Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

dokumen-dokumen yang mirip
JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET

APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR

DASAR KONTROL ELEKTROMAGNETIK

IDENTITAS PEMILIK BUKU : Foto 4 x 6

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

4.3 Sistem Pengendalian Motor

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor

Kegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin

BAB I. PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK Pada bab ini akan membahas prinsip kerja sistem pengendali elektromagnetik yang meliputi :

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

Kegiatan Belajar 2: Menjelaskan Prinsip Kerja Sistem Kendali Relay Elektromagnetik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/


UNIT III MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR

RANGKAIAN DASAR KONTROL MOTOR LISTRIK

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB II PEMBAHASAN. Makin besar suatu sistem kelistrikan, maka makin besar pula peralatan proteksi

PEMBUATAN TRAINER INSTALASI MOTOR 3 PHASE

BAB II LANDASAN TEORI

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

BAB II LANDASAN TEORI

Optimasi Jaringan Saraf Listrik Sebagai Virtual Praktikum Kendali dan Otomasi Proses

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

MENGOPERASIKAN MESIN PRODUKSI DENGAN KENDALI ELEKTROMEKANIK

Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa. Universitas Negeri Makassar On Line) Tanggal :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum, motor listrik berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi

KATA PENGANTAR dilakukan dilakukan

UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG

RANCANG BANGUN SIMULASI INDUSTRI PENGGILING BIJI- BIJIAN BERBASIS PLC ZELIO

UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA

SISTEM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI 3 PHASE 200 KW SEBAGAI PENGGERAK POMPA HYDRAN (ELECTRIC FIRE PUMP) SURYA DARMA

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi

TI3105 Otomasi Sistem Produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

PEMAKAIAN TIMER PADA PENGEREMAN DINAMIK MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKARTIGA PHASA

BAB VII CONTOH APLIKASI PROGRAM PLC

Arti Pole dan Throw pada Relay

RENCANA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN (RPP)

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK. PENGAMAN BEBAN LEBIH (Thermal Over Load Relay / TOLR)

Mekatronika Modul 7 Aktuator

Proteksi Motor Menggunakan Rele Thermal dengan Mempertimbangkan Metode Starting

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PENGGUNAAN DAN PENGATURAN MOTOR LISTRIK Penulis: : Radita Arindya, S.T., M.T

Gambar 3.1 Wiring Diagram Direct On Line Starter (DOL)

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGAMAN UNTUK MENGHINDARI TERJADINYA PEMADAMAN LISTRIK TOTAL DI LABORATORIUM REPARASI LISTRIK

RANCANGAN SISTEM KENDALI TRAFFIC LIGHT SMPANG 3 MENGGUNAKAN KONTAKTOR

Kursus Kelistrikan Kapal : Berdurasi 5 hari (40 Jam) 45 Menit. Membahas

Pengereman Dinamik Motor Induksi 3 Fase 220V/380V

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

Gambar 1 Motor Induksi. 2 Karakteristik Arus Starting pada Motor Induksi

PENGENALAN MOTOR INDUKSI 1-FASA

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

MODUL PEMBELAJARAN PANEL KENDALI PROGRAM STUDI KEAHLIAN KOMPETENSI KEAHLIAN. : XII (Duabelas) Penyusun : SISWANTA, S.Pd NIP

Perancangan Pembuatan Pengasut Pada Motor Kapasitor 1 Phase

Lesita Dewi Rizki Wardani Dosen Pembimbing: Dedet C. Riawan, ST., MT., PhD. Dimas Anton Asfani, ST., MT., PhD.

RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A

TUGAS AKHIR MODIFIKASI SISTEM PENGEREMAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PLC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS TRAFFIC LIGHT SIMPANG 4 DAGO

APLIKASI PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK 3 FASA BERBASIS FLUIDSIM

POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)

PENGEMBANGAN UNIT MODUL TRAINER PRAKTIK INSTALASI LISTRIK INDUSTRI PROYEK AKHIR

meliputi pengujian rangkaian pengendali motor tiga fase untuk forclift dengan

RANCANGAN SISTEM KENDALI TRAFFIC LIGHTS SIMPANG 3 MENGGUNAKAN KONTAKTOR

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB IV BAHASA PROGRAM PLC

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

RANCANGAN SISTEM KENDALI TRAFFIC LIGHT SIMPANG 4 MENGGUNAKAN KONTAKTOR

Transkripsi:

7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi di suatu industri. Control system ini paling utama yang diperlukan sehingga membuat kita harus faham dan lancar dalam merencanakan rangkaian. Rangkaian control yang umum digunakan pada industri saat ini masih menggunakan rangkaian control yang berawal dari rangkaian manual. Adapun jenis rangkaian control yang selalu dirancang dalam rangkaian manual adalah selalu menggunakan peralatan peralatan yang bersifat listrik. Rangkaian control atau pengendali harus difahami mulai dari jenis dan dasar komponen yang digunakan. Dalam desain rangkaian pengendali dasar atau control system selalu menggunakan KONTAKTOR, TIMER, OVERLOAD, MCB dan lain lain. Komponen paling utama digunakan dalam rangkaian control atau pengendali adalah yang dinamakan KONTAKTOR. KONTAKTOR 1. Pengertian Kontaktor juga disebut saklar elektromagnetik, yaitu : Saklar yang system operasinya dengan cara kerja sistem elektromagnetik dan merupakan suatu alat yang aman untuk penyambungan dan pemutusan secara terus menerus / Continue. 2. Bagian bagian Kontaktor 3. Fungsi Kontaktor, Kontaktor digunakan untuk mengerjakan atau mengoperasikan dengan seperangkat alat control beban, seperti : Penerangan Pemanas Pengontrolan Motor motor Listrik Pengaman Motor motor Listrik Pada pengaman motor motor listrik beban lebih dilakukan secara terpisah. Kontaktor akan bekerja dengan normal bila diberikan tegangan 85 % sampai 110 % dari tegangan permukaannya. Sedangkan

7b bila lebih kecil dari 85 % kontaktor akan bergetar atau bunyi. Jika lebih besar dari 110 % kontaktor akan panas dan terbakar. Kontaktor mempunyai kontak kontak UTAMA dan kontak kontak BANTU yang terdiri dari: NORMALLY OPEN ( NO ) NORMALLY CLOSE ( NC ) 4. Simbol Bagian Kontaktor Koil elektromagnetik dengan A1 dan A2 sebagai penghantar keluaran dari koil elektromagnetik. Kontak pada kondisi NORMALLY OPEN ( NO ). Kontak pada kondisi NORMALLY CLOSE ( NC ). Kontak ON DELAY pada kondisi NORMALLY OPEN ( NO ).

7c Kontak OFF DELAY pada kondisi NORMALLY CLOSE ( NC ). 5. Penandaan Nomor Kontak Penandaan nomor pada kontak untuk kontaktor menurut IEC adalah : A1, A2 = Hubungan kontak untuk SUMBER TEGANGAN pada kontaktor. 1, 3, 5 = Hubungan kontak untuk SUPPLY pada rangkaian utama. 2, 4, 6 = Hubungan kontak untuk BEBAN pada rangkaian utama. 13 & 14 23 & 24 33 & 34 63 & 64 <==>Hubungan untuk kontak kontak Bantu pada kondisi NORMALLY OPEN ( NO ) 73 & 74 83 & 84 93 & 94 11 & 12 21 & 22 31 & 32 61 & 62 <===>Hubungan untuk kontak kontak Bantu pada kondisi NORMALLY CLOSE ( NC ) 71 & 72 81 & 82 91 & 92 THERMAL OVER LOAD ( TOL ) 1. Pengertian Komponen TOL ini bekerja berdasarkan panas ( temperature ) yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen elemen pemanas bimetal. Dari sifat pelengkungan bimetal akibat panas yang ditimbulkan, bimetal ini akan menggerakkan kontak kontak mekanis pemutus rangkaian listrik. TOL ini selalu digunakan dalam merangkai rangkaian control dari suatu system terutama berhubungan dengan motor motor penggerak yang berfasa tunggal ( satu fasa ) ataupun berfasa tiga ( tiga fasa ). TOL ini sangat penting sekali digunakan dalam pengamanan dan perlindungan motor motor DC atau motor motor AC dari ukuran kecil sampai menengah. Simbol Rangkaian : Pada TOL tersebut memiliki perangkat yaitu, :

7d a) Reset Mekanik Fungsinya yaitu : untuk mengembalikan kedudukan kontak pada posisi semula, pengaturan batas arus trip bila terjadi beban lebih. b) Arus Setting ( batas arus ) Fungsinya yaitu : sebagai harga arus atau batas arus pada pemanasnya atau arus yang mengalir pada kontaktor. 2. Bagian bagian Thermal Over Load 3. Fungsi TOL Dari pemasangan TOL ini berfungsi untuk mengamankan atau memberikan perlindungan dari kerusakan akibat pembebanan lebih pada motor. Penyebab dari pembebanan lebih ini antara lain : 1) Terlalu besar beban mekanik dari motor. 2) Arus start yang terlalu besar. 3) Motor berhenti secara mendadak. 4) Terjadinya hubung singkat / konsleting. 5) Hilangnya salah satu fasa dari motor tiga fasa. 4. Cara pasang Untuk merangkai TOL ini dilakukan pemasangan dengan cara menghubungkan seri terminal terminal elemen pemanas ke rangkaian belitan motor dengan kontak kontaktor di rangkaian control. TIME DELAY RELAY ( TIMER ) Pengertian Time Delay Relay ini juga disebut sebagai relay penunda waktu yang sering disebut juga dengan timer. Adapun fungsi dari Time Delay Relay ini untuk memindahkan kerja dari rangkaian pengontrol dalam waktu tertentu yang bekerja secara otomatis, misalnya untuk rangkaian control hubungan Ү Δ secara otomatis, hubungan control secara berurutan dan lain lain. Timer tunggal / berdiri sendiri dapat

7e disimbolkan sebagai berikut : Tetapi pada penggunaan Timer dalam rangkaian control ada juga berbeda pengunaan, sehingga ada beberapa jenis Timer yang dapat dihubungkan langsung dengan kontaktor yaitu : 1. ON DELAY On Delay adalah suatu Timer yang dihubungkan secara langsung ke kontaktor ( jadi satu dengan Kontaktor ) yang akan berfungsi jika kontaktor bekerja ( ON ) maka Timer juga bekerja ( ON ). Simbol Rangkaian : 2. OFF DELAY Off Delay adalah suatu Timer yang dihubungkan secara langsung ke kontaktor ( jadi satu dengan Kontaktor ) yang akan berfungsi jika kontaktor bekerja ( ON ) dan Timer tidak bekerja ( OFF ). Simbol Rangkaian : bentuk fisik timer

7f PUSH BOTTOM ( TOMBOL TEKAN ) Pengertian Push Bottom merupakan suatu bentuk saklar yang sering digunakan dalam suatu rangkaian control dan mempunyai fungsi sama dengan saklar saklar lainnya pada umumnya, tetapi memiliki perbedaan dalam penguncian. 1. Push Bottom Normally Open ( NO ) dengan fungsi jika ditekan bekerja ( ON ), apabila dilepas akan kembali semula ( OFF ). Simbol Rangkaian : 2. Push Bottom Normally Close ( NC ) dengan fungsi jika ditekan tidak bekerja ( OFF ), apabila dilepas menjadi bekerja ( ON ). Simbol Rangkaian : 3. Push Bottom mengunci, berfungsi jika ditekan bekerja ( ON ) dan apabila dilepas tetap bekerja ( ON ), tetapi jika ditekan untuk kedua kalinya maka akan tidak bekerja ( OFF ). Simbol Rangkaian :

7g MINI CIRCUIT BREAKER (MCB) Pengertian MCB merupakan salah satu pengaman pada suatu rangkaian control. Pada MCB memiliki fungsi sebagai pengaman beban/daya lebih dari daya yang dipakainya, sehingga apabila daya yang digunakan pada system tersebut melebihinya (P = V.I Cos Φ) maka akan terjadi trip (jawa njeglek ) pada MCB. MCB juga berfungsi sebagai pengaman kesalahan rangkaian, sehingga apabila terjadi short circuit (hubung singkat)(konsleting) maka MCB juga akan menjadi trip. Hubungan singkat tersebut terjadi apabila antara penghantar/kabel fasa/line terhubung langsung dengan penghantar/kabel netral/nol dan juga ground/pentanahan. Dalam melakukan pendesainan control selalu dibutuhkan adanya pengaman rangkaian control dengan menggunakan MCB jenis 1 fasa. Tetapi pengaman untuk beban yang digerakkan oleh rangkaian control tersebut dapat menggunakan MCB jenis 3 fasa, sehingga dalam suatu panel yang digunakan untuk mengontrol suatu system minimal terdapat 2 MCB yaitu 1 buah MCB jenis 1 fasa dan 1 buah MCB 3 fasa. Bentuk fisik MCB Pengasutan Motor Induksi dengan menghubungkan langsung pada saluran (Direct On Line) Pengasutan ini digunakan untuk motor-motor berdaya kecil. Pada cara ini motor dapat diasut pada tegangan saluran penuh dengan menggunakan penstart saluran yang dilengkapi dengan relai termis beban lebih. Cara ini dapat menghasilkan kopel start yang lebih besar mengingat kopel motor induksiberbanding lurus dengan kuadrat tegangan yang dikenakan. Kelemahan pengasutan cara ini adalah dapat menghasilkan arus start yang besar, karena itulah hanya digunakan untuk motor-motor yang berdaya kecil.

7h Gambar rangkaian pengasutan langsung pada saluaran atau Direct On Line (DOL) Rangkaian kendalinya disuplai dari tegangan 220 Volt. Pada saat tombol start S2 ditekan arus mengalir melalui F2 S1 S2 K1. Kontaktor megnetik 1 (K1) bekerja, kontak bantu K1 (NO) menutup dan motor terhubung pada saluran. Untuk selanjutnya, arus akan mengalir melalui F2 S1 Kontak bantu K1 K1. Pengasutan Motor Induksi dengan menggunakan penstart bintang/star delta (Y-Δ) Pada pengasutan ini selama periode start lilitan motor akan berada dalam hubungan bintang dan setelah selang waktu tertentu akan berpindah ke hubungan lilitan delta. Dengan cara ini kenaikan arus start dapat dibatasi hingga sepertiga kali saja dibandingkan bila motor langsung terhubung delta. Gambar berikut memperlihatkan rangkaian daya dan rangkaian kendali pengasutan star delta. Gambar rangkaian start motor star/bintang delta/segitiga

7i Rangkaian kendali pengasutan dengan cara ini disuplai oleh tegangan 220 Volt. Cara kerjanya : jika tombol start S2 ditekan, arus mengalir melalui F2 S1 S2 kontak bantu timer T (NC) kontak bantu K3 K1. Kontaktor magnetik 1 (K1) bekerja dan motor terhubung dalam lilitan bintang. Saat itu juga kontak bantu K1 (NC) membuka dan kontak bantu K1 (NO) menutup sehingga arus mengalir melalui F2 S1 S2 kontak bantu K1 (NO) K2. Kontaktor magnetik 2 (K2) bekerja dan motor terhubung pada sumber tegangan. Pada saat yang sama kontak bantu K2 (NO) menutup dan timer T bekerja. Setelah t detik kontak bantu T (NC) membuka sehingga K1 tidak dilewati arus (K1 tidak bekerja), kontak bantu T (NC) menutup, arus mengalir melalu F2 S1 kontak K2 (NO) kontak bantu T (NO) kontak bantu K1 (NC) K3. Kontaktor magnetik K3 bekerja, motor terhubung dalam belitan delta. Tombol S1 digunakan untuk melepaskan motor dari sumber tegangan. Dengan pengasutan cara ini, kenaikan arus start dapat dibatasi hingga sepertiga kali saja dibandingkan bila lilitan motor langsung terhubung delta. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut: Hubungan belitan, Tegangan, Arus Star dan Delta Bila stator dihubung star, maka : - Tiap belitan mendapatkan tegangan sebesar U/ 3 - Sehingga arus yang mengalir ditiap belitan sebesar IY - Arus yang mengalir ditiap belitan akan sama dengan arus arus fasa IY Bila stator dihubungkan delta, maka : - Tiap belitan mendapatkan tegangan sebesar U - Sehingga arus yang mengalir ditiap belitan sebesar IfΔ - Arus fasa untuk belitan delta : IΔ = 3 IfΔ Bila dibandingkan,

7j Rangkaian Bintang/Star-Delta (Y-Δ) Motor Induksi Tiga Fasa Penyambungan Rangkaian Motor On Off (interlock) Rangkaian ini dikenal juga dengan istilah DOL Starter seperti artikel yang pernah saya bahas sebelumnnya. Sebelum melihat gambar penyambungan rangkaian motor On Off ini, anda sebaiknya membaca artikel saya yang berjudul InterLock Kontaktor.. disana anda akan menemukan penjelasan apa dan bagaimana cara kerja rangkaian ini, berikut juga wiring diagramnya. Penyambungan Rangkaian Motor Star Delta (Bintang Segitiga)

7k Dalam penyambungan rangkaian motor star delta ini, mungkin sedikit agak berbeda dari wiring diagram yang ada pada artikel saya sebelumnya yaitu yang berjudul Wiring Diagram Star Delta danpengaplikasian Kerja NO dan NC Proteksi Motor Listrik. Tetapi tidak akan menjadi masalah, karena prinsip kerjanya tetaplah sama. Penyambungan Rangkaian Motor Forward Reverse (bolak balik) Pada gambar diatas, secara prinsipanya sama dengan wiring diagram yang terdapat pada artikel saya sebelumnya yang berjudul Wiring Diagram Motor Bolak Balik (Forward Reverse), hanya saja disini saya memasang NC dari thermal overload langsung pada koil kontaktor, dan NC dari K1 dan K2 yang terhubung dari NO tombol masing-masing. Prinsip kerjanya adalah, bila tombol fwd ditekan maka motor akan berputar kekanan. Untuk memutar balik putaran motor kekiri maka perlu ditekan terlebih dahulu tombol Off, baru bisa memutar kearah sebaliknya (kiri) dengan menekan tombol rev. Dan untuk mematikannya tekan tombol Off yang sama, karena fungsi tombol Off disini untuk memutuskan kedua fungsi kerja rangkaian.

7l Penyambungan Rangkaian Motor Off dengan Timer Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah, memutus kerja rangkaian kontaktor sesuai dengan waktu yang diinginkan secara otomatis dengan timer. Pada rangkaian ini, saya juga memasang tombol off sebagai pemutus rangkaian manual. Hal tersebut semata-mata hanya untuk menjaga kalau-kalau kerja rangkaian tersebut tidak sesuai yang diharapkan atau mengalami masalah (trouble). Penyambungan Rangkaian Motor Work Interchangeably (Kerja Bergantian) Prinsip kerjanya adalah, ketika tombol On ditekan maka motor 1 akan bekerja sesuai waktu yang diinginkan. Ketika telah mencapai waktunya, maka motor 1 akan mati dan bersamaan itu juga motor 2 akan bekerja sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Dan begitu telah mencapai waktunya, maka motor 2 akan mati dan motor 1 akan menyala lagi sesuai ketetapan waktunya.. begitu seterusnya. Dan untuk mematikan kerja rangkaian ini, cukup dengan menekan tombol Off.

7m Rangkaian ini menggunakan tegangan 220V pada rangkaian pengendalinya, artinya Timer, Relay. dan Kontaktor menggunakan koil bertype 220V (perhatikan pengabelan yang berwarna hijau terang). 1. Kontaktor Magnet Arus Searah (DC) Kontaktor magnet arus searah (DC) terdiri dari sebuah kumparan yang intinya terbuat dari besi. Jadi bila arus listrik mengalir melalui kumparan, maka inti besi akan menjadi magnet. Gaya magnet inilah yang digunakan untuk menarik angker yang sekaligus menutup/ membuka kontak. Bila arus listrik terputus ke kumparan, maka gaya magnet akan hilang dan pegas akan menarik/menolak angker sehingga kontak kembali membuka atau menutup. Untuk merancang kontaktor arus searah yang besar dibutuhkan tegangan kerja yang besar pula, namun hal ini akan mengakibatkan arus yang melalui kumparan akan besar dan kontaktor akan cepat panas. Jadi kontaktor magnet arus searah akan efisien pada tegangan kerja kecil seperti 6 V, 12 V dan 24 V.. Simbol dan fisik kontaktor magnet DC

Bentuk fisik relay dikemas dengan wadah plastik transparan, memiliki dua kontak SPDT (Single Pole Double Throgh) Gambar 2.1, satu kontak utama dan dua kontak cabang). Relay jenis ini menggunakan tegangan DC 6V, 12 V, 24 V, dan 48 V. Juga tersedia dengan tegangan AC 220 V. Kemampuan kontak mengalirkan arus listrik sangat terbatas kurang dari 5 ampere. Untuk dapat mengalirkan arus daya yang besar untuk mengendalikan motor induksi, relay dihubungkan dengan. Bila kontaktor untuk arus searah digunakan pada arus AC maka kemagnetannya akan timbul dan hilang setiap saat mengikuti gelombang arus AC. 7n