PERILAKU MENYIMPANG REMAJA. MUJIANTO,SKM,M.Kes

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. dari 33 menjadi 29 aborsi per wanita berusia tahun. Di Asia

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMK PENCAWAN MEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

Pentingnya Sex Education Bagi Remaja

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Sebuah pernikahan akan membuat individu memperoleh keseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku remaja dalam pergaulan saat ini. Berbagai informasi mampu di

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Tahun 2000 jumlah penduduk

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Dalam masa ini remaja mengalami pubertas, yaitu suatu periode

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pengenalan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut WHO (World Health

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Semakin maju peradaban manusia, maka masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman saat ini, perilaku berciuman ikut dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

BABI PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial secara kodrat mempunyai berbagai

KUESIONER PENELITIAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah-masalah pada remaja yang berhubungan dengan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu bagi siapa yang hendak

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses kehidupan manusia mengalami tahap-tahap perkembangan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah

BAB I PENDAHULUAN. survey BKKBN tahun 2010 terdapat 52 % remaja kota medan sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia berkualitas untuk mewujudkan bangsa yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Apalagi pada masa-masa sekolah menengah atas. Banyak alasan. sosial yang bersifat sementara (Santrock, 1996).

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya zaman, dan pengaruh budaya barat merubah pola pikir

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

, 2015 GAMBARAN KONTROL DIRI PADA MAHASISWI YANG MELAKUKAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu. Masa ini merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyebaran arus informasi yang tidak terbatas dan dibatasi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Oleh : ROBBI ARSYADANI J

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut terjadi akibat dari kehidupan seksual remaja yang saat ini semakin bebas

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku seksual di kalangan remaja cukup menjadi sorotan akhir-akhir ini,

BAB I PENDAHULUAN. Remaja kota besar khususnya Jakarta semakin berani melakukan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagi remaja, terutama bagi mereka yang terlibat langsung di dalamnya. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad 21 seperti pada zaman sekarang, terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem

BAB I PENDAHULUIAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap

(e) Uang saku rata-rata perbulan kurang dari Rp ,- (64,8%) dan sisanya (35,3%) lebih dari Rp per bulan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Locus Of Control. (Cvetanovsky et al, 1984; Ghufron et al, 2011). Rotter (dalam Ghufron et al 2011)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak yang dimulai saat

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan. Bahkan hubungan seksual yang sewajarnya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Remaja

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

SEMINAR BAHAYA PORNOGRAFI

BAB 1 PENDAHULUAN. menuju masyarakat modern, yang mengubah norma-norma, nilai-nilai dan gaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk besar. Jumlah penduduk yang besar ini telah membawa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2010), Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia

ADOLESCENT UNWANTED PRAGNANCY DIKALANGAN REMAJA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh : PUJI YATMI J

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Tuhan dalam dua bentuk yang berbeda, baik. secara fisik maupun psikis, yang kemudian diberi sebutan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan fisik remaja di awal pubertas terjadi perubahan penampilan

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan sosial-ekonomi secara total ke arah ketergantungan yang

BAB V PENUTUP. 1. Perilaku Seks Pranikah di Kalangan Remaja Kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Orang tua REMAJA provinsi Bengkulu Perlu waspada ( hasil survey rpjmn tahun 2011)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam suku dan sebagian besar suku yang menghuni kabupaten Merangin

Transkripsi:

PERILAKU MENYIMPANG REMAJA MUJIANTO,SKM,M.Kes

Kebutuhan Seksual & Perilaku Seksual: Perbedaan 2 Kebutuhan Seksual Berasal dari dorongan seksual (sexual drive) akibat bentukan hormonal. Berusia purba, pada dasarnya tidak ada beda antara manusia & hewan. Secara gradatif mulai tersalurkan sejak dan dalam proses wet dreaming-liking-datingmating. Perilaku Seksual Cara belajar memenuhi kebutuhan seksual, khususnya yang diterima secara sosial. Olehkarenanya, amat tergantung konteks sosial, tempat dan waktu. Pada dasarnya perilaku bisa diubah (modifikasi) dan bisa diadakan coping (penyesuaian diri).

Skema Teoritik : Kebutuhan & Perilaku Seksual 3 Socially Learned & Accepted Low Demand Sexual Drive Fulfillment High Demand I n d i v i d u Time, Place & Context May be Coped & Modified Sexual Behavior Management

Kebutuhan Seksual : Perbedaan Cara Pandang 4 Freudian All about coitus. Indikatornya: penisvagina dan organorgan seksual lainnya. Sama antara pria dan wanita; hanya pada pria jauh lebih ekspresif. Cognitive Paradigm Sex itu pada dasarnya tentang perbedaan. Mulai dari beda kelamin, peran sosial hingga perilaku seks. Seks bertujuan untuk pemenuhan, mulai dari rekreasi hingga prokreasi. Terkait perbedaan, kerapkali tidak terjadi secara wajar; yang satu memaksakan dan meng-opresi yang lain.

Tampilan Perilaku Seksual (1) Di masyarakat barat, indikator perilaku seksual adalah: aktif & tidak aktif. Di masyarakat timur, indikatornya: menikah & tidak menikah. 5 Di masyarakat barat, usia pertama kali berhubungan seks adalah 12 tahun, maka marak kampanye virginitas. Di masyarakat timur, anak usia sama baru sampai wet dreaming dan liking. Klub sepakbola Inggris mengajak istri menemani para suami bertanding. Klub Italia & Perancis melarang karena takut suami kelelahan. Pendapatan serta pengunjung situs porno di internet 12 x lebih tinggi dibanding situs manapun. Walau sudah ada UU Pornografi, penjual pil biru dan perlengkapan seks tidak berkurang pasarnya.

Tampilan Perilaku Seksual (2) Remaja (khususnya pria), atau pria yang jauh dari istri, melakukan masturbasi replacement. Baby doll menjadi alat pemuas sex yang paling digemari substitution. Film porno digemari pria yang belum pernah berhubungan seks dan pria setengah baya projection. Aktivitas seks pra-nikah atau diluar nikah seperti masyarakat barat imitating. Kehidupan selibat di kalangan rohaniwan Katolik - avoidance. 6

Pro KontraConjugal Visit (Alex Nefi, 1983) 7 Pro Membantu melestarikan hubungan suami-istri Meringankan ketegangan seksual Mengurangi terjadinya persetubuhan sesama jenis Merupakan insentif untuk kelakuan baik Dapat mengurangi pelarian dan menormalisasi keadaan Kontra Merupakan diskriminasi terhadap mereka yang belum kawin Kesulitan untuk mengetahui istri yang sah Tidak membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh terpidana yang normal yang beristri Merubah masalah hubungan heteroseksual menjadi alat administratif Kemungkinan berkembangnya penyakit-penyakit kelamin dan problem medis lainnya Dibutuhkan fasilitas khusus yang membebani lembaga Secara keseluruhan masyarakat menentang terutama karena kemungkinan dilahirkannya bayi kesejahteraan hasil kandungan di tempat pelaksanaan pidana Merupakan stimulasi untuk meningkatkan nafsu seksual yang mengakibatkan problema seksual baru (tambahan) setelah kunjungan terjadi

Akibat Seks Abnormal Perilaku seks yang abnormal : -Perhubungan seks yang dilakukan di luar batas dan tabiat manusia. Dilarang dan cegah oleh semua agama. Kerana meningkatkan risiko penyakit jangkitan seks yang berbahaya.

Bentuk-bentuk Seks Abnormal : Homoseksual Biseksual Hubungan seks dengan berbilang pasangan

Homoseksual Berbentuk perhubungan seks yang dijalinkan sesama jantina yaitu sama ada antara lelaki dengan lelaki (gay) atau wanita dengan wanita (lesbian).

Biseksual Berbentuk perhubungan seks yang dijalinkan sesama dan berlainan jantina.

Hubungan seks dg berbilang pasangan Berbentuk perhubungan seks yang dijalinkan dengan berbilang pasangan wanita atau lelaki.

Penyakit Jangkitan Seks Clymadia Gonorrhea Herpes Syphilis HIV/AIDS

PERILAKU MENYIMPANG REMAJA Remaja umur 10 25 th Faktor penyebab perubahan perilaku remaja : Usia pubertas lebih dini & usia nikah semakin tinggi Peningkatan dorongan seks pada usia remaja Kurangnya pengetahuan remaja tentang proses & kesehatan reproduksi Peningkatan jumlah remaja yg berperilaku seks aktif Rendahnya pelayanan & bimbingan tentang kesehatan reproduksi untuk remaja Pengaruh negatif budaya POP serta industri turisme yg menyebarkan nilai casual sex

Perubahan perilaku menyebabkan : Peningkatan masalah seksual : - Meningkatnya peilaku sex sebelum nikah - Penyebaran penyakit kelamin - Kehamilan tdk dikehendaki/tdk direncanakan Risiko kehamilan remaja : - Medis : Morbiditas & Mortalitas - Demografis : Fertilitas - Psikologis : Merasa rendah diri Malu Merasa bersalah Tidak berdaya Depresi Bingung Frustasi

Sosial ekonomi : - Peningkatan anak yg terbuang - Diperlakukan salah - Ketidak stabilan rumah tangga - Terputusnya sekolah - Kemiskinan - Anak tdk terasuh - Partisipasi pd angkatan kerja rendah

Tempat melakukan hubungan seks remaja : Di rumah orang tua Kamar kos Hotel (jarang( jarang) Hubungan seks remaja terjadi secara : Aksidental Spontan Tidak direncanakan : - Kami kebablasan - Gagal menahan nafsu - Terbawa oleh bisikan setan - Saya terhanyut suasana - Kena rayuan sehingga tdk bisa menolak

Persepsi remaja waktu hubungan seks : Kehamilan tdk mungkin terjadi pd hubungan seks yg pertama kali Bila seks dilakukan dlm frekuensi yg jarang Bila usia perempuan masih muda Bila dilakukan sebelum & sesudah mentruasi Bila menggunakan tehnik Coitus Interuptus

Alasan remaja, melakukan aborsi : 1. Ingin terus melanjutkan sekolah atau kuliah 2. Takut pada kemarahan orang tua 3. Belum siap secara mental & ekonomi utk menikah & mempunyai anak 4. Malu pada lingkungan sosial bila ketahuan hamil sebelum nikah 5. Tidak mencintai pacar yg menghamili. Hubungan seks terjadi karena iseg saja 6. Ingin terus bekerja. Bila tidak melakukan aborsi akan dipecat dari pekerjaan arena terikat kontrak untuk tdk hamil selama dua tahun pertama bekerja 7. Tidak tahu status anak nantinya karena kehamilan terjadi akibat perkosaan, apalagi responden tdk mengenali pemerkosanya

Contoh : Perilaku menyimpang remaja Yogjakarta : anak lahir yg pertama jumlah 280 org, 59 anak (21%) lahir enam bulan setelah hari pernikahan Yogjakarta : pernikahan 864 org, 233 pasangan (26%) pernah melakukan hub seks sebelum nikah 111 anak lahir pranikah (13%) Manado : 473 responden (71,3%) hamil sebelum nikah 291 responden (28,8%) usia : 14-19 19 th 345 responden (52,0%) usia : 20-24 24 th 105 responden (15,9%) pendidikan SLTP 219 responden (33,0%) pendidikan SLTA 317 responden (47,8%) pendidikan PT

Jakarta : 405 responden kehamilan tdk dikehendaki 95 % hamil pada usia 15 25 th 47 % pendidikan : SMP SMA 37 % pendidikan : PT

Terimakasih