1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia dan di sisi lain, perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing.

BAB I PENDAHULUAN. ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan untuk

I. PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Buah merupakan komoditi pertanian yang mudah rusak, tidak dapat disimpan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, kebutuhan masyarakat akan minuman sari buah atau jus buah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasarkan suatu produk kita dapat menggunakan pendekatan bauran

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya

LIKA WIDAYANTI B

BAB I PENDAHULUAN. minuman siap minum atau dikenal dengan istilah non-alcoholic ready to drink

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan bisnis dalam era globalisasi makin dinamis dan

BAB I ANALISIS SITUASI. 1. Industri Minuman Sari Buah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pertempuran persepsi konsumen dan tidak lagi sekedar pertempuran produk. Bagi

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pembelian Konsumen terhadap Minuman Ringan (Tahun )

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. salah satu minuman ringan yang cukup popular dan digemari masyarakat. Sari

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan mereknya menjadi merek yang selalu dipilih konsumen. Merek

BAB I PENDAHULUAN. Coca-Cola adalah perusahaan global yang beroperasi pada skala lokal.coca-cola

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. Pada kondisi pasar seperti sekarang ini, kosumen memiliki. berbagai alasan memilih suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menyebabkan terjadinya perdagangan bebas yang

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dan memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

CATUR WIJAYANTO B

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Teh Hijau merupakan jenis teh tertua yang dalam pembuatannya mengalami

BAB II TUJUAN KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi perdagangan pasar maka. kesuksesan sebuah perusahaan ditentukan oleh kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. nama RODEX Tours & Travel merupakan perusahaan jasa yag memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Merek merupakan intangible asset yang nilainya lebih mahal dan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dengan memanfaatkan globalisasi serta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan persaingan bisnis dan meningkatnya era perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yaang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat membuat keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengembangan merek perusahaan yang kuat. Namun semakin

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

terus berlomba-lomba untuk menawarkan produknya agar dapat dikenal

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Berawal dari kebutuhan manusia yang beraneka ragam, perusahaanperusahaan

salah satunya melalui media periklanan. Iklan memiliki dampak yang luas bagi khalayak serta dapat dikemas sedemikian rupa, sehingga produk yang ditawa

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam perkembangan produk makanan ringan. Sejalan dengan hal itu tidak heran

I. PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis consumer good, khususnya makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dan merebut pangsa pasar (market share). Agar mampu bersaing dalam merebut

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan kegiatan komunikasi pemasaran terpadu. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan konsumen terhadap produk makanan siap saji atau instant

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dan praktis semakin meningkat. Masyarakat cenderung memilih produk yang bisa

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kotler dan Amstrong, 2004;283)

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perusahaan saat ini di Indonesia semakin lama semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

I PENDAHULUAN. cepatnya pertumbuhan jumlah penduduk dan meningkatnya efek global warming.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melihat perkembangan ekonomi yang terbilang pesat di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di pasar sepatu Indonesia terdapat beragam merek sepatu baik

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

BAB I PENDAHULUAN. Priestley, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan bahwa CO2 yang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

signifikan. Setiap perusahaan bersaing menciptakan produk yang relevan dengan

BAB I PENDAHULUAN. maupun pasar global. Agar perusahaan dapat bertahan dan memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak terlepas dari pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu jembatan penghubung antara perusahaan dan customer-nya. Merek

BAB I PENDAHULUAN. pilihan lainnya. Oleh karena itu konsumen sering menghadapi kebingungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu kebutuhan untuk mengeksploitasi sepenuhnya aset-aset mereka demi

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang ada, baik politik, sosial budaya, ekonomi dan teknologi. Sebagian

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

Transkripsi:

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembang nya teknologi, buah tidak hanya dikonsumsi secara segar tetapi juga dapat dikonsumsi dalam bentuk sari buah. Sari buah dapat berupa jus buah dalam kemasan baik botol maupun tetrapack. Minuman jus buah dalam kemasan sudah menjadi pilihan masyarakat untuk melepaskan dahaga dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Disamping menawarkan kesegaran, jus buah juga memiliki banyak manfaat diantaranya adalah dapat menjaga daya tahan tubuh dan melindungi tubuh dari efek radikal bebas seperti asap rokok, asap kendaraan dan sinar ultraviolet, khususnya bagi mereka yang banyak beraktifitas diluar rumah, hadirnya jus buah dalam kemasan memberikan kemudahan untuk mendapat manfaat jus buah tersebut. Minute maid merupakan salah satu minuman jus buah dalam kemasan yang keberadaannya masih bisa dikatakan baru, jika dibanding produk yang sudah ada sebelumnya seperti buavita, jus buah ABC, Country Choice, dan produk lainnya. Tapi kini Minute Maid bisa dikatakan sudah mampu menjadi pesaing bagi produk dengan merek lain. Terbukti dengan keberadaan merek Minute Maid yang sudah menduduki posisi kedua untuk kategori minuman jus dalam kemasan dibawah pesaingnya Buavita yaitu produk minuman jus buah produksi PT Unilever oleh lembaga riset pemasaran MARS bekerja sama dengan majalah SWA berdasarkan hasil survei konsumen di enam kota besar di Indonesia pada tahun 2011. Pasar industri minuman sari buah sudah mulai banyak bersaing. Itu sebabnya, produsen minuman kini berlomba terjun ke bisnis ini. Data Asosiasi Industri Minuman menunjukkan, hingga pertengahan 2008, sudah ada 20 perusahaan besar yang menggarap pasar sari buah. Selain itu, ada juga 35 industri kecil menengah (IKM) yang bergerak di industri sari buah. Jadi, total merek sari buah yang beredar saat ini 60 merek. Menurut Farchad Poeradisastra 1, banyaknya perusahaan yang menggarap bisnis pasar minuman sari buah sekarang ini karena 1 Ketua Bidang Minuman Sari Buah Asosiasi Industri Minuman Ringan

2 pertumbuhan pasar tersebut terbilang pesat. "Setiap tahun tumbuh 15% hingga 20%," katanya. Apalagi, saat ini bisnis sari buah baru 5% dari total pasar minuman. Tak heran kalau bisnis sari buah ke depan masih menjanjikan 2. Di Indonesia, minuman ringan siap saji mudah sekali didapatkan di berbagai tempat, mulai dari warung sampai supermarket. Minuman ringan dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Dengan konsumsi minuman ringan yang sedemikian luasnya, industri minuman ringan memiliki potensi yang amat besar untuk dikembangkan. Minuman sari buah merupakan salah satu minuman ringan yang cukup populer yang digemari oleh konsumen di Indonesia. Minuman buah telah diketahui menjadi salah satu pilihan minuman yang dapat memberikan rasa segar setelah melakukan berbagai aktivitas yang melelahkan tetapi tetap baik untuk dikonsumsi. Seiring dengan bertambahnya berbagai aktivitas yang dilakukan di luar rumah, maka terjadilah perubahan cara mengkonsumsi minuman, yaitu semakin banyak konsumsi minuman yang dilakukan di luar rumah. Minuman siap saji dengan kandungan jus dan sari buah yang beredar di pasar antara lain Minute maid produksi dari Coca-Cola, Buavita produksi dari Unilever, Country choise diproduksi oleh Sosro, ABC Minuman Juice rasa Mangga diproduksi oleh ABC dan lain sebagainya. Dari sekian banyak merek minuman sari buah tersebut, maka perusahaan Coca-Cola memproduksi minuman sari buah yang berbeda dengan minuman sari buah lainnya yaitu kandungan jus dengan bulir jeruk asli di dalamnya yang memiliki kandungan vitamin C untuk kebutuhan tubuh sehari-hari. Minuman sari buah yang dipasarkan dengan merek Minute Maid Pulpy Orange tersebut dijadikan objek pada penelitian ini karena hadir dengan inovasi baru berupa adanya bulir buah jeruk asli yang disertakan di dalam minuman jus buah tersebut. Produk yang baru saja diluncurkan oleh PT Coca Cola pada September 2008 lalu, dan merupakan jenis minuman sari buah pertama yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Menurut David M Gonski 3, Minute Maid Pulpy yang 2 (http://www.mix.co.id) 3 Chairman Coca-Cola Amatil Limited

3 memberikan pertumbuhan volume penjualan sebesar 30%. Penjualan minuman karbonasi dengan merek Coca-Cola, Sprite, dan Fanta yang masuk kategori produk one way pack juga tumbuh lebih dari 20% di Indonesia 4. PT Unilever sudah terlebih dahulu mengeluarkan produk minuman sari buah dengan merek Buavita, tapi Minute Maid hadir dengan sesuatu yang baru yaitu tidak hanya sari buah saja, melainkan dengan bulir buah asli yang dapat ditemukan dalam kemasan bersama sari buah tersebut. Berdasarkan metode pengukuran market share yang dilakukan oleh Frontier Consulting Group, dapat dilihat gambaran market share untuk produk minuman sari buah siap saji di awal tahun 2009 5 (Tabel 1). Dari tabel, tampak bahwa market share terbesar masih dipegang oleh merek-merek yang sudah lama ada di kategori minuman sari buah siap saji. Posisi Minute maid sebagai produk baru masih belum terlihat. Tabel 1 Market share minuman sari buah siap Saji Merek Market Share (%) Buavita 29,1 Frutang 24,4 Ale-ale 23,4 ABC 12,0 Lain-lain 11,1 Sumber: http://www.marketing.co.id Minute Maid mudah dijumpai dibanyak tempat di Indonesia, meski diakui pasar terbesar minuman ini tetap di pulau Jawa, Minute maid tampil dengan sesuatu yang berbeda dari minuman sari buah yang sudah ada, meskipun pilihan rasanya tidak banyak yaitu hanya tiga rasa, Orange, Mango dan Tropicana tetapi tetap memiliki kemampuan bersaing dari pesaingnya yaitu Buavita dan Country Choice. Ini menjadi keuntungan tersendiri bagi Minute Maid untuk bersaing dengan Buavita, karena Minute Maid cukup menarik karena menimbulkan kesan alami karena disertai dengan bulir dari buah asli. Minute Maid menyasar pasar dewasa profesional (usia 20-29 tahun) sebagai target pasar utama. Kami 4 http://www.indonesiafinancetoday.com 5 http://www.marketing.co.id

4 menjadikan Minute Maid sebagai minuman yang mempunyai nilai fungsional untuk orang yang lebih dewasa. ungkap Yessy Lestarina Harahap 6. Pada 2009, Buavita milik PT Unilever Indonesia Tbk. masih menjadi pemimpin pasar minuman jus sari buah dengan pangsa mencapai 29,1%. Produk Tang Mas, Frutang, memiliki pangsa pasar kedua sebesar 24,4% ketika itu. Saat ini minuman jus produksi PT Coca Cola Indonesia, Minute Maid, yang diluncurkan ke pasar pada 2009, diperkirakan langsung menjadi pesaing utama minuman Buavita (Monalisa dan Nurmayanti 2011). Perkembangan industri jus sari buah terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, terbukti dari produksinya yang terus mengalami peningkatan, diikuti dengan konsumsi dalam negeri walau berfluktuasi tetapi terus mengalami peningkatan. Pada Indonesia Finance Today, Rabu 22 mar 2011 juga ditulis bahwa produksi minuman sari buah tumbuh rata-rata per tahun (compounded annual growth rate/cagr) sebesar 4% periode 2004 sampai 2009, dan diestimasikan mencapai 103 ribu ton pada 2010, menurut Departemen Riset IFT. Nilai produksi minuman ini diperkirakan mencapai Rp 524 miliar pada 2010 (Gambar 1). Sumber: Kemenperin, estimasi IFT Gambar 1 Perkembangan Industri Jus Sari buah Konsumsi minuman sari buah sempat melemah pada 2008, sehingga produsen menjual produknya ke pasar ekspor. Penjualan ekspor ketika itu 6 Senior Brand Manager PT Coca Cola Indonesia (http://www.mix.co.id).

5 mencapai 55 ribu ton, naik 160% dari posisi 2007. Ekspor minuman sari buah Indonesia normalnya hanya 21 ribu ton sampai 26 ribu ton per tahun (IFT, 2011). Kondisi persaingan pasar produk minuman sari buah yang semakin ketat menuntut perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk tersebut harus mampu menggunakan strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan. Yang menjadi faktor penentu keberhasilan untuk memenangkan persaingan adalah bagaimana meramu empat elemen utama dalam bauran pemasaran (marketing mix) yaitu produk, distribusi, harga dan promosi serta kemampuannya dalam membangun ekuitas merek yang kuat. Yoo et al. (2000) mengatakan bahwa, ekuitas merek selain dibentuk oleh dimensi-dimensi ekuitas seperti kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas dan loyalitas merek, juga dibentuk oleh usaha-usaha pemasaran. Menurutnya, usaha-usaha pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dapat meningkatkan atau bahkan mengurangi ekuitas merek. Pemasar harus mengetahui apa yang paling berkontribusi untuk ekuitas merek dari elemen bauran pemasaran dan dimensi-dimensi ekuitas merek dari produk yang dipasarkan,untuk nantinya dapat diketahui strategi apa yang dapat diambil untuk dapat membangun ekuitas merek yang kuat. Strategi yang banyak digunakan perusahaan dalam menghadapi persaingan industri yang semakin ketat adalah merancang strategi yang berorientasi pada manajemen merek. Definisi merek menurut Asosiasi Pemasaran Amerika (Kotler 2003) adalah suatu nama, simbol, tanda, atau desain atau kombinasi diantaranya, dan ditujukan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari para pesaingnya. Merek adalah sebuah nama, simbol, desain atau tanda yang dapat memberikan nilai kepada suatu produk di atas nilai fungsionalnya. Bertambahnya nilai produk yang disebabkan oleh merek tersebut menjadi alasan mengapa para pebisnis dan konsumen bersedia untuk membayar tinggi. Menurut Donthu (2000), bertambahnya nilai karena pemberian merek pada sebuah produk dikenal sebagai ekuitas merek (brand equity). Merek adalah identitas yang diyakini sangat powerful untuk mengenalkan produk kita kepada konsumen. Merek yang sudah dikenal akan memudahkan para pemasar melakukan penetrasi pasar. Merek yang baik adalah yang memiliki

6 ekuitas tinggi, yakni: sudah dikenal luas, memiliki asosiasi yang sangat positif, memiliki image yang baik, dipersepsi dengan kualitas yang bagus, serta punya konsumen yang sangat loyal terhadap merek tersebut. Maka tidak heran, bila para pemasar berusaha membangun mereknya agar bisa memiliki ekuitas yang tinggi. Sebuah merek akan mampu bertahan, bersaing bahkan menguasai pangsa pasar kila memiliki ekuitas yang kuat di masyarakat. Sebuah merek dituntut memiliki ekuitas yang tinggi, karena konsumen akan lebih cenderung memilih merek yang sudah dikenalnya, kemudian asosiasi merek yang kuat memberi citra yang kuat pula terhadap suatu merek. Merek yang selalu konsisten tehadap nilai yang dijanjikan akan memiliki citra yang positif di mata konsumen, sehingga pengalaman selama menggunakan suatu merek akan memberikan persepsi terhadap kualitas terhadap suatu merek. Konsumen akan lebih condong memilih merek yang mereka tahu dan memberikan standar kualitas yang tinggi, setelah itu konsumen akan membandingkan nilai yang ditawarkan suatu merek produk tertentu, apabila telah merasakan kepuasan atas nilai yang diberikan, konsumen akan memilih untuk loyal terhadap merek tersebut. Merek yang kuat akan menjanjikan konsumen mendapatkan nilai yang lebih tinggi dibanding merek-merek lainnya. Ini akan menjadi bahan perbandingan bagi konsumen dalam memilih merek-merek tertentu. Merek yang memberikan nilai lebih tinggilah yang akan selalu menjadi pilihan konsumen, seperti yang dikatakan oleh Aaker (1997) yang mengemukakan bahwa ekuitas merek dapat menciptakan nilai bagi konsumen dan perusahaan. Ekuitas merek dapat mempengaruhi proses informasi konsumen, meningkatkan rasa percaya diri konsumen dalam keputusan pembelian dan pencapaian kepuasan konsumen Lebih lanjut, Yoo et al. (2000) mengemukakan bahwa ekuitas merek juga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan perusahaan untuk melakukan merjer dan akuisisi, meningkatkan respon pasar saham dan menentukan perluasan nama merek. Selain itu, ekuitas merek juga meningkatkan peluang pemilihan merek, keinginan untuk membayar harga premium, keefektifan komunikasi pemasaran, kesempatan lisensi merek dan menurunkan kerapuhan terhadap tindakan-tindakan pemasaran pesaing. Dari sudut pandang manajerial, ekuitas merek memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan.

7 1.2 Perumusan Masalah Pada bulan September 2008 yang lalu, PT Coca Cola melakukan inovasi dengan meluncurkan minuman sari buah dengan bulir buah asli, dimana pada saat itu industri minuman sari buah sudah didominasi oleh minuman sari buah lain seperti Buavita, Country Choice, dan ABC. Minute Maid berusaha tampil beda dengan menyertakan bulir buah asli didalam minuman sari buahnya. Salah satu cara untuk memenangkan persaingan dalam merebut hati konsumen agar tergerak untuk memilih suatu merek, yaitu merek dituntut memiliki ekuitas yang tinggi, sebab merek yang kuat akan menjanjikan konsumen mendapatkan nilai yang lebih tinggi dibanding produk sejenis dengan merekmerek lainnya. Ekuitas merek suatu produk dipengaruhi oleh bauran pemasaran dan dimensi-dimensi dari ekuitas merek itu sendiri. Penelitian ini diharapkan akan memberikan hasil berupa informasi strategis mengenai bauran pemasaran dan dimensi-dimensi ekuitas merek apa yang memberikan kontribusi paling besar terhadap kekuatan ekuitas merek yang dimiliki produk minuman sari buah merek Minute Maid ini agar mampu bersaing dengan produk dari PT Unilever yaitu Buavita yang saat ini menduduki posisi utama pada survei Customer Satisfaction (CS) yang digelar oleh lembaga riset pemasaran MARS bekerja sama dengan majalah SWA. Menurut Durianto et al. (2001), semakin kuat ekuitas merek suatu produk, semakin kuat pula daya tariknya di mata konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut yang selanjutnya dapat menggiring konsumen untuk melakukan pembelian berulang sehingga mengantarkan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari waktu ke waktu. Dengan ekuitas merek produk yang kuat akan diperoleh dua keuntungan sekaligus bagi perusahaan, yaitu akan meningkatkan ekuitas perusahaan atau firm equity dan akan menciptakan pelanggan yang loyal. Hal inilah yang merupakan tujaun dari perusahaan yaitu mendapatkan pelanggan yang loyal terhadap merek produknya. Karena pelanggan yang loyal merupakan aset perusahaan yang sangat berharga dan keuntungan yang diraih dari pelanggan yang loyal adalah keuntungan saat ini dan untuk jangka panjang.

8 Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana hubungan dan kontribusi bauran pemasaran terhadap pembentukan ekuitas merek Minute Maid 2. Bagaimana hubungan dan kontribusi dimensi-dimensi ekuitas merek terhadap pembentukan ekuitas merek Minute Maid 3. Bagaimana ekuitas merek Minute Maid sebagai minuman jus dalam kemasan secara keseluruhan 4. Apa implikasi manajerial bagi perusahaan dalam pengelolaan ekuitas merek Minute Maid 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis hubungan dan kontribusi bauran pemasaran terhadap dimensi ekuitas merek Minute Maid 2. Menganalisis hubungan dan kontribusi dimensi-dimensi ekuitas merek terhadap pembentukan ekuitas merek Minute Maid 3. Menganalisis ekuitas merek Minute Maid sebagai minuman jus dalam kemasan secara keseluruhan 4. Merumuskan implikasi manajerial bagi perusahaan dalam pengelolaan ekuitas merek Minute maid 1.4 Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan akan memberikan hasil berupa informasi bagi PT Coca Cola Indonesia sebagai produsen produk minuman jus dalam kemasan Minute Maid tentang posisi ekuitas merek dan kontribusi yang diberikan oleh dimensi-dimensi ekuitas merek, sehingga dapat diketahui bagaimana strategi penguatan merek dan pemasaran di masa depan. 2. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan yang bersifat teoritis dan sebagai pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh

9 1.5 Ruang Lingkup Ruang lingkup dari penelitian ini hanya sebatas melihat dan menguji bagaimanakah ekuitas merek Minute Maid secara keseluruhan, dan menguji apakah ada hubungan antara variabel bauran pemasaran dan dimensi ekuitas merek terhadap ekuitas merek produk minuman sari buah merek Minute Maid di kota Bogor. Pada penelitian ini unsur bauran pemasaran yang digunakan adalah 4P yaitu Product, Price, Place dan Promotion Unsur dimensi ekuitas merek yang digunakan dalam penelitian ini adalah kesan kualitas, loyalitas merek, asosiasi dan kesadaran merek, dengan tidak memasukkan aset perusahaan lainnya. Penelitian ini dilakukan di Bogor, dengan pertimbangan bahwa Bogor dianggap mampu merepresentasikan daerah perkotaan yang merupakan lokasi yang menjadi sasaran pemasaran produk minuman jus dalam kemasan Minute Maid di Indonesia. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Bogor dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data primer dengan pemilihan sampel yaitu konsumen yang membeli dan mengkonsumsi produk Minute Maid yang ada di Kota Bogor.

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB