PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION DAN WEIGHT-ELIMINATION

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN PARAMETER TERBAIK UNTUK PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION

PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP)

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics.

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ELMAN DENGAN ALGORITME GRADIENT DESCENT ADAPTIVE LEARNING RATE

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI GABUNGAN ALGORITMA GENETIKA DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION (STUDY KASUS PERAMALAN SAHAM)

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. viii

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Strata Satu Jurusan Informatika. Disusun Oleh: WINA ISTI RETNANI NIM.

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

PENERAPAN MODEL NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI HARGA AYAM

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI LAJU TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PADA PROVINSI JAWA TIMUR

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

PERBANDINGAN BEBERAPA MODEL UNTUK KINERJA ALGORITMA BACKPROPAGATION COMPARISON OF SOME MODEL FOR PEFORMANCE IMPROVEMENT IN BACKPROPAGATION ALGORITHM

PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

BAB III. METODOLOGI. kegiatan manusia membuat penelitian dengan domain teknik informatika

ABSTRAK. Kata Kunci : Artificial Neural Network(ANN), Backpropagation(BP), Levenberg Marquardt (LM), harga emas, Mean Squared Error(MSE), prediksi.

PREDIKSI KUALITAS AIR BERSIH PDAM KOTA PALU MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

KLASIFIKASI POLA SIDIK JARI MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK ANALISA KARAKTERISTIK SESEORANG

PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG MENGGUNAKAN ALGORITMA GRADIEN CONJUGATE DENGAN METODE FLETCHER-REEVES

DETEKSI JENIS KAYU CITRA FURNITURE UKIRAN JEPARA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION

PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 4, Oktober 2013 ISSN

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

ANALISIS LEARNING RATES PADA ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI PENJUALAN JAMUR MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKROPAGATION

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM. M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PESERTA KB BARU DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE BACKPROPAGATION

PREDIKSI ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH DI JAWA TENGAH UMUR TAHUN DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK

PREDIKSI LUAS PANEN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN BANYUMAS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)

PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGARATION

Prediksi Nilai Tukar Petani Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

PREDIKSI ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH DI JAWA TENGAH UMUR TAHUN DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK KLASIFIKASI STATUS GIZI BALITA JENIS KELAMIN LAKI-LAKI DENGAN METODE BACKPROPAGATION

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI LAJU INFLASI DI KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK


PEMODELAN DAN SISTEM INFORMASI PREDIKSI KAPASITAS PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK (SEKTOR RUMAH TANGGA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang

BAB 1 PENDAHULUAN. datang berdasarkan keadaan masa lalu dan sekarang yang diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Machine learning (ML), bagian dari kecerdasan buatan (artificial

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENERAPAN TEKNIK JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK PERAMALAN HARGA SAHAM Putra Christian Adyanto

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

Pelatihan Bobot Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Particle Swarm Optimization untuk Peramalan Tingkat Inflasi

Model Prediksi Berbasis Neural Network untuk Pengujian Perangkat Lunak Metode Black-Box

PENGGUNAAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MEMODELKAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK TRANSPORTASI

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK UNTUK OPTIMASI AKURASI PADA PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PREDIKSI HARGA SAHAM PERUSAHAAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN PEMODELAN MLP DAN RBF

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

PREDIKSI TINGKAT INFLASI DI INDONESIA BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN ALGORITMA GENETIKA. Rita Rismala 1, Said Al Faraby 2

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK JARINGAN SARAF BUATAN UNTUK MERAMALKAN NILAI KESEHATAN SENTRAL TELEPON DI SUATU SENTRAL TELEPON

Optimasi Bobot Jaringan Syaraf Tiruan Mengunakan Particle Swarm Optimization

BAB II LANDASAN TEORI

Architecture Net, Simple Neural Net

PREDIKSI DAYA SERAP PERUSAHAAN TERHADAP ALUMNI TEKNIK INFORMATIKA IBI DARMAJAYA BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN. 1Chairani

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

PREDIKSI DISTRIBUSI AIR PDAM MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DI PDAM KOTA MALANG

Unnes Journal of Mathematics

WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES

PEMODELAN NEURO-ARIMA UNTUK CURAH HUJAN DI KOTA SURABAYA

IDENTIFIKASI VARIETAS UNGGUL BENIH KEDELAI BERDASARKAN WARNA DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

Analisis Jaringan Saraf Tiruan dengan Metode Backpropagation Untuk Mendeteksi Gangguan Psikologi


Transkripsi:

Konferensi Nasional Sistem dan Informatika 1; Bali, November 13, 1 PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION DAN WEIGHT-ELIMINATION Fitrisia, Adiwaya, dan Andrian Rakhmatsyah Program Studi S1 Teknik Informatika, Fakultas Informatika, Institut Teknologi Telkom, Bandung Program Studi S1 Ilmu Komputasi, Fakultas Sains, Institut Teknologi Telkom, Bandung v3seeya@yahoo.com, adw@ittelkom.ac.id, dan adr@ittelkom.ac.id ABSTRACT Production demand on GT3 tires produced by PT. Goodyear Indonesia Tbk has uncertainty factor, it makes difficult to predict how many GT3 tire must be produced for a next time period. Because production demand data has non-linier pattern, then neural networks is used to predict the number of demand production for the next time period. Neural networks training algorithm used is resillient propagation with weight-elimination to make a better performance to do generalization. In this paper, we have conducted the training, validation and testing to obtain the best network architecture using resilient propagation with weight-elimination to find the best weight-elimination parameter and network testing to find out performance of networks to recognizing new data. Based on experiments, resilient propagation with weight-elimination gave better performance in networks training, such as smaller networks error result, than resilient propagation without weight-elimination. Keywords: Prediction, ANN, Resilient Propagation, Accuracy. 1. Pendahuluan Karena adanya faktor ketidakpastian terhadap permintaan produksi, bagian produksi PT. Goodyear Indonesia, Tbk. sering mengalami kesulitan dalam memperkirakan berapa jumlah ban GT3 yang harus diproduksi untuk periode berikutnya. Data jumlah permintaan produksi terhadap ban GT3 ini memiliki faktor ketidakpastian permintaan yang cukup tinggi. Data permintaan produksi setiap bulannya membentuk pola yang tidak linier, sehingga dapat digunakan jaringan saraf tiruan untuk memprediksi jumlah permintaan produksi. Jaringan saraf tiruan dapat belajar dari data yang telah ada kemudian menangkap pola yang tidak linier dalam data tersebut. Jaringan dapat melakukan generalisasi terhadap data baru yang dimasukkan kedalamnya, kemudian memberikan output berdasarkan proses pengalaman dan pembelajaran dari data yang pernah dilatihkan sebelumnya. Algoritma pembelajaran yang digunakan adalah resilient propagation yang lebih cepat dalam proses pelatihan jaringan dibandingkan dengan algoritma gradient descent bacpropagation [5][7], sehingga kemungkinan tercapainya target jaringan jauh lebih besar. Kemudian ditambahkan metode weight-elimination ke dalam algoritma resilient propagation untuk mengeliminasi bobot-bobot yang dapat menurunkan performansi jaringan dalam melakukan generalisasi. Prediksi produksi yang dilakukan merupakan time series prediction, yang memperlakukan sistem sebagai kotak hitam (black box) karena tidak ada usaha untuk menemukan faktor yang berpengaruh pada perilaku sistem. Apabila keadaan mengalami perubahan, baik yang diakibatkan oleh faktor alam, ekonomi, politik, maupun sebagainya, maka prediksi produksi mengabaikan perubahan tersebut. 1.1 Resilient Propagation dan Weight-Elimination Algoritma gradient descent backpropagation seringkali menjadikan pelatihan terlalu lama mencapai target yang diinginkan karena menggunakan learning rate yang konstan, yang dalam banyak kasus menjadi sangat tidak efisien. Penggunaan parameter learning rate memiliki pengaruh penting terhadap waktu yang dibutuhkan untuk tercapainya target yang diinginkan [7]. Jika nilai learning rate terlalu kecil maka terlalu banyak epoch yang diperlukan untuk mencapai target yang diinginkan. Semakin besar nilai learning rate maka semakin cepat proses pelatihan, tetapi jika terlalu besar maka algoritma menjadi tidak stabil dan akan menyebabkan nilai error berulang bolak-balik diantara nilai tertentu, sehingga mencegah error mencapai target yang diinginkan. Algoritma resilient propagation melakukan perubahan bobot dan bias jaringan sesuai dengan perilaku gradien di setiap epoch pelatihan, sehingga jumlah epoch yang diperlukan untuk mencapai target yang diinginkan jauh lebih sedikit. Untuk setiap bobot w terdapat nilai-update yang berubah selama proses pelatihan sesuai dengan perilaku gradien. Nilaiupdate dan bobot berubah setiap kali seluruh pola data pelatihan telah diproses ke dalam jaringan, yaitu setiap satu epoch. Bobot merupakan salah satu faktor penting agar jaringan dapat melakukan generalisasi dengan baik terhadap data yang dilatihkan kedalamnya, karena bobot pada jaringan saraf tiruan mempengaruhi besarnya sinyal yang akan keluar dari setiap node yang ada pada hidden layer dan output layer. Terlalu banyak bobot dengan tingkat keakuratan yang cukup tinggi menjadikan jaringan dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan noise yang terdapat pada data pelatihan tetapi gagal dalam menggeneralisasi dengan baik data baru yang diberikan, keadaan ini disebut dengan overfitting [8]. Ada banyak solusi untuk mengatasi masalah overfitting, salah satunya yaitu dengan menggunakan strategi meminimalkan jaringan [8]. Weight-elimination merupakan sebuah metode untuk menemukan jaringan minimal selama proses pelatihan jaringan saraf tiruan, yaitu jaringan dengan jumlah bobot paling sedikit [8]. Weight-elimination berusaha untuk membuat, 9

Konferensi Nasional Sistem dan Informatika 1; Bali, November 13, 1 nilai bobot menjadi lebih kecil atau bahkan mengeliminasi bobot dengan menjadikannya bernilai nol. Dengan adanya weight-elimination diharapkan jaringan dapat memiliki kemampuan generalisasi yang lebih baik. Konsep dari weightelimination adalah menghitung jumlah parameter, dan meminimasi jumlah error performansi jaringan dan jumlah bobot [8], dengan menggunakan persamaan Dengan P M i= 1 j= 11+ N ε = ( T k Y k ) k = 1 P M + λ i= 1 j= 11+ w ( w / w / w ) N ε adalah fungsi cost, λ adalah konstanta weight-decay, ( T k Y k ) k = 1 w ( w / w / w ) adalah weight-elimination term. (1) adalah sum square error, dan Sum square error digunakan untuk menghitung error performansi jaringan, dengan N adalah jumlah data, T k adalah target jaringan untuk data ke-k, Y k adalah keluaran jaringan untuk data ke-k. Sedangkan weight-elimination term digunakan untuk menghitung ukuran jaringan, dengan w adalah bobot jaringan dan w adalah parameter skala. Konstanta weight-decay λ menunjukkan besarnya penyusutan bobot pada jaringan. Semakin besar nilai λ artinya bobot harus mendekati nol agar dapat diperhitungkan sebagai bagian dari penyebaran noise dan meningkatkan tekanan kepada bobot bernilai kecil agar mengurangi nilainya, sebaliknya nilai λ yang terlalu kecil tidak akan memberikan pengaruh apa-apa sehingga tidak terjadi perubahan pada jaringan [11]. Parameter skala w menentukan ukuran besar dan kecilnya bobot. Jika w bernilai kecil maka bobot bernilai kecil akan dipaksa menjadi nol sehingga hanya ada sedikit bobot-bobot yang bernilai besar (weight-elimination), sebaliknya w yang bernilai besar menyebabkan banyak bobot bernilai kecil yang tinggal dan membatasi ukuran dari bobot-bobot bernilai besar (weight-decay) [1]. Nilai weight-decay pada awal pelatihan adalah λ =. Selama proses pelatihan berlangsung, λ berubah setelah setiap epoch t. Biasanya nilainya meningkat secara perlahan, kadang menurun, dan kadang dihapuskan tergantung dari nilai fungsi cost ε dan nilai error rata-rata A [8] : A + 1 γ ε A = γ ( t 1) ( ) ( t) Dengan A adalah error rata-rata untuk epoch sekarang, adalah konstanta dengan nilai yang mendekati 1, dan Perubahan nilai λ dilakukan berdasarkan kondisi berikut [8] : ( t 1) Jika ε < ε dan ε < D maka + (t ) λ = λ 1 λ ( t 1) A adalah error rata-rata untuk epoch sebelumnya, γ ε adalah fungsi cost untuk epoch sekarang. () (3) Jika ε ( t 1) ε dan ε < (t ) λ = λ 1 λ A dan ε D maka (4) Jika ε ( t 1) ε dan ε A dan ε D maka ( t 1) λ =.9 λ (5) Dengan D adalah target error sebagai kondisi berhenti untuk pelatihan jaringan, dan bernilai kecil, yaitu berorde 1-6. Perubahan bobot jaringan setelah ditambahkan weight-elimination menjadi : w E = -sign w ( ) ( t ) ( t ) ) ( ) ( ) ( t w / w + + w / w λ adalah parameter yang λ (6) 93

Konferensi Nasional Sistem dan Informatika 1; Bali, November 13, 1 Proses-proses yang terdapat pada pelatihan resilient propagation dengan weight-elimination dan tidak terdapat pada pelatihan resilient propagation tanpa weight-elimination antara lain : 1. Hitung fungsi cost bertujuan untuk menghitung sum square error dan weight-elimination term yang digunakan untuk menghitung MSE pelatihan dan sebagai salah satu syarat kondisi untuk pengkondisian nilai lambda (λ). Fungsi cost dihitung dengan menggunakan persamaan (1).. Hitung error rata-rata dan pengkondisian λ bertujuan untuk menghitung error rata-rata dari fungsi cost, yang digunakan sebagai salah satu syarat kondisi untuk pengkondisian nilai λ, dan untuk mencari nilai λ berdasarkan syarat-syarat pengkondisiannya. Error rata-rata dihitung dengan menggunakan persamaan (), sedangkan pengkondisian nilai λ dilakukan dengan menggunakan persamaan (3) sampai dengan persamaan (5). 3. Perubahan bobot dan bias dengan algoritma resilient propagation dengan weight-elimination digunakan untuk melakukan perubahan pada bobot dan bias jaringan. Perubahan bobot dan bias dilakukan berdasarkan algoritma resilient propagation, kemudian ditambahkan dengan perubahan bobot dengan weight-elimination pada persamaan (6) Pelatihan dilakukan dengan algoritma Resilient Propagation dengan weight-elimination yang bertujuan untuk mengenali pola pola dari data masukan pada data latih untuk dilatih pada jaringan yang akan menghasilkan keluaran untuk dibandingkan dengan data target. Hasil akhir dari pelatihan berupa bobot-bobot optimal yang akan diterapkan pada prediksi. Prediksi dengan data uji menggunakan masukan bobot-bobot dari hasil pelatihan. Keluarannya berupa prediksi permintaan produksi yang akan dibandingkan dengan data asli permintaan produksi untuk diketahui akurasinya. Untuk mendapatkan parameter jaringan terbaik dilakukan pelatihan dan prediksi untuk memilih arsitektur jaringan Selama proses pelatihan dilakukan validasi setiap satu epoch, yaitu setiap kali seluruh data pelatihan telah diproses ke dalam jaringan dan diperoleh MSE pelatihan untuk setiap epoch. Validasi bertujuan untuk menguji apakah jaringan sudah memiliki kemampuan yang baik dalam mengenali data baru yang diberikan kepadanya, yaitu ditunjukkan dengan nilai MSE validasi. Bobot dan bias jaringan yang dipilih untuk digunakan pada pengujian merupakan selisih MSE pelatihan dengan MSE validasi yang memberikan nilai paling minimum. Adapun prosedur validasi jaringan ditunjukkan pada gambar 1. Sedangkan prosedur pelatihan jaringan dengan resilient propagation ditunjukkan pada gambar. Gambar 1. Prosedur Validasi Jaringan Pengujian jaringan bertujuan untuk mengetahui apakah jaringan dapat melakukan generalisasi terhadap data baru yang dimasukkan ke dalamnya, yaitu ditunjukkan dengan prosentase akurasi jaringan dalam mengenali data pengujian. Arsitektur jaringan yang digunakan untuk pengujian adalah arsitektur terbaik yang diperoleh dari hasil pelatihan jaringan. Prosedur pengujian dilakukan seperti pada gambar 3.. Normalisasi Data Data yang digunakan adalah data permintaan produksi ban GT3 tipe 195/7R14 GT3 91T TL periode April 1- April 7. Dari keseluruhan data, 7% digunakan sebagai data pelatihan, 15% sebagai data validasi dan 15% sebagai data pengujian. Data latih digunakan oleh jaringan untuk proses pembelajaran, data validasi digunakan pada pelatihan untuk melihat apakah jaringan telah memberikan hasil yang benar, sedangkan data uji digunakan saat dilakukan pengujian terhadap jaringan. Masing-masing data ini dibagi menjadi bagian yaitu: Data masukan, berupa data time series x 1, x,, x n yang terdiri dari data permintaan produksi ban GT3 pada bulan dalam kurun waktu sesuai dengan arsitektur jaringan. Data target, yaitu data permintaan produksi ban GT3 pada bulan satu setelah kurun waktu data masukan (x n+1 ). Normalisasi data bertujuan menyesuaikan data latih, data validasi atau data uji sebelum masuk proses pelatihan ataupun prediksi. Setiap data dinormalisasi sehingga berada pada range [.1,.9] dengan menggunakan persamaan (7). 94

Konferensi Nasional Sistem dan Informatika 1; Bali, November 13, 1.8( x min) x' = +.1 max min dengan : x = x setelah dinormalisasi x = x sebelum dinormalisasi max = nilai maksimum dari seluruh data min = nilai minimum dari seluruh data (7) Gambar. Prosedur Pelatihan Resilient Propagation Gambar 3. Prosedur Pengujian Jaringan 95

Konferensi Nasional Sistem dan Informatika 1; Bali, November 13, 1.1 Gambaran Umum Prediksi Pada prediksi permintaan produksi ban GT3 ini, data latih, data validasi dan data uji digunakan sebagai masukan dan keluarannya berupa data hasil prediksi. Ilustrasi dari prediksi ini dapat digambarkan seperti pada Gambar 4..8( x min) x ' = +.1 (7) max min dengan : x = x setelah dinormalisasi x = x sebelum dinormalisasi max = nilai maksimum dari seluruh data min = nilai minimum dari seluruh data Gambar. Prosedur Pelatihan Resilient Propagation Gambar 3. Prosedur Pengujian Jaringan 96

Konferensi Nasional Sistem dan Informatika 1; Bali, November 13, 1. Gambaran Umum Prediksi Pada prediksi permintaan produksi ban GT3 ini, data latih, data validasi dan data uji digunakan sebagai masukan dan keluarannya berupa data hasil prediksi. Ilustrasi dari prediksi ini dapat digambarkan seperti pada gambar 4. untuk beberapa nilai w terdapat nilai MSE pelatihan yang jauh dari target. Ini dikarenakan pemilihan nilai bobot dan bias awal yang menggunakan fungsi random sehingga nilai untuk bobot dan bias awal untuk setiap percobaan berbeda-beda, sementara pada referensi [7] disebutkan bahwa bobot awal akan mempengaruhi kecepatan pelatihan jaringan dalam mencapai target yang diinginkan. Parameter skala yang dipilih adalah w = 4.8, karena memberikan nilai MSE pelatihan lebih minimum dibandingkan nilai MSE pelatihan dengan resilient propagation tanpa weight-elimination, dan menghasilkan akurasi validasi yang lebih baik dari seluruh hasil percobaan..3 Hasil Percobaan Mencari Nilai Konstanta γ Terbaik Pada awal percobaan, digunakan nilai w = 4.8, hasil dari percobaan mencari parameter skala w terbaik, dan perubahan weight-decay λ =.5e-6, dengan epoch maksimum = 1 dan toleransi error = 1.e-6. Percobaan telah dilakukan sebanyak 38 percobaan Dari hasil percobaan dapat terlihat bahwa nilai MSE pelatihan tidak memiliki pola tertentu, ada kalanya bernilai sangat kecil dan ada kalanya jauh dari target yang diinginkan. Meskipun demikian nilai rata-rata akurasi pelatihan adalah 98.74%, yang berarti bahwa meskipun nilai MSE pelatihan tidak seluruhnya bernilai kecil tetapi jaringan mampu mengenali hampir keseluruhan dari data pelatihan. Ini dikarenakan perubahan nilai γ yang dihasilkan dari percobaan hanya memiliki selisih.1,.1 dan.1 sehingga hanya terjadi sedikit perubahan pada nilai MSE pelatihan yang dihasilkan. Nilai konstanta yang dipilih adalah γ =.95, karena memberikan nilai MSE pelatihan lebih minimum dibandingkan nilai MSE pelatihan dengan resilient propagation tanpa weight-elimination, dan menghasilkan akurasi validasi yang lebih baik dari seluruh hasil percobaan..4 Hasil Percobaan Mencari Nilai Perubahan Weight-Decay λ Terbaik Pada awal percobaan, digunakan nilai w = 4.8, hasil dari percobaan mencari parameter skala w terbaik, dan konstanta γ =.95, hasil dari percobaan mencari konstanta γ terbaik. Epoch maksimum pelatihan = 1 dan toleransi error = 1.e- 6. Percobaan telah dilakukan sebanyak 91 kali. Rata-rata akurasi pelatihan menunjukkan nilai 98.41%, yang berarti bahwa meskipun nilai MSE pelatihan tidak seluruhnya bernilai kecil tetapi jaringan mampu mengenali hampir keseluruhan dari data pelatihan. Ini dikarenakan perubahan weight-decay λ hanya memiliki selisih 1.e-7 sehingga tidak terjadi perubahan yang berarti pada nilai MSE pelatihan yang dihasilkan. Perubahan weight-decay yang dipilih adalah λ =.5e-6, karena memberikan nilai MSE pelatihan lebih minimum dibandingkan nilai MSE pelatihan dengan resilient propagation tanpa weight-elimination, dan menghasilkan akurasi validasi yang lebih baik dari seluruh hasil percobaan..5 Hasil Pengujian Jaringan Syaraf Tiruan Resilient Propagation dengan Weight-Elimination Pengujian dilakukan dengan menggunakan arsitektur terbaik hasil pelatihan resilient propagation dengan weightelimination, yaitu arsitektur dengan 5 input (t-1, t-, t-3, t-1, t-4), jumlah node hidden layer = 1, parameter skala w = 4.8, konstanta γ =.95, dan perubahan weight-decay λ =.5e-6. Hasil pengujian terhadap keseluruhan data dapat dilihat pada gambar 5. Rata-rata akurasi pengujian dengan keseluruhan data (data latih, data valid, dan data uji) sebesar 87.89%, dengan menggunakan data pelatihan rata-rata akurasi 93.58%, sedangkan menggunakan data validasi rata-rata akurasi mencapai 77.1% Ini menunjukkan bahwa jaringan dapat mengenali dengan baik data yang sudah pernah dilatihkan kepadanya maupun data baru yang belum pernah diberikan kepadanya. 97

Konferensi Nasional Sistem dan Informatika 1; Bali, November 13, 1 Gambar 5. Target-Output Pengujian terhadap Keseluruhan Data 4. Kesimpulan Penambahan metode weight-elimination pada algoritma pelatihan resilient propagation memberikan performansi pelatihan jaringan yang lebih baik, yaitu menghasilkan error jaringan yang lebih kecil, dibandingkan terhadap algoritma resilient propagation tanpa weight-elimination, karena mengeliminasi bobot-bobot yang dapat menurunkan performansi jaringan. Prediksi produksi dengan jaringan syaraf tiruan resilient propagation dengan weight-elimination menggunakan data uji memiliki akurasi 7.8%, lebih baik dibandingkan dengan prediksi jaringan syaraf tiruan resilient propagation tanpa weight-elimination menggunakan data uji yang memiliki akurasi 66.56%. Daftar Pustaka [1] Ennett, Colleen M. dan Monique Frize (). Weight-Elimination Neural Networks Applied to Coronary Surgery Mortality Prediction, IEEE Trans Info Technol Biomed. [] Fitrisia, Rakhmatsyah. Andrian, Adiwaya (8). Analisis Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Resilient Propagation untuk Prediksi Produksi Ban GT3. Fakultas Informatika, IT Telkom. Bandung [3] Fu, LiMin, (1994). Neural Networks In Computer Intelligence, McGraw Hill International Editions, Singapura [4] Hermawan, Arief, 6, Jaringan Saraf Tiruan Teori dan Aplikasi, Penerbit Andi, Yogyakarta. [5] Igel, Christian dan Michael Husken () Improving the Rprop Learning Algorithm, University of Bochum, Jerman. [6] Riedmiller, Martin dan Heinrich Braun (199).Rprop - A Fast Adaptive Learning Algorithm, University of Karlsruhe, Jerman. [7] Siang, Jong Jek (5) Jaringan Syaraf Tiruan & Pemrogramannya Menggunakan Matlab,Yogyakarta, Andi. [8] Weigend, Andreas S., David E. Rumelhart, dan Berdardo A. Huberman (1991). Generalization by Weight Elimination with Application to Forecasting, Neural Information Processing System, San Mateo: Morgan Kaufmann, vol. 3, pp.875-88. 98