupa Paving selama bulan Desember. Berikut ini data-data yang berkaitan dengan penjualan paving: 1. Harga jual/ unit adalah Rp 1500 dan hasil penjualan mencapai 35.760 unit 2. Biaya Penjualan & administrasi umum variabel Rp 1.280.000 3. Biaya Penjualan &administrasi umum tetap Rp 125.000 Dari data tersebut, penulis membuat suatu usulan mengenai perhitungan penentuan harga jual dengan menggunakan metode cost pluspricing. Dalam perhitungan ini diperlukan presentase mark up yang akan menambah total biaya produksi. Berikut ini perhitungan penentuan harga jual bulan Desember: 1) Laporan Penjualan Bulan Desember Penjualan 35.760 unit x Rp 1500 Rp 53.640.000

Biaya Variabel 35.760 unit x Rp 1086 Rp38.853.171 Biaya Penjualan &Adum Variabel Rp 1.280.000- Laba Kontribusi Rp 13.506.829 Biaya Tetap: BOP Tetap Rp 3.900.000 Biaya Penjualan& Adum Tetap Rp 125.000- Laba Rp 9.481.829 2) Penentuan Return On Investment (ROI) Laba ROI Investasi atau Aktiva Rp 9.481.829 Rp 277.425.000 3,42 % 3) Penentuan Presentase mark- up Bulan Desember Target ROI + Biaya produksi tetap + Biaya operasional total Mark up Volume x Biaya produksi variabel Mark up (3,42% x Rp 277.425.000) + (3.900.000 + 1.280.000 + Rp 125.000) 35.760 unit x Rp 1.086 Rp 14.786.829 Rp 38.853.171 38,06% 4) Penyusunan Harga Jual Harga Pokok variabel / unit Rp 1.086 Mark Up % 38,06 % x Rp 1.086 Rp 414+ Harga Jual Rp 1.500 KESIMPULAN Setelah mengadakan penelitian di CV. Sugeng Baru khususnya mengenai perhitungan harga pokok produksi, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. CV. Sugeng Baru dalam menerapakan perhitungan harga pokok produksi masih sangat sederhana dan belum membuat laporan biaya produksi per departemen untuk mengetahui penyerapan biaya yang aktual. 2. Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi dengan metode variable costing, maka dapat dihasilkan harga pokok produksi untuk paving sebagai berikut: Bulan HPP Variabel Costing Oktober Rp 1.084

November Rp 1.086 Desember Rp 1.086 3. Berdasarkan perhitungan harga jual diatas, dapat diketahui bahwa: Bulan Harga Pokok Laba dalam Mark up % Harga Jual Oktober Rp 1.084 38,34% Rp 416 Rp 1.500 November Rp 1.086 38,08% Rp 414 Rp 1.500 Desember Rp 1.086 38,06% Rp 414 Rp 1.500 SARAN Dari kesimpulan diatas, saran yang perlu disampaikan kepada CV.Sugeng Baru adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan perusahaan CV. Sugeng Baru membuat laporan harga pokok produksi dengan perhitungan harga pokok produksi tiap departemen untuk mengetahui secara detail pengeluaran biaya, serta melakukan pembukuan dengan baik. 2. CV. Sugeng Baru harus benar-benar teliti dalam menentukan biaya produksi karena sebagai pedoman dalam penentuan harga jual. 3. CV. Sugeng Baru sebaiknya tidak menerapkan presentase mark-up yang terlalu tinggi, karena semakin tinggi mark-up semakin tinggi pula target harga jualnya. Sehingga produk tidak dapat bersaing dipasaran karena harga yang terlalu tinggi. DAFTAR PUSTAKA Batubara, Helmina. Penentuan Harga Pokok Berdasarakan Metode Full Costing Pada Pembuatan Etalase Kaca dan Alumuniaum Di UD.Istana Alumunium Manado.Journal EMBA.Vol.1 No.3 September 2013.Hal. 217-224 Carter, William K. 2009.Akuntansi Biaya. Edisi 14.Jakarta: Salemba Empat Dunia, Firdaus Admad, dan Wasilah. 2009.Akuntansi Biaya.Edisi kedua.salemba Empat. Jakarta Halim, Abdul.2010.Dasar-Dasar Akuntansi Biaya.Yogyakarta:BPFE Yogyakarta Halim, Abdul., Bambang Supomo & Muhammad Syam Kusufi. 2012.Akuntansi Manajemen Edisi 2.Yogyakarta : BPFE Yogyakarta Hansen. Dan Mowen. 2004.Manajemen Accounting. Jakarta: Ghalia Indonesia Mulyadi, 2005.Akuntansi Biaya.Yogykarta: UPP AMP YKPN Mulyadi, 2007.Akuntansi Biaya.Edisi 5.Yogyakarta:UPP STIM YKPN Mulyadi, 2010.Akuntansi Biaya Edisi 5. Yogyakrta: UPP-STIM YKPN Sugiri, Slamet. 2002. Akuntansi Pengantar 2. Edisi ke 3.Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Sugiharti, Wiwiet. 2007. Perhitungan Harga Dengan Menggunakan Metode Variable Costing Pada Perusahaan Tegel TR Jatinegara Sempor, Gombong.LTA.STIE Putra Bangsa. Kebumen Sulastiningsih. Dan Zulkifli. 2006. Akuntansi Biaya dilengkapi dengan Isu-isu Kontemporer.Edisi ke-2. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN Witjaksono, Armanto. 2013. Akuntansi Biaya. Yogyakarta:Graha Ilmu