PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DENGAN REWARD AND PUNISHMENT SISWA KELAS VA SD NEGERI TEGALPANGGUNG YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE MIND MAP SISWA KELAS V

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

Keywords: guided inquiry, science

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN GIVING REWARD AND PUNISHMENT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS V SDN TLOGOADI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN 1 PEJAGOAN TAHUN AJARAN

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR SISWA KELAS I SD NEGERI GEMBONGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS III SD

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Ahmad HeruWibowo NIM

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR KELAS IV SD N BALANGAN II

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI FUNGSI ALAT TUBUH MANUSIA MELALUI PUZZLES PICTURE GAME PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 KOKAP

IMPROVING FIFTH GRADER STUDENT S SCIENCE LEARNING ACTIVITY USING MIND MAPPING

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

MENINGKATKAN KETERAMPILAN HITUNG PENJUMLAHAN PADA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PERMAINAN BUJUR SANGKAR AJAIB KELAS II SD 1 PEDES ARTIKEL JURNAL

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

A R T I K E L PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 09 KEPALA BUKIT KEC. SUNGAI PAGU KAB.

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA, SIKAP TANGGUNG JAWAB DAN KERJASAMA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BLUNYAHAN BANTUL

Kata kunci: Metode Simulasi, Motivasi Belajar, dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE KATA LEMBAGA SISWA KELAS I SD KARANGGAYAM ARTIKEL JURNAL

Joyful Learning Journal

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

PENGGUNAAN ALAT PERAGA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 2 SANGGRAHAN

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL TREFFINGER DI KELAS VA SD NEGERI 08 SURAU GADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DI KELAS IV SD NEGERI MALANGAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

Arun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni R.J. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Kata Kunci: Hasil Belajar, Keterampilan Proses,, Media Lingkungan,, Metode Eksperimen, Pembelajaran IPA. Abstract

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DI KELAS IV SDN NO. 3 PANII

Peningkatan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Metode Inkuiri. Zaiyasni PGSD FIP UNP Padang

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V

Joyful Learning Journal

PENERAPAN BELAJAR KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA SD NEGERI KEPEK ARTIKEL JURNAL

Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Pembelajaran Menggunakan Lembar Kerja Berstruktur Di SMP Negeri 1 Pallangga Gowa

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SUNGAPAN

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER ARTIKEL JURNAL

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SD

PENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI KELAS V SD

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS VI SDN PURO PAKUALAMAN ARTIKEL SKRIPSI

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK

Penerapan Experiential Learning

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM MEWUJUDKAN ACTIVE JOYFULL EFFECTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA BLOK PECAHAN SISWA KELAS V

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR. Oleh

Joyful Learning Journal

Keyword: Cooperative learning,experimental method, learning activities, physics achievement, science process skill, TPS.

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

Transkripsi:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DENGAN REWARD AND PUNISHMENT SISWA KELAS VA SD NEGERI TEGALPANGGUNG YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Ria Ulyanti Nurcahyaningtyas NIM 08108241112 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JULI 2015

Peningkatan Hasil Belajar (Ria Ulyanti Nurcahyaningtyas) 1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DENGAN REWARD AND PUNISHMENT SISWA KELAS VA SD NEGERI TEGALPANGGUNG YOGYAKARTA IMPROVING STUDENT ACHIEVEMENT ON SCIENCE THROUGH EXPERIMENTAL LEARNING METHOD USING REWARD AND PUNISHMENT STUDENT OF GRADE VA SD NEGERI TEGALPANGGUNG YOGYAKARTA Oleh: Ria Ulyanti Nurcahyaningtyas, mahasiswa pgsd fip uny,riacahyaya@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuanmeningkatkan hasil belajar IPA menggunakan metode pembelajaran eksperimen dengan reward and punishment pada siswa kelas VA SD Negeri Tegalpanggung, Yogyakarta. Penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas model siklus Kemmis dan Mc Taggart. Subyek penelitian adalah siswa kelas VA SD Negeri Tegalpanggung. Obyek penelitian adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Teknik pengumpulan data menggunakan penilaian tes pada tiap akhir siklus. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitaif.hasil belajaripa siswa kelas VA SD Negeri Tegalpanggung Yogyakarta meningkat setelah diberikan tindakan berupa metode pembelajaran eksperimen dengan reward and punishment. Hasil belajar IPA siswa mengalami peningkatan setelah diberikan tindakan siklus I 70,45 dan pada siklus II 82,72. Kegiatan eksperimen meliputi kegiatan siswa berdiskusi, melaporkan hasil kegiatan eksperimen, dan membuat kesimpulan. Pemberian reward berupa pujian (verbal dan non verbal), pemberian hadiah, dan tanda penghargaan. Pemberian punishment berupa punishment preventif dan punishment represif. Katakunci: hasil belajar IPA, metode pembelajaran eksperimen, reward and punishment Abstract The purpose of this research was to improve student achievement on sciencethrough experimental learning method using reward and punishment of grade VA SD Negeri Tegalpanggung Yogyakarta. It was Kemmis and Mc Taggart classroom action research. The subjects were students of class VA SD Negeri Tegalpanggung. The objects was student achievement on science. The data collecting technique was test. The data analysis technique was qualitative and quantitative description. The student achievement on science of grade VA SD Negeri Tegalpanggung was improved after given experimental learning method using reward and punishmeny. Student achievement on science learning was 70,45 in the first cycle and 82,72 in the second cycle. The steps of the action were student discussion, reporting experimental activities, and making conclusion. The rewards were com[ilments (verbal and non-verbal), price, and award. The punishment were preventive and repressive punishment. Keywords: student achievement on science, experimental learning method, reward and punishment. PENDAHULUAN Menurut Grondlund (dalam Purwanto, 2008: 45) Hasil belajar yang diukur merefleksikan tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari hasil pengajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku (behavior) yang dapat diamati dan diukur. Pada proses pembelajaran siswa diharapkan aktif, sehingga siswa mampu mencari, atau menemukan suatu pengetahuan baru yang tujuannya tidak lain untuk meningkatkan kualitas dari pembelajaran. Harapan tersebut untuk saat ini seharusnya bukan lagi hal yang mustahil. Dikatakan bukan lagi hal yang mustahil karena berbagai sarana yang sekarang lebih mudah dijangkau dari pada jaman dahulu, dan berbagai

2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 13 Tahun ke IV Agustus 2015 pihak ikut mendukung dan berperan serta untuk mewujudkannya. Meskipun sudah banyak usaha yang telah dilakukan oleh berbagai pihak, namun observasi dan eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan masih sering dijumpai guru menyampaikan lainnyasaling berkaitan, saling menjelaskan pembelajaran lebih banyak dengan ceramah. Guru hanya memberikan informasi dan siswa diwajibkan hafal akan materi tersebut. Proses seperti itu merupakan proses pembelajaran yang hasilnya banyak membuat siswa pasif dalam menggali pengetahuan. Disini salah satunya sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Diperkuat adalah pada proses pembelajaran Ilmu dengan pendapat dari Winaputra mengemukakan Pengetahuan Alam (IPA). bahwa tidak hanya merupakan kumpulan Usman Samatowa (2006: 13) berpendapat pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara mengharuskan para guru untuk meningkatkan kemampuan dan mengembangkan keahlian. Setiap guru harus memahami alasan mengapa suatu mata pelajaran perlu diajarkan di sekolah, guru harus tahu benar kegunaan-kegunaan apa yang dapat diperoleh dari pelajaran IPA.Dari memecahkan masalah. Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut maka dapat diketahui bahwa pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. pendapat ahli tersebut, maka dapat disimpulkan Proses pembelajaran menekankan pada bahwa guru yang profesional harus bisa pemberian pengalaman secara langsung untuk menciptakan suasana belajar yang mengembangkan kompetensi agar mampu menyenangkan sehingga proses pembelajaran bisa berjalan dengan efektif. Penerapan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai sangat dibutuhkan agar siswa tidak merasa bosan. mempelajari alam sekitar. Pembelajaran IPA diarahkan pada kegiatan berbasis siswa aktif dan penemuan pengetahuan sendiri, sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman Ada beberapa metode pembelajaran yang yang lebih mendalam tentang alam atau dapat diterapkan untuk mencapai keberhasilan dalam belajar khususnya pada mata pelajaran IPA. Pertama, yaitu dengan menerapkan metode lingkungan sekitar. Metode pembelajaran yang kedua, yaitu dengan pemberian reward (penghargaan) dan pembelajaran eksperimen. Seperti yang punishment (hukuman). Reward diberikan oleh dikemukakan oleh Powler (Usman Samatowa, 2006: 3) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil guru kepada siswa dengan memberikan hadiah atas hal positif yang dilakukan oleh siswa. Pemberian reward dimaksudkan untuk membuat anak lebih giat untuk bekerja dan berbuat lebih baik lagi. Punishment diberikan oleh guru

kepada siswa karena siswa melakukan pelanggaran atau kesalahan. Punishment akan membuat siswa tidak mengulangi kesalahannya. Seperti yang dikemukakan oleh Skinner (Sugihartono dkk, 2007:98) unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement) dan hukuman (punishment). Penguatan adalah konsekuensi yang meningkatkan kemungkinan bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya hukuman adalah konsekuensi yang menurunkan kemungkinan terjadinya suatu perilaku. Penguatan dibagi menjadi dua, yaitu penguatan positif (rewarding) dan penguatan negatif. Berdasarkan pengamatan pada kelas VA SD Negeri Tegalpanggung Yogyakarta yang dilakukansaat kegiatan PPL (Agustus 2014), dalam menyampaikan pembelajaran IPA guru lebih banyak berceramah dan hanya memberikan penugasan dengan mengerjakan Lembar Kelas Siswa (LKS) tanpa metode pembelajaran yang mendukung. Pengamatan kedua dilakukan pada 26 Januari 2015, saat guru menyampaikan pembelajaran siswa cenderung tidak tertarik dan lebih sibuk dengan aktivitas mereka sendiri. Metode pembelajaran yang digunakan kurang menarik perhatian para siswa, sehingga pada saat pembelajaran siswa sering membuat kegaduhan. Selain itu ketika guru memberikan pertanyaan pada siswa tentang materi pelajaran IPA tidak ada siswa yang antusias untuk menjawab pertanyaan dari guru, sehingga siswa tidak mempunyai dorongan untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Keadaan tersebut berpengaruh pada hasil belajar IPA siswa yang belum mencapai KKM. Hal itu dibuktikan dengan perolehan tes hasil belajar yang Peningkatan Hasil Belajar (Ria Ulyanti Nurcahyaningtyas) 3 dilakukan sebelum tindakan, berdasarkan data yang diperoleh nilai rata-rata kelashanya 61,36. Hal tersebut dapat menjadi indikasi untuk melihat bahwa hasil belajar IPA pada siswa kelas VA di SD Negeri Tegalpanggung masih rendah (belum mencapai KKM). Rendahnya hasil belajar siswa dapat disebabkan oleh beberapa hal. Antara lain, metode pembelajaran yang digunakan guru kurang efektif yaitu lebih banyak menggunakan metode ceramah dan penugasan, kurangnya tindak lanjut guru dalam memperbaiki metodepembelajaran. Keterbatasan guru dalam mencipatakan suasana belajar yang menyenangkan di kelas menimbulkan kejenuhan dan kebosanan pada siswa, sehingga siswa tak ada dorongan untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Setidaknya guru perlu berupaya untuk menciptakan suasana belajar semenarik mungkin agar siswa senang dan dapat termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan adanya dorongan belajar pada siswa, maka hasil belajar siswa juga akan meningkat. Penggunaan metode eksperimen diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar secara langsung pada siswa akan lebih mudah diterima oleh siswa. Penggunaan metode reward and punishment juga diharapkan dapat menjadi alat pendorong siswa agar lebih bergairah dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka diadakan penelitian tindakan kelas yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Metode Pembelajaran Eksperimen dengan Reward and Punishment Siswa Kelas VA SD Negeri Tegalpanggung Yogyakarta.

4 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 13 Tahun ke IV Agustus 2015 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa inggris dikenal dengan Classroom Action Research (CAR). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk penelitian tindakan kelas, yakni penelitian yang melibatkan guru kelas. Dalam hal ini guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti bertindak sebagai pengamat (observer). Desain Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart (dalam Suharsimi Arikunto, 2006: 93) Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 bulan April 2015 di kelas VA SD Negeri Tegalpanggung yang terletak di Kecamatan Danurejan, Yogyakarta. Keterangan: Siklus I: 1. Perencanaan I 2. Perlakuan dan Pengamatan I 3. Refleksi I Siklus II:1. Perencanaan II 2. Perlakuan dan Pengamatan II 3. Refleksi II Subyek Penelitian Subyek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VA di SD Negeri Tegalpanggung Yogyakarta. Jumlah siswa kelas VA ada 22 siswa, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Obyek penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui metode pembelajaran eksperimen dengan reward and punishment. Prosedur Pada penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc. Taggart yang mencakup perencanaan tindakan, implementasi tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut ini adalah gambar siklus tindakan kelas model Kemmis and Taggart yang digunakan dalam penelitian ini : Teknik Pengunpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah tes pada tiap akhir siklus, dan dokumentasi. 2. Instrumen Penelitian a) Metode tes Penelitian ini menggunakan dua macam tes yaitu tes sebelum tindakan untuk mengetahui penguasaan materi serta hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA yang telah diajarkan menggunakan model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru sebelum menggunakan penelitian tindakan kelas, dan tes yang dilakukan setelah tindakan atau tes setia[ akhir siklus digunakan untuk mengetahui penguasaan materi dan hasil belajar terhadap mata pelajaran IPA setelah diberi tindakan. Soal

tes dalam penelitian ini berisi banyak butir soal yang mengukur hasil belajar siswa dalam aspek kognitif. b) Dokumentasi Penggunaan metode dokumentasi dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh datadata dalam penelitian, misalnya dari nilai evaluasi belajar siswa dalam periode tertentu dan foto-foto pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Dokumentasi dilakukan untuk memberikan gambaran secara nyata tentang aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran untuk memperkuat data yang diperoleh. c) Validasi Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes (tes sebelum tindakan dan tes pada setiap akhir siklus), dan dokumentasi. Validitas yang digunakan yaitu validitas logis. Validitas logis untuk sebuah instrumen menunjukkan pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan penalaran (Suharsimi Arikunto, 2006 169). Penyusunan instrumen berpedoman pada kurikulum yang digunakan dan dikonsultasikan kepada ahlinya. 3. Teknik Analisis Data Data dalam penelitian ini, diperoleh dari hasil pengumpulan data melalui tes (tes sebelum tindakan dan tes pada setiap akhir siklus), dan dokumentasi. Data penelitian ini dianalisis dengan analisis kuantitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hasil belajar kelas VA dalam pembelajaran menggunakan metode eksperimen dengan reward and punishment. 1) Tes Hasil Belajar Siswa Bentuk tes yang digunakan adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda dengan Peningkatan Hasil Belajar (Ria Ulyanti Nurcahyaningtyas) 5 empat pilihan jawaban, setiap jawaban benar mendapatkan skor 5 dan apabila jawaban salah mendapatkan skor 0. Untuk menganalisis data yang diperoleh melalui tes, langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung jumlah skor yang didapatkan masing-masing siswa. Dari skor tersebut maka ditentukan nilai siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Siswa = 100% Setelah diketahui nilai masing-masing siswa, data dianalisis dengan mencari rata-rata kelas dengan menggunakan rumus dari Suharsimi Arikunto (2007: 267) sebagai beikut: M = Keterangan: M fx n = mean/rata-rata nilai siswa = jumlah skor para siswa = banyaknya siswa Langkah terakhir adalah mencari persentase siswa yang berhasil mencapai KKM. Untuk mencari persentase tersebut dapat digunakan rumus: Persentase = 100% HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Hasil Penelitian Pra Siklus (Sebelum Tindakan) Berdasarkan hasil pengamatan guru masih lebih banyak berceramah, dan memberikan penugasan. Di sini guru masih mendominasi pelajaran. Selama kegiatan pembelajaran siswa merasa bosan dikarenakan hanya mengerjakan soal-soal tanpa mengetahui makna atau tujuan pembelajaran. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingkah laku siswa yang kurang disiplin dengan

6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 13 Tahun ke IV Agustus 2015 membuat gaduh di kelas. Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal pra tindakan, karena kurangnya perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil tes didapat data yang berupa angka-angka mengenai nilai yang diperoleh masing-masing siswa. Hasil analisis deskriptif kuantitatif menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas adalah 61,36 dengan nilai tertinggi 80 dan terendah 40. Adapun nilai yang diperoleh siswa pada pra tindakan dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VA (tes sebelum tindakan) Frek. (siswa) Persentase (%) 70 8 36 65 13 64 Jumlah 22 100 Ratarata kelas Persentase ketuntasan (%) 61,36 36 Dari tabel tersebut dapat diketahui hasil belajar siswa pada pra siklus menunjukkan ada 8 siswa atau hanya 36.36% yang mencapai KKM. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa terdapat 63,64% dari keseluruhan siswa masih belum mencapai KKM. 2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I Pelaksanaan kegiatan eksperimen pada siklus I masih belum optimal. Pada saat berdiskusi kelompok masih banyak siswa yang tidak bekerja kelompok dengan benar, ada yang berpindah-pindah dari kelompok satu ke kelompok yang lain hanya untuk mengobrol, ada juga anak yang mengganggu kelompok lain karena sudah selesai, ada pula yang tidak mau berkelompok dengan teman sekelompoknya dengan berbagai alasan. Masih ada beberapa siswa yang merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran. Pada hasil tes belajar ditemukan bahwa ada beberapa siswa masih belum menguasai beberapa aspek kognitif dari hasil belajar. Pertama, siswa kurang memahami tujuan dari kegiatan eksperimen sehingga membuat siswa kesulitan mengambil kesimpulan dari hasil kegiatan eskperimen. Kedua, siswa masih kesulitan untuk menerapkan langkah-langkah kegiatan eksperimen dengan maksimal karena waktu yang terbatas. Ketiga, siswa masih belum dapat menganalisis secara tepat tentang kegiatan eksperimen yang sedang dilakukan karena suasana belajar yang kurang kondusif, sehingga membuat siswa kurang fokus pada kegiatan pembalajaran. Berdasarkan hasil refleksi, diperlukan adanya perbaikan dalam tindakan selanjutnya. Misalnya pertama, siswa diberikan penjelasan materi kegiatan eksperimen dengan sejelas-jelasnya. Kedua, siswa dibimbing untuk melakukan kegiatan eksperimen, serta melakukan kegiatan eksperimen dengan efektif agar kegiatan eksperimen dapat optimal. Ketiga, dalam aspek analisis siswa masih diberikan punishment preventif agar siswa dapat dikondisikan, sehingga siswa dapat fokus dalam menganalisis kegiatan eksperimen. Hukuman represif berupa hukuman pemberian tugas juga perlu diberikan agar siswa dapat menerima konsekuensi dari kesalahan yang mereka lakukan. Misalkan ketika pembelajaran sedang berlangsung, siswa yang kurang disiplin akan mendapatkan punishment berupa pemberian tugas untuk mengumpulkan alat-alat eksperimen. Reward diberikan ketika siswa menunjukkan sikap yang positif pada saat pembelajaran, siswa aktif bertanya, dan dapat

bekerjasama secara baik dengan kelompoknya. Reward and punishment dapat dijadikan sebagai faktor pendorong bagi siswa agar lebih aktif dan bersemangat mencapai keberhasilan belajar. Pada dasarnya metode eksperimen dengan reward and punishment dalam pembelajaran sudah cukup efektif. Dengan menerapkan kegiatan eksperimen, sebagian besar siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran pada materi pesawat sederhana. Hal ini dapat dilihat pada semangat siswa dalam menyelesaikan percobaan yang berhubungan dengan materi pelajaran. Selain itu metode pembelajaran eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena kegiatan eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan yang terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Keefektifan kegiatan eksperimen dalam pembelajaran berdampak positif pada hasil tes akhir siklus I yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pra tindakan. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I Frek. Persentase (siswa) (%) 70 16 73 65 6 27 Jumlah 22 100 Ratarata kelas Persentase ketuntasan (%) 70,45 73 Dari tabel tersebut dapat diketahui hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan ada 16 siswa atau 72,72% sudah mencapai KKM. Hasil tersebut mengindikasikan belum adanya keberhasilan dalam pembelajaran karena belum memenuhi keriteria keberhasilan sebesar 75% dari keseluruhan siswa. Perbandingan pada hasil Peningkatan Hasil Belajar (Ria Ulyanti Nurcahyaningtyas) 7 belajar siswa pada pra siklus dan siklus I dapat dilihat pada diagram berikut ini. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 Gambar 3. Diagram Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra siklus dan Siklus II Perbandingan persentase ketuntasan belajar siswa pra siklus dengan siklus I disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut: 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus Siklus I Gambar 4. Diagram Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I 3. Deskripsi Hasil Penenlitian Siklus II Perbaikan yang dilakukan pada siklus II dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan kegiatan eksperimen siswa lebih antusias dalam kegiatan pembelajaran, reward and punishment membuat siswa lebih bergairah dan mendapat dorongan agar lebih giat dalam mencapai hasil belajar. Adanya Hasil Belajar Siswa persentase ketuntasan belajar siswa (%) Pra Siklus I Siklus persentase ketuntasan belajar siswa (%) peningkatan hasil belajar IPA siswa pada siklus

8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 13 Tahun ke IV Agustus 2015 ke II ini, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan metode pembelajaran eksperimen dengan reward and punishment pada pembelajaran IPA siswa kelas VA di SD Negeri Tegalpanggung Yogyakarta dikatakan berhasil. Penelitian ini berakhir pada siklus kedua karena hasil belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan seperti yang ditetapkan dan telah mencapai ketuntasan. Tindakan pada siklus II dilakukan selama dua kali pertemuan, yaitu pada tanggal 6 dan 11 April 2015. Hasil analisis deskriptif kuantitatif menunjukkan nilai rata-rata kelas yang diperoleh dari keseluruhan siswa pada hasil pos tes siklus II mencapai 82,72 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Adapun nilai yang diperoleh siswa pada siklus II dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus II Frek. Persentase (siswa) (%) 70 20 90,9 65 2 9,1 Jumlah 22 100 Ratarata kelas Persentase ketuntasan (%) 82,72 90.9 Dari tabel tersebut dapat diketahui hasil tes siklus II yang diikuti oleh 22 siswa, nilai ratarata kelas sudah mencapai 82,72. Dari data tersebut, kriteria keberhasilan rata-rata kelas pada siklus II sudah sangat terpenuhi, karena berdasarkan kesepakatan awal nilai rata-rata kelas yang harus dipenuhi yaitu 70. Dengan melihat persentase ketuntasan untuk keseluruhan siswa yaitu sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa mendapatkan nilai 70 sudah terpenuhi pada siklus II. Persentase ketuntasan siswa yang memenuhi KKM mencapai 90,90%. Dari 22 siswa yang mengikuti tes, 20 siswa (90,90%) sudah memenuhi KKM, sedangkan 2 siswa (9,1%) belum meenuhi KKM. Perbandingan nilai antara Pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 5. Perbandingan Hasil Tes Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Aspek Hasil Belajar Pra Siklus Siklus I Siklus II 85 85 100 tertinggi 50 50 60 terendah rata-rata 61,36 70,45 82,72 Persentase siswa yang 36,36% 72,72% 90,90% mencapai KKM Dari data tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa, antara nilai siswa pada siklus I dengan siklus II mengalami peningkatan. rata-rata kelas pada siklus I mencapai 72,72, sedangkan nilai rata-rata kelas pada siklus II mencapai 82,72. Persentase ketuntasan siswa yang sudah memenuhi KKM dari keseluruhan siswa juga mengalami peningkatan. Pada siklus I ketuntasan siswa mencapai 72,72%, sedangkan pada siklus II mencapai 90,90%. Hasil ini sudah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian, sehingga tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. Perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 Gambar 5. Diagram Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Perbandingan persentase ketuntasan belajar siswa pra siklus dengan siklus II disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut: 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 Hasil Belajar Siswa siklus I Siklus II Hasil Belajar Siswa persentase ketuntasan belajar siswa (%) siklus I Siklus II persentase ketuntasan belajar siswa (%) Gambar 6. Diagram Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Pada dasarnya penggunaan metode pembelajaran eksperimen dengan reward and punishment dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VA di SD Negeri Tegalpanggung khususnya pada materi pesawat sederhana. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil tes siklus II, dari 22 siswa yang mengikuti tes terdapat 20 siswa (90,90%) yang sudah memenuhi nilai KKM 70 dan 2 siswa (9,1%) yang belum memenuhi nilai KKM 70. Berdasarkan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, maka dapat dikatakan bahwa keberhasilan proses belajar menggunakan Peningkatan Hasil Belajar (Ria Ulyanti Nurcahyaningtyas) 9 metode pembelajaran eksperimen dengan reward and punishment sudah terlaksana dan keberhasilan, dikarenakan 75% dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar telah mencapai nilai KKM 70. Dengan demikian, penelitian dihentikan dan tidak dilanjutkanpada siklus berikutnya. Berikut ini perbandingan hasil belajar dan persentase ketuntasan belajar siswa antara pra siklus,siklus I dan siklus II dapat dilihat dalam diagram. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 Gambar 7. Diagram Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus I Siklus Siklus II Hasil Belajar Siswa persentase ketuntasan belajar siswa (%) pra siklus I siklus siklus II persentase ketuntasan belajar siswa (%) Gambar 8. Diagram Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Metode pembelajaran eksperimen dipilih karena pada pembelajaran IPA guru lebih banyak berceramah dan memberi penugasan. Metode pembelajaran seperti itu menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dan antusias.

10 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 13 Tahun ke IV Agustus 2015 Menurut pendapat Usman Samatowa (2006: 13) percobaan tentang sesuatu hal, mengamati dalam pelaksanaan pembelajaran IPA prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, mengharuskan para guru untuk meningkatkan kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kemampuan dan mengembangkan keahlian. kelas dan dievaluasi oleh guru. meode Setiap guru harus memahami alasan mengapa pembelajaran ini bertujuan agar siswa mampu suatu mata pelajaran perlu diajarkan di sekolah, mencari dan menemukan sendiri berbagai guru harus tahu benar kegunaan-kegunaan apa jawaban atas persoalan-persoalan yang yang dapat diperoleh dari pelajaran IPA. Peryataan tersebut diperkuat oleh pendapat dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri serta melatih cara berpikir ilmiah. Dalam Trianto (2010: 153) bahwa Ilmu Pengetahuan proses belajar mengajar dengan kegiatan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA eksperimen, siswa diberikan kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, bukan hanya kumpulan pengetahuan yang mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip menganalisis, membuktikan dan menarik saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Berdasarkan pendapat Trianto tersebut maka kesimpulan sendiri mengenai suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari dapat diketahui bahwa pembelajaran IPA kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. atau adil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu, yang akan membuatnya lebih memahami atas konsep yang dipelajari. Proses pembelajaran menekankan pada Selain menggunakan metode pembelajaran pemberian pengalaman secara langsung untuk eksperimen, pemberian reward and punishment mengembangkan kompetensi agar mampu juga diberikan kepada siswa agar dapat mempelajari alam sekitar. Pembelajaran IPA mencapai keberhasilan dalam belajar. Pemberian diarahkan pada kegiatan berbasis siswa aktif dan reward and punishment merupakan unsur penemuan pengetahuan sendiri, sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman terpenting dalam belajar. Menurut Skinner (Sugihartono dkk, 2007:98-99) unsur yang yang lebih mendalam tentang alam atau terpenting dalam belajar adalah adanya lingkungan sekitar. penguatan (reinforcement) dan hukuman Berdasarkan pendapat dari para ahli, salah satu model pembelajaran yang diberikan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa yaitu (punishment). Penguatan adalah konsekuensi yang meningkatkan kemungkinan bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya hukuman dengan menggunakan kegiatan eksperimen. adalah konsekuensi yang menurunkan Menurut Roestiyah (2001: 80), metode kemungkinan terjadinya suatu perilaku. pembelajaran eksperimen adalah suatu cara Penguatan dibagi menjadi dua bagian yaitu: (1) mengajar, dimana siswa melakukan suatu Penguatan positif berupa penguatan berdasarkan

prinsip bahwa adanya peningkatan respon positif karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding), (2) penguatan negatif berupa penguatan berdasarkan prinsip bahwa adanya peningkatan respon positif karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). M. Ngalim Purwanto (2006: 182) menjelaskan bahwa reward diberikan agar anak menjadi lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi kedisipilinannya. Anak akan menjadi lebih keras kemauannya untuk berbuat yang lebih baik lagi, sehingga siswa akan lebih bergairah untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Reward yang diberikan dalam penelitian ini berupa pujian (verbal dan non verbal), pemberian hadiah (alat tulis), dan tanda penghargaan (stiker bintang). Selain dengan pemberian reward, cara mendorong siswa untuk berbuat lebih baik lagi yaitu dengan pemberian punishment. Ali Imron (2012: 169) berpendapat bahwa hukuman adalah suatu sanksi yang diterima oleh seseorang sebagai akibat dari pelanggaran atau atas aturanaturan yang telah ditetapkan. Hukuman diberikan sebagai alat pendidikan dimana hukuman yang diberikan harus dapat mendidik dan menyadarkan peserta didik. Bentuk pemberian punishment berdasarkan pendapat M. Ngalim Purwanto (2006: 189) yaitu berupa punishment preventif dan punishment represif. Punishment diberikan pada siswa yang kurang disiplin dan tidak tertib pada saat kegiatan eksperimen berlangsung. Peningkatan Hasil Belajar (Ria Ulyanti Nurcahyaningtyas) 11 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas VA SD Negeri Tegalpanggung Yogyakarta dapat ditingkatkan melalui metode pembelajaran eksperimen dengan reward and punishment. Kesimpulan ini didasarkan pada adanya peningkatan hasil belajar, 75% siswa telah mencapai KKM. Peningkatan hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen dengan reward and punishment dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. Pertama, guru memberikan penjelasan yang sejelas-jelasnya sebelum melaksanakan kegiatan eksperimen, agar siswa tidak bergantung pada guru. Kedua, membimbing siswa agar tercipta suasana diskusi yang melibatkan semua anggota kelompok. Ketiga, memaksimalkan kegiatan siswa dalam kegiatan eksperimen, sehingga kegiatan belajar berlangung secara efektif. Keempat, memberikan reward berupa pujian (verbal dan non verbal), tanda penghargaan (stiker bintang) kepada siswa yang dapat melaporkan laporan kegiatan eksperimen dengan baik dan benar, dan hadiah (pemberian buku tulis) kepada siswa yang berhasil mencapai KKM. Kelima, punishment diberikan untuk siswa yang membuat kegaduhan dan tidak disiplin dalam kegiatan eksperimen. Punishment yang diberikan berupa punishment preventif (menakut-nakuti dengan kata-kata dan memberikan larangan) serta punishment represif (pemberian tugas untuk mengumpulkan alat-alat eksperimen).

12 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 13 Tahun ke IV Agustus 2015 Saran Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa metode pembelajaran eksperimen dengan reward and punishment dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA, untuk itu disarankan bagi guru kelas menggunakan metode eksperimen sebagai alternatif dalam kegiatan pembelajaran IPA agar tercipta kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan, menjadikan siswa menjadi lebih aktif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Guru sebaiknya memberikan reward and punishment sebagai alat pendorong dan pengendalian diri bagi siswa. Dengan adanya reward diharapkan siswa berusaha lebih giat belajar, dan mempunyai kemauan keras untuk meningkatkan hasil belajar. Pemberian punishment sebagai bentuk pengendalian bagi siswa, menjaga siswa tetap kondusif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang sudah mencapai hasil belajar harus dipertahankan, hendaknya siswa lebih aktif dan giat belajar sehingga dapat mencapai keberhasilan dalam pembelajaran. Siswa juga perlu lebih aktif dan berpartisipasi aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas agar dapat menciptakan kondisi belajar yang kondusif. Sugihartono. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta.: UNY Press. Suharsimi Arikunto. (2006). Manajemen Penelitian. Bandung : Rineka Cipta. Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara. Usman Samatowa. (2006). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud. DAFTAR PUSTAKA Ali Imron. (2012). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. M. Ngalim Purwanto. (2006). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Karya. Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta.: Pustaka Belajar. Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.