HUBUNGAN MEROKOK DENGAN INDEKS PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 4 KLATEN. ABSTRAK Nur Wulan Agustina*

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB I PENDAHULUAN. nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010). tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rokok pada dasarnya merupakan tumpukan bahan kimia berbahaya. Satu batang rokok asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hal ini masih menjadi permasalahan dalam kesehatan (Haustein &

BAB I PENDAHULUAN. kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki. anak muda, remaja yang melakukan kebiasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menganggap merokok sebuah perilaku yang bisa membuat. ditentukan tidak boleh merokok/ kawasan tanpa rokok.

BAB I PENDAHULUAN. impotensi, emfisema, dan gangguan kehamilan (Pergub DIY, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB I PENDAHULUAN. ikan, daging, dan sebagainya sebesar 11% (Setiarti, 2005). perokok di Indonesia merokok sebelum usia 19 tahun (Jamal, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia khususnya dikalangan pelajar. Walaupun sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok merupakan kebiasaan yang biasa ditemukan di masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. merasakan hal yang demikian terutama pada saat menginjak masa remaja yaitu. usia tahun (Pathmanathan V dan Surya H, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara sadar untuk melukai dirinya sendiri, karena dengan merokok, berarti

BAB I PENDAHULUAN. rokok. Masalah rokok tidak hanya merugikan si perokok (perokok aktif)

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR. Ana Wigunantiningsih*

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

*Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Klaten

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada remaja laki- laki di kelurahan

Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. 70% penduduk Indonesia (Salawati dan Amalia, 2010). Dari analisis data Susenas tahun 2001 diperoleh data umur mulai merokok kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terdiri dari 4

BAB I PENDAHULUAN. menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRI DI KELURAHAN JATI KOTA PADANG TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. dewasa normal bervariasi antara 4-10 jam sehari dan rata-rata berkisar antara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan keluarga maupun sosial (Mi ndell JA & Owens JA, 2003). Remaja

BAB I PENDAHULUAN. dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dimana-mana, baik instansi pemerintah, tempat umum, seperti ; pasar, rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman Online di

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah di semua kalangan. Merokok sudah menjadi kebiasaan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. kandung kemih, pankreas atau ginjal. Unsur-unsur yang terdapat didalam rokok

Lampiran 1 Lembar Kuesioner Untuk Variabel (X) Efek Iklan. No. Responden (diisi oleh peneliti)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah dianggap

SUMMARY GAMBARAN KAPASITAS PARU PADA REMAJA PEROKOK DI DESA TULADENGGI KECAMATAN TELAGA BIRU. Dwi Purnamasari Zees

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA DAN IKLAN ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA LAKI-LAKI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BOYOLALI

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gangguan kesehatan. Beberapa masyarakat sudah mengetahui mengenai bahaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang akan menyebabkan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

Transkripsi:

HUBUNGAN MEROKOK DENGAN INDEKS PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 4 KLATEN ABSTRAK Nur Wulan Agustina* Latar Belakang : Remaja memiliki sifat coba-coba dan rasa ingin tahu yang besar akhirnya terpengaruh ke perilaku merokok. Rokok dapat mengakibatkan penimbunan nikotin dalam darah sehingga oksigen dalam darah menurun dan meningkatkan karbon monoksida dalam aliran darah akibatnya tubuh akan mudah lemas, mengantuk dan kurang bersemangat. Kejadian tersebut akan mempengaruhi fungsi otak sebagai pusat konsentrasi apabila konsentrasi menurun prestasi belajar juga akan menurun. Tujuan Penelitian : untuk membuktikan hubungan merokok dengan indeks prestasi belajar siswa kelas X SMK Muhammadiyah 4 Klaten. Metode Penelitian : desain penelitian menggunakan penelitian deskriptif analitik korelasional dengan pendekatan croos sectional. Pengambilan sampel dengan Simple random sampling di dapatkan 96 siswa sebagai responden. Hasil Penelitian : sebagian besar responden (51,0%) tidak merokok dan (64,6%) berprestasi baik. Hasil Uji statistik menggunakan Two Sample Kolmogorov- Smirnov Test didapatkan p value = 0,000 (α < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara merokok dengan indeks prestasi belajar siswa kelas X SMK Muhammadiyah 4 Klaten. Kesimpulan : Hasil penelitian tersebut adalah ada hubungan antara merokok dengan prestasi belajar siswa kelas X SMK Muhammadiyah 4 Klaten. Kata Kunci : Merokok, indeks prestasi belajar, remaja. * Dosen Keperawatan Stikes Muhammadiyah Klaten

PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara dengan konsumsi rokok terbesar nomor tiga setelah China dan India (WHO, 2008). Merokok tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa saja, bahkan sudah dilakukan oleh anak-anak. Hampir 80% perokok di Indonesia mulai merokok ketika belum mencapai 19 tahun Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2010) menyebutkan prevalensi merokok pada penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 34,7%, dan 28,2% diantaranya merokok setiap hari. Sebesar 1,7% perokok mulai merokok sejak usia 5 tahun, sebesar 43,3% mulai merokok di usia 15-19 tahun, sebanyak 17,5% mulai merokok di usia 10-14 tahun dan 14,6% mulai merokok di usia 20-24. Prevalensi perokok di Jawa Tengah sebesar 32,6%. Merokok dapat menimbulkan berbagai masalah, diantaranya penyakit jantung, hipertensi, kanker paru. Utama (2004) menjelaskan bahwa biasanya kerusaka yang diakibatkan dari merokok akan terakumulasi sedikit demi sedikit dan baru dapat dirasakan langsung dalam beberapa tahun atau beberapa puluh tahun kemudian. Merokok yang dilakukan sejak usia dini akan mempengaruhi fungsi otak, dan mengakibatkan penumpukan nikotin di otak dan racun ini membuat darah lebih mudah membeku, merusak jaringan otak dan dalam jangka pendek merokok akan menimbulkan kenikmatan sesaat dan menyebabkan ketagihan (Abdullah, 2010). Remaja yang sudah kecanduan merokok umumnya tidak dapat menahan keinginan untuk merokok dan cenderung lebih sensitif terhadap efek dari nikotin (Kandel dalam Baker, 2004). Merokok juga mengakibatkan penyempitan pembuluh darah otak dan periver yang selanjutnya akan mengganggu sirkulasi darah ke otak (Hawari D, 2006). Remaja yang sudah kecanduan nikotin akan meningkatkan konsumsi rokoknya. Rasa sensitif terhadap nikotin tersebut juga akan mempengaruhi fungsi otak dan di setiap aktifitas selalu menyempatkan untuk merokok apabila tidak merokok siswa akan cenderung lemas dan tidak bersemangat dikarenakan sudah ketagihan zat nikotin. Ketergantungan nikotin akan mengganggu fungsi otak sehingga mengakibatkan penurunan konsentrasi (Kholis, 2011). Penurunan konsentrasi bila terjadi pada anak sekolah maka akan mengganggu aktivitas belajar. Anak sekolah menjadi malas belajar, akibatnya

prestasi belajar akan menurun (Prasadja, 2008). Prestasi belajar merupakan indikator keberhasilan belajar siswa. Prestasi belajar merupakan bentuk penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan dari mata pelajaran. Prestasi belajar ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Winkel, 2006). Prestasi belajar siswa rendah dapat mengakibatakan rendahnya sumber daya manusia dan masalah psikologi siswa. Siswa dengan prestasi belajar rendah akan kehilangan rasa percaya diri bahkan sress dan depresi karena tidak bisa mengaktualisasikan diri dengan baik. Penelitian lain dilakukan oleh Casino (2006) mengenai hubungan kondisi lingkungan tempat tinggal, tingkat kesehatan gaya hidup dan prestasi belajar menunjukan bahwa stress akibat kondisi tempat tinggal berhubungan positif dengan prestasi akademik, selain itu terdapat hubungan antara tingkat kesehatan dengan prestasi belajar di antaranya penggunan alkohol, obat-obatan dan merokok. Survai awal kepada 100 orang siswa SMK Muhammadiyah 4 Klaten, diperoleh data bahwa siswa tersebut merokok sekitar 5-7 batang perhari. Alasan merokok adalah ikut-ikutan teman, kemudian akhirnya menjadi berkelanjutan. Siswa sudah diberikan penyuluhan baik dari guru maupun dari tim kesehatan, siswa mengaku sudah mengerti tentang bahaya merokok diantaranya penyakit jantung, hipertensi, kangker paru, tetapi tidak menghiraukan bahaya merokok siswa menyatakan kalau tidak merokok lidah terasa pahit dan mengantuk. Berdasarkan data yang diperoleh siswa yang merokok sering tidak berkonsentari saat pelajaran, data tersebut disebabkan siswa mengantuk dan tidak besemangat lagi bila tidak merokok. Data dari bagian akademik menunjukkan bahwa prestasi belajar lebih dari 70 siswa yang merokok dari berabagai kelas baik kelas XA, XB, XC, XD dan X TKJ tersebut remidi ujian semester 2 dengan nilai KKM Pendidikan Jasmani, Keterampilan Komputer, Mengintepretasikan Gambar Tekhnik, Matematika, Fisika Memahami Proses-Proses Dasar Pembentukan Logam, Memahami Sistem Hidrolik, Kemuhammadiyahan, Bahasa Indonesia,

Ilmu Pengetahuan Alam, Kimia Fisika, Kewirausahaan, Menggunakan Alat-alat Ukur, Bahasa Inggris, Tarikh, Akhlaq kurang dari 75. METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di SMK Muhammadiyah 4 Klaten pada tanggal 11-13 Juni 2013. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMK Muhammadiyah 4 Klaten sejumlah 126 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling dengan sampel 96 siswa. Adapun kriteria inklusi penelitian adalah: (a) Siswa laki-laki; (b) Bersedia menjadi responden; (c) Bersedia mengisi kuesioner. Kriteria eksklusi penelitian: (a) Siswa yang sedang sakit / tidak hadir saat penelitian; (b) Membatalkan ikut dalam penelitian. Instrumen yang digunakan adalah raport siswa dan kuesioner. Analisis univariat yaitu analisis yang dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan distribusi frekuensi variabel merokok dan indeks prestasi belajar. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji Two Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan nilai kepercayaan 95%. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik responden a. Umur Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Rata-Rata Umur di SMK Muhammadiyah 4 Klaten (N=96) Umur Minimum Maksimum X± S.D Umur Siswa 16 17 16.62 ±.487 Tabel 1 menunjukan umur bahwa responden paling muda 16 tahun dan umur responden paling tua 17 tahun sedangkan rata-rata umur responden yaitu 16.62 ±.487 tahun.

b. Kebiasaan Merokok Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan merokok responden Kebiasaan Merokok Frekuensi % Siswa Merokok 47 49.0 Tidak Merokok 49 51.0 Jumlah 96 100.0 Tabel 2 menunjukan bahwa sebagian besar responden tidak merokok (51,0%) dan responden yang merokok (49,0%). c. Indeks Prestasi Belajar Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indeks Prestasi Belajar Siswa SMK Muhammadiyah 4 Klaten Indeks Prestasi Belajar Frekuensi % Baik 62 64.6 Cukup 32 33.3 Kurang 2 2.1 Jumlah 96 100.0 Tabel 3 diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden dengan indeks prestasi baik (64,6%), dan prestasi belajar cukup (33,3%), kurang (2,1%). d. Siswa Mulai Merokok Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Siswa mulai Merokok di SMK Muhammadiyah 4 Klaten Mulai Merokok Frekuensi % Tidak Merokok 45 46.9 < 1 tahun yang lalu 20 20.8 > 1 tahun yang lalu 31 32.3

Jumlah 96 100.0 Tabel 4 diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden mulai merokok lebih dari 1 tahun yang lalu (32,3%) dan responden yang merokok kurang dari 1 tahun yang lalu (20,8%). e. Batang Rokok Yang Dihisap Dalam Sehari Tabel 5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Batang rokok yang dihisap dalam sehari Batang Rokok Frekuensi % Tidak Merokok 49 51.0 1-10 batang perhari 41 42.7 11-20 batang perhari 6 6.2 Jumlah 96 100.0 Tabel 5 menunjukan bahwa sebagian besar responden (42,7%) menghisap jumlah batang rokok dalam sehari 1-10 batang perhari, dan responden yang merokok 11-20 batang perhari (6,2%). f. Motivasi Merokok Tabel 6 Disribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi Merokok Siswa SMK Muhammadiyah 4 Klaten Motivasi merokok Frekuensi % Teman 35 36.5 Orang tua 4 4.2 Iklan 8 8.3 Jumlah 96 100.0 Tabel 6 diatas menunjukan (36,5%) responden termotivasi untuk merokok karena di pengaruhi oleh teman. Dan responden yang dipengaruhi orang tua (4,2%), iklan (8,3%).

g. Perasaan Saat Merokok Tabel 7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perasa saat Merokok Pada Siswa SMK Muhammadiyah 4 Klaten Perasaan saat Merokok Frekuensi % Senang 34 35.4 Peningkatan Konsentrasi 4 4.2 Mengantuk 9 9.4 Jumlah 96 100.0 Tabel 7 menunjukan sebagian besar responden (35,4%) responden merasakan senang saat merokok, dan responden yang merasakan peningkatan konsentrasi (4,2%), mengantuk (9,4%). 2. Hubungan merokok dengan indeks prestasi belajar siswa Tabel 8 Analisis Merokok denagan Indeks Prestasi Siswa di SMK Muhammadiyah 4 Klaten 2013 (N=96) Prestasi Belajar Merokok Kurang Cukup Baik Total P.Value f % f % f % Merokok 2 2.1 29 30.2 16 16.7 49,0% 0,000 Tidak merokok 0.0 3 3.1 46 47.9 51,0% Jumlah 2 2.1 32 33.3 62 64.6 100,0% Tabel 8 menunjukan bahwa responden responden yang merokok (49,0%) yang mendapatkan indeks prestasi baik (16,7%). Responden yang tidak merokok (51,0%) dengan indeks prestasi baik (47,9 %). Berdasarkan analisis uji Two Sample Kolmogorov-Smirnov Test didapatkan hasil p(0,000) <α(0,005). Berarti Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat hubungan antara merokok dengan indeks prestasi belaja siswa kelas X SMK Muhammadiyah 4 Klaten.

B. Pembahasan Tabel 1 menunjukan rata-rata umur responden yaitu 16,62 ± 0,487. Remaja adalah seseorang yang berumur 15-24 tahun. Remaja merupakan masa dimana seseorang dalam pencarian jati diri sehingga remaja ingin mencoba sesuatu hal yang baru. Hasil wawancara ini didapatkan data bahwa responden memulai merokok dari mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar informasi. Kondisi ini sangat didukung lingkungan sekolah yang semua berjenis kelamin laki-laki dan mayoritas merokok. Penelitian ini sesuai dengan penelitian jamal (2007) bahwa 70% perokok di Indonesia memulai merokok sebelum usia 19 tahun. Arriyadi (2008) menyatakan bahwa remaja diantara usia 14-17 tahun sering kesulitan dalam menyesuaikan diri, karena pada saat ini remaja mulai mencari identitas diri, dan sering meniru gaya hidup orang dewasa. Berdasarkan analisis uji Two Sample Kolmogorov-Smirnov Test didapatkan hasil p(0,000) < α(0,005). Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat hubungan antara merokok dengan indeks prestasi belajar siswa kelas X SMK Muhammadiyah 4 Klaten. Hal ini sesuai dengan penelitian Poetri (2012) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara gaya hidup remaja dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Jatinom Klaten. Remaja adalah masa pencarian identitas diri sehingga sering timbul berbagai masalah karena remaja mempunyai rasa ingin tahu yang besar, sifat coba-coba dan ingin dianggap lelaki pemberani. Remaja cenderung mempunyai perilaku merokok disebabkan karena pergaulan remaja lebih luas dan sering menghabiskan waktu bersama teman-teman. Berbagai fakta mengungkapkan bahwa bila semakin banyak remaja yang merokok, maka semakin besar kemungkinan teman-teman adalah perokok dan demikian sebaliknya (Ariyani, 2010). Remaja yang berkumpul akan mempengaruhi satu sama lain diantranya perilaku merokok. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden merokok awalnya diajak teman (36,5%). Merokok akhirnya menjadi

kebiasaan karena responden yang sudah mulai merokok merasakan senang dengan kebiasaan yang baru. Hasil penelitian didapatkan (35,4%) menyatakan perasaanya senang akibat merokok. (9,4%) responden merasakan mengantuk setelah merokok dan (32,3%) responden sudah merokok lebih dari 1 tahun. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Abdullah (2010) bahwa merokok yang dilakukan sejak usia dini akan menimbulkan kenikmatan sesaat dan menyebabkan ketagihan. Arriyadi (2008) yang bahwa merokok dapat menimbulkan perasaan senang. Hal ini sesuai dengan penelitian Safitri (2010) bahwa teman sebaya merupakan pengaruh dalam pembentukan perilaku merokok. Merokok pada remaja dapat mempengaruhi kesehatan pada remaja dan lingkungan yang terkena dampak dari merokok. Depkes RI (2003) menyatakan bahwa efek rokok tidak hanya mempengaruhi kesehatan perokok saja, tetapi juga mempengaruhi kesehatan orang disekitarnya yang tidak merokok, karena terpapar oleh asap. Dampak rokok bagi tubuh manusia diantranya adalah penyakit yang berhubungan dengan paru-paru, jantung dan otak. Rokok juga berpengaruh terhadap organ-organ tubuh lainnya diantaranya adalah aliran darah ke otak. Rokok dapat mengakibatkan penimbunan nikotin dalam darah dan mengakibatkan oksigen dalam darah menurun. Berkurangnya oksigen dalam darah maka akan meningkatkan jumlah karbon monoksida dalam aliran darah bahkan ke otak. Darah yang kekurangan oksigen sehingga karbon monoksida dalam darah meningkat akibatnya tubuh akan mudah lemas, kurang bersemangat dan mengantuk. Jika kejadian tersebut secara terus menurus akan mempengaruhi fungsi otak sebagai pusat konsentrasi (Ariyani, 2010). Konsentrasi yang berkurang apabila terjadi pada pelajar akan menurunkan prestasi belajar. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang merokok, (30,2%)mempunyai prestasi belajar yang cukup bahkan kurang (2,1%). Responden yang tidak merokok (47,9%) mempunyai prestasi baik.

Hal ini sesuai dengan pernyatan Kholis (2011) bahwa remaja yang sudah kecanduan nikotin akan meningkatkan konsumsi rokoknya. Rasa sensitif terhadap nikotin tersebut juga akan mempengaruhi fungsi otak dan di setiap aktifitasnya selalu menyempatkan untuk merokok apabila tidak merokok siswa akan cenderung lemas dan tidak bersemangat dikarenakan sudah ketagihan zat nikotin. Ketergantungan nikotin akan mengganggu fungsi otak sehingga mengakibatkan penurunan konsentrasi yang disebabkan oleh kekurangan oksigen di dalam darah. Teori ini sesuai dengan penelitian Casino (2006) bahwa terdapat hubungan antara tingkat kesehatan dengan prestasi belajar. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Ada hubungan yang signifikan antara merokok dengan indeks pretasi belajar pada siswa kelas X SMK Muhammadiyah 4 Klaten pvalue=(0,000) ; (0,005). B. Saran 1. Bagi Remaja Remaja dapat berhenti merokok dengan melakukan aktifitas yang positif. 2. Bagi peneliti lain Peneliti berikutnya dapat penelitian dengan meneliti variabel baru tentang merokok dengan penurunan konsentrasi belajar pada siswa. 3. Bagi Institusi Pendiikan SMK Muhammadiyah 4 Klaten dapat mempertegas peraturan tentang larangan merokok agar siswa dapat menurunkan frekuensi merokok. 4. Bagi Perawat Perawat dapat memberikan edukasi secara berkala tentang bahaya merokok, dengan menjelaskan dampak negatif dari rokok yang berdampak bagi tubuh terutama otak sehingga mempengaruhi konsentrasi siswa akhirnya prestasi belajar akan menurun. Dengan adanya edukasi perawat, siswa dapat meningkatkan prestasi belajar.

DAFTAR REFERENSI Arriyadi. 2008. Remaja dan Masalahnya. Bandung : Alfabeta. Kholis, Nur. 2011. Kisah Inspiratif Perjuangan Berhenti Merokok. Yogyakarta : Real Book. Kementrian, Komunikasi dan Informatika. 2010. Jumalah Perokok Peringkat Ke- 3 Dunia. http//www.depkemonfo.go.id Kumboyono. 2010. Hubungan dan perilaku merokok dengan motivasi belajar anak usia remaja di SMK Bina Bangsa Malang. Mulya,Y. &. Ramdani, S. 2010. Analisa Perilaku Konsumen Rokok di Kalngan MahasiswaUniversitasPakuan.Pakuan:MahasiswaUniversitasPakuan. Poetri. 2012. Hubungan antara Gaya Hidup Remaja dengan Prestasi Belajar pada Siswa Jurusan IPS Kelas XI SMA N 1 Jatinom. STIKES Muhammadiyah Klaten : Tidak dipubliasikan WHO.2008. 10 Negara dengan jumalah rokokter besar [internet]. http// www. bmf. litbang. depkes. co.id / WHO. 2008. Konsumsi Tembakau dan Prevalensi Merokok di Indonesia [internet]. http//www.bmf.litbang.depkes.co.id/