Mahasiswa mampu memformulasikan permasalahan yang mengandung fakta dengan derajad ketidakpastian tertentu ke dalam pendekatan Sistem Fuzzy.

dokumen-dokumen yang mirip
Sist Sis em t Fuzzy Fuzz Sistem Pakar

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV KONSEP FUZZY LOGIC DAN PENERAPAN PADA SISTEM KONTROL. asing. Dalam pengalaman keseharian kita, permasalahan yang berkaitan dengan fuzzy

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

MATERI KULIAH (PERTEMUAN 12,13) Lecturer : M. Miftakul Amin, M. Eng. Logika Fuzzy. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang

Metode Fuzzy. Analisis Keputusan TIP FTP UB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic.

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB 2 LANDASAN TEORI

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Sebelumnya... Penalaran pada Sistem Pakar. Ketidakpastian dalam Sistem Pakar. Contoh forward chaining & backward chaining

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Sebelumnya... Penalaran pada Sistem Pakar. Ketidakpastian dalam Sistem Pakar. Contoh forward chaining & backward chaining

BAB III METODE FUZZY MAMDANI

Fuzzy Expert Sistem. Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2015

Himpunan Tegas (Crisp)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. usaha kecil dengan menggunakan metode fuzzy logic, yang antara lain meliputi :

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi secara mandiri.

MENDETEKSI KEBERADAAN NYAMUK AEDES AEGIPTY MENGGUNAKAN METODE FUZZY. Ikhlas Ali Syahbana

IMPLEMENTASI SISTEM FUZZY UNTUK PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS BERDASARKAN KEPADATAN ARUS KENDARAAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY. Abstraksi

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ABSTRAK...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas

SIDANG TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI FUZZY RULES UNTUK PERENCANAAN DAN PENENTUAN PRIORITAS DI PDAM KOTA SURABAYA. oleh: WINDA ZULVINA

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG

DENIA FADILA RUSMAN

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

Penggunaan Metode Logika Fuzzy Untuk Memprediksi Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas, Lebar Jalan Dan Faktor Koreksi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 2. LANDASAN TEORI

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy.

FUZZY SYSTEM & FUZZY REASONING DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER IPB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JURUSAN DI SMU DENGAN LOGIKA FUZZY

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.2 Analisis Kebutuhan... Error! Bookmark not defined Perancangan... Error! Bookmark not defined Pengujian... Error!

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

manusia diantaranya penyakit mata konjungtivitis, keratitis, dan glaukoma.

BAB 2 LANDASAN TEORI

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

LOGIKA SAMAR (FUZZY LOGIC)

SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KOSENTRASI JURUSAN TEKNIK MESIN UNP PADANG

BAB II. Konsep Dasar

ANALISA SISTEM PENILAIAN TINGKAT KUALITAS PENGAJAR MENGGUNAKANLOGIKA FUZZY MAMDANI (STUDI KASUS PADA POLIBAN)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

FUZZY MAMDANI DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEBERHASILAN DOSEN MENGAJAR

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ci Crisp Logic. Crisp logic is concerned with absolutes-true or false, there is no in-between. Contoh:

MEDIA PEMBELAJARAN HIMPUNAN FUZZY BERBASIS MULTIMEDIA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ)

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN INFERENSI FUZZY UNTUK KENDALI SUHU RUANGAN PADA PENDINGIN RUANGAN (AC)

BAB 2 LANDASAN TEORI

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

Logika Himpunan Fuzzy

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

REVIEW JURNAL LOGIKA FUZZY

Pengaturan Kecepatan Putaran Motor Listrik 3 Phasa Menggunakan Logika Fuzzy Tsukamoto pada Proses Penyaringan Minyak Goreng

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha. Menggunakan Fuzzy Logic

Transkripsi:

Chapter 7 Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa mampu memformulasikan permasalahan yang mengandung fakta dengan derajad ketidakpastian tertentu ke dalam pendekatan. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan secara manual dan analisis untuk melakukan inferensi dan defuzzifikasi pada. Mahasiswa mampu merancang perangkat lunak untuk penyelesaian masalah dengan menggunakan Fuzzy System. 7. Pendahuluan Manusia cenderung menggunakan bahasa dalam bentuk sesuatu yang dapat dipahami secara umum, bukan dalam bentuk bahasa matematika yang mementingkan akurasi. Misalkan, kita mengatakan: "Benda itu sangat berat" ketimbang "Benda itu beratnya 5 kg." 9 Note:

Figure 7.: Ilustrasi fuzzy. Representasi fakta semacam di atas menggunakan istilah yang ambigu atau samar (fuzzy). Misalnya, kata sangat berat dapat memiliki arti berbeda-beda, seberapa berat? Fuzzy system adalah suatu sistem yang menggunakan himpunan fuzzy untuk memetakan suatu inputan menjadi ouput tertentu (black bo). Misalnya, jika anda mengetahui seberapa layanan pada restaurant tersebut, anda dapat menentukan berapa jumlah tip yang layak diberikan kepada pelayan. Perhatikan gambar di bawah ini: Figure 7.2: Pemetaan input output dengan fuzzy. 92

7.2 Variabel Linguistik (Linguistic Variable) Istilah-istilah yang merepresentasikan fakta yang samar seperti pada contoh diatas disebut sebagai variabel linguistik. Tabel 7. menunjukkan contoh-contoh lain dari variabel linguistik beserta nilai tipikal yang mungkin. Note: Table 7.: Contoh variabel linguistik Variabel Linguistik suhu ketinggian kelajuan Nilai Tipikal panas, dingin pendek, cukup, tinggi sangat lambat, lambat, cepat Dalam sistem pakar fuzzy (fuzzy epert system), variabel linguistik digunakan pada aturan-aturan fuzzy (fuzzy rules). Perhatikan contoh di bawah ini: R IF Kelajuan rendah THEN Buat akselerasi menjadi tinggi R2 IF Suhu udara rendah AND Tekanan cukup THEN Buat kelajuan menjadi rendah Jangkauan (range) nilai yang mungkin dalam variabel linguistik disebut sebagai universe of discourse. Sebagai contoh "kelajuan" dalam R dapat memiliki range antara sampai 2 km/jam. Karena "kelajuan rendah" menempati sebagian segmen dari universe of discourse. 93

7.3 Himpunan Fuzzy (Fuzzy Set) Himpunan fuzzy berbeda dengan himpunan klasik. Himpunan klasik memiliki batasan yang jelas (crisp set), karena itu keanggotaan dari himpunan klasik dapat dinyatakan hanya dalam dua macam yaitu: menjadi anggota himpunan atau tidak. Sedangkan pada himpunan fuzzy, keanggotaan suatu elemen pada suatu himpunan lebih lanjut dinyatakan dengan derajad keanggotaannya. Perhatikan Gambar 7.3. Note: Figure 7.3: Ilustrasi fuzzy dan crisp set. Gambar 7.3 merupakan himpunan orang muda. Representasi dengan crisp set menyatakan bahwa jika seseorang berumur dibawah th maka ia merupakan himpunan orang muda, jika tidak maka ia tergolong tua. Sebaliknya dengan menggunakan fuzzy set, himpunan orang muda ditentukan oleh derajad keanggotaannya. Misalnya, seseorang berumur 2 th merupakan himpunan orang muda dengan nilai keanggotaan.95, atau dengan kata lain sangat muda, orang berumur th merupakan himpunan orang muda dengan nilai keanggotaan.5, sedangkan orang berumur 8 th merupakan himpunan orang muda dengan nilai keanggotaan, atau dengan kata lain kurang muda. Kurva pada Gambar 7.3 juga dapat ditafsirkan sebagai mapping dari input berupa umur seseorang menuju ke output berupa derajad kemu- 94

daan seseorang. Secara khusus kurva semacam ini disebut sebagai fungsi keanggotaan (membership function). Contoh lain yang menggambarkan fuzzy set adalah himpunan fuzzy tentang musim di belahan bumi utara, seperti ditunjukkan dalam Gambar 7.4. Figure 7.4: Fuzzy set musim di belahan bumi utara. Definisi secara astronomis tentang musim adalah seperti ditunjukkan pada gambar sebelah kiri dimana seharusnya terdapat perbedaan drastis pada setiap musim, misalnya spring persis dimulai pada bulan March dan selesai pada bulan June. Akan tetapi setiap negara di belahan bumi utara mungkin merasakan perbedaan musim tersebut berbeda-beda, misalnya spring mungkin dimulai pada minggu kedua atau ketiga pada bulan March dan berakhir pada minggu pertama atau kedua pada bulan June, seperti digambarkan pada bagian kanan Gambar 7.4. Negara lain mungkin mengalami situasi yang berbeda. Gambar 7.4 juga menunjukkan bahwa dalam fuzzy set musim di belahan bumi utara terdapat beberapa fuzzy subset, yaitu: spring, summer, fall dan winter. Perhatikan juga bahwa minggu kedua April (perkiraan pada gambar) merupakan anggota dari spring dengan nilai keanggotaan dan merupakan anggota dari summer dengan nilai keanggotaan. Jadi, suatu input dapat dianggap memiliki keanggotaan parsial pada beberapa fungsi keanggotaan. Implikasi dari hal ini akan dibahas pada 95

sub-bab berikutnya. Dengan berlandaskan contoh-contoh di atas, definisi akurat dari fuzzy set adalah sebagai berikut: Fuzzy Set: Jika X adalah universe of discourse, elemen dari X dinotasikan sebagai. Sebuah himpunan fuzzy A dari X dikarakteristikkan oleh fungsi keanggotaan µ A () yang mengasosiasikan setiap elemen dengan nilai dari derajad keanggotaan dalam A. 7.4 Fungsi Keanggotaan (Membership Function) Membership Function (MF) adalah kurva yang memetakan setiap titik pada inputan (universe of discourse) ke sebuah nilai keanggotaan (atau derajad keanggotaan) yang memiliki nilai antara dan yang didefinisikan secara matematis oleh persamaan: Note: µ A () :X [, ] (7.) Setiap elemen dipetakan pada sebuah nilai keanggotaan oleh MF. Nilai ini merupakan derajad keanggotaan dari pada himpunan fuzzy A. µ A () =Degree( A) (7.2) Dimana nilai keangotaan dari dibatasi oleh: µ A () Sebagai contoh pemetaan elemen dari (dalam hal ini adalah ketinggian seseorang) oleh MF ke nilai keanggotaannya, ditunjukkan dalam Gambar 7.5. 96

Figure 7.5: Pemetaan ketinggian seseorang oleh MF. Nilai keanggotaan hasil pemetaan elemen oleh suatu fungsi keanggotaan dapat memiliki nilai yang berbeda-beda tergantung pada jenis dari fungsi keanggotaan. Fungsi keanggotaan yang umum digunakan adalah: fungsi segitiga, fungsi trapesium, fungsi gaussian, fungsi bell dan fungsi sigmoid. Bentuk dari masing-masing fungsi keanggotaan adalah sebagai berikut:. Fungsi segitiga. Fungsi keanggotaan berbentuk segitiga didefinisikan oleh 3 parameter a, b, c dengan persamaan: ( ( a Segitiga(; a, b, c) = ma min b a, c ) ), (7.3) c b Fungsi segitiga dengan parameter: segitiga(;,,) ditunjukkan dalam Gambar 7.6. 2. Fungsi Trapesium. Fungsi keanggotaan berbentuk trapesium didefinisikan oleh 4 parameter a, b, c, d dengan persamaan: ( Trapesium(; a, b, c, d) = ma min ( a b a,, d d c ) ), (7.4) Fungsi segitiga dengan parameter: trapesium(;.,,,.95) ditunjukkan dalam Gambar 7.7. 97

mf.4.4 Figure 7.6: Fungsi keanggotaan segitiga (triangle). mf.4.4 Figure 7.7: Fungsi keanggotaan trapesium (trapezoidal). 3. Fungsi Gaussian. Fungsi keanggotaan berbentuk gaussian didefinisikan oleh 2 parameter σ, dan c dengan persamaan: c Gaussian(; σ, c) =e ( σ ) 2 (7.5) Fungsi Gaussian dengan parameter: gaussian(;.5,.5) ditunjukkan dalam Gambar 7.8. mf.4.4 Figure 7.8: Fungsi keanggotaan Gaussian. σ= standar deviasi, c=pusat. 4. Fungsi Bell. Fungsi keanggotaan berbentuk bell didefinisikan oleh 98

3 parameter a, b dan c dengan persamaan: Bell(; a, b, c) = + c a (7.6) 2b Fungsi Bell dengan parameter: bell(;5,2.5,.5) ditunjukkan dalam Gambar 7.9. Sedangkan parameter a, b dan c yang menspesi- mf.4.4 Figure 7.9: Fungsi keanggotaan Bell. fikasikan fungsi Bell ditunjukkan dalam Gambar 7.. mf.4 slope= b/2a c a c c+a.4 Figure 7.: Letak parameter a,b dan c pada fungsi keanggotaan Bell. 5. Fungsi Sigmoid. Fungsi keanggotaan Sigmoid didefinisikan oleh 2 parameter a dan c dengan persamaan: Sigmoid(; a, c) = +e a( c) (7.7) Jika nilai a>, maka fungsi sigmoid akan membuka ke kanan, sedang jika a < maka fungsi sigmoid akan membuka ke kiri. Fungsi Sigmoid membuka ke kanan dengan parameter: sigmoid(;2,5) ditunjukkan dalam Gambar 7.. Sedangkan fungsi Sigmoid mem- 99

mf.4.4 Figure 7.: Fungsi keanggotaan Sigmoid membuka ke kanan. buka ke kiri dengan parameter: sigmoid(;-2,.75) ditunjukkan dalam Gambar 7.2. mf.4.4 Figure 7.2: Fungsi keanggotaan Sigmoid membuka ke kiri. 7.5 Representasi Himpunan Fuzzy Seperti dijelaskan di atas bahwa jika kita memiliki universe of discourse X dengan himpunan fuzzy A di dalamnya, maka himpunan elemen dari X yang dinyatakan sebagai {, 2,..., n } dapat dipetakan oleh fungsi keanggotaan µ A () ke dalam nilai keanggotaan masing-masing dengan nilai [,]. Misalkan sebuah himpunan fuzzy dinyatakan sebagai: A =(a,a 2,...,a n ) (7.8) dimana a i = µ A ( i ). (7.9)

Dengan cara yang lebih kompak, himpunan fuzzy A dapat direpresentasikan sebagai: A =(a /,a 2 / 2,...,a n / n ) (7.) dimana simbol / merupakan pemetaan dari input i keanggotaan a i. Misalnya: ke suatu nilai TINGGI =(/25, 5/4,.7/5, /7, /9) 7.6 Operasi Himpunan Fuzzy Operasi-operasi pada himpunan fuzzy pada dasarnya mirip dengan operasi pada himpunan klasik. Sebagai contoh perhatikan operasi himpunan fuzzy pada Gambar 7.3, dimana operasi logika AND diganti dengan min sedangkan operasi logika OR diganti dengan ma. Terlihat bahwa himpunan fuzzy (yang hanya memiliki anggota dan ) memberikan hasil yang sama dengan operasi pada himpunan klasik. Dengan demikian, operasi ini dapat diperluas untuk himpunan fuzzy yang memiliki nilai keanggotaan [,]. Note: Figure 7.3: Operasi himpunan fuzzy. AND Operasi AND antara dua buah himpunan fuzzy A dan B akan meng-

hasilkan interseksi antara A dan B pada X yang didefinisikan sebagai: µ A B (X) = min(µ A (),µ B ()) untuk semua X = µ A () µ B () = µ A () µ B (). (7.) Sebagai contoh perhatikan dua buah himpunan fuzzy di bawah ini: TINGGI = (/25, /4,.5/5, /7, /9) PENDEK = (/25, /4,.5/5, /7, /9) hasil operasi AND pada kedua himpunan fuzzy di atas: µ TINGGI µ PENDEK () =(/25, /4,.5/5, /7, /9) OR Operasi OR antara dua buah himpunan fuzzy A dan B akan menghasilkan gabungan antara A dan B pada X yang didefinisikan sebagai: µ A B (X) = ma(µ A (),µ B ()) untuk semua X = µ A () µ B () = µ A () µ B (). (7.2) Kembali pada contoh di atas, maka hasil operasi OR pada himpunan fuzzy TINGGI dan PENDEK adalah: µ TINGGI µ PENDEK () =(/25, /4,.5/5, /7, /9) NOT Operasi NOT pada himpunan fuzzy A akan memberikan hasil komplemen dari A, yaitu: µ A () = µ A () (7.3) Maka operasi NOT untuk himpunan fuzzy TINGGI pada contoh terdahulu akan menghasilkan himpunan komplemen dari TINGGI: µ NOT TINGGI () =(/25, /4,.5/5, /7, /9) 2

Figure 7.4: Operasi himpunan fuzzy dengan diagram. Representasi operasi himpunan fuzzy dalam bentuk diagram diperlihatkan pada Gambar 7.4. Contoh. Himpunan fuzzy tentang suhu udara di Surabaya (dengan universe of discourse antara 2 sampai 4 derajad celcius) dispesifikasikan ke dalam tiga subset yaitu: rendah, sedang dan tinggi. Fungsi keanggotaan dari masing-masing subset dengan parameternya ditentukan pada tabel di bawah. Gambarkan himpunan fuzzy tersebut! Subset Fungsi Keanggotaan Parameter rendah Trapesium a=2, b=2, c=25, d=3 sedang Segitiga a=25, b=3, c=35 tinggi Trapesium a=3, b=35, c=4, d=4 2. Jika diketahui dua buah himpunan fuzzy SUHU dan KELEMBA- 3