Danny Ekasurya S 1, Sumarji 2, Hary Sutjahjono 2

dokumen-dokumen yang mirip
Woro Sekar Sari1, FX. Kristianta2, Sumarji2

Oleh, Danny Ekasurya Sasmita NIM

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

Karakterisasi Material Sprocket

LAPORAN TUGAS AKHIR OLEH : ABDUL AZIZ L2E

ANALISA SIFAT MEKANIK PERMUKAAN BAJA ST 37 DENGAN PROSES PACK CARBURIZING, MENGGUNAKAN ARANG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA KARBON PADAT

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL AISI 4340

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

PENGARUH PENAMBAHAN Mg DAN PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SiO 2

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 191

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Variasi Media Quenching Air, Oli, dan Angin Kompresor Terhadap Struktur Mikro dan Kekerasan Pada Baja AISI 1045

KARAKTERISASI BAJA CHASIS MOBlL SMK (SANG SURYA) SEBELUM DAN SESUDAH PROSES QUENCHING

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PROSES AUSTEMPER PADA BAJA KARBON S 45 C DAN S 60 C

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Pada Pengecoran Paduan Al-4,3%Zn Alloy

PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50

SKRIPSI PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN PADA PROSES EVAPORATIVE CASTING TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR MIKRO ALUMUNIUM SILIKON (AL-7%SI) Oleh :

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan logam dalam pembuatan alat alat dan sarana. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan upaya pengembangan

Jurnal Mekanikal, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: ISSN

BAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan

Pengaruh Proses Quenching Terhadap Kekerasan dan Laju Keausan Baja Karbon Sedang

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADA BAJA AAR-M201 GRADE E

ANALISA KEKERASA DAN STRUKTUR MIKRO TERHADAP VARIASI TEMPERATUR TEMPERING PADA BAJA AISI 4140

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

PENGARUH PROSES TERMOMEKANIK TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA BOHLER K-110 KNL EXTRA UNTUK BAHAN MATA PISAU PEMANEN SAWIT SKRIPSI

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

PENGARUH PROFIL PIN DAN TEMPERATUR PREHEATING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN MATERIAL AA5052-H32 FRICTION STIR WELDING

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No.02 Mei 2017 ISSN

ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ZINC DAN KETAHANAN KOROSI PADA PERMUKAAN LINK ENGINE HANGER SEBELUM PROSES PELAPISANNYA

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR TM091486

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perbesaran 100x adalah 100 µm. Sebelum dilakukan pengujian materi yang

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur Mikronya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia teknik dikenal empat jenis material, yaitu : logam,

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR SILIKON (Si) PADA ALUMINIUM PADUAN HASIL REMELTING VELG SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS SKRIPSI

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

PENGARUH STRUKTUR MIKRO TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA HSS ASP 23 UNTUK BAHAN MATA PISAU PEMANEN SAWIT SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

STUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

I. PENDAHULUAN. Definisi baja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu benda

Pengaruh Perlakuan Panas Austempering pada Besi Tuang Nodular FCD 600 Non Standar

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

DYAN YOGI PRASETYO I

BAB IV DATA DAN ANALISA

Gambar 1. Standar Friction wedge

KARAKTERISASI SIFAT FISIS DAN MEKANIS SAMBUNGAN LAS SMAW BAJA A-287 SEBELUM DAN SESUDAH PWHT

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING PADA PROSES QUENCHING TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA AISI 4140

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

ANALISA PENGARUH KONDUKTIVITAS TERMAL BACKING PLATE TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK SAMBUNGAN FRICTION STIR SPOT WELDING AA 5052-H32

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Available online at Website

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL MODEL CHASSIS BERBASIS Al-Si-Mg HASIL PENGECORAN HIGH PRESSURE DIE CASTING

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4340

BAB I PENDAHULUAN. Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

PENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA ABSTRAK

Journal of Mechanical Engineering Learning

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.1 Tahun 2014: 9-16 ISSN X

MENGETAHUI NILAI KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO DARI BAHAN BAJA PEGAS DAUN AKIBAT PERLAKUAN PANAS DENGAN TEMPERATURE DAN PENDINGIN YANG BERVARIASI

ANALISIS KEKERASAN PERLAKUAN PANAS BAJA PEGAS DENGAN PENDINGINAN SISTEM PANCARAN PADA TEKANAN 20, 40 DAN 60 PSi. Abstract

Mohammad Bagus E. H. 1, Hari Arbiantara 2, Dedi Dwilaksana 2. Abstrak. Abstract. Pendahuluan

Laporan Praktikum Struktur dan Sifat Material 2013

PENGARUH SUHU PREHEAT DAN VARIASI ARUS PADA HASIL LAS TIG ALUMINIUM PADUAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

PENGARUH PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 1029 DENGAN METODA QUENCHING DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MAKRO STRUKTUR

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PROSES QUENCHING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

PENGARUH TEMPERATUR CARBURIZING PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP SIFAT SIFAT MEKANIS BAJA S 21 C

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

Transkripsi:

1 Pengaruh Heat Treatment Tempering Dengan Variasi Holding Time Terhadap Sifat Mekanik Baja AAR M201 Grade B+ (Effect Of Heat Treatment Tempering On Variation Holding Time On Mechanical Propertis Steel AAR M201 Grade B+) Danny Ekasurya S 1, Sumarji 2, Hary Sutjahjono 2 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 email: sumarjiteknik@yahoo.com Abstrak Dalam perkembangan dunia saat ini, logam banyak sekali dibutuhkan manusia, baik untuk keperluan sehari-hari ataupun untuk bisnis. Meskipun saat ini telah ditemukan komposit sebagai pengganti logam, namun tidak semua komposit dapat menggantikan fungsi logam. Seperti halnya pada perusahaan kereta api yang menggunakan baja sebagai bahan dasar pembuatan kereta api. Untuk mendapatkan sifat yang diinginkan, logam terlebih dahulu diberikan perlakuan panas sesuai dengan kebutuhan. Pada penelitian ini, penulis melakukan percobaan perlakuan panas tempering pada spesimen berbahan baja AAR M201 Grade B+ dengan variasi holding time 3 jam, 3,5 jam dan 4 jam. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui nilai kekuatan tarik dan kekerasan serta struktur mikro terhadap pengaruh tempering dengan variasi holding time pada baja AAR M201 Grade B+. Temperatur furnace yang digunakan untuk tempering adalah 600ºC. Dari hasil pengujian sifat mekanik kekerasan, pengujian tarik, dan struktur mikro dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh variasi holding time 3 jam, 3,5 jam dan 4 jam terhadap sifat mekanik dan struktur mikro logam. Pada rata-rata nilai kekuatan tarik tertinggi yaitu 64,5 kg/mm 2 pada variasi holding time 3 jam.nilai rata-rata kekerasan tertinggi 153 BHN pada variasi holding time 3 jam. Pada pengujian struktur mikro diameter butir terkecil didapat pada variasi holding time 3 jam dengan nilai rata-rata sebesar 0,023 mm. Kata kunci: tempering, holding time, baja AAR M201 Grade B+, sifat mekanik. Abstract Development of the world today, people need a lot of metal, for everyday use or for business. Although it has now been found composites instead of metal, but not all composites can replace the function of the metal. As with the railway companies that use steel as the manufacture of railway. To obtain the desired properties, metal heat treatment first given according to need. In this research, the authors conducted an experiment on heat treatment tempering steel specimen AAR M201 Grade B + with a variety of holding time 3 hours, 3.5 hours and 4 hours. The purpose of this research to determine the value of tensile strength and hardness and microstructure of the tempering influence of the variation in holding time at AAR M201 steel Grade B +. Temperature furnace used for tempering is 600ºC. From the results of the mechanical properties of hardness testing, tensile testing, and microstructure can be concluded that there are significant variations in holding time is 3 hours, 3.5 hours and 4 hours on mechanical properties and microstructure of metal. On the average value of the highest tensile strength 64.5 kg / mm 2 at 3 h holding time variation. The average value of the highest hardness 153 BHN on variations of holding time 3 hours. In testing the diameter of the smallest grain microstructure obtained at 3-hour holding time variation with an average value of 0.023 mm. Keywords: pressure variation, percentage mass, injection molding, mechanical properties. PENDAHULUAN Baja merupakan material yang mempunyai peranan penting dalam dunia industri. Baja ini sering kali diaplikasi sebagai bahan dasar pembuatan komponen mesin maupun bahan kontruksi[1]. Dengan banyaknya jenis baja yang ada dipasaran mengakibatkan perlunya melakukan pemilihan baja yang memiliki efisiensi dan efektivitas yang tinggi untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan keinginan seperti halnya dilakukanya heat treatment[2]. Baja merupakan salah satu jenis logam yang banyak digunakan oleh PT. Barata Indonesia untuk berbagai keperluan. Salah satu kegunaannya adalah digunakan pada bogie pada kereta api. Jenis baja yang digunakan adalah baja AAR M 201 Grade B+ yang mengandung unsur unsur seperti : Carbon (C) 0,22 0,25 %, Silikon (Si) 0,45 0,55 %, Mangan (Mn) 0,80 1,10 %, Phospor (P) 0,025 % max, Shulfur (S) 0,02 % max, Crome (Cr) 0,30 % max, Nikel (Ni) 0,20 % max,

Tembaga (Cu) 0,10 % max, Almunium (Al) 0,05 0,08 % dan Ferro (Fe) Balance[3]. IIIIDari survey yang di dapat di PT. Barata Indonesia, beberapa faktor penyebab karena masih terdapatnya hasil dari uji mekanik tidak sesuai dengan standar sifat mekanik requitments. Karena tingkat kekerasannya tinggi Hal ini telah dibuktikan pada baja karbon sedang kondisi ini dapat di atasi dengan melakukan proses tempering dengan variasi holding time, disamping mengurangi kekerasan material juga dapat menambah keuletan material[4]. Dengan dasar itulah penulis ingin melakukan sebuah penelitian tentang Pengaruh Heat Treatment Tempering Dengan Variasi Holding Time Terhadap Sifat Mekanik Baja AAR M201 Grade B+ METODE PENELITIAN aaaapenelitian yang dilakukan adalah pembuatan cetakan spesimen Y-Block [5] dari pasir silica dan binder jenis pepset 01 [3], setalah cetakan pasir kering selama 24 jam, lapisan pasir silica diberi zircon untuk pelapis agar logam cair tidak melekat pada pasir cetak. Cetakan pasir tersebut dimasukan kedalam flash untuk pembuatan lubang venting dan down sprue. Pada saat peleburan logam komposisi logam yang digunakan adalah Ferrous (Fe) 97,86 %, Carbon (C) 0,24 %, Silikon (Si) 0,55 %, Mangan (Mn) 0,94 %, Phospor (P) 0,03 % max, Shulfur (S) 0,02 %, Crome (Cr) 0,20 %, Nikel (Ni) 0,10 %, Magnesium (Mg) 0,037 % dan Alumunium (Al) 0,037 %. Temperatur proses pouring yang digunakan adalah 1550ºC dengan waktu 5 detik. Proses pendinginan berlangsung 24 jam, selanjutnya dilakukan pemotong bagian bawah yang melengkung setengah lingkaran pada Y-Block 32 mm dari lengkungan bawah, dan keseluruhan spesimen harus melaui perlakukan 1x normalizing lalu dilanjutkan dengan perlakuan panas tempering dengan temperatur 600ºC variasi holding time 3 jam, 3,5 jam dan 4 jam. Setelah proses tempering dilakukan pengujian kekerasan brinell, lalu spesimen dilanjutkan ke proses pembuatan spesimen uji tarik dengan standar ASTM 370-12a[6] dan spesimen dilakukan pengujian struktur mikro. kekuatan tarik yang dihasilkan sesuai gambar grafik di bawah ini. Gambar 2. Grafik kekuatan uji tarik terhadap variasi holding time Nilai kekuatan tarik turun seiring dengan bertambahnya holding time (jam) yang digunakan selama proses heat treatment tempering. Gambar 3. (a) Foto makro pada variasi holding time 3 jam Pada spesimen dengan perlakuan holding time selama 3 jam rata-rata kekuatan tarik yang dihasilkan sebesar 64,5 kg/mm 2, dengan beban maksimal rata-rata 8166,67 kg. tempering dengan holding time 3 jam sebesar 43,04 kg/mm 2 dengan beban yield rata-rata sebesar 5450 kg. Sedangkan nilai persentase elongation sebesar 28,53% dan reduction of area 54,67%. Besarnya harga tarik ini disertai besarnya nilai elongation dan reduction of area. Bentuk patahan (Gambar 3) yang terjadi setelah diuji tarik yaitu patah ulet, ditunjukan oleh permukaan daerah patahan relatif berserabut serta tampak kelabu. 2 Gambar 1. Pemotongan Y - Block HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian pada Spesimen Uji Tarik. Dari perlakuan yang diberikan yaitu variasi holding time 3 jam, 3,5 jam dan 4 jam berpengaruh terhadap Gambar 4. (a) Foto makro pada variasi holding time 3,5 jam Pada spesimen dengan perlakuan holding time selama 3,5 jam rata-rata kekuatan tarik yang dihasilkan sebesar 64,33 kg/mm 2, dengan beban maksimal rata-rata 7933,33 kg.

tempering dengan holding time 3,5 jam sebesar 42,98 kg/mm 2 dengan beban yield rata-rata sebesar 5300 kg. Sedangkan nilai persentase elongation sebesar 30,4% dan reduction of area 55,05 %. Besarnya harga tarik ini disertai oleh besarnya nilai elongation dan reduction of area. Bentuk patahan (Gambar 4) yang terjadi setelah diuji tarik yaitu patah ulet, ditunjukan oleh permukaan daerah patahan relatif berserabut serta tampak kelabu. Gambar 5. (a) Foto makro pada variasi holding time 4 jam Pada spesimen dengan perlakuan holding time selama 4 jam rata-rata kekuatan tarik yang dihasilkan sebesar 62,97 kg/mm 2, dengan beban maksimal rata-rata 7683,33 kg. tempering dengan holding time 4 jam sebesar 42,07 kg/mm 2 dengan beban yield rata-rata sebesar 5133,33 kg. Sedangkan nilai persentase elongation sebesar 30,86% dan reduction of area 55,49 %. Besarnya harga tarik ini disertai oleh besarnya nilai elongation dan reduction of area. Bentuk patahan (Gambar 5) yang terjadi setelah diuji tarik yaitu patah ulet, ditunjukan oleh permukaan daerah patahan relatif berserabut serta tampak kelabu. Gambar 6. Grafik nilai kekerasan (BHN) pada Baja AAR Grade B+ Besarnya rata rata nilai kekerasan dari baja dengan proses normalizing 1 kali 163 BHN, tempering selama 3 jam adalah 153 BHN, tempering 3,5 jam adalah 148 BHN dan tempering selama 4 jam adalah 146 BHN. Dari hasil data diatas bahwa terjadi penuruanan kekerasan sebesar 6,13 % pada holding time 3 jam dibandingkan kekerasan pada normalizing, serta menurun 3,26 % pada holding time 3,5 jam dibandingkan pada holding time 3 jam, dan penurunan lagi pada holding time 4 jam yaitu 1,35 % dibandingkan pada holding time 3,5 jam. Dari data diatas dapat di simpulkan bahwa perbedaan lamanya waktu holding time pada proses tempering yang dilakukan pada baja AAR M201 Grade B+ juga akan berpengaruh terhadap kekerasan baja tersebut, dan semakin lama holding time maka kekerasan baja akan semakin menurun. Sebaliknya jika holding time semakin singkat maka kekerasan baja akan meningkat[4]. C. Hasil Pengujian Struktur Mikro. Pengambilan foto mikro spesimen menggunakan mikroskop untuk menampilkan gambaran yang lebih jelas tentang fenomena - fenomena fasa yang terjadi pada spesimen. Pada penelitian ini pengamatan dilakukan dengan perbesaran 50 X. Data diatas dapat di dukung oleh hasil struktur mikro dan data nilai rata rata dimeter butirnya dari setiap variasi holding time 3 jam, 3,5 jam dan 4 jam. Sebagai berikut. 3 B. Hasil Pengujian Nilai Kekerasan Baja AAR Grade B+ yang telah mendapat perlakuan tempering dengan temperatur 600 o C yang telah diberikan dan waktu holding time 3 jam, 3,5 jam dan 4 jam, akan dilihat pengaruhnya terhadap kekerasan. Pengujian kekerasan menggunakan jenis Brinell Hardness (BHN) untuk nama alat yang digunakan adalah equotip 3 type D Portable. Dari perlakuan yang diberikan yaitu variasi holding time 3 jam, 3,5 jam dan 4 jam akan dilihat pengaruhnya terhadap nilai kekerasan yang dihasilkan sesuai (Gambar 6) grafik di bawah ini. Gambar 7. Foto struktur mikro pada variasi holding time 3 jam Gambar 8. Foto struktur mikro pada variasi holding time 3,5 jam

4 Persamaan persamaan yang berhubungan dengan dalam perhitungan ukuran butir dengan metode Jefferies tersebut sebagai berikut: Gambar 9. Foto struktur mikro pada variasi holding time 4 jam Pada spesimen dengan variasi holding time 3 jam (Gambar 7), spesimen dengan variasi holding time 3,5 jam (Gambar 8) dan spesimen dengan variasi holding time 4 jam (Gambar 9) fasa yang terjadi adalah perlit dan ferrit, fasa perlit di tunjukan dengan warna gelap dan ferrit di tunjukan warna yang terang (putih). D. Hasil Metode Planimetrik. Diameter butir didapatkan dengan menggunakan metode Planimetrik (jeffries)[7]. Data yang dibutuhkan dalam pengerjaan metode Planimetric adalah dasar perhitungan pembesaran struktur mikro: Perbesaran = LOK x LOB x FK x Ukuran Foto Keterangan: LOK = Lensa Okuler (nilai 2,5) LOB = Lensa objective/lensa yang dipakai mikroskop (50) FK = Faktor kamera (nilai 1) Ukuran foto = 4 (untuk 3R) Perbesaran = 2,5 x 50 x 1 x 4 = 500 kali M = 500 Penggunaan metode Planimetrik (jeffries) dapat dilakukan dengan menggambar sebuah lingkaran pada gambar struktur mikro yang akan dianalisis. Hasil dari metode planimetrik didapat grafik mengenai diameter butir rata rata sebagai berikut: Gambar 11. Grafik hubungan anatar diameter butir dengan lama waktu holding time pada heat treatment tempering Pada (Gambar 11) terlihat bahwa semakin lama holding time pada proses heat treatment tempering, besarnya butir semakin bertambah besar [8]. Pada proses heat treatment tempering dengan holding time 3 jam diameter butir rata rata adalah 0,023 mm, tetapi akibat proses heat treatment tempering dengan holding time 3,5 jam diameter butir rata rata bertambah besar yaitu 0,025 mm. Dan pada heat treatment tempering dengan holding time 4 jam besarnya rata rata diameter butir juga bertambah besar yaitu 0,031 mm. Jadi nilai rata - rata ukuran butir membesar 8 % terjadi pada holding time 3,5 jam dibandingkan pada holding time 3 jam dan ukuran butir membesar lagi 19,23 % terjadi pada holding time 4 jam dibandingkan pada holding time 3,5 jam Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa dengan bertambahnya holding time heat treatment tempering semakin besar ukuran diameter butir dan semakin kecil batas butirnya[4]. KESIMPULAN Gambar 10. Foto struktur mikro untuk menghitung diameter butir dengan metode planimetrik (Jefferies) Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Semakin lama holding time pada proses tempering baja AAR Grade B+ setelah proses normalizing akan

menurunkan rata rata kekuatan tarik baja sebesar 64,5 kg/mm 2 pada holding time 3 jam, 64,33 kg/mm 2 pada holding time 3,5 jam dan 62,9 kg/mm 2 pada holding time 4 jam dan yield point pada 3 jam 34,04 kg/mm, pada 3,5 jam 42,98 kg/mm, pada 4 jam 42,07 kg/mm, dan elongation pada 3 jam 28,53 %, pada 3,5 jam 30,4 %, pada 4 jam 30,86 %, reduction pada 3 jam 54,67 %, pada 3,5 jam 55,2 %, pada 4 jam 56,02 % dan kekerasan baja pada holding time 3 jam sebesar 153 BHN, pada holding time 3,5 jam sebesar 148 BHN dan pada 4 jam sebesar 146 BHN. 2. Hasil nilai kekuatan tarik, yield point, elongation, reduction dan kekerasan dari variasi holding time 3 jam, 3,5 jam dan 4 jam tetap memenuhi dalam standar AAR Grade B+. 3. Semakin lama holding time proses tempering pada baja karbon rendah mengakibatkan mengecilnya batas butir dan semakin besar ukuran butirnya, pada holding time 3 jam dengan rata rata diameter butir 0,023 mm, pada holding time 3,5 jam dengan rata rata diameter butir 0,025 mm dan holding time 4 jam dengan rata rata diameter butir 0,031 mm. [7] ASTM. (2000). Standart and practices microstructures. Illionois: America Society Of Material. [8] Nong WAN, Weihao XIONG dan Jinping SUO. 2005 Mathematical Model for Tempering Time Effect on Steel 42CrMo Based on Hollomon Parameter. Departement of Mechanical Enginerring. Wuhan Polytechnic University. China. J. Mater. Sci. Technol., Vol 21 No. 6. 5 Saran Dari penelitian yang dilakukan hanya membahas proses tempering dengan variasi waktu saja. Namun banyak hal yang dapat mempengaruhi kekuatan atau struktur mikronya seperti faktor variasi tempertur, komposisi logam dan lainnya. Oleh sebab itu untuk penelitian lebih lanjut dapat lebih ditambah faktor-faktor yang lain. Dan untuk menambah ketelitian lebih baik untuk menambah replikasi percobaan, sehingga penelitian ini nantinya didapat data yang lebih valid. DAFTAR PUSTAKA [1] Desti Nurjayanti. (2013). Pengaruh Lama Pemanasan, Pendinginan Secara Cepat, Dan Tempering 600ºC Terhadap Sifat Ketangguhan Pada Baja Pegas Daun AISI No. 9280. Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika. Univeristas Lampung.Vol.01, No.02 [2] Boby Endi Kurniawan (2014). Pengaruh Variasi Holding Time Pada Perlakukan Panas Quench Annealing Terhadap Sifat Mekanik Dan Mikro Struktur Pada Baja Mangan AISI 3401. Jurnal Teknik POMITS. Vol. 3, No.1 [3] SOP Standar Manual PT. Barata Indonesia. Divisi: Melting dan Laboratorium. [4] Gunawan. (2006). Pengaruh Waktu Penahanan Panas (Holding Time) pada Proses Tempering Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan Baja Karbon Menengah. Jurnal Fisika Material. Univeristas Sumatra Utara. Vol. 2, No. 2 [5] JIS Manual of Standards and recommended Practices Casting Detail. 2013. Specifi. Illinois: Japan Foundry Society. [6] ASTM. (2000). Standart and practices microstructures. Illionois: America Society Of Material.