PENENTUAN BESAR PENGANGKATAN MAKSIMUM PADA SUDUT ELEVASI TERTENTU DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN AIRFOIL SAYAP PESAWAT

dokumen-dokumen yang mirip
Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av

Oleh: STAVINI BELIA

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA

SOAL TRY OUT FISIKA 2

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA

Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas

Gesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

FLUIDA BERGERAK. Di dalam geraknya pada dasarnya dibedakan dalam 2 macam, yaitu : Aliran laminar / stasioner / streamline.

FLUIDA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia

Antiremed Kelas 11 FISIKA

PRINSIP DASAR MENGAPA PESAWAT DAPAT TERBANG

PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM PEMODELAN HUKUM PASCAL

SOAL MID SEMESTER GENAP TP. 2011/2012 : Fisika : Rabu/7 Maret 2012 : 90 menit

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI

FLUIDA DINAMIS. GARIS ALIR ( Fluida yang mengalir) ada 2

Bagaimana Sebuah Pesawat Bisa Terbang? - Fisika

8. FLUIDA. Materi Kuliah. Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Bab IV Analisis dan Pengujian

PERTEMUAN X PERSAMAAN MOMENTUM

A. 5 B. 4 C. 3 Kunci : D Penyelesaian : D. 2 E. 1. Di titik 2 terjadi keseimbangan intriksi magnetik karena : B x = B y

USAHA, ENERGI & DAYA

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA

BAB FLUIDA. 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1993

FLUIDA DINAMIS. Ciri-ciri umum dari aliran fluida :

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

SOAL REMEDIAL KELAS XI IPA. Dikumpul paling lambat Kamis, 20 Desember 2012

MODUL- 9 Fluida Science Center U i n versit itas Brawijijaya

Xpedia Fisika. Soal Mekanika

B. FLUIDA DINAMIS. Fluida 149

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut!

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

KINEMATIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB FLUIDA A. 150 N.

HIDRODINAMIKA BAB I PENDAHULUAN

GAYA ANGKAT PESAWAT Untuk mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang

APLIKASI DINAMIKA FLUIDA PADA MESIN CUCI PIRING

Aplikasi Hukum Newton

Selanjutnya untuk menurunkan persamaan yang menyatakan Hukum Bernoulli tersebut dapat dikemukakan dengan gambar sebagai berikut.

Pembicaraan fluida menjadi relatif sederhana, jika aliran dianggap tunak (streamline atau steady)

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Fisika

PERTEMUAN VII KINEMATIKA ZAT CAIR

contoh soal dan pembahasan fluida dinamis

PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

Materi Fluida Statik Siklus 1.

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559

Antiremed Kelas 12 Fisika

Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya akan memuai jika dipanaskan.

PERMODELAN MATEMATIS LINTASAN BOLA YANG BERGERAK DENGAN TOP SPIN PADA OLAH RAGA SEPAK BOLA

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

UN SMA IPA 2011 Fisika

MEKANIKA FLUIDA. Ferianto Raharjo - Fisika Dasar - Mekanika Fluida

Aplikasi konsep tekanan benda padat, cair, dan gas pada peristiwa alam yang relevan (dalam penyelesaian masalah sehari hari).

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

PEMBAHASAN SOAL UJIAN NASIONAL SMA MATA PELAJARAN FISIKA TAHUN 2016/2017 (SOAL NO )

BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA

Edy Sriyono. Jurusan Teknik Sipil Universitas Janabadra 2013

Antiremed Kelas 11 Fisika

Gaya yang ditimbulkan oleh fluida yang mengalir diperlukan dalam: M = m.v.1

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMP/MTS SEDERAJAT PAKET 1

BAB IV Pembuatan dan Kalibrasi Alat Ukur Prestasi Turbojet

FIsika FLUIDA DINAMIK

II. TINJAUAN PUSTAKA

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 2. Klasifikasi BendaLatihan Soal 2.1

I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

DASAR PENGUKURAN FISIKA

GAYA. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com

Bab IV Probe Lima Lubang

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.

1. Menjelaskan konsep hukum Pascal 2. Menemukan persamaan hukum Pascal 3. Merangkum dan menjelaskan aplikasi hukum Pascal dalam kehidupan sehari-hari

9/17/ FLUIDA. Padat. Fase materi Cair. Gas

TES STANDARISASI MUTU KELAS XI

Copyright all right reserved

Pertanyaan berhubungan dengan gambar di bawah ini serta pilihan yang ada.

UJIAN NASIONAL SMA/MA

II. TINJAUAN PUSTAKA

Silabus. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD )

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALatihan Soal 11.1

SILABUS : : : : Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur.

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA I TEKANAN FLUIDA DAN HUKUM PASCAL (FL 2 )

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 2 PESAWAT ATWOOD

MOMENTUM, IMPULS, DAN TUMBUKAN

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 6 Mei 009 PENENTUAN BESAR PENGANGKATAN MAKSIMUM PADA SUDUT ELEVASI TERTENTU DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN AIRFOIL SAYAP PESAWAT Ahmad Tanwir *), Juli Astono **), Subroto **), Rita P **) Jurdik Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mencari seberapa besar kemampuan mengangkat profil sayap pesawat pada sudut elevasi dengan menggunakan pemodelan airfoil sayap pesawat. Pada penelitian ini, variabel yang digunakan terdiri dari variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. Variabel bebasnya adalah sudut elevasi model sayap, massa, variabel terikat adalah kemampuan mengangkat beban maksimum sedangkan variabel kontrolnya adalah kecepatan angin, luasan permukaan pemodelan sayap pesawat.. Pengambilan data dilakukan dengan cara percobaan (eksperimen) menggunakan WIN TONEL. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus bernoulli dan nilai ketidakpastiannya. Selain itu data yang diperoleh dianalisis secara grafik menggunakan program Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sudut 0 0 kemampuan mengangkat beban maksimum pada pemodelan airfoil sayap pesawat adalah sebesar 0,37 kg, pada sudut 5 0 kemampuan mengangkat masimum pada pemodelan airfoil sayap pesawat adalah sebesar 0,4 kg, sedangkan untuk sudut 0 0 kemampuan mengangkat beban maksimum pada pemodelan airfoil sayap pesawat adalah sebesar 0,68 kg. Kata kunci: pengangkatan maksimum, sudut elevasi, airfoil sayap pesawat Pendahuluan Seiring dengan berkembangnya IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang semakin pesat, peranan teknologi dalam berbagai segi kehidupan manusia tampak semakin dominan. Melalui berbagai fasilitas dan peralatan yang bersentuhan teknologi, manusia dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Sehingga terjadilah pergeseran orientasi dan kultur dalam kehidupan manusia. Sumber daya manusia tidak lagi dinilai dari segi kuantitatif, khususnya dalam penguasaan terhadap IPTEK. Manusia dengan kompetensi tinggi dan berkualitas akan lebih dapat menjamin kelangsungan hidupnya (Survive), sebagai Basic of technology maka penguasaan terhadap konsep-konsep, prinsip-prinsip dan hukum-hukum dasar fisika mutlak di perlukan dalam rangka penguasaan terhadap IPTEK. Salah satu contoh hasil teknologi yang bermanfaat bagi manusia adalah pesawat terbang, kereta api, mobil yang berkecepatan 00 km/jam atau lebih, kereta api yang berkecepatan 300 km/jam atau lebih serta kapal-kapal atau benda-benda yang bergerak, yang tentu membutuhkan aerodinamika yang efektif. Salah satu alat transportasi yang berkaitan dengan aerodinamika adalah pesawat terbang khususnya pada airfoil sayap pesawat. Pada dasarnya kekuatan-kekuatan yang bekerja pada suatu benda bergantung pada beban dan kecepatan relatif benda itu terhadap medium, antara pesawat dan medium udara menghasilkan kekuatan diantara mereka. Untuk menyelidiki hal ini diperlukan suatu permodelan yang dapat digunakan untuk menentukan penerapan teori aerodinamika khususnya dalam pesawat terbang. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mencari Seberapa besar kemampuan mengangkat beban maksimum pada sudut elevasi tertentu dengan menggunakan pemodelan airfoil sayap pesawat F-

Ahmad Tanwir/ Penentuan Besar Pengangkatan Dasar Sifat Fluida Tiga keadaan umum atau fase, dari materi adalah padat, cair, dan gas. Kita dapat membedakan ketiga fase ini sebagai berikut. Benda padat mempertahankan bentuk dan ukuran yang tetap : bahkan jika gaya yang besar diberikan pada sebuah benda padat, benda tersebut tidak langsung berubah bentuk dan volumenya. Benda cair tidak mempertahankan bentuk yang tetap melainkan mengambil bentuk tempat yang di tempatinya tetapi seperti benda padat, benda cair tidak langsung dapat ditekan, dan perubahan volume yang cukup signifikan terjadi jika diberikan gaya yang besar. Gas tidak memiliki bentuk maupun volume yang tetap gas akan menyebar untuk memenuhi tempatnya. Sebagai contoh, ketika udara dipompa ke dalam ban mobil, udara tersebut tidak seluruhnya mengalir ke bagian bawah ban seperti zat cair, melainkan menyebar untuk memenuhi seluruh volume ban. Karena zat cair dan gas tidak mempertahankan bentuk yang tetap, keduanyan memiliki kemampuan untuk mengalir. Dengan demikian keduanya sering di sebut sebagai fluida. Proses Fluida mempunyai beberapa aspek fisis dan mekanis. Beberapa aspek sangat penting untuk aerodinamika, tekanan (P), temperature (T), kepadatan ( ), berat jenis ( ), viskositas ( ) dan kompresibilitas. Persamaan Bernoulli Persamaan Bernoulli dapat dipakai pada banyak situasi. Satu contoh adalah untuk menghitung gaya angkat pesawat. Pada saat pesawat melaju dengan kecepatan tinggi dilandasan pacu, aliran udara yang menerpa sayap terpecah menjadi aliran yang melalui atas sayap dan aliran di bawah sayap. Karena sayap dibuat melengkung pada permukaan atasnya dan lurus pada bagian bawahnya, maka aliran udara di bagian atas sayap lebih cepat dibanding dengan aliran udara di bawah sayap (v < v ). Akibatnya, tekanan udara di permukaan sayap bagian atas lebih kecil daripada tekanan udara di permukaan bagian bawah sayap (P > P ). Dengan menganggap ketinggian kedua permukaan sayap sama, maka menurut persamaan Bernoulli di peroleh persamaan gaya angkat pesawat sebagai berikut : P v P v P P v v P P v v F F v v A A F F v v A F F Av v F V F V F-

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 6 Mei 009 Arus Dalam Daerah Laminer dan Turbulen Salah satu faktor yang berpengaruh dalam percobaan adalah daerah arus. Daerah arus ada yaitu daerah arus laminer dan turbulen. Aliran Laminer adalah arus dimana partikel arus dikiri kanannya bergerak sejajar dalam lintasan dan kondisinya atau terhadap yang lain tidak mengalami perubahan, sedangkan aliran daerah turbulen adalah partikel fluida bergerak tidak konstan dalam segala arah dan perubahan ini adalah relatif terhadap kedudukannya dan gerakannya saling berpotongan dalam menempuh lintasannya. Gambar Aliran Laminer (Sumber : FISIKA edisi kelima Douglas C.Giantoli) Gambar Aliran Turbuler (Sumber : FISIKA edisi kelima Douglas C.Giancoli) l l v v A A Gambar 3 Aliran Laminer melalui pipa yang diameter berubah (Sumber : FISIKA edisi kelima Douglas C.Giancoli) Similaritas Mekanis Arus Untuk mengetahui pengaruh sudut elevasi terhadap daya angkat sayap pesawat perlu diketahui kekuatan yang bekerja pada permukaan pesawat. Cara yang paling sederhana di lakukan dalam tabung percobaan dengan memasukkan udara pada kecepatan yang dipersyaratkan. Kalau permodelan yang kita gunakan besar berarti tabung percobaan harus besar. Demikian pula kecepatannya. Pelaksanaan tabung percobaan pada permodelan sayap pesawat yang tidak bergerak sangat berbeda dengan keadaan yang sebenarnya. Dinding tabung percobaan mempengaruhi arus udara. Untuk mendapatkan data yang sebenarnya kita harus mengubah keadaan, yaitu dengan mengurangi similaritas mekanis pada model sayap pesawat. Dasar Komponen Pesawat dan Penggunaannya. Kita mempunyai beberapa jenis pesawat yang berbeda.jenis pesawat yang berbeda ini karena adanya tugas yang berbeda. Bentuk dari pesawat tergantung dari ketinggian terbang, kecepatan dan jarak operasi. Oleh karena itu karakter pesawat mempunyai gerak tertentu. Dasar utama gerak terdapat pada sayap, badan dan bagian ekor pesawat. Tiap bagian memiliki struktur yang sangat kompleks dan memiliki tugas tersendiri, selain adanya peralatan untuk pesawat dan terbang. Kedudukan relatif dari semua bagian pesawat merupakan skema arrangement dari pesawat. Adapun salah satu dasar komponen pesawat adalah sayap. Sayap merupakan suatu bagian F-3

Ahmad Tanwir/ Penentuan Besar Pengangkatan dari pesawat yang dapat menerima kekuatan daya angkat. Syarat utama sayap adalah dapat menimbulkan daya angkat. Harga daya angkat tergantung dari kecepatan, bentuk sayap dan letaknya, serta luas. Hingga saat ini, setidaknya ada 3 penjelasan yang diterima untuk fenomena munculnya gaya angkat pada sayap: prinsip Bernoulli, Hukum ke-3 Newton, dan efek Coanda. Sayap pesawat memiliki kontur potongan melintang yang unik. Pada airfoil, permukaan atas sedikit melengkung membentuk kurva cembung, sedangkan permukaan bawah relatif datar. Bila sekelompok udara mengenai kontur airfoil ini, maka ada kemungkinan bahwa udara bagian atas akan memiliki kecepatan lebih tinggi dari bagian bawah, hal ini disebabkan karena udara bagian atas harus melewati jarak yang lebih panjang (permukaan atas airfoil adalah cembung) dibandingkan udara bagian bawah. Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa semakin tinggi kecepatan fluida (untuk ketinggian yang relatif sama), maka tekanannya akan mengecil. Dengan demikian akan terjadi perbedaan tekanan antara udara bagian bawah dan atas sayap. Hal inilah yang menciptakan gaya angkat F. Penjelasan dengan prinsip Bernoulli ini masih menuai pro kontra; namun penjelasan ini pulalah yang digunakan Boeing untuk menjelaskan prinsip gaya angkat. Penjelasan menggunakan hukum ke-3 Newton menekankan pada prinsip perubahan momentum manakala udara dibelokkan oleh bagian bawah sayap pesawat. Dari prinsip aksi reaksi, muncul gaya pada bagian bawah sayap yang besarnya sama dengan gaya yang diberikan sayap untuk membelokkan udara. Sedangkan penjelasan menggunakan efek Coanda menekankan pada beloknya kontur udara yang mengalir di bagian atas sayap. Bagian atas sayap pesawat yang cembung memaksa udara untuk mengikuti kontur tersebut. Pembelokan kontur udara tersebut dimungkinkan karena adanya daerah tekanan rendah pada bagian atas sayap pesawat (atau dengan penjelasan lain: pembelokan kontur udara tersebut menciptakan daerah tekanan rendah). Perbedaan tekanan tersebut menciptakan perbedaan gaya yang menimbulkan gaya angkat F. Meski belum ada konsensus resmi mengenai mekanisme yang paling akurat untuk menjelaskan munculnya fenomena gaya angkat, yang jelas sayap pesawat berhasil mengubah sebagian gaya dorong T mesin menjadi gaya angkat F. Metode Penelitian Penelitian studi penentuan besar pengangkatan maksimum pada sudut elevasi tertentu dengan menggunakan pemodelan airfoil sayap pesawat telah dilaksanakan pada bulan Desember 007 sampai dengan Januari 008 dengan tempat penelitian di Laboratorium Fisika Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen dengan mengambil beberapa variabel mendasar meliputi sudut elevasi, pemodelan airfoil sayap, massa beban dan kemampuan mengangkat beban maksimum dengan mengontrol kecepatan angin dan luasan permukaan pemodelan. Adapun data dianalisis menggunakan persamaan Bernoulli sebagai berikut: dengan besarnya ralat adalah: F Av v F v F v A v F Av v v F v vf F v Av v Av v v v Av Av v v v v Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk Seberapa besar kemampuan mengangkat beban maksimum pada sudut elevasi tertentu dengan menggunakan pemodelan airfoil sayap pesawat. Pada penelitian ini digunakan satu set alat yang kita beri nama WIN TONEL. Alat ini kita buat dengan sangat F-4

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 6 Mei 009 sederhana yaitu dengan menggunakan plat besi untuk membuat trowongan angin, kemudian kayu sebagai permodelan airfoil sayap pesawat. Karena penelitian ini membutuhkan udara yang sangat besar sehingga kita menggunakan blower dari mesin pompa air karena kita anggap mampu menghasilkan putaran yang cukup tinggi untuk menghasilkan kekuatan udara yang kita harapkan. Untuk mengukur besar kecepatan angin kita menggunakan alat pengukur kecepatan angin digital. Dalam melakukan penelitian ini ada beberapa kendala yang peneliti hadapi yaitu ukuran dari trowongan angin yang digunakan sangat kecil, sehingga jumlah data yang bisa kita ambil sangat kurang dari apa yang kita harapkan. Tetapi walaupun demikian data ini sudah mampu menunjukkan bahwa pemasangan sudut elevasi sayap pesawat berpengaruh terhadap daya angkat sayap pesawat. Kendala yang kedua yaitu masalah udara yang berada di dalam terowongan. Udara yang kita harapkan adalah udara yang laminer, tetapi apabila kita melihat dari kondisi alat yang kita gunakan sangat sulit untuk mendekati udara yang laminer. Tetapi ada beberapa usaha yang kita lakukan untuk mendapatkan udara yang laminer yaitu dengan memasang kawat strimin dan penyekat dari triplek di dalam terowongan angin. Kawat strimin dipasang memotong terowongan angin, kemudian penyekatnya dipasang sejajar dengan terowongan angin. Dengan melakukan hal ini ternyata hasil yang kita peroleh lebih baik daripada sebelum memasang strimin dan penyekat di dalam terowongan. Dari penelitian ini, kita dapat menentukan besarnya gaya angkat pada masing masing sudut yang ditabulasikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Sudut 0 0 V (m/s) V (m/s) F(N) 0 0 0.86 0 0 0 0.86 4.5 7.4 0,69 0.97 4.9 6.5 0,36 0.7 5.5 5.9 0,09 0.8 5.7 5.8 0,03 0.37 5.9 5. -0,54 Sudut 5 0 V (m/s) V (m/s) F(N) 5 0 0.86 0 0 0 0.86 3. 7.8,0 0.97 4.3 6.4 0,45 0.07 4.4 6.3 0,4 0.7 4.6 5. 0, 0.37 5.8 5. -0,3 Sudut 0 0 θ Massa (kg) V (m/s) V (m/s) F(N) 0 0 0.86 0 0 0 0.86 3.3 7.9,03 0.97 3.6 7 0,7 0.07 3.9 6.5 0,54 0.7 4. 5.7 0,3 0.38 4.3 5.4 0, 0.68 5.4 5.6 0,04 Selanjutnya dapat dianalisis untuk setiap sudut elevasi sebagai berikut: F-5

Ketinggian (m) Ahmad Tanwir/ Penentuan Besar Pengangkatan Sudut (θ) = 0 o V (m/s) V (m/s) h awal (cm) h akhir (cm) h(cm) h(m) 0 0 0.86 0 0 0 0 0.86 4.5 7.4 3 0.0 0.97 4.9 6.5.8 0.8 0.008 0.7 5.5 5.9.5 0.5 0.005 0.8 5.7 5.8.3 0.3 0.003 0.37 5.9 5. 0 0 Dari Tabel di atas dapat digambarkan grafik hubungan antara massa dengan ketinggian pada sudut 0 0 sebagai berikut : Sudut (θ) = 5 o V (m/s) V (m/s) h awal (cm) h akhir (cm) h(cm) h(m) 5 0 0.86 0 0.8.8 0 0 0.86 3. 7.8.8 4.5.7 0.07 0.97 4.3 6.4.8 4. 0.0 0.07 4.4 6.3.8 3.8 0.0 0.7 4.6 5..8 3.5 0.7 0.007 0.37 5.8 5..8 3 0. 0.00 0.4 5.4 4.8.8.8 0 0 Dari Tabel di atas dapat digambarkan grafik hubungan antara massa dengan ketinggian pada sudut 5 0 sebagai berikut : Grafik hubungan antara massa VS ketinggian 0.08 0.06 0.04 0.0 0.0 0.008 0.006 0.004 0.00 0 0 0.05 0. 0.5 0. 0.5 0.3 Massa (kg) F-6

Ketinggian (m) Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 6 Mei 009 Sudut (θ) = 0 o θ Massa (kg) V (m/s) V (m/s) h awal (cm) h akhir (cm) h(cm) h(m) 0 0 0.86 0 0 3. 3. 0 0 0.86 3.3 7.9 3. 5.3. 0.0 0.97 3.6 7 3. 4.9.8 0.08 0.07 3.9 6.5 3. 4.5.4 0.04 0.7 4. 5.7 3. 4.3. 0.0 0.38 4.3 5.4 3. 3.8 0.7 0.007 0.68 5.4 5.6 3. 3. 0 0 Dari Tabel di atas dapat digambarkan grafik hubungan antara massa dengan ketinggian pada sudut 0 0 sebagai berikut : Grafik hubungan antara massa VS ketinggian 0.05 0.0 0.05 0.0 0.005 0 0 0.05 0. 0.5 0. 0.5 0.3 Massa (kg) Kesimpulan Berdasarkan tujuan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan, maka penelitian ini dapat disimpulkan, pada sudut 0 0 kemampuan mengangkat beban maksimum pada pemodelan airfoil sayap pesawat adalah sebesar 0,37 kg, pada sudut 5 0 kemampuan mengangkat masimum pada pemodelan airfoil sayap pesawat adalah sebesar 0,4 kg, sedangkan untuk sudut 0 0 kemampuan mengangkat beban maksimum pada pemodelan airfoil sayap pesawat adalah sebesar 0,68 kg. DAFTAR PUSTAKA Moch. Slamet Waluyo. Aerodinamika ; Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta, 996. Douglas C. Giancoli. FISIKA Edisi Kelima ; Jakarta : Penerbit ERLANGGA Jakarta, 00. Tim Fisika. Fisika a ; Jakarta : Penerbit Yudhistira Jakarta, 994. F-7