Perancangan Sistem PPIC di PT XYZ

dokumen-dokumen yang mirip
Sistem Penjadwalan di PT. XYZ

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah tertentu dalam setiap periode waktu tertentu. Untuk itu, perlu dibuat suatu

Perencanaan Produksi SAP ERP

K E L O M P O K S O Y A : I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Perbaikan Sistem Pergudangan di PT. X

PENJADWALAN PRODUKSI DI PT. AA UNIT II UNTUK MEMINIMUMKAN MAKE SPAN

Sistem Produksi (TI1343)

PENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD

ABSTRACT. Key Words : Raw Materials, Material Requirement Planning, Lot for Lot. Universitas Kristen Maranatha

PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa setiap jenis

BAB II LANDASAN TEORI

Studi Kasus Perbandingan antara Lot-for-Lot dan Economic Order Quantity Sebagai Metode Perencanaan Penyediaan Bahan Baku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Perencanaan Produksi dengan Mempertimbangkan Kapasitas Produksi pada CV. X

ABSTRACT. Keywords: Job orders, production scheduling, CDS, FCFS, makespan efficiency. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Sistem informasi, produksi, peramalan, bahan, baku. Universitas Kristen Maranatha

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Perancangan Gudang dan Sistem Manajemen Pergudangan di UD. Wirakarya

ABSTRACT. Keywords: Scheduling, CDS method, FCFS method. viii Universitas Kristen Maranatha

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN

ABSTRACT. Keywords: Job orders, production scheduling, CDS, FCFS, makespan efficiency. Universitas Kristen Maranatha

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Perancangan Sistem Perencanaan dan Penjadwalan Produksi di PT. Bondi Syad Mulia

ABSTRAK. Kata kunci: Pengendalian persediaan, bahan baku, Model pengendalian persediaan probabilistik. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Peningkatan Kepuasan Konsumen Internal untuk Material Shipment di PT. X

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK

Aplikasi Perhitungan Jumlah Pesanan Produksi dan Frekuensi Produksi per Tahun dengan Metode Economic Production Quantity

Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D

ANALISA BIAYA PENGENDALIAN & PERENCANAAN BAHAN BAKU DI PT. ALIANSI TEMPRINA NYATA GRAFIKA

BAB II LANDASAN TEORI

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

Aplikasi Perhitungan Jumlah Pesanan Produksi dan Frekuensi Produksi per Tahun dengan Metode Economic Production Quantity

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM PADA PROYEK APARTEMEN Christian Kennardi 1, Ivan Pratama Setiadi 2, Andi 3

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI

Perencanaan Jumlah Pembelian Bahan Baku Kimia di CV. Prima Maju Jaya dengan Mempertimbangkan Fluktuasi Harga

APLIKASI PREDETERMINED TIME SYSTEM DAN RANKED POSITIONAL WEIGHT PADA OPTIMALISASI LINTASAN PRODUKSI UPPER-SHOE DI PT. ECCO INDONESIA, SIDOARJO

Peningkatan Kapasitas Produksi pada PT. Adicitra Bhirawa

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

Perencanaan dan Pembuatan Sistem Informasi Administrasi dengan Inventory Control Pada Perusahaan Mie Ikan Mas

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PERBANDINGAN PENJADWALAN PROYEK MENGGUNAKAN KURVA S DAN CPM NETWORK PADA PROYEK X DI SURABAYA

BAB III HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. penetapan anggaran persediaan bahan baku pada PT. Foximas Mandiri Bandung.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Kata kunci: metode First Come First Serve (FCFS), metode Campbell Dudek and Smith (CDS), total waktu produksi, penjadwalan produksi

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

Perbaikan Sistem Distribusi dan Inventori pada PT. Blue Sky Biotech

3 BAB III LANDASAN TEORI

PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

Introduction to. Chapter 9. Production Management. MultiMedia by Stephen M. Peters South-Western College Publishing

Klasifikasi Inventori dengan ABC/XYZ Analysis dan Mengoptimalkan Safety Stock di PT. X

JSIKA Vol. 5, No. 11, Tahun 2016 ISSN X

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 5 Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia industri ini semakin maju, hal itu terbukti dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Rancangan Sistem Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan dengan Mempertimbangkan Efisiensi Biaya Pada PT. X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

ANALISIS PENJADWALAN KEGIATAN PRODUKSI PADA PT.MULIAGLASS FLOAT DIVISION DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD SCHEDULING

Usulan Manajemen Persediaan pada PT X yang Meminimasi Expected Total Cost dengan Mempertimbangkan Known Price Increase

STUDI PENERAPAN METODE LOAD ORIENTED MANUFACTURING CONTROL (LOMC) DALAM PEMENUHAN WAKTU PENERIMAAN PESANAN DI PT. XXX

PEMBUATAN KOMPONEN UNTUK MELAKUKAN MAINTAIN PADA PENJADWALAN PROSES PRODUKSI Studi Kasus: Perusahaan Perakitan Emas

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET

USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN UNTUK MEMINIMASI BIAYA TOTAL PERSEDIAAN MENGGUNAKAN METODE OPTIONAL REPLENISHMENT PADA PT SANTOMIC MITRA BERSAMA

ABSTRACT. Keywords : Raw material inventory control, MRP, lot sizing. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Penentuan Waktu Produksi Optimal dengan Metode Rougt Cut Capacity Planning Guna Memenuhi Permintaan Konsumen (Studi Kasus PT. Adhitama Abadi Surabaya)

MENGURANGI KECACATAN GUNA MENINGKATKAN PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN JUST IN TIME DI PT.KIA GENTENG

USULAN PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN TERINTEGRASI PT P&P LEMBAH KARET TUGAS AKHIR. Oleh FERDIAN REFTA AFRA YUDHA

RANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN KOMPONEN MOBIL PANSER MENGGUNAKAN METODE MULTI ITEM SINGLE SUPPLIER DI PT.

ABSTRACT. Keywords: Production Scheduling, Makespan, CDS Algorithm (Campbell, Dudek, and Smith), FCFS Methods (First Come First Serve).

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam jadwal produksi induk. Contoh dari depended inventory adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perancangan Sistem Informasi Monitoring PelaksanaanService Order pada Bagian Perawatan IT(Information Technologi)

Manajemen Operasional. Metode EOQ

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Transkripsi:

Perancangan Sistem PPIC di PT XYZ Cynthia Candradewi 1, I Gede Agus Widyadana 2 Abstract: PT XYZ is having difficulty in giving the exact completion time. Sales department always says that the order will be finished in eleven working days. Because the promised processing time always constant, 22.27% of the orders between June 2014 and November 2014 are late. Therefore, the aim of this research is to produce a system for production planning and inventory control, so that the company can estimate completion time accurately. The improvement is the company must estimating completion time before determining processing time in the sales order. Therefore, a detailed production schedule that can be accessed by sales department is needed. Scheduling is created by using the first come first served method, and paying attention to the raw materials availability. The lot size for ordering raw materials is determined by using fixed order quantity method. Production report is created more detail by reporting the actual production daily. The implementation of the improvements can reduce order fulfillment delays, because the processing time in sales order is determined by considering the remaining capacity. The scheduling is made based on the actual condition, therefore can be used to estimate the remaining capacity. The production report can also be used to check whether an order is produced according to the schedule or not. Keywords: Production Planning and Inventory Control, Timeliness of Order Fulfillment, First Come First Served, Fixed Order Quantity Pendahuluan PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri karoseri dan mem berbagai macam produk sesuai permintaan konsumen. PT XYZ dalam menjalankan bisnisnya memiliki komitmen untuk selalu memberikan layanan terbaik kepada konsumen. Layanan ini meliputi pemberian estimasi penyelesaian pesanan dengan tepat. Perusahaan, hingga saat ini belum dapat memberikan informasi mengenai estimasi penyelesaian pesanan dengan tepat. Departemen Sales selalu menjanjikan pesanan dapat diselesaikan dalam waktu sebelas hari kerja, yang menyebabkan 22,27% pesanan antara bulan Juni 2014 hingga November 2014 mengalami keterlambatan. Hal ini dikarenakan penentuan estimasi penyelesaian pesanan tersebut tidak mempertimbangkan kapasitas yang masih tersisa di lantai akibat keterbatasan informasi mengenai proses yang telah dijadwalkan. Adanya keinginan dari perusahaan untuk memberikan estimasi penyelesaian pesanan dengan tepat dan kenyataan bahwa masih ada pesanan yang terlambat dipenuhi karena pemberian janji lama proses yang selalu sama inilah yang melatarbelakangi pelaksanaan penelitian. 1,2 Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Industri, Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236. Email: cynthia.candradewi@gmail.com, gedeaw@gmail.com Metode Penelitian Bab ini membahas metode yang digunakan dalam penelitian. Langkah awal yang dilakukan yaitu melakukan pengamatan terhadap kinerja perusahaan, kemudian melakukan perbaikan dengan menggunakan metode yang disesuaikan dengan kebutuhan dari perusahaan. Pengamatan terhadap Kinerja Perusahaan Tahapan pengamatan dilakukan dengan melakukan kunjungan ke perusahaan untuk melihat secara langsung proses kerja yang ada dalam perusahaan dan melakukan wawancara kepada beberapa karyawan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan topik permasalahan yang dibahas. Hasil dari pengamatan ini yaitu identifikasi permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta pemahaman mengenai sistem PPIC saat ini. Perbaikan terhadap Sistem PPIC Perbaikan terhadap sistem dilakukan dengan membuat sistem usulan yang dapat diterapkan. Hasil perbaikan ini selanjutnya dianalisa. Apabila sistem usulan dirasa sudah dapat memberikan perbaikan yang diharapkan, maka sistem diajukan kepada perusahaan. Apabila perusahaan menyetujui sistem usulan, maka dilakukan tahapan selanjutnya. 367

Pembuatan Sistem Penjadwalan Produksi Pembuatan sistem penjadwalan dilakukan dengan mempertimbangkan strategi pemenuhan pesanan yang dipilih oleh perusahaan, yaitu strategi make to demand. Menurut Salvendy [1], perusahaan yang menjalankan strategi make to demand biasanya memiliki beberapa persediaan produk jadi untuk produk yang sering dipesan. Perusahaan juga mem apabila ada permintaan dari konsumen dan perusahaan tidak memiliki persediaan produk tersebut. Strategi make to demand merupakan strategi yang bersifat fleksibel sekaligus responsif, sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen dengan segera tanpa menimbulkan biaya penyimpanan persediaan yang besar. PT XYZ dalam hal ini melakukan kegiatan ketika ada pesanan dari konsumen, namun perusahaan juga memiliki persediaan untuk produk yang sering dipesan oleh konsumen. Produk untuk persediaan hanya di ketika pesanan dari konsumen sudah terpenuhi dan masih ada kapasitas yang tersisa di lantai. Proses di lantai pembuatan dinding, kusen, atap, dan pintu mempertimbangkan tanggal PPC dan juga tanggal penyelesaian di lantai pembuatan lantai. Proses di empat lantai tersebut diharapkan selesai bersamaan dengan selesainya proses di lantai pembuatan lantai. Sistem yang dibuat juga mempertimbangkan urutan operasi kerja yang akan digunakan oleh perusahaan. Urutan operasi kerja ini dapat digambarkan ke dalam precedence diagram. Menurut Groover [2], urutan dalam precedence diagram umumnya dibaca dari kiri ke kanan, yang memiliki artian elemen kerja yang berada di paling kiri merupakan elemen kerja yang pertama kali dilaksanakan. Elemen kerja dalam precedence diagram digambarkan dengan lingkaran atau disebut dengan nodes. Precedence diagram juga memuat anak panah. Anak panah dari node 1 ke node 2 menunjukkan bahwa, elemen kerja node 2 baru dapat dilaksanakan apabila elemen kerja node 1 telah selesai dilaksanakan. Penjadwalan yang dibuat memiliki periode yang singkat, yaitu harian. Penjadwalan yang demikian disebut dengan short-term scheduling [3]. Salah satu aturan prioritas yang digunakan dalam shortterm scheduling dan digunakan dalam proses pembuatan jadwal PT XYZ yaitu metode first come first served (FCFS). Urutan pekerjaan dengan menggunakan aturan FCFS yaitu pekerjaan yang tiba terlebih dahulu akan diselesaikan lebih dulu. Keuntungan dari penggunaan aturan FCFS yaitu adanya perlakuan yang adil untuk tiap konsumen. Pembuatan Sistem Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Penjadwalan berkaitan erat dengan ketersediaan bahan baku. Apabila bahan baku yang dibutuhkan tidak tersedia, maka penjadwalan yang telah dibuat tidak dapat dilaksanakan, untuk itu diperlukan adanya sistem perencanaan kebutuhan bahan baku yang sesuai. Metode yang digunakan dalam menentukan jumlah lot size yaitu fixed order quantity. Menurut Boyer et al. [4], kuantitas produk yang dipesan dengan menggunakan aturan fixed order quantity bersifat konstan, atau selalu sama setiap waktu. Kuantitas dari produk yang dipesan umumnya ditentukan berdasarkan kapasitas mesin dan peralatan. Aturan fixed order quantity cocok digunakan apabila ingin memaksimalkan penggunaan mesin dan peralatan atau membuat perencanaan yang bersifat konsisten. Penentuan waktu pemesanan bahan baku ditentukan dengan mempertimbangkan hasil penjadwalan yang telah dibuat sebelumnya. Perencanaan kebutuhan bahan baku yang dibuat hanya untuk bahan baku AL, yang merupakan bahan baku pembuatan lantai box aluminium untuk tipe tertentu. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan waktu dalam penelitian. Pembuatan Prosedur Pelaporan Produksi Prosedur pelaporan dibuat dalam bentuk document flow diagram. Document flow diagram berisi mengenai urutan proses yang dilakukan dan dokumen-dokumen yang ada pada proses pelaporan aktual oleh Departemen Produksi. Laporan yang dihasilkan diharapkan dapat digunakan untuk menganalisa apakah suatu pesanan di tepat sesuai dengan jadwal atau tidak. Pelaporan ini termasuk pengendalian terhadap aktivitas. Menurut Jacobs et al. [5], sistem pengendalian aktivitas dapat digunakan untuk memberikan informasi mengenai performa aktual dibandingkan dengan perencanaan. Informasi tersebut dapat digunakan untuk mengurangi jumlah persediaan maupun lead time, serta meningkatkan performa. Teknik yang dapat digunakan untuk melakukan pengendalian aktivitas salah satunya yaitu dengan membuat Gantt chart. Gantt chart yang dihasilkan harus dapat menggambarkan penjadwalan yang sedang berlangsung maupun performa aktual. Menurut Heizer et al. [3], sebuah Gantt chart dapat menunjukkan kapan suatu stasiun kerja mengerjakan suatu pekerjaan, melakukan pemeliharaan mesin, maupun ketika belum ada pekerjaan yang dijadwalkan. 368

Hasil dan Pembahasan Hasil dari penelitian yang dilakukan berupa permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan ketika menggunakan sistem saat ini dan perbaikan untuk setiap permasalahan yang dihadapi. Pembahasan permasalahan membutuhkan adanya pemahaman mengenai produk dari PT XYZ dan proses dari pembuatan produk tersebut. 1 2 3 4 5 6 LT RB ML DD 7 8 KS ATP RP RB ML P P 9 10 PK PK 11 12 FN FN 13 14 15 Produk yang Dihasilkan PT XYZ Salah satu jenis produk yang di oleh PT XYZ dan dibahas dalam penelitian ini yaitu, box aluminium. Produk box aluminium dapat dibedakan menjadi dua, yaitu full box dan half box. Pembuatan full box dapat dilakukan meskipun kendaraan dari konsumen belum tiba di area. Pembuatan half box dapat dilakukan hanya jika kendaraan sudah tiba di area. Proses Produksi Proses yang dibahas merupakan proses dari pembuatan box aluminium. Tahapan proses dari box aluminium yang di oleh PT XYZ dapat dibedakan menjadi beberapa proses, yaitu: proses pembuatan lantai, pembuatan kusen, pembuatan dinding, pembuatan atap, pembuatan pintu belakang, pembuatan pintu samping, perakitan box, pelapisan melamin, pemasangan atap, pemasangan pintu, pemasangan kawel, pembuatan perisai kolom, pengecatan, pemasangan lampu, dan finishing. Proses pembuatan pintu samping dilakukan hanya jika konsumen menginginkan adanya pintu samping. Proses pembuatan perisai kolom hanya dilakukan untuk box dari kendaraan besar. Proses pembuatan dari box aluminium tersebut dikelompokkan ke dalam stasiun-stasiun kerja. Proses-proses yang berada dalam stasiun kerja yang sama dikerjakan oleh kelompok pekerja yang sama. Urutan proses kerja pembuatan box aluminium serta pengelompokan proses kerja tersebut ke dalam stasiun kerja dapat digambarkan ke dalam precedence diagram yang dapat dilihat pada Gambar 1. Evaluasi terhadap Kondisi Saat Ini Sistem perencanaan dan pengendalian persediaan PT XYZ saat ini kurang optimal dan memiliki beberapa kekurangan. Subbab ini menjabarkan kekurangan-kekurangan dari setiap proses yang terdapat dalam sistem perencanaan dan pengendalian persediaan tersebut. Proses-proses yang dianalisa antara lain, proses penerimaan permintaan, proses perencanaan, proses pengecekan ketersediaan bahan baku, dan proses pelaporan pro- Gambar 1. Precedence diagram pembuatan box aluminium Keterangan Gambar 1: 1 : Pembuatan Lantai. 2 : Pembuatan Dinding. 3 : Pembuatan Kusen. 4 : Pembuatan Atap. 5 : Pembuatan Pintu Belakang. 6 : Pembuatan Pintu Samping (optional). 7 : Perakitan Box. 8 : Pelapisan Melamin. 9 : Pemasangan Atap. 10 : Pemasangan Pintu. 11 : Pemasangan Kawel. 12 : Pembuatan Perisai Kolom (optional). 13 : Pengecatan. 14 : Pemasangan Lampu. 15 : Finishing. LT : Stasiun Kerja Pembuatan Lantai. DD : Stasiun Kerja Pembuatan Dinding. KS : Stasiun Kerja Pembuatan Kusen. ATP : Stasiun Kerja Pembuatan Atap. RP : Stasiun Kerja Pembuatan Pintu. RB : Stasiun Kerja Perakitan Box. ML : Stasiun Kerja Pemberian Melamin. P : Stasiun Kerja Pemasangan Pintu. PK : Stasiun Kerja Pemasangan Kawel. FN : Stasiun Kerja Finishing. duksi. Hasil evaluasi terhadap kekurangankekurangan dari setiap proses tersebut dapat dituliskan ke dalam Tabel 1. Kekurangan dari proses penerimaan permintaan yang ada saat ini yaitu, lama proses yang dijanjikan oleh Departemen Sales kepada konsumen di sales order selalu sebelas hari kerja. Hal ini menyebabkan adanya pesanan yang terlambat untuk dipenuhi. Adanya pesanan yang terlambat dipenuhi dapat dilihat dari hasil evaluasi terhadap pesanan antara bulan Juni 2014 hingga November 2014, dimana 22,27 % pesanan selama rentang waktu enam bulan tersebut memiliki lama yang melebihi waktu yang dijanjikan. Proses perencanaan berkaitan erat dengan proses pengecekan ketersediaan bahan baku. Apabila bahan baku yang dibutuhkan tidak tersedia, jadwal yang dihasilkan dalam proses perencanaan tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Kekurangan dari proses pengecekan ketersediaan bahan baku saat ini yaitu, tanggal kedatangan dari bahan baku belum menjadi perhatian dalam pembuatan jadwal. 369

Tabel 1. Evaluasi terhadap sistem saat ini Proses yang dianalisa Proses penerimaan permintaan Proses perencanaan Proses pengecekan ketersediaan bahan baku Proses pelaporan Permasalahan Lama proses yang dijanjikan oleh Departemen Sales kepada konsumen selalu konstan, yaitu sebelas hari kerja Departemen yang bertugas membuat jadwal adalah Departemen Produksi Jadwal kurang detail Tanggal kedatangan bahan baku belum menjadi perhatian dalam membuat jadwal Waktu pengerjaan yang masih tersisa tidak diketahui Estimasi penyelesaian pesanan tidak diketahui Kekurangan dari proses perencanaan yaitu, departemen yang bertugas membuat jadwal adalah Departemen Produksi yang kurang mengetahui kondisi dari bahan baku. Selain itu jadwal yang dihasilkan kurang detail sehingga tidak dapat digunakan untuk menghitung sisa kapasitas dan estimasi penyelesaian pesanan. Kekurangan dari proses pelaporan yaitu tidak adanya keterangan mengenai lama waktu yang dibutuhkan dari setiap proses pada program yang digunakan. Hal ini menyebabkan waktu pengerjaan yang masih tersisa tidak diketahui. Selain itu, estimasi penyelesaian pesanan juga tidak diketahui dengan pasti. Sistem Perbaikan Sistem perencanaan dan pengendalian persediaan PT XYZ saat ini kurang optimal dikarenakan beberapa penyebab, seperti yang telah dibahas pada subbab sebelumnya. Oleh karena itu, perbaikan-perbaikan dibutuhkan untuk mengoptimalkan sistem perencanaan dan pengendalian persediaan PT XYZ. Perbaikan yang diberikan untuk setiap permasalahan dapat dilihat pada Tabel 2. Permasalahan pada proses penerimaan permintaan dapat diatasi dengan membuat jadwal yang dapat diakses oleh Departemen Sales. Pembuatan jadwal ini dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan software Microsoft Excel. Perbaikan lain yang diberikan yaitu, menambahkan tahap memperkirakan tanggal box selesai di sebelum menentukan lama proses di sales order. Hal ini dilakukan agar lama proses yang dijanjikan di sales order tidak lagi konstan, melainkan disesuaikan dengan kondisi dari lantai saat itu. Proses memperkirakan box selesai di dapat dilakukan Departemen Sales dengan memasukkan nomor SO ke dalam alat bantu yang diusulkan, untuk melihat perkiraan tanggal selesai dari nomor SO tersebut. Perbaikan yang diberikan untuk proses perencanaan yaitu, pembuatan jadwal dilakukan oleh Departemen PPC. Hal ini dikarenakan penjadwalan berkaitan dengan ketersediaan bahan baku dan yang mengetahui kondisi bahan baku yang tersedia adalah Departemen PPC. Perbaikan lain yang diberikan yaitu tanggal kedatangan bahan baku digunakan dalam pembuatan jadwal dan jadwal dibuat dengan lebih detail. Jadwal yang dibuat memuat tanggal dan jam dimulainya proses serta tanggal dan jam berakhirnya proses pengerjaan di setiap lantai. Keuntungan dari pembuatan jadwal yang demikian yaitu, perusahaan dapat mengetahui kapan suatu pesanan dapat mulai dikerjakan. Informasi ini dapat sangat berguna ketika perusahaan menerima pesanan half box. Pesanan half box baru dapat di apabila kendaraan telah tiba di perusahaan. Dengan mengetahui kapan suatu pesanan akan mulai di, perusahaan dapat memberikan waktu yang tepat kepada konsumen untuk mengirimkan kendaraan. Perbaikan yang diberikan untuk proses pelaporan yaitu, Departemen Produksi melaporkan aktual untuk setiap nomor SO kepada Departemen PPC. Departemen PPC selanjutnya merekap laporan dan dapat menggunakan laporan tersebut untuk mengecek apakah aktual lebih cepat, lebih lambat, atau sesuai dengan jadwal. Proses pengecekan ini dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan software Microsoft Excel. Hasil pengecekan selanjutnya diberikan kepada Departemen Sales. Departemen Sales dapat menggunakan rekapitulasi hasil estimasi ini untuk memberikan informasi kepada konsumen mengenai kemajuan dari pesanannya atau waktu yang tepat untuk mengirimkan kendaraan. Alat Bantu Sistem Perbaikan Alat bantu yang dibuat meliputi alat bantu untuk menjadwalkan kegiatan, merencanakan kebutuhan bahan baku, dan melaporkan aktual. Alat bantu menjadwalkan dan merencanakan kebutuhan bahan baku saling berkaitan, dan keduanya merupakan alat bantu untuk proses mengecek jadwal. Alat bantu melaporkan aktual merupakan alat bantu untuk proses mengecek estimasi waktu penyelesaian. Alat bantu untuk sistem perbaikan ini dibuat dengan menggunakan software Microsoft Excel. Tampilan halaman tempat memasukkan data dan melihat hasil penjadwalan dapat dilihat pada Gambar 2. 370

Tabel 2. Perbaikan sistem perencanaan dan pengendalian persediaan PT XYZ Proses yang dianalisa Permasalahan Perbaikan Proses penerimaan permintaan Proses perencanaan Proses pengecekan ketersediaan bahan baku Proses pelaporan Lama proses yang dijanjikan oleh Departemen Sales kepada konsumen selalu konstan, yaitu sebelas hari kerja Departemen yang bertugas membuat jadwal adalah Departemen Produksi Jadwal kurang detail Tanggal kedatangan bahan baku belum menjadi perhatian dalam membuat jadwal Waktu pengerjaan yang masih tersisa tidak diketahui Estimasi penyelesaian pesanan tidak diketahui Membuat jadwal yang dapat di akses oleh Departemen Sales Lama proses pada sales order disesuaikan dengan hasil dari memperkirakan waktu penyelesaian box Departemen yang bertugas membuat jadwal adalah Departemen PPC Membuat jadwal dengan lebih detail dan memperhatikan tanggal kedatangan bahan baku Departemen Produksi melaporkan aktual dengan detail Proses penjadwalan dengan menggunakan alat bantu dimulai dengan Departemen PPC memasukkan data berupa nomor SO ke kolom merah muda pada alat bantu, selanjutnya menekan tombol cek jadwal untuk melakukan penjadwalan. Proses yang dilakukan sebelum melakukan penjadwalan yaitu mengecek apakah produk dari nomor SO tersebut merupakan produk standar atau bukan. Apabila produk dari nomor SO bersangkutan bukan merupakan produk standar, maka Departemen PPC perlu memasukkan data lama proses terlebih dahulu. Apabila produk dari nomor SO bersangkutan merupakan produk standar, maka data lama proses diperoleh dari penelitian yang berkaitan. Penjadwalan dimulai dari penjadwalan untuk lantai LT, kemudian DD, dan seterusnya hingga lantai FN. Proses pembuatan jadwal ini mempertimbangkan strategi pemenuhan permintaan yang dipilih oleh perusahaan yaitu, make to demand dan juga disesuaikan dengan urutan proses pada Gambar 1. Proses penjadwalan yang dilakukan menggunakan metode first come first served, dalam hal ini nomor SO yang dimasukkan ke dalam alat bantu terlebih dahulu akan dijadwalkan terlebih dahulu. Proses yang selanjutnya dilakukan oleh Departemen PPC yaitu melakukan penyimpa- Nomor SO Tipe Kendaraan Nama Produk Jumlah Sab Jenis Pintu Samping Tanggal SO/SPK (mm/dd/yy) Tanggal PPIC (mm/dd/yy) Perkiraan Waktu Box Selesai P 00-Jan-00 0:00 Tanggal Kendaraan Tiba 8-Jan-15 16:30 FN 00-Jan-00 0:00 Perkiraan Waktu Selesai UNIT 0-Jan-00 0:00 ULANG INPUT CEK JADWAL SIMPAN DATA HAPUS DATA CEK JADWAL* SIMPAN DATA* MULAI LAPOR LAPOR SIMPAN LAPOR START END START END LAMA LAMA PROSES LAMA PROSES Tanggal Jam Tanggal Jam Jam Jam PROSES pengecekan dan simpa LT 0:00 0:00 0:00 0 DD 0:00 0:00 0:00 0 KS 0:00 0:00 0:00 0 ATP 0:00 0:00 0:00 0 RP 0:00 0:00 0:00 0 RB 0:00 0:00 0:00 0 ML 0:00 0:00 0:00 0 P 0:00 0:00 0:00 0 PK 0:00 0:00 0:00 0 FN 0:00 0:00 0:00 0 0:00 1 Gambar 2. Tampilan halaman tempat memasukkan data dan melihat hasil penjadwalan 371

nan jadwal dengan menekan tombol simpan data. Data hasil penjadwalan yang dibuat akan disimpan dalam bentuk Gantt Chart. Apabila kendaraan belum tiba, maka penjadwalan dan penyimpanan data hanya dilakukan hingga lantai P dan waktu perkiraan selesai belum dapat diketahui. Departemen PPC dapat melihat tanggal perkiraan box selesai di untuk disampaikan kepada konsumen melalui Departemen Sales. Ketika kendaraan dari konsumen tiba, Departemen PPC dapat memasukkan nomor SO dari kendaraan bersangkutan serta tanggal dan jam kedatangan kendaraan tersebut, kemudian menekan tombol cek jadwal* untuk melanjutkan penjadwalan. Data penjadwalan selanjutnya disimpan dengan menekan tombol simpan data*. Proses penggunaan alat bantu penjadwalan ini dapat digambarkan ke dalam flowchart pada Gambar 3. MULAI Nomor SO Cek Jadwal Produk standar? Y Simpan Data T Lama Proses Pembuatan jadwal, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, berkaitan dengan ketersediaan bahan baku. Metode yang digunakan dalam menentukan jumlah lot size dari bahan baku yang dipesan yaitu fixed order quantity. Metode fixed order quantity dipilih karena lead time dari pemesanan cukup lama, yaitu satu bulan sedangkan biaya pemesanan bahan baku sangat kecil. PT XYZ dalam setahun rata-rata menggunakan bahan baku AL sebanyak 33000 kg, atau setara dengan 635 kg per minggu (1 tahun = 52 minggu). Lead time dari pemesanan bahan baku yaitu satu bulan, oleh karena itu persediaan yang dimiliki harus dapat memenuhi kebutuhan selama satu bulan (1 bulan = 4 minggu), sehingga jumlah yang dipesan yaitu sebanyak 635 x 4 = 2540 kg. Persediaan yang dimiliki juga harus memiliki safety stock untuk mengantisipasi adanya kelebihan kebutuhan bahan baku maupun keterlambatan pengiriman bahan baku oleh supplier. Besarnya safety stock yang ditetapkan yaitu untuk memenuhi kebutuhan selama 1 minggu. Hal ini dikarenakan keterlambatan dari kedatangan bahan baku tidak pernah melebihi satu minggu. Total bahan baku AL yang dipesan untuk memenuhi kebutuhan selama lead time dan menyediakan safety stock yaitu sebanyak 3175 kg. Jumlah ini setara dengan 75,6 produk sehingga pemesanan dibulatkan untuk 76 produk yaitu 3192 kg. Penentuan waktu pemesanan bahan baku dapat ditentukan dengan melihat hasil penjadwalan yang dibuat. Penentuan tanggal pemesanan bahan baku dilakukan dengan menganalisa jeda waktu antara tanggal pengecekan dengan tanggal bahan baku dibutuhkan namun tidak tersedia. Tanggal bahan baku dibutuhkan dapat diperoleh dengan melihat tanggal perkiraan mulai pembuatan lantai. Apabila kurang dari sama dengan 4 minggu (lead time) maka disarankan untuk memesan pada hari yang sama dengan tanggal Y Perkiraan waktu selesai sudah diperoleh? T Kendaraan sudah tiba? Y Nomor SO Tanggal & jam kendaraan tiba Cek Jadwal* Simpan Data* SELESAI T Menginformasikan kepada konsumen Gambar 3. Flowchart penggunaan alat bantu penjadwalan pengecekan. Apabila lebih dari 4 minggu maka dilakukan analisa lanjutan. Apabila lebih dari 8 minggu maka tidak disarankan untuk melakukan pemesanan, namun disarankan untuk melakukan pengecekan kembali satu bulan kemudian. Apabila kurang dari 8 minggu maka disarankan untuk memesan pada tanggal perkiraan mulai pembuatan lantai lead time (4 minggu). Contoh, apabila jeda tanggal pengecekan dengan tanggal perkiraan mulai pembuatan lantai adalah 6 minggu, maka disarankan untuk melakukan pe- 372

mesanan paling lambat 2 minggu setelah tanggal pengecekan. Pelaporan diperlukan untuk menganalisa apakah suatu pesanan di sesuai dengan jadwal, lebih cepat dari jadwal, atau lebih lambat dari jadwal. Proses pelaporan ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu, dimana penggunaan dari alat bantu tersebut dapat digambarkan ke dalam flowchart pada Gambar 4. MULAI Nomor SO Mulai Lapor Produksi Aktual Lapor Simpan Lapor SELESAI Gambar 4. Flowchart penggunaan alat bantu pelaporan Departemen yang bertanggung jawab untuk melakukan estimasi waktu penyelesaian pesanan yaitu Departemen PPC. Hal yang perlu dilakukan oleh Departemen PPC mula-mula yaitu, memasukkan nomor SO yang akan dilaporkan aktualnya. Tahapan yang dilakukan selanjutnya yaitu, menekan tombol mulai lapor dan memasukkan aktual dari nomor SO tersebut. Produksi aktual ini diperoleh dari laporan aktual yang diberikan oleh Departemen Produksi kepada Departemen PPC. Produksi aktual yang dibuat oleh Departemen Produksi berisi tanggal dan jam mulai serta selesai aktual dari setiap lantai. Departemen PPC selanjutnya menekan tombol lapor untuk memperoleh hasil estimasi waktu penyelesaian pesanan. Apabila pesanan selesai sesuai dengan waktu yang dijadwalkan, maka tidak terdapat peringatan. Apabila pesanan selesai lebih cepat atau lebih lambat dari waktu yang seharusnya, maka Departemen PPC akan diberi peringatan. Data yang dilaporkan serta hasil analisa dapat disimpan dengan menekan tombol simpan lapor. Data yang disimpan ini selanjutnya dapat dijadikan acuan untuk membuat rekapitulasi hasil estimasi dan disampaikan kepada Departemen Sales. Apabila diperlukan, Departemen Sales dapat memberitahukan hasil estimasi tersebut kepada konsumen. Simpulan PT XYZ saat ini belum bisa memberikan informasi mengenai estimasi penyelesaian pesanan dengan tepat. Departemen Sales selalu menjanjikan pesanan dapat diselesaikan dalam waktu sebelas hari kerja, yang menyebabkan 22,27% pesanan antara bulan Juni 2014 hingga November 2014 mengalami keterlambatan. Hal ini dikarenakan penentuan estimasi penyelesaian pesanan tersebut tidak mempertimbangkan kapasitas yang masih tersisa di lantai akibat keterbatasan informasi mengenai proses yang telah dijadwalkan. Proses pengecekan jadwal, pengecekan ketersediaan bahan baku, dan pelaporan pada sistem perbaikan dilakukan dengan bantuan software Microsoft Excel dengan Visual Basic sebagai macro. Penggunaan alat bantu ini dapat memberikan informasi mengenai perkiraan tanggal selesai, sehingga lama proses pada sales order tidak lagi konstan. Hal ini dapat memberikan informasi mengenai estimasi penyelesaian dengan tepat yang berdampak pada pengurangan keterlambatan dan peningkatan kepuasan konsumen. Daftar Pustaka 1. Salvendy, G., Handbook of Industrial Engineering: Technology and Operations Management, 3 rd ed., John Wiley & Sons, Inc., New York, 2001. 2. Groover, M. P., Work Systems and the Methods, Measurement, and Management of Work, Pearson Education, Inc., Upper Saddle River, New Jersey, 2007. 3. Heizer, J., and Render, B., Operations Management, 11 th ed., Pearson Education, Inc., New Jersey, 2014. 373

4. Boyer, K., and Verma, R., Operations and Supply Chain Management for 21 st Century, South- Western, Cengage Learning, Mason, Ohio, 2010. 5. Jacobs, F. R., Berry, W. L., Whybark, D. C., and Vollman, T. E., Manufacturing Planning and Control for Supply Chain Management, 6 th ed., McGraw-Hill, New York, 2011. 374