BAB II URAIAN TEORITIS. Profit Margin (Studi Kasus pada Perusahaan Meubel PT. Jaya Indah Furniture

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). bahan baku menjadi produk selesai.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan pada umumnya adalah mencari keuntungan,

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

SISTEM HARGA POKOK STANDAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN. 1. Sistem Pengendalian Biaya Produksi

BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan. dengan jumlah biaya yang dikorbankannya.

PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP RASIO PROFIT MARGIN

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya Pengertian Biaya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II KERANGKA TEORI. Biaya adalah aliran sejumlah anggaran dalam mata uang yang harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya

langsung dan biaya overhead pabrik.

BAB I PENDAHULUAN. maupun masalah pemasaran dari produk yang diproduksi. Masalah persaingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

biaya produksi yang terjadi. Pengendalian biaya produksi dan penetapan harga memberikan pengaruh langsung terhadap harga pokok produksi yang akhirnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian, Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manfaat Harga Pokok Standar untuk:

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. kelompok sebuah organisasi dengan suatu cara yang menekankan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipercaya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Sejalan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB I PENDAHULUAN. datang. Akan tetapi laba yang besar bukan merupakan ukuran perusahaan itu

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. mengalami kesulitan keuangan, misalnya dapat menutup kerugian dan mengatasi

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Perataan laba merupakan cara yang digunakan oleh manajemen dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SEGMEN. Segmen adalah unit-unit usaha penghasil laba dalam organisasi atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP HARGA POKOK PRODUK (Study Kasus Pada Perusahaan Galunggung Raya Blok) Oleh :

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut Garrison.et.al (2008 : 477), Aktivitas adalah suatu kejadian yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi pengertian sistem dalam buku Sistem Akuntansi. yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

ANGGARAN FLEKSIBEL DAN HUBUNGAN STANDAR PENYELESAIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kompleks setiap waktunya, menyebabkan pasar modal dan industri sekuritas

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia, dalam upayanya meningkatkan kesejahteraan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIGA SELISIH PADA PABRIK KACANG SANGRAI JAYA RAYA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis di zaman sekarang ini kebutuhan konsumen yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH ROA, ROE, NPM DAN EPS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. membutuhkan informasi lengkap tentang perusahaannya, diantara informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku dan Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Rasio Profit Margin (Studi Kasus pada Perusahaan Meubel PT. Jaya Indah Furniture Kabupaten Jepara) mengemukakan bahwa berdasarkan teknik analisis data yang digunakan, yaitu analisis regresi linear berganda dua prediktor untuk uji F statistik (tingkat signifikansi adalah 5%) dan regresi sederhana untuk uji t statitik dengan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar α = 5%, dan pengolahan data menggunakan program SPSS menunjukkan bahwa efisiensi biaya bahan baku dan efisiensi biaya tenaga kerja langsung secara bersama-sama berpengaruh terhadap rasio profit margin pada tahun 2002-2004 dengan koefisiensi determinasi sebesar 27.2%. Secara parsial efisiensi biaya bahan baku dan pengendalian biaya tenaga kerja langsung berpengaruh terhadap rasio profit margin. Amin (2008) meneliti tentang Analisis Biaya Bahan Baku dan Biaya Overhead Pabrik yang Berpengaruh Terhadap Efisiensi Biaya Produksi Pada PT. Autokorindo Pratama Gresik menjelaskan bahwa dengan menggunakan alat analisis model regresi linier berganda dengan bantuan SPSS Ver 10.0 for Windows, pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji F, keduanya dengan pada level of significan 5% menunjukkan bahwa biaya bahan baku, biaya overhead pabrik langsung, dan biaya overhead pabrik tidak langsung berpengaruh secara simultan terhadap efesiensi biaya produksi.

B. Pengertian Laba Bersih Menurut Wikipedia, laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Salah satu indikator keberhasilan perusahaan adalah kemampuan mencetak laba secara efisien, yaitu bahwa manajer perusahaan tersebut mampu membukukan pendapatan dan sales yang signifikan, dan dalam waktu yang sama manajer mampu meminimalisir biaya biaya. Mengingat laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya, maka ukuran efisiensi dapat dilihat dengan membandingkan (rasio) antara laba terhadap pendapatan. Rasio ini terkenal dengan sebutan NPM (Net Profit Margin), yaitu rasio yang membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dengan penjualan bersih untuk menunjukkan berapa bagian dari penjualan bersih yang menjadi laba setelah bunga dan pajak. NPM tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: NPM = Net Income AfterTax Total Sales Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih perusahaan-perusahaan terhadap total penjualan. Semakin tinggi rasio ini, semakin menguntungkan karena laba bersih perusahaan makin besar. Selain itu, tingginya NPM menyiratkan keahlian manajer dalam mencetak laba dengan meminimalisir biaya biaya. Investor di bursa seringkali mengkaitkan antara NPM terhadap return

saham, dimana perusahaan dengan NPM yang tinggi dipersepsikan sebagai perusahaan yang memiliki prospek baik di masa datang. C. Biaya 1. Pengertian Biaya Hansen (2006: 40) mengemukakan bahwa biaya adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi. Biaya menurut The Committee on Cost Concepts - American Accounting Asociation, merupakan suatu peristiwa/kejadian yang diukur berdasarkan nilai uang, yang timbul atau mungkin akan timbul untuk mencapai suatu tujuan tertentu (http://clubpenakita.blogspot.com/2009_06_27_archive.html). Menurut Parkinson (1993: 35) biaya adalah apa yang dibayarkan pembeli untuk memperoleh barang atau jasa. Mulyadi (1986: 3) berpendapat bahwa biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa biaya adalah sesuatu yang diukur dalam satuan uang yang dapat digunakan untuk memperoleh barang atau jasa yang bermanfaat dan digunakan untuk mencapai tujuan.

2. Komponen Biaya Dasar Menurut Bambang dan Kartasapoetra (1998: 4) usaha produksi yang dilangsungkan dalam suatu pabrik pada umumnya terdapat 3 (tiga) komponen biaya dasar, yaitu: a. Biaya bahan (material) langsung Biaya bahan baku langsung (direct material cost) merupakan biaya bagi bahan-bahan secara langsung yang digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan, atau siap diserahkan kepada pemerintah. b. Biaya tenaga kerja langsung Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya bagi para tenaga kerja yang langsung ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatankegiatan proses produksi, menangani segala peralatan produksi sehingga produk dari usaha itu dapat terwujudkan. Biaya tenaga kerja tidak langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi, seperti tenaga-tenaga yang diserahi pekerjaan tulis menulis, pembiayaannya adalah termasuk biaya umum. c. Biaya overhead atau biaya umum Biaya umum merupakan biaya-biaya bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang tersangkut dalam kegiatan produksi yang bukan merupakan/termasuk dalam biaya utama (prime cost).

D. Efisiensi Biaya Pengertian efisiensi dalam produksi merupakan perbandingan antara output dan input, berkaitan dengan tercapainya output maksimum dengan sejumlah input. Jika rasio ouput besar maka efisiensi dikatakan semakin tinggi. Dapat dikatakan bahwa efisiensi adalah penggunaan input terbaik dalam memproduksi output (Shone dalam Susantun, 2000). Menurut Supriyono (2001: 24) efisiensi adalah rasio keluaran terhadap masukan. Suatu pusat pertanggung-jawaban (biaya) dinamakan efisien jika pusat pertanggung-jawaban tersebut: 1. Sumber atau biaya atau masukan yang digunakan lebih kecil untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah yang sama. 2. Sumber atau biaya atau masukan yang digunakan adalah sama untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah lebih besar. Perusahaan dengan operasi yang efisien tidak akan membuang sumber daya. Penilaian efisiensi terpisah dari penilaian efektivitas. Sebuah perusahaan dapat efektif melalui pencapaian tujuan atau sasaran yang disusun untuk operasinya, tetapi masih belum efisien, dan perusahaan yang efisien mungkin belum efektif jika gagal mencapai tujuan operasi (Blocher, 2001: 726). Menurut Simamora (1999: 301) pengendalian biaya (cost control) adalah perbandingan kinerja aktual dengan kinerja standar, penganalisaan selisih-selisih yang timbul guna mengidentifikasi penyebab-penyebab yang dapat dikendalikan, dan pengambilan tindakan untuk membenahi atau menyesuaikan perencanaan dan pengendalian pada masa akan datang. Satu-satunya cara mengukur efisiensi

adalah dengan membandingkan biaya aktual dengan biaya standar atau tolak ukur biaya lainnya. Bambang dan Kartasapoetra (1998: 4), bagi pengendalian biaya (cost control), perhitungan-perhitungan biaya salah satu kepentingannya adalah untuk pengendalian pengeluaran-pengeluaran, yang menjurus ke efisiensi pendayagunaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat produksi (mesin-mesin) dan pabrik. Efisiensi ini sangat penting untuk menghasilkan produk (kuantitas dan kualitas) secara hemat yang akan mampu bersaing dan mampu mendatangkan profit. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi biaya berhubungan dengan pengendalian biaya dengan cara membandingkan biaya aktual dengan biaya standar atau tolak ukur biaya lainnya sehingga dapat menghasilkan produk yang baik dan mampu mendatangkan laba. E. Alat Pengendalian Biaya Pengendalian adalah usaha sistematis manajemen untuk mencapai tujuan. Aktivitas-aktivitas dimonitor terus-menerus untuk memastikan bahwa hasilnya berada pada batasan yang diinginkan. Hasil aktual untuk setiap aktivitas dibandingkan dengan rencana, dan jika ada perbedaan yang signifikan, tindakan perbaikan dapat dilakukan (Carter and Usry, 2006: 6). Parkinson (1993: 35) mengemukakan bahwa ada beberapa prasyarat untuk kontrol biaya yang efektif, yaitu:

1. Usaha harus diarahkan agar menjadi efektif Konsentrasi harus berada dalam pengontrolan bidang yang memerlukan biaya terbesar. 2. Organisasi secara keseluruhan harus diperiksa Kontrol terhadap biaya menghendaki agar organisasi secara keseluruhan dapat ditinjau lagi. Misalnya ada suatu reduksi (pengurangan) besar pada harga dari beberapa bahan baku dengan memakai kualitas yang lebih rendah, tetapi hal ini dapat mengakibatkan mesin lebih lambat untuk melakukan proses produksi. Menurut Samryn (2001: 211) di dalam pengendalian biaya dapat menggunakan anggaran fleksibel dan biaya standar. 1. Anggaran Fleksibel Samryn (2001: 226) mengemukakan bahwa anggaran fleksibel merupakan suatu bentuk anggaran yang dirancang untuk mengcover suatu range aktivitas dan yang dapat digunakan untuk membuat anggaran beberapa level biaya dalam kisaran yang dapat dibandingkan dengan biaya yang sesungguhnya terjadi. Hansen (1999: 368) berpendapat bahwa anggaran yang menjadikan perusahaan memiliki kemampuan untuk menghitung biaya yang diharapkan selama rentang aktvitas disebut anggaran fleksibel (flexible budget). Anggaran fleksibel memiliki tiga kegunaan, yaitu: a. Anggaran fleksibel dapat digunakan untuk menyusun anggaran sebelum adanya tingkat aktivitas yang diharapkan.

b. Anggaran fleksibel dapat menentukan besarnya biaya pada berbagai tingkat aktivitas, anggaran tersebut dapat digunakan untuk menghitung berapa biaya yang harus dikeluarkan pada tingkat aktivitas aktual. Setelah biaya yang diharapkan diketahui, laporan kinerja yang membandingkan biaya aktual dengan yang diharapkan dapat dibuat. c. Anggaran fleksibel dapat membantu para manajer menghadapi ketidakpastian dengan melihat hasil yang diharapkan pada berbagai tingkat aktivitas. Anggaran ini juga dapat digunakan untuk memberikan hasil keuangan dari berbagai macam skenario kegiatan. 2. Biaya Standar Samryn (2001: 211) berpendapat bahwa standar dapat didefinisikan sebagai patokan (benchmark) atau norma yang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja. Standar biaya (cost standard) menunjukkan berapa jumlah biaya penggunaan waktu atau bahan yang akan terjadi. Sedangkan biaya standar menurut Blocher (2001: 750) merupakan pengeluaran perusahaan yang ditentukan sebelumnya yang dibutuhkan dalam operasi atau untuk tujuan tertentu. Menurut Supriyono (1999: 437) metode harga pokok standar adalah metode digunakan dengan tujuan utama yaitu untuk mengukur efisiensi perusahaan. Oleh karena itu harga pokok standar harus ditentukan atas dasar tingkat efisiensi dan tingkatan kegiatan normal. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan sistem harga pokok standar adalah tingkat reliabilitas, akurasi, dan keakseptabilan dari harga pokok standar yang ditetapkan. Penentuan harga pokok standar dapat meliputi sebagai

berikut: standar bahan baku, standar biaya tenaga kerja langsung, dan standar biaya overhead pabrik (Supriyono, 2000: 102). a. Standar biaya bahan baku Standar biaya bahan baku adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi dalam pengolah satu satuan produk. Syarat-syarat yang harus ada dalam menyusun standar biaya bahan baku adalah: 1) Anggaran bahan baku yang akurat 2) Kewajaran pembelian rutin 3) Pengawasan atas pengiriman bahan baku yang dibeli dan diangkut oleh pengangkut yang capable 4) Fasilitas penerimaan dan penyimpanan bahan baku yang memadai 5) Pengawasan terhadap sahnya bahan baku yang dipakai 6) Metode yang memadai untuk mengidentifikasikan dan mengawasi bahan baku di dalam proses 7) Kewajaran dari penyimpanan dan pengiriman produk selesai. b. Standar biaya tenaga kerja langsung Standar biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya terjadi di dalam pengolahan satu satuan produk. Kondisi atau syarat-syarat yang harus ada di dalam menyusun standar biaya tenaga kerja langsung adalah: 1) Tata letak pabrik, kondisi peralatan, tempat kerja, fasilitas transportasi telah distandarisasi pada keadaan atau tingkatan praktis.

2) Terdapat pengawasan terhadap pengelolaan bahan baku baik segi kuantitas dan kualitas yang memadai sampai dengan bahan diolah di pabrik. 3) Sistem perencanaan, rute, dan kecepatan kerja. 4) Instruksi kerja untuk karyawan dan diadakan training atau pengarahan kerja sebelum karyawan melaksanakan pekerjaan tertentu. c. Standar biaya overhead pabrik Standar biaya overhead pabrik adalah biaya overhead pabrik yang seharusnya terjadi di dalam mengolah satu satuan produk. Tarif overhead standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normal. Untuk pengendalian biaya overhead pabrik dalam sistem biaya standar, perlu dibuat anggaran fleksibel, yaitu anggaran biaya untuk beberapa kisaran (range) kapasitas. Tarif biaya overhead pabrik standar menggabungkan biaya tetap dan variabel dalam satu tarif yang didasarkan pada tingkat kegiatan tertentu. Sebagai akibatnya dalam tarif ini semua biaya overhead pabrik diperlakukan sebagai biaya variabel. Di lain pihak anggaran fleksibel memisahkan faktor-faktor biaya tetap dan variabel, dan memperlakukan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya yang jumlahnya tetap dalam volume tertentu.