SUNSHINE JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2014/2015 EKONOMI SYARIAH. Aspek Islamic World View Secular World View

dokumen-dokumen yang mirip
SUNSHINE SOAL DAN PEMBAHASAN UTS EKONOMI SYARIAH SEMESTER GASAL 2015/2016

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF TENTANG KONSEP KONSUMSI DALAM PANDANGAN EKONOMI ISLAM DAN KONVENSIONAL

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF KONSEP KEPUASAN SEBAGAI TUJUAN KEGIATAN KONSUMSI MENURUT EKONOMI KONVENSIONAL DAN EKONOMI SYARIAH

Identifikasi Pola Perilaku Konsumsi Islam di Lingkungan Universitas Islam Bandung. M.Si

ILMU EKONOMI ISLAM PENERIMAAN MAHASISWA BARU 2013 PROGRAM STUDI S-1 REGULER. Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru UI

Materi 3 Tujuan & Prinsip Bisnis Syariah. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.

DASAR-DASAR EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM

PEMENUHAN KEBUTUHAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULULAN 1.1. Latar Belakang Ummi Khozanah, 2014

BAGIAN I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB V PENUTUP. 1. Etika Bisnis Pedagang Pakaian Terhadap Transaksi Jual Beli di Pasar

BAB II KONSEP EKONOMI SYARIAH

SYARI AH SEBAGAI PARADIGMA ALTERNATIF AKUNTANSI Akuntansi adalah suatu kejadian yang tidak hanya statis. Akuntansi berkembang mengikuti pola evolusi

BAB III LANDASAN TEORITIS. nilai elastisitas permintaan silang yang relatif positif tinggi. Sedangkan dalam

UAS Ushul Fiqh dan Qawa id Fiqhiyyah 2015/2016

Konsep Dasar Ekonomi Islam MIKRO EKONOMI SYARIAH

Sistem Ekonomi Syariah Oleh: Prof. Dr. H. Amri Amir. SE., MS 1

Kompilasi Soal Ujian Tengah Semester Tahun Mata Kuliah Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia

Materi: VI KONSEP EKONOMI ISLAM II. Afifudin, SE., M.SA., Ak

KONSEP DASAR EKONOMI KELEMBAGAAN SYARIAH

MODAL PRODUKSI DALAM KONSEP EKONOMI ISLAM Oleh : Naili Rahmawati* 1

BAB 2 KONSEP KEBUTUHAN DALAM ISLAM

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

Asas Filsafat Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Prinsip-prinsip, dan Faktor-Faktor Ekonomi Islam

KARAKTERISTIK DAN RANCANG BANGUN SISTEM EKONOMI ISLAM

KONSUMSI DAN TABUNGAN

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Pertemuan: 3

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat dari tindakan bank bank konvensional untuk membuka

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Ekonomi

BAB IV ANALISIS PENETAPAN HARGA KOPI OLEH EKSPORTIR PT INDOKOM CITRA PERSADA MENURUT EKONOMI ISLAM

BAB IV ANALISIS DATA. Berdasarkan uraian pada BAB II tentang landasan teori mengenai preferensi

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan


Ekonomi Islam: Hakekat, Konfigurasi dan Azas

Muhamad Said Fathurrohman Kuliah Makroekonomika Islam Departemen Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga

PENDAHULUAN BAB ILMU EKONOMI 1.2. PENGERTIAN EKONOMI MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

BAB IV ANALISIS TENTANG PERILAKU KONSUMSI ISLAM PEMIKIRAN MONZER KAHF. (Studi Kasus di Perumahan Taman Suko Asri Sidoarjo)

BAB II KONSEP KONSUMSI DALAM PANDANGAN EKONOMI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

MENERAPKAN EKONOMI ISLAM DENGAN PENDEKATAN EKONOMI PANCASILA: CARI JITU MENUJU INDONESIA PUSAT EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH DUNIA TAHUN

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna. tumbuhan. Dengan kesempurnaan itu manusia harus selalu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB V PENUTUP. maka penulis dapat menarik kesimpulan mengenai Rekonstruksi Undang-Undang. No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

BAB I PENDAHULUAN. 2007, h Johan Arifin, Fiqih Perlindungan Konsumen, Semarang: Rasail,

BAB I PENDAHULUAN. bunga akan lebih mudah diterapkan secara integral (Heri, 2004: 3). Kehadiran Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ditengah-tengah koperasi

CBT SBMPTN TPA SBMPTN

BAB IV ANALISIS PERILAKU KONSUMTIF SANTRIWATI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA KALIWUNGU KENDAL DALAM PEMBELIAN JILBAB

SILABUS. Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Waktu Bahan/ Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. adalah hancurnya rasa kemanusiaan dan hilangnya semangat nilai-nilai etika religius

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah. Praktik ekonomi yang terjadi saat ini, baik yang dilakukan para praktisi maupun para

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TEORI PERMINTAAN DALAM PANDANGAN ISLAM. Muhammad Farid * *IAI Syarifuddin Lumajang

BAB IV PEMBAHASAN. A. Kontribusi Pemberdayaan Ekonomi Pondok Pesantren Al-Fatah terhadap. 1. Kontribusi dari Koperasi Pondok Pesantren Al-Fatah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kinerja Maqashid Sharia Index I : Pendidikan Individu

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, bank-bank saat ini banyak menawarkan bentuk jasa yang

KEMASHLAHATAN UMAT DALAM RENCANA PEMBENTUKAN HOLDING BUMN DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ISLAM

DAFTAR ISTILAH. xxiii

LESTARI, SE. MM

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya Allah telah memberikan rezeki kepada seluruh umat

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB 8 MAKSIMALISASI LABA

BAB I PENDAHULUAN. seseorang individu dengan penciptanya (hablum minallah), namun mencakup

Contoh Penerapan Maqashid Syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. Ekonosia, 2003, h Heri Sudarsono, Bank dan lembaga keuangan Syariah, Yogyakarta:

BAB IV ANALISIS. juga merupakan kepentingan untuk kesejahteraan umat Islam pada umumnya

SISTEM EKONOMI ISLAM DAN KESEJAHTERAAN UMAT

Bab Delapan Kesimpulan

PANDANGAN TENTANG EKONOMI ISLAM Oleh * Salman Saesar * Ketentraman akan dapat dicapai apabila keseimbangan kehidupan di dalam

BAB 9 EFISIENSI ALOKASI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial manusia tidak akan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, ia

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun

ISLAM, EKONOMI DAN AKUNTANSI E L I S M E D I A W A T I, S. P D., S. E., M. S I.

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan lembaga keuangan syariah di tengah masyarakat di Indonesia

EVALUASI PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 59 PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI Tbk

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari disiplin ilmu lainnya. Ilmu ekonomi memberikan pelajaran tentang

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

KESEIMBANGAN EKONOMI Melihat lebih mendalam keseimbangan Pendapatan Nasional yang ditentukan oleh Pengeluaran Agregat ( Pendekatan Keynesian )

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi permasalahan kehidupan, baik yang bersifat material maupun

BAB I PENDAHULUAN. namun hal tersebut tidak berdampak pada bank syari ah. Bank Syari ah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah merupakan suatu perwujudan permintaan

Pentingnya Kaderisasi Intelektual dalam Usaha Islamisasi Ilmu Pengetahuan

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses sosial dan manajemen. Dalam proses itu, individu-individu atau kelompokkelompok

EKONOMI ISLAM BUKAN HANYA BANK SYARIAH Oleh: AM Hasan Ali, MA

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan uang masyarakat (to receive deposits) dalam bentuk biro,

Jenis-Jenis Pasar PERSAINGAN DAN MONOPOLI DEFINISI PASAR

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

Transkripsi:

1

2

SUNSHINE JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2014/2015 EKONOMI SYARIAH No. 1 a. Aspek Islamic World View Secular World View Tujuan utama aktivitas ekonomi Penggerak utama Perhatian utama Islamic Worldview (ru yat al-islam li al-wujud) berbasis pada pandangan hidup bahwa Tuhan menciptakan manusia hanya untuk beribadah pada-nya, mencakup seluruh tujuan dan aktivitas manusia sebagai bagian dari bentuk ibadah (penghambaan diri). Mengejar tujuan spiritual; ketaatan kepada aturan Tuhan sebagai bentuk penghambaan tertinggi (falah) Kerjasama dan semangat persaudaraan Kesejahteraan seluruh umat manusia Perspektif dunia yang sekuler berbasis pada scientific worldview yang memandang alam semesta sebagai mesin yang bekerja secara otomatis mengikuti hukum alam (deterministik) bahkan ketika Tuhan tetap dipertahankan sebagai Sang Pencipta. Mengejar self-interest dengan rasionalitas sempurna sebagai kondisi dan kriteria yang tidak dapat diganggu gugat. Individualisme Maksimisasi keuntungan personal b. Dalam perspektif Islam, kesejahteraan manusia tidak dipandang sebagai sesuatu yang sepenuhnya bergantung pada maksimisasi kekayaan, namun dibutuhkan kepuasan yang seimbang antara kebutuhan material dan spiritual dari manusia. Ekonomi Islam berbasis pada paradigma dimana keadilan ekonomi-sosial menjadi tujuan utama. Semua sumber daya ekonomi pada hakikatnya adalah titipan dari Sang Pencipta yang penggunaannya harus dipertanggungjawabkan di akhirat nanti. Nilai moral Islam menghubungkan antara individu dengan masyarakat, dengan menyeimbangkan antara kebebasan individual dan tanggungjawab sosial. Self-interest dan sacrifice keduanya dibutuhkan untuk mencapai kesejahteraan umat manusia. Institusi terpenting dalam kehidupan umat manusia, (pasar, keluarga, masyarakat dan pemerintah), tidak dapat dijalankan hanya dengan self-interest, sacrifice adalah keniscayaan untuk menjalankan institusiinstitusi ini. No. 2 1

a. Tujuan utama dari syarî ah Islam (maqâshid al-syarî ah) adalah merealisasikan kemanfaatan untuk umat manusia (mashâlih al- ibâd) baik urusan dunia maupun urusan akhirat mereka. Mashlahah dapat diwujudkan apabila lima unsur pokok kehidupan (ushûl al-khamsah) dapat diwujudkan dan dipelihara, yaitu agama (dîn), jiwa (nafs), akal ( aql), keturunan (nasl), dan harta (mâl). b. Peran penting dan dampak maqashid syariah dalam alokasi sumber daya dan struktur perekonomian adalah melindungi lima perkara yang disebutkan sebelumnya (agama, jiwa, akal, keturunan, harta) di mana apa saja yang menjamin terlindunginya lima perkara ini berarti melindungi kepentingan umum (maslahah) dan dikehendaki. Seluruh barang dan jasa yang mempromosikan mashlahah maka dikatakan sebagai kebutuhan manusia. No. 3 a. Maslahah bersifat subyektif dalam arti masing-masing individu yang menentukan apakah sebuah barang/jasa memiliki maslahah untuk-nya. Namun kriteria maslahah ditentukan secara obyektif oleh syariah. Sedangkan utility tidak memiliki kriteria yang jelas, sepenuhnya subyektif. Konsep maslahah mendasari seluruh aktivitas ekonomi, tidak hanya konsumsi namun juga produksi dan perdagangan. Utility hanya tujuan konsumsi, sedangkan tujuan produksi adalah laba. b. Ekonomi Konvensional Ekonomi Syariah Konsumsi ditentukan oleh keinginan (want), dan keinginan ditentukan oleh Utility Konsumsi ditentukan oleh kebutuhan (need), dan kebutuhan ditentukan oleh Maslahah. No. 4 No. 5 a. Transaksi yang dilarang dalam Islam Riba: Tambahan yang disyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa adanya padanan yang dibenarkan syariah atas penambahan tersebut. Maysir: Salah satu pihak harus menanggung beban pihak yang lain (zero sum game) Risywah: Memberi sesuatu kepada pihak lain untuk mendapatkan sesuatu yang bukan hak-nya Taghrir (gharar): Adanya ketidakpastian dari kedua belah pihak yang bertransaksi (unknown to both parties) Ikhtikar : Seorang produsen/penjual mengambil keuntungan diatas keuntungan normal dengan cara mengurangi supply agar harga produk yang dijualnya naik. Bai Najasy: Seorang produsen (pembeli) menciptakan permintaan palsu, seolah-olah ada banyak permintaan sehingga harga jual produk akan naik. b. Ayat pertama yang berbicara tentang riba adalah surah ar-ruum: 39, turun pada periode Makkah. Ayat-ayat riba lainnya turun pada periode Madinah yaitu surah an-nisaa: 160-161, surah Ali Imraan: 130, dan surah albaqarah: 273-280. Terlihat bahwa pelarangan riba datang secara bertahap. a. Teori perilaku konsumen dalam Islam menganalisis empat tingkatan pilihan konsumsi. 2

b. Tingkatan pilihan ke-1, seberapa besar konsumsi untuk kebutuhan dunia dan kebutuhan akhirat. Tingkatan pilihan ke-2, untuk kebutuhan dunia, berapa yang dikonsumsi sekarang dan berapa untuk masa depan. Tingkatan pilihan ke-3, untuk kebutuhan sekarang, ditentukan prioritas-nya. Prioritas tertinggi adalah pemenuhan 5 kebutuhan pokok (dharuriyyat), kemudian yang melengkapi-nya (hajiyyat) dan yang memperbaiki-nya (tahsiniyat). Tingkatan pilihan ke-4, pilihan di masing-masing kelompok. Determinan Konsumsi Konvensional Determinan Konsumsi Islam Dalam teori konsumsi Keynesian tradisional, konsumsi semata-mata ditentukan oleh tingkat pendapatan saat ini ( absolute income hypothesis ). Dalam teori konsumsi modern, konsumen dianggap rasional penuh dan akan menjaga pola konsumsi yang relatif stabil sepanjang hidup mereka. Dalam menentukan berapa pendapatan yang dialokasikan untuk konsumsi saat ini dan berapa yang ditabung untuk konsumsi masa depan, teori konvensional menjelaskannya dalam perspektif positive time preference theory. Islam memiliki jawaban berbeda terkait penentuan alokasi pendapatan untuk konsumsi saat ini dan untuk konsumsi masa depan, yang tidak berbasis positive time preference theory. Perbedaan konsumsi dalam perekonomian konvensional dan Islam antara lain dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain: Penerapan Zakat Ajaran moderasi konsumsi yang sangat kuat dalam Islam Larangan Riba Dalam perekonomian Islam dimana terdapat larangan israf (berlebih-lebihan) dan tabdhir (pemborosan), maka MPC dan APC akan lebih rendah dibandingkan dengan perekonomian konvensional. Lebih jauh lagi, Islam melarang konsumsi barangbarang tertentu. No. 6 a. Konsep Produksi Konvensional Profit maximization assumption Dalam ekonomi konvensional, laba adalah motif tunggal dari kegiatan produksi. Motif laba maksimum secara alamiah akan membuat laba normal. Dalam pasar persaingan sempurna akan terakumulasi melalui proses profit multiplication sehingga perusahaan menjadi Konsep Produksi Islam Aktivitas ekonomi termasuk bagian dari ibadah dan menjadi tugas manusia di muka Bumi. 3

besar dan akan mentransformasi pasar persaingan sempurna menjadi monopoli. Terdapat hubungan yang kuat antara profit maximization dengan propensity to monopolize, baik di pasar barang maupun di pasar faktor Given Demand Hypotesis Ekonomi konvensional implisit mengasumsikan bahwa produsen akan dan harus selalu merespon permintaan pasar. Kerja merupakan unsur produksi terpenting, dengannya Bumi diolah dan dikeluarkan segala kebaikan dan kemanfaatan hidup. Dalam perekonomian dengan distribusi pendapatan yang tidak merata dimana sebagian besar masyarakat adalah miskin, kebutuhan riil masyarakat sering tidak tercermin dalam permintaan pasar. Permintaan pasar juga tidak selalu mencerminkan permintaan masyarakat yang sesungguhnya. Pareto Optimality Di definisikan sebagai kondisi pencapaian efisiensi (efisiensi alokatif) yang terwujud ketika no one can be made better off without making someone else worse off Kerja merupakan unsur produksi terpenting, dengannya Bumi diolah dan dikeluarkan segala kebaikan dan kemanfaatan hidup. Secara teoritis hal ini berimplikasi pada pengabaian masalah distribusi pendapatan. Kriteria pareto tidak dapat di terapkan untuk setiap rencana menaikkan output diatas level laba maksimum yang akan menguntungkan orang miskin diatas beban orang kaya. b. Prinsip bekerja dalam Islam bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup sendiri bekerja untuk kemashlahatan keluarga bekerja untuk kemashlahatan masyarakat bekerja untuk kehidupan dan untuk semua yang hidup bekerja untuk memakmurkan Bumi bekerja untuk pekerjaan itu sendiri 4

Motivasi produksi dalam Islam dimana profit maximization sebagai motivasi tunggal produksi, sulit diterima, tidak rasional dan tidak realistis. Keuntungan hanya salah satu motivasi, yang lebih dominan adalah motivasi untuk melayani masyarakat dan Tuhan dengan memproduksi barang dan jasa yang mengandung mashlahah. Semakin tinggi mashlahah yang dikandung, semakin tinggi motivasi produksi. Tingkat keuntungan yang lebih rendah yang dikombinasikan dengan serangkaian tujuan sosial yang disepakati (maqashid), adalah dimungkinkan. No. 7 No. 8 a. Alternatif Mekanisme Pasar Islami: perpaduan konsep effective need based demand dan potential capacity based supply (Mannan 1992) effective need based demand dibentuk dari: effective demand (sebagaimana dikenal pada sistem pasar konvensional), dan; basic need dari masyarakat miskin. potential capacity based supply bersumber dari: penawaran produsen sebagaimana dalam sistem pasar konvensional, ditambah dengan supply yang harus diadakan terkait dengan tujuan-tujuan produksi islami. b. Permintaan dan Penawaran dalam Islam adalah semua barang dan jasa yang merupakan kondisi penting bagi terpenuhinya tujuan akhir kehidupan manusia di dunia dan akhirat, yang berakar pada konsep Islam tentang keadilan sosial dan pemerataan (Maqashid Syari ah). Keseimbangan pasar terjadi ketika permintaan bertemu penawaran secara bebas ( antaradin minkum). Ibn Taymiyyah selalu membedakan dua jenis harga keseimbangan, yaitu : [i] harga yang tidak adil dan terlarang; [ii] harga yang adil dan disukai a. Basis filosofi pemikiran ekonomi Islam yang terpenting adalah konsep: (i) tauhid; (ii) risalah; (iii) akhirat; dan (iv) kesejahteraan hidup. Setidaknya terdapat lima bentuk pemikiran ekonomi Islam. Pertama, pembahasan hal-hal ekonomi dalam disiplin Ilmu Tafsir Kedua, pembahasan isu-isu ekonomi dalam disiplin Ilmu Fiqh. Ketiga, pemikiran ekonomi dalam konteks sistem etika Islam untuk pembangunan. Keempat, pemikiran ilmuwan Islam tentang ekonomi sebagai respon dari kebutuhan dalam pembuatan kebijakan publik. Kelima, analisa obyektif dari perekonomian nyata b. Fase pembentukan (11-100 H/632-718 M) pemikiran-pemikiran awal ekonomi yang berbasis langsung dari sumber internal Islam, yaitu Al-Qur an dan As-Sunnah. Fase translasi (abad 2-5 H/ 8-11 M) ketika ide-ide dari luar di terjemahkan ke dalam bahasa Arab dan ilmuwan Muslim mendapatkan manfaat dari karya-karya intelektual negara-negara lain. Fase re-translasi & transmisi (abad 6-9 H/12-15 M) ketika pemikiran Yunani dan Muslim-Arab masuk ke Eropa melalui penterjemahan dan jalur-jalur kontak lainnya. 5

Fase imitasi & stagnasi (abad 10-11 H/16-17 M) ketika pembentukan ide-ide baru hampir benarbenar terhenti Fase kebangkitan & pergerakan (abad 12-13 /1819) ketika pemikiran untuk reformasi dan ide-ide baru disuarakan di berbagai belahan dunia Islam. Fase pemikiran ekonomi Islam modern (abad 14/20) 6