Harris Topowijono Sri Sulasmiyati

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Self Assessment System terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi pada KPP Pratama Singosari Malang)

ABSTRACT. Keywords: Self Assessment system, STP VAT, and VAT receipts. vii Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH FAKTOR SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak terdaftar di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak yang terdaftar di KPP

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: inflation rate, economic growth, and restaurant tax revenue.

PENGARUH SURAT KETETAPAN PAJAK DAN TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN

Yudi Hariyanto Suhadak Siti Ragil H Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRAK

PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA CIBINONG

PENGARUH KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PPH PASAL 25/29 WAJIB PAJAK BADAN PADA KPP PRATAMA DENPASAR TIMUR

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Seminar Nasional IENACO ISSN:

PENGARUH SPT DAN SSP TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (STUDI KASUS KANTOR PELAYANAN PAJAKPRATAMA PALEMBANG SEBERANG ULU)

ABSTRACT. Keywords : Taxpayers, Taxpayer Compliance, Issuance of Tax Assessment, Tax Income Agency Tax Article 25 ABSTRAK

ABSTRAK. Kata Kunci : SKP, SKPKB, SKPKBT, SKPLB, Penerimaan Pajak. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key words: Taxable (PKP) is registered, the Tax Return (SPT) The VAT, and Tax Deposit (SSP) The VAT. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber dana luar negeri, misalnya pinjaman luar negeri dan hibah ( grant),

BAB I PENDAHULUAN. iuran tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat

PENGARUH PEMERIKSAAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DI SURAKARTA

LAPORAN AKHIR. Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Akuntansi.

PENGARUH JUMLAH WAJIB PAJAK TERDAFTAR DAN PENERBITAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PADA KPP PRATAMA BANTUL

ANALISIS PENAGIHAN PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Ciamis)

Analisis Penerapan Self Assesment System Penerimaan Pajak Penghasilan Pada Wajib Pajak Badan (Studi Kasus Pada KPP Pratama Jember)

PENGARUH SELF ASSESMENT SYSTEM DAN SURAT TAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup. cukup dalam membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup

PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PPH 21 TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAKASSAR UTARA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Isro i, dan Nur Diana. Jurusan Akuntansi Program S1. Universitas Islam Malang. Abstract

ANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. KARYA NATAL

PENGARUH INFLASI, PEMERIKSAAN PAJAK DAN JUMLAH WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN

PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan pajak dari tahun ke tahun, hal ini dilakukan agar program-program

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii

PENGARUH KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KPP PRATAMA PALEMBANG SEBERANG ULU

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR SATU

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KPP PRATAMA GARUT

JURNAL HUMANIORA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah tentunya berusaha untuk dapat meningkatkan dan meratakan tingkat

THE EFFECT OF TAX AUDIT, GROWTH NUMBER OF TAXPAYER AND COMPLIANCE WITH CORPORATE TAXPAYER TO INCOME TAX REVENUE ARTICLE 25 CORPORATE TAXPAYER

BAB III METODE PENELITIAN. informasi laporan keuangan pada situs resminya di atau dapat

STUDI EMPIRIS PERILAKU KEPATUHAN PAJAK PADA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (STUDI PADA KPP PARATAMA PAMEKASAN)

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang

ABSTRACT. entertainment tax revenue, inflation rate, economic growth. vii. Universitas Kristen Maranatha

Berikut sebuah penelitian:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH PENGHINDARAN PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi pada Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tegal)

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, KEPEMILIKAN NPWP, PELAYANAN FISKUS DAN PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DI KOTA KEDIRI

Surat Pemberitahuan (SPT) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai dengan

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

MANAJEMEN PERPAJAKAN

Disusun Oleh: Siti Rahayu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang satu sama lain pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

SURAT PAJAK DAN NPM: Skripsi (S1) Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: Kualitas Pelayanan Fiskus, Ketegasan Sanksi Perpajakan, Meningkatkan Penerimaan Pajak PPh Pasal 21. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan, maka tidak terlepas dari pembahasan mengenai sumber

PENGARUH PENGHINDARAN PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (STUDI PADA WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TEGAL)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JURNAL PENELITIAN. Disusun Oleh : SANTI SUSIANI NPM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

PENGARUH PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Malang)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Elisabeth Tilana Mutiara Putri Erly Suandy

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA PENGAJUAN KEBERATAN DAN BANDING YANG DILAKUKAN OLEH PT. Z

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui penyusunan model regresi linier berganda dari variabel-variabel input dan

PENGARUH BEA MASUK DAN PAJAK DALAM RANGKA IMPOR (BM DAN PDRI) TERHADAP TOTAL PENERIMAAN

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS KARYAWAN PADA PT. BUMI SRIWIJAYA ABADI

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. dimana semua hasil penerimaan tersebut akan digunakan untuk membiayai

PENGARUH PEMAHAMAN TENTANG PAJAK, PELAYANAN PEMBAYARAN PAJAK DAN MODERNISASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

ABSTRAK. Kata kunci: return on asset, leverage, ukuran perusahaan, tax avoidance.

ABSTRACT. Key words: VAT, Salex Tax, Consumer purchasing power. viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords : Income Tax and Taxpayer s Compliance. vii Universitas Kristen Maranatha

Tresno, Indra, Wulan Universitas Negeri Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PENGARUH PENGUNGKAPAN CSR DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS EFEKTIVITAS PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA RUNGKUT

ABSTRAK. Kata Kunci : Kepatuhan Wajib Pajak, Pelayanan Pajak, Penyuluhan Pajak. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Penerimaan sektor pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat, hal ini ditujukan agar pembangunan tersebut berjalan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

PENGARUH JUMLAH WAJIB PAJAK TERDAFTAR DAN JUMLAH SPT TERLAPOR TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KPP PRATAMA PALEMBANG ILIR BARAT

PENGARUH KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PPH PASAL 25/29 WAJIB PAJAK BADAN PADA KPP PRATAMA BATANG

Agustinus Paseleng, A.T. Poputra, S.J. Tangkuman, Efektivitas Penagihan Pajak

Transkripsi:

Pengaruh Self Assessment System dan Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Malang Periode 2012-2014) Harris Topowijono Sri Sulasmiyati (PS Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya) harristetap@gmail.com ABSTRACT This study aims to determine the effect of Self Assessment System which is represented by the amount of Tax Payment Slip of Income Tax submitted and Periodic Tax Return of Income Tax reported, Tax Audit as represented by the amount of Underpayment Tax Assessment Letter and Added Underpayment Tax Assessment Letter against the Income Tax Revenue either simultaneously or partially. The explanatory research is a type of research that is selected in this study. The research data is secondary data, which is the amount of monthly Payment Slip of Income Tax submitted and Periodic Tax Return of Income Tax reported, Tax Audit as represented by the amount of Underpayment Tax Assessment Letter and Added Underpayment Tax Assessment Letter, and Income Tax Revenue for 36 months. Statistical analysis Descriptive and inferential statistical analysis is a method of data analysis used in this study. Here are the results obtained from this study : ( 1 ) the amount of Tax Payment Slip of Income Tax submitted, Periodic Tax Return of Income Tax reported, Underpayment Tax Assessment Letter and Added Underpayment Tax Assessment Letter has significant effect on income tax revenues simultaneously. ( 2 ) the amount of Tax Payment Slip of Income Tax submitted, Periodic Tax Return of Income Tax reported has significant effect on the amount of income tax revenue partially, while the amount of Underpayment Tax Assessment Letter and Added Underpayment Tax Assessment Letter doesn t have significant effect on income tax receipts partially. Key word: Self Assement Sytem, Tax Payment Slip of Income Tax, Periodic Tax Return of Income Tax, Tax Audit, Underpayment Tax Assessment Letter, Added Underpayment Tax Assessment Letter, Income Tax Revenue ABSTRAK Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar Self Assessment System yang diwujudkan dalam jumlah SSP dan jumlah SPT serta pemeriksaan pajak yang diwujudkan dalam jumlah SKPKB dan SKPKBT dapat mempengaruhi penerimaan PPh baik secara simultan maupun parsial. Penelitian penjelasan merupakan jenis penelitian yang dipilih dalam penelitian ini. Data penelitian merupakan data sekunder berupa data tiap bulan dari jumlah SSP, SPT, SKPKB dan SKPKBT serta penerimaan PPh selama 36 bulan. Analisis statistik deskriptif serta analisis statistik inferensial adalah metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini. Berikut ini adalah hasil yang didapatkan dari penelitian ini: (1) Jumlah SSP, jumlah SPT, jumlah SKPKB dan SKPKBT berpengaruh signifikan terhadap penerimaan PPh secara simultan. (2) Jumlah SSP, jumlah SPT berpengaruh signifikan terhadap penerimaan PPh secara parsial, sementara jumlah SKPKB dan SKPKBT tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan PPh secara parsial. Kata kunci: Self Assessment System, SSP PPh, SPT PPh, Pemeriksaan Pajak, SKPKB, SKPKBT, Penerimaan PPh PENDAHULUAN Sejak tahun 1983 pemerintah melakukan reformasi di bidang perpajakan dimana salah satunya terdapat perubahan sistem pemungtan pajak dari yang semula berbentuk official assessment system berubah menjadi self assessment system. Berdasarkan data dari komposisi penerimaan dalam negeri sebelum dan sesudah dilakukannya reformasi pajak maka terdapat perbedaan yang cukup besar. Tahun 1980an sektor perpajakan menyumbang 36,9% dari total penerimaan negara, sedangkan pada tahun 2000an perpajakan menyumbang 68,2%. Self assessment system merupakan suatu sistem pemungutan pajak dimana Wajib Pajak (WP) mempunyai hak dalam melapor, 1

menghitung maupun menyetor sendiri banyaknya pajak yang harus dibayarkan (Rahayu, 2010:101). Sarana untuk melapor, menghitung, maupun membayar sendiri pajak yaitu dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) dan Surat Pemberitahuan (SPT) (Mardiasmo, 2009:29). Penerapan self assessment system dengan cara memberi wewenang penuh kepada WP juga mempunyai risiko ketidakbenaran dalam pengisian maupun pembayaran jumlah pajak yang seharusnya dibayar sehingga dampaknya penerimaan dari pajak tidak optimal. Oleh karena itu dalam administrasi perpajakan juga dikenal adanya pemeriksaan pajak. Pemeriksaan adalah suatu proses pengawasan kepatuhan wajib pajak dengan cara mengumpulkan, dan mengolah data atau keterangan lainnya (Gunadi, et al. 2001:51). Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) merupakan produk yang dihasilkan dari pemeriksaan pajak. PPh merupakan salah satu jenis pajak yang sistem pemungutannya menggunakan self assessement system dan memiliki kontribusi terbesar dalam penerimaan negara dari sektor pajak. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menjelaskan bagaimana pengaruh self assessment sytem yang dilihat dari jumlah SSP dan SPT dan pemeriksaan pajak yang dilihat dari jumlah SKPKB dan SKPKBT terhadap penerimaan PPh secara simultan maupun parsial. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pajak Pajak menurut Zain (2008: 10) adalah iuran rakyat kepada negara bagi yang wajib membayarnya menurut undang-undang namun tidak adanya prestasi kembali serta berfungsi sebagai pembiayaan pengeluaran umum negara dalam penyelenggaraan pemerintahan. Pengertian PPh PPh merupakan suatu jenis pajak yang pegenaannya kepada subjek pajak terhadap suatu pendapatan, penerimaan maupun penghasilan yang didapatkan oleh subjek pajak tersebut dalam kurun waktu 1 (satu) tahun pajak (Diana dan Lilis, 2009:163). Pengertian Self Assessment System Self assessment system adalah suatu jenis sistem pemungutan pajak yang melimpahkan wewenang kepada wajib pajak dalam menentukan sendiri besarnya pajak yang seharusnya dibayar ( Halim, et al. 2014:7). Pemeriksaan Pajak Suandy (2011:101) menjelaskan bahwa pemeriksaan pajak adalah kegiatan mencari, mengumpulkan, mengolah data dan keterangan lain dengan tujuan menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban pajak dan untuk tujuan lain. Surat Setoran Pajak (SSP) SSP menurut Resmi (2012:34) adalah surat yang berfungsi sebagai sarana dalam membayar atau dengan kata lain alat yang digunakan untuk menyetor pajak yang seharusnya dibayarkan kepada tempat-tempat yang disahkan sebagai tempat pembayaran pajak. Surat Pemberitahuan (SPT) Menurut Mardiasmo (2009:29) SPT adalah sarana untuk melaporkan serta mempertanggungjawabkan atas penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan sebagai sarana pelaporan pajak yang telah dibayarkan SKPKB dan SKPKBT Menurut Resmi (2012:41) SKPKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah kurang pajak yang telah ditetapkan, sementara SKPKBT adalah surat ketetapan kurang bayar yang diterbitkan apabila ditemukan data baru yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang setelah diterbitkan SKPKB. Model Konseptual Menurut kajian secara teoritis mengenai self assessment system dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan PPh, maka dapat dirumuskan model konsep sebagai dasar pembentukan hipotesis pada gambar 1 berikut: Self Assessment Systems Pemeriksaan Pajak Gambar 1. Model Konsep Penerimaan PPh Hipotesis Model hipotesis dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut: Jumlah SSP (X1) Jumlah SSP (X1) Jumlah SPT (X2) Jumlah SKPKB Jumlah SKPKB dan SKPKBT (X3) dan SKPKBT (X3) Jumlah Penerimaan 2 PPh (Y)

Gambar 2. Kerangka Hipotesis Keterangan: : Berpengaruh secara simultan : Berpengaruh secara parsial H1: jumlah SSP, jumlah SPT, jumlah SKPKB dan SKPKBT memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah penerimaan PPh secara simultan. H2: jumlah SSP, jumlah SPT, jumlah SKPKB dan SKPKBT memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah penerimaan PPh secara parsial. METODE PENELITIAN Penelitian penjelasan melalui pendekatan kuantitatif merupakan jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini. Penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana dua aspek atau lebih mempunyai hubungan atau keterkaitan satu dengan yang lainnya (Widi, 2010:48). Metode analisis data dalam penelitian ini yaitu metode statistik deskriptif dan metode statistik inferensial. Jenis data yang digunakan merupakan data time series, dimana dari masing-masing variabel diambil data selama 36 bulan terhitung dari bulan januari 2012 sampai dengan desember 2014 di KPP Madya Malang. HASIL DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Hasil dari analisis deskriptif didapatkan bahwa dalam periode Januari 2012 sampai Desember 2014 jumlah SSP paling banyak disetorkan yaitu sebanyak 1853 SSP, sedangkan jumlah paling sedikit SSP yaitu sebanyak 750 SSP, untuk rata-ratanya tiap bulan terkumpul sebanyak 1329 SSP. Jumlah SPT paling banyak disampaikan yaitu sebanyak 988 SPT, sedangkan paling sedikit SPT disampaikan yaitu sebanyak 664 SPT, untuk rata-ratanya tiap bulan terkumpul sebanyak 824 SPT. Jumlah SKPKB dan SKPKBT paling banyak diterbitkan yaitu sebanyak 75 SKPKB dan SKPKBT, sementara jumlah paling sedikit yaitu tidak ada SKPKB dan SKPKBT yang terbit, untuk rata-ratanya tiap bulan diterbitkan sebanyak 17 SKPKBT dan SKPKBT. Jumlah penerimaan PPh tertinggi yaitu Rp 154.773.180.324 sementara jumlah terendahnya yaitu sebesar Rp 19.911.362.892, untuk rata-ratanya yaitu sebesar Rp 129.771.974.692,47. Statistik Inferensial 1. Uji Normalitas Uji Kolmogorov-Smirnov merupakan jenis uji normalitas yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil perhitungan yang didapatkan, nilai signifikansi diperoleh sebesar 0,388 atau lebih besar dari nilai α (0,05), oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah normal. 2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan scatter plot. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini: Gambar 3. Uji Heteroskedastisitas Sumber : Data Diolah, 2015 Hasil pada gambar 3 menunjukkan bahwa penyebaran titik berada di atas dan di bawah titik 0 pada sumbu Y maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini lolos uji heteroskedastisitas. 3. Uji Multikolinearitas Nilai tolerance dan VIF (Value Inflation Factor) merupakan metode yang digunakan untuk melakukan uji multikolinieritas dalam penelitian ini. Dasar pengambilan keputusan yaitu jika nilai tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Hasil uji multikolinieritas yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Hasil Uji Multikolinieritas Model Collinearity Toleranc e Statistics VIF 1 X1.924 1.083 X2.990 1.010 X3.932 1.073 Berdasarkan Tabel 2 nilai VIF dari seluruh variabel bebas < 10 dan nilai Tol > 0,1, sehingga tidak terjadi multikolinieritas. 3

4. Uji Autokorelasi Pengujian dengan penggunaan metode Durbin-Watson (uji DW) dilakukan untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi pada penelitian ini. Dasar pengambilan keputusan dengan melihat nilai d, jika terletak antara du dan (4-dU) berarti tidak ada autokorelasi. Tabel Durbin-Watson untuk n=36 dan k=3 dengan nilai signifikansi 0,05 menunjukkan bahwa nilau du yaitu sebesar 1,295 dan 4-dU sebesar 1,654. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Hasil Uji Autokorelasi Keterangan Model Durbin-Watson Nilai 1 1.531 Hasil uji autokorelasi menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson yaitu sebesar 1,531 yang terletak di antara 1,295 (du) dan 1,654 (4- du) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi sehingga lolos uji autokorelasi Analisis Linier Berganda Hasil dari analisis regresi linier berganda yang diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS didapatkan persamaan regresi sebagai berikut: Y = - 47222075065 + 72943996 X1 + 105660859 X2-411653562X3 Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Nilai a (konstanta) bernilai -47.222.075.065 menunjukkan bahwa tanpa adanya variabel X1 (jumlah SSP), variabel X2 (jumlah SPT), variabel X3 (jumlah SKPKB dan SKPKBT) maka penerimaan PPh akan bernilai (-) 47.222.075.065, atau berarti penerimaan PPh mengalami defisit sebesar Rp 47.222.075.065 dengan kata lain fiskus (pemerintah) mempunyai tanggung jawab kekurangan penerimaan dari sektor PPh sebesar Rp 47.222.075.065 atas penerimaan PPh yang bernilai negatif tersebut. 2. Koefisien β1 sebesar 72.943.996 menunjukkan akan terjadi peningkatan jumlah penerimaan PPh sebesar Rp 72.943.966, jika terjadi kenaikan sebesar satu dari variabel X1 (jumlah SSP) dengan asumsi variabel lainnya konstan. 3. Koefisien β2 sebsar 105.660.859 menunjukkan akan terjadi peningkatan jumlah penerimaan PPh sebesar Rp 105.660.859, jika terjadi kenaikan sebesar satu dari variabel X2 (jumlah SPT) dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan. 4. Koefisien β3 sebesar -411.653.562 menunjukkan penerimaan PPh akan mengalami penurunan sebesar Rp 411.653.562, jika terjadi kenaikan sebesar satu dari variabel X3 (jumlah SKPKB dan SKPKBT) dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan. Uji Hipotesis Uji F Penghitungan dengan SPSS untuk uji-f yang didapatkan adalah nilai dari sig.f sebesar 0,005, dimana nilai tersebut lebih kecil dari α (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti variabel jumlah SSP (X1), variabel jumlah SPT (X2), dan variabel jumlah SKPKB dan SKPKBT (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan (nyata) secara simultan terhadap penerimaan PPh. Uji t Berdasarkan hasil penghitungan uji-t yang telah didapatkan menunjukkan bahwa jumlah SSP berpengaruh signifikan terhadap penerimaan PPh secara parsial, hal ini dapat dibuktikan dari nilai sig. dari variabel jumlah SSP (X1) yaitu sebesar 0,002 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Jumlah SPT berpengaruh signifikan terhadap penerimaan PPh secara parsial, hal ini dapat dibuktikan melalui nilai sig. dari variabel jumlah SPT (X2) yaitu sebesar 0,024 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Jumlah SKPKB dan SKPKBT berpengaruh tidak signifikan terhadap penerimaan PPh secara parsial, hal ini dibuktikan dengan nilai sig. dari variabel jumlah SKPKB dan SKPKBT (X3) adalah sebesar 0,17 yang berarti lebih besar dari 0,05. PEMBAHASAN Jumlah SSP, jumlah SPT yang merupakan wujud dari self assessment system dan jumlah SKPKB dan SKPKBT yang merupakan wujud dari pemeriksaan pajak diketahui mempunyai pengaruh yang signifikan (nyata) secara simultan terhadap jumlah penerimaan PPh berdasarkan uji-f (uji simultan) yang telah dilakukan. Hasil ini menguatkan teori yang diungkapkan oleh Wahyuni (2013:6) dimana sistem pemungutan pajak (self assessment system) mempunyai pengaruh terhadap penerimaan pajak serta menurut Gunadi, et al. (2001:51) yang mengungkapkan bahwa salah satu yang mempengaruhi keberhasilan penerimaan pajak adalah dengan dilakukannya pemeriksaan pajak. Jumlah SSP diketahui mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jumlah penerimaan PPh, hal ini didapatkan setelah perhitungan dari uji parsial (uji-t) variabel 4

jumlah SSP terhadap jumlah penerimaan PPh didapatkan. Hal tersebut menguatkan teori dari (Sudadyo, 2013) yang menyatakan bahwa jumlah SSP memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap jumlah penerimaan PPh. Jumlah SPT diketahui mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jumlah penerimaan PPh, hal ini dibuktikan dari hasil penghitungan dengan uji parsial (uji-t) variabel jumlah SPT terhadap jumlah penerimaan PPh. Hal tersebut menguatkan teori dari Sudirman (2010) yang menyatakan bahwa jumlah SPT memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap jumlah penerimaan PPh. Hasil pengujian parsial (uji-t) dari jumlah SSP maupun jumlah SPT yang merupakan perwujudan dari self assessment system menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan PPh, hal ini menguatkan teori dari Tjahjono dan Muhammad (2005:27) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak adalah sistem pemungutan pajak dalam hal ini yaitu self assessment system. Jumlah SKPKB dan SKPKBT yang merupakan perwujudan dari pemeriksaan pajak berdasarkan hasil dari uji parsial (uji-t) diketahui tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap jumlah penerimaan PPh. Jumlah SKPKB dan SKPKBT tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah penerimaan PPh karena penerbitan SKPKB dan SKPKBT tidak diterbitkan kepada seluruh WP yang terdaftar akan tetapi hanya sebagian WP saja, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Suandy (2011:131) menyatakan bahwa hanya sebagian saja WP yang dapat diterbitkan SKP, dalam hal ini yaitu WP yang dalam pengisian SPT-nya ditemukan ketidakbenaran atau ditemukan data yang tidak dilaporkan oleh WP. Penyebab lainnya dikarenakan WP tidak melunasi kekurangan pajak yang tertera di SKPKB dan SKPKBT karena mengajukan upaya hukum yang dapat berupa keberatatan atas penerbitan SKPKB dan SKPKBT seperti mengajukan keberatan, seperti yang diungkapkan oleh Ilyas dan Rudi (2013:59) yang menyebutkan bahwa wajib pajak mempunyai hak untuk mengajukan permohonan pembetulan, keberatan dan pengurangan/pembatalan atas penerbitan ketetapan pajak. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Jumlah SSP dan jumlah SPT yang merupakan perwujudan dari self assessment system serta jumlah SKPKB dan SKPKBT yang merupakan perwujudan dari pemeriksaan pajak memiliki pengaruh yang signifikan (nyata) secara simultan (bersama-sama) terhadap penerimaan PPh. 2. Jumlah SSP (X1), Jumlah SPT (X2), Jumlah SKPKB dan SKPKBT (X3) dalam pengaruhnya terhadap penerimaan PPN secara parsial yaitu: a. Jumlah SSP memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan PPh. b. Jumlah SPT memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan PPN. c. Jumlah SKPKB dan SKPKBT tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penerimaan PPh. Saran 1. Saran yang dapat diberikan yaitu agar KPP Madya Malang lebih memperluas cakupan pemeriksaan atas SSP dan SPT yang telah dilaporkan Wajib Pajak (WP) dengan cara tidak hanya berfokus pada WP yang berpotensi melakukan kecurangan, namun juga secara berkala memeriksa SSP dan SPT WP yang lainnya dan menghimbau WP agar memperhatikan cara menghitung ataupun mengisi SSP dan SPT sehingga diharapkan akan meminimalisir kesalahan baik dalam jumlah penyetoran pajak maupun pada pengisian SSP dan SPT dengan cara menggelar penyuluhan rutin tiap bulannya untuk mengedukasi para Wajib Pajak (WP). 2. Saran yang dapat diberikan untuk peneliti selanjutnya yaitu agar lebih memperbanyak variabel bebas yang tidak digunakan dalam penelitian ini seperti jumlah Surat Tagihan Pajak (STP) yang juga merupakan produk pemeriksaan pajak sehingga memberikan gambaran pemeriksaan serta untuk peneliti selanjutnya perlu untuk mempertimbangkan cakupan rentang tahun data yang digunakan dalam penelitian yang bervariasi rentangnya supaya memberikan hasil penelitian yang komperehensif. DAFTAR PUSTAKA Diana, Anastasya dan Lilis Setiawati. 2009. Perpajakan Indonesia. Yogyakarta : Andi. Gunadi., et al. 2001. Perpajakan. Jakarta : LPFE- UI. Halim, Abdul., et al. 2014. Perpajakan. Jakarta : Salemba Empat. Ilyas, Wirawan dan Rudi Suhartono. 2013. Perpajakan. Jakarta :Mitra Wacana Media. Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Yogyakarta : Andi Yogyakarta. 5

Rahayu, Sri Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu. Resmi, Siti. 2012. Perpajakan. Jakarta : Salemba Empat. Suandy, Erly. 2011. Perpajakan. Jakarta : Salemba Empat. Sudadyo, Hanung Tri. 2013. Pengaruh Faktor Self Assessment System terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sudirman, Putriana. 2010. Pengaruh Faktor Self Assessment System terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung-Karees: Bandung. Universitas Widyatama. Tjahjono, Achmad dan Muhammad Husain. 2005. Perpajakan. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Wahyuni, Ning. 2013. Pengaruh Kesadaran, Penerapan Self Assessment System, dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kewajiban Membayar Pajak Orang Pribadi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Widi, Restu Kartiko. 2010. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Graha Ilmu. Zain, Mohammad. 2008. Manajemen Perpajakan. Jakarta : Salemba Empat. 6