Pengaruh Diameter Gelembung Hidrogen Terhadap Penurunan Tekanan (Pressure Drop) Pada Saluran Tertutup Segi-Empat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

SEMINAR NASIONAL INOVASI DAN APLIKASI TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 2016 ISSN: KATA PENGANTAR

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

PENGARUH JARAK SALURAN KELUAR AIR DAN UDARA TERHADAP KARAKTERISTIK SPRAY PADA TWIN FLUID ATOMIZER

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

BAB IV METODA PENGAMBILAN dan PENGOLAHAN DATA

BAB III RANCANG BANGUNG MBG

BAB IV METODA PENGAMBILAN dan PENGOLAHAN DATA

MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Karakterisasi Pressure Drops Pada Aliran Bubble dan Slug Air Udara Searah Vertikal Ke Atas Melewati Sudden Contraction

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE (AIR-UDARA) MELEWATI ELBOW 60 o DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 30 o

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK KARAKTERISTIK ALIRAN DUA FASE AIR-UDARA MELEWATI ELBOW 75⁰ DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 15

PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA

PENGARUH REYNOLD NUMBER ( RE ) TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA ( BERJARI JARI DAN PATAH )

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: F-92

Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa. Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto

ALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB III SET-UP ALAT UJI

Panduan Praktikum 2012

BAB I PENDAHULUAN. industri, transportasi, perkapalan, maupun bidang keteknikan lainnya. Namun

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS BAB II

ANALISIS DEBIT FLUIDA PADA PIPA ELBOW 90 DENGAN VARIASI DIAMETER PIPA

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

Analisa Pengaruh Penambahan Rambut dan Serat Pisang Terhadap Nilai Minor Losses pada Pipa Spiral Lengkung

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA

STUDI DISTRIBUSI TEKANAN ALIRAN MELALUI PENGECILAN SALURAN SECARA MENDADAK DENGAN BELOKAN PADA PENAMPANG SEGI EMPAT

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA

SEMINAR NASIONAL ke8tahun 2013 : RekayasaTeknologiIndustridanInformasi

BAB III ANALISA ALIRAN TURBULENT TERHADAP ALIRAN FLUIDA CAIR PADA CONTROL VALVE ANSI 150 DAN ANSI. 300 PADA PT.POLICHEM INDONESIA Tbk

Analisa Pengaruh Penambahan Serat Bambu dan Serat Kelapa Terhadap Nilai Minor Losses pada Pipa Spiral Lengkung

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI. Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM :

Analisa Rugi Aliran (Head Losses) pada Belokan Pipa PVC

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

REKAYASA INSTALASI POMPA UNTUK MENURUNKAN HEAD LOSS

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

ANALISIS FAKTOR GESEKAN PADA PIPA HALUS ABSTRAK

ALIRAN PADA PIPA. Oleh: Enung, ST.,M.Eng

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013 PERANCANGAN ALAT UJI GESEKAN ALIRAN DI DALAM SALURAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN INTALASI ALAT TEST PENYEMPROTAN INJEKTOR MOBIL TOYOTA AVANZA 1.3 G (1300 cc) ENGINE TIPE K3-VE DENGAN KAPASITAS 40 LITER/JAM

BAB III DESKRIPSI ALAT DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB II LANDASAN TEORI

KAJI EKSPERIMENTAL ALIRAN DUA FASE AIR-CRUDE OIL MELEWATI PIPA SUDDEN EXPANSION

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

STUDY EKSPERIMENTAL PERILAKU ALIRAN FLUIDA PADA SAMBUNGAN BELOKAN PIPA

BAB III ALAT PENGUJIAN

TUGAS AKHIR (ME ) STUDI TEKNIS EKONOMIS ANTARA MAIN RING SISTEM DENGAN INDEPENDENT SISTEM BALLAST PADA KAPAL TANKER MT YAN GT

Bab III HIDROLIKA. Sub Kompetensi. Memberikan pengetahuan tentang hubungan analisis hidrolika dalam perencanaan drainase

KOEFISIEN GESEK PADA RANGKAIAN PIPA DENGAN VARIASI DIAMETER DAN KEKASARAN PIPA

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

Vol 9 No. 2 Oktober 2014

EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE. Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G.

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

KOEFISIEN RUGI-RUGI SUDDEN EXPANSION PADA ALIRAN FLUIDA CAIR

UNIVERSITAS INDONESIA EFEK LARUTAN TINTA TERHADAP KOEFISIEN GESEK PADA PIPA ACRYLIC Ø 12,7 MM SKRIPSI

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada

PENGURANGAN INTENSITAS FLUKTUASI TEKANAN PADA PEMBESARAN MENDADAK ALIRAN UDARA AIR SEARAH HORISONTAL DENGAN PENEMPATAN RING

Analisa Pengaruh Variasi Sudut Sambungan Belokan Terhadap Head Losses Aliran Pipa

Pengaturan kerugian gesek Jaringan pipa, nominal (in) : ½ B, ¾ B, 1 B, 1 1/4 B,

LAPORAN PRAKTIKUM ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA KATA PENGANTAR PENYUSUN: Nanang Wahdiat ( ) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA SELATAN

ALIRAN MELALUI PIPA 15:21. Pendahuluan

ANALISIS PENGARUH KEKENTALAN FLUIDA AIR DAN MINYAK KELAPA PADA PERFORMANSI POMPA SENTRIFUGAL

Model Matematika dan Analisanya Dari Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Suatu Kompleks Perumahan

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE ( AIR - UDARA ) MELEWATI ELBOW 30 DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 60

Pengaruh Variasi Diameter Injektor Konvergen Udara Terhadap Fenomena Flooding Dalam Aliran Dua Fase Gas-Cair Berlawanan Arah Pada Pipa Vertikal

Gambar 3.1 Skema alat uji Head Loss Mayor

ANALISA ALIRAN DAN TEKANAN PADA BULBOUS BOW DENGAN DIMPLE (CEKUNGAN) MENGGUNAKAN PENDEKATAN CFD

PENERAAN ALAT UKUR LAJU ALIR FLUIDA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES)

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA (ALF)

Klasifikasi Aliran Fluida (Fluids Flow Classification)

Transkripsi:

Pengaruh Diameter Gelembung Hidrogen Terhadap Penurunan Tekanan (Pressure Drop) Pada Saluran Tertutup Segi-Empat Rachmat Subagyo 1, I.N.G. Wardana 2, Agung S.W 2., Eko Siswanto 2 1 Mahasiswa Program Doktor Teknik Mesin Universitas Brawijaya 2 Jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia * E-mail: rsunlam@gmail.com Abstrak. Pengunaan gelembung mikro (mikrobuble) sudah lama diperkenalkan dan diaplikasikan pada teknik perkapalan. Pada dasarnya mikrobuble adalah gelembung yang sangat kecil dengan ukuran diameter 0,1mm atau kurang. Ukuran diameter gelembung sangat berpengaruh terhadap kerugian tekanan yang terjadi pada aliran fluida. Gelembung mikro di aliran fluida menghasilkan pengurangan drag dengan menurunkan viskositas rata-rata dan densitas gas-cair pada aliran campuran. Penelitian ini meninjau pengaruh diameter gelembung terhadap penurunan tekanan (pressure drop) yang terjadi. Fluida kerja yang digunakan adalah air yang dialirkan melalui saluran akrilik persegi dengan ukuran 18 9 mm. Bagian dasar saluran dipasang pita serbuk Mg dengan ukuran butir 160mm untuk menciptakan efek buble pada aliran fluida. Sebagai pembanding digunakan pita Fe dengan ukuran butir yang sama dan nilai kekasaran yang terukur. Untuk memperoleh nilai pressure drop yang berbeda debit fluida divariasikan dari 0,015 lt/s sampai 0,145 lt/s. Dari hasil penelitian ini menunjukkan: Pada aliran turbulen ukuran gelembung yang terbentuk akan terhambat. Sehingga diameter rata-rata gelembung akan mengecil seiring dengan semakin tingginya nilai bilangan Reynold dan kecepatan aliran. Efek gelembung pada aliran turbulen mampu mengurangi kerugian tekanan yang terjadi pada aliran dalam pipa kisaran (23-46%). Kata Kunci: diameter gelembung, efek gelembung, gelembung mikro (mikrobuble), pita serbuk Mg, penurunan tekanan (pressure drop). 1. Pendahuluan Pengunaan gelembung mikro (mikrobuble) sudah lama diperkenalkan dan diaplikasikan pada teknik perkapalan oleh [1]. Aplikasi dari gelembung mikro ini digunakan pada lambung kapal untuk mereduksi hambatan. Hasil dari penelitian ini mampu untuk mereduksi hambatan hingga 65% menggunakan elektrolisis air yang menghasilkan gelembung Hidrogen. Aplikasi gelembung mikro banyak di minati karena biaya yang rendah dan ramah lingkungan. Pada dasarnya mikrobuble adalah gelembung yang sangat kecil dengan ukuran diameter 0,1 mm atau kurang. Diameter gelembung dengan ukuran lebih besar dari 1 mm tidak berpengaruh pada pengurangan hambatan pada aliran. Ada berbagai cara memproduksi gelembung ini tetapi yang paling umum adalah dengan cara elektrolisis dan memaksa gas melalui beberapa media berpori seperti penelitian yang dilakukan oleh [2]. Menurut [3] gelembung mikro di aliran fluida menghasilkan pengurangan drag dengan menurunkan viskositas rata-rata dan densitas gas-cair pada aliran campuran. Penurunan viskositas dan densitas ini dikarenakan berkurangnya Reynolds stres melalui interaksi microbubbles dengan cairan. Apabila pada suatu aliran terjadi aliran dua fase antara gas dengan cairan mengakibatkan: (viskositas rata-rata < viskositas fluida) (1) < (gaya geser rata-rata < gaya geser fluida) (2) (tegangan geser rata-rata < tegangan geser fluida) (3) SENIATI 2016 Institut Teknologi Nasional Malang A. 199

2. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian eksperimental. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu variasi bilangan Reynolds dengan cara mengatur bukaan katup. Variabel terikat yang diamati adalah diamater gelembung Hidrogen yang terbentuk dari reaksi antara Magnesium (Mg) dengan air. Reaksi yang terjadi mengikuti persamaan reaksi sebagai berikut: Mg (s) + 2H 2O Mg(OH) 2 +H 2 (a) (b) Gambar 1. Hasil gambar digital microscope pada permukaan pita Mg (a) dan Pita Fe (b) Sebagai pembanding digunakan pita Fe dimana, kekasaran pita Fe lebih rendah dibandingkan dengan pita Mg. Nilai kekasaran ini diperoleh dengan cara pengukuran pada tiga titik permukaan masingmasing pita dengan menggunakan alat ukur kekasaran. No. Tabel 1. Nilai kekasaran dari pita Mg dan Fe (dalam μm) Titik pengujian Ratarata Bahan 1 2 3 % kekasaran 1. Pita serbuk Magnesium (Mg) 17,33 26,76 20,14 21,41 50,02 2. Pita serbuk Besi (Fe) 21,73 21,6 18,92 20,75 48,48 Prosedur pengambilan data Proses pengambilan data dimulai dengan pengaturan level air pada penampung diatur pada level yang tetap dan telah stabil. Katup pengatur debit diatur dari bukaan kecil sampai pada bukaan maksimal. Pengambilan data dimulai ketika reaksi antara pita serbuk Mg dan air telah bereaksi secara sempurna ditandai dengan terbentuknya gelembung pada permukaan pita serbuk Mg pada saluran akrilik. Gambar 2. Gelembung Hidrogen yang terbentuk pada seksi uji Data yang diambil adalah debit aliran untuk mencari bilangan Re pada setiap bukaan katup. Teknik pengukuran debit dilakukan dengan cara menutup katup saluran buang kemudian mencatat waktu yang dibutuhkan aliran untuk mengisi volume bak pengukur debit setiap 2 liter. Pengambilan data ini di ulang sampai memperoleh beberapa variasi bilangan Re sesuai dengan data yang diperlukan. Pengukuran pressure drop dilakukan dengan memasang manometer air sebelum dan sesudah seksi uji sepanjang 500 mm. Dengan variasi bilangan Re diatas maka akan diperoleh nilai pressure drop yang berbeda dari aliran laminer, transisi dan turbulen. A. 200 Institut Teknologi Nasional Malang SENIATI 2016

Pengambilan foto visualisasi gelembung Hidrogen dilakukan pada setiap variasi bilangan Re dengan kenaikan tekanan setiap 10mm H 2O. Hasil pengambilan gambar diolah menggunakan sofware Image-J untuk mengetahui diameter gelembung yang terbentuk pada permukaan serbuk Mg. 3. Instalasi Penelitian Instalasi penelitian diperlihatkan pada gambar 3. Pada instalasi penelitian ini dibuat sedemikian sehingga fluida kerja bisa disirkulasikan untuk memperoleh data pressure drop dan visualisasi gelembung Hidrogen yang terbentuk. 4 3 8 1 1 2 500 9 10 7 6 5 11 Keterangan : Gambar 3. Instalasi penelitian 1. Manometer 7. Tes section 2. Pengukur debit 8. Pelimpah 3. Tangki atas 9. Termometer 4. Pipa penyambung 10.Pompa 5. Tangki pengukur debit 11. Tangki bawah 6. Tangki penampung bawah 4. Pengolahan Data Data debit aliran dipergunakan untuk menghitung kecepatan aliran. Data temperatur aliran digunakan untuk menentukan nilai viskositas kinematik dari fluida kerja. Perhitungan diameter hidrolis berdasarkan ukuran penampang saluran. Selanjutnya data kecepatan aliran dan nilai viskositas kinematik dipergunakan untuk menghitung nilai bilangan Reynold. Dari bilangan Reynold dapat diketahui jenis aliran yang terbentuk yaitu: aliran laminer (Re> 3200), transisi Re (3200-4000) atau turbulen (Re>4000). Dari pembacaan tekanan sebelum dan sesudah seksi uji diperoleh selisih nilai tekanan (pressure drop). Data hasil visualisasi pada saluran dengan pita Magnesium, diamati dan dihitung berapa diameter rata-rata gelembung yang terbentuk pada saluran. Hasil pengukuran diameter akan dibandingkan terhadap bilangan Reynold aliran untuk melihat bagaimana karakter perkembangan ukuran gelembung. Selanjutnya dihitung pula bagaimana standar deviasi dan skewness dari pengukuran diameter rata-rata gelembung. 5. Hasil dan Pembahasan SENIATI 2016 Institut Teknologi Nasional Malang A. 201

Gambar 4. Grafik hubungan bilangan Re terhadap pressure drop Dari (gambar 4) memperlihatkan tren grafik yang menunjukkan pada bilangan Re rendah antara 2000-4000, pita Mg mempunyai nilai kerugian tekanan yang lebih besar dibandingkan dengan pita Fe. Kemudian pada bilangan Re diatas 4000 keadaan justru berbalik pada Pita Mg mampu mengurangi pressure drop sekitar (23-46%). Hal ini di sebabkan oleh adanya pengaruh gelembung yang terbentuk pada pita Mg. Adanya gelembung dapat mengurangi kerugian tekanan yang terjadi. Penurunan tekanan ini terjadi pada aliran turbulen pada bilangan Re diatas 4000. Gambar 5. Grafik hubungan bilangan Re terhadap friction factor Hasil uji kekasaran pada pita serbuk Mg menunjukkan nilai kekasaran yang lebih tinggi dibanding dengan nilai kekasaran dari pita serbuk Fe, tetapi nilai friction factor justru berlaku sebaliknya. Jika ditinjau dari tingkat kekasaran tentu karakteristik yang dihasilkan oleh aliran pada pipa dengan pita serbuk Mg berbeda dengan teori yang ada. Namun ada faktor lain selain kekasaran yang perlu ditinjau bahwa pada pipa dengan pita serbuk magnesium (Mg) mampu bereaksi dengan air membentuk gelembung gas Hidrogen, sedangkan pada pita Fe tidak terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa gelembung berpengaruh pada nilai friction factor pada aliran. A. 202 Institut Teknologi Nasional Malang SENIATI 2016

Gambar 6. Grafik hubungan waktu terhadap pressure drop pada bilangan Re turbulen konstan Pada bilangan Re turbulen pita Mg lebih stabil dan menunjukkan tren grafik yang menurun seiring dengan bertambahnya waktu. Pada pita Fe pressure drop cenderung naik dan tidak stabil. Pengaruh gelembung hidrogen sangat efektif untuk meminimalisir kekasaran permukaan pada pita Mg dibandingkan dengan pita Fe. Gambar 7. Grafik hubungan bilangan Reynold terhadap ukuran diameter rata-rata gelembung Pada (gambar 7) menunjukkan ukuran gelembung yang terbentuk pada berbagai variasi bilangan Reynold. Dari grafik tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi bilangan Reynold maka diameter rata-rata gelembung yang terbentuk semakin mengecil (0,455mm-0,218mm). Semakin besar bilangan Reynold menunjukkan semakin tinggi kecepatan fluida yang mengalir. Dengan kecepatan aliran yang semakin tinggi, ukuran gelembung yang terbentuk dari hasil reaksi magnesium (Mg) dan air (H 2O) akan terhambat. Sehingga diameter rata-rata gelembung akan semakin kecil seiring dengan semakin tingginya nilai bilangan Reynold pada aliran. Gambar 8. Grafik hubungan bilangan Reynold terhadap standar deviasi pengukuran diameter rata-rata gelembung Standar deviasi merupakan nilai statistik yang digunakan untuk menentukan bagaimana sebaran data dalam sampel, dan seberapa dekat titik data individu ke atau rata-rata nilai sampel. Jika ditinjau dari (gambar 8), nilai standar deviasi pengukuran diameter rata-rata gelembung semakin menurun ketika nilai bilangan Reynold semakin tinggi. Pada bilangan Reynold rendah nilai standar deviasi yang masih tinggi pada angka sekitar 16% menunjukkan persebaran data diameter gelembung masih tinggi terhadap diameter rata-rata. Ukuran gelembung masih bervariasi dari yang berukuran kecil hingga berukuran besar. Seiring pertambahan nilai bilangan Reynold, nilai standar deviasi semakin turun mendekati angka 4%. Hal ini menunjukkan bahwa persebaran data semakin menurun dan mendekati nilai rata-ratanya. Ukuran gelembung yang terbentuk akan semakin seragam dari pada sebelumnya. Nilai standar deviasi pengukuran diameter gelembung yang semakin kecil menunjukkan bahwa ukuran diameter gelembung semakin rata dengan bertambahnya bilangan Reynold. SENIATI 2016 Institut Teknologi Nasional Malang A. 203

Gambar 9. Grafik hubungan bilangan Reynold terhadap skewness pengukuran diameter gelembung Dari hasil perhitungan, skewness data pengukuran diameter gelembung menghasilkan nilai positif seperti yang ditunjukkan grafik pada (gambar 9). Pada angka Reynold sebelum 5000, nilai skewness menurun dari 1,829 ke 1,489. Penurunan ini menunjukkan sebagian gelembung masih mampu bertambah besar disamping rata-rata gelembung yang bertambah kecil. Pada angka Reynold diatas 5000 nilai skewness meningkat kembali dari 1,588 ke 2,517. Dengan meningkatnya skewness menunjukkan bahwa peningkatan frekuensi ukuran diameter gelembung di bawah diameter rata-rata semakin meningkat seiring semakin tingginya bilangan Reynold. Dengan kata lain semakin banyak gelembung yang berkurang ukuran diameternya pada bilangan Reynold 5000 keatas. Jadi pada aliran laminer hingga turbulen awal (sebelum Re 5000) sebagian gelembung hasil reaksi Mg dan H 2O masih mampu tumbuh membesar. Namun pada bilangan Reynold 5000 keatas, rata-rata gelembung tidak dapat tumbuh membesar dan justru terus semakin berkurang diameternya. Re = 1540 (laminer) Re= 6341 (turbulen) Re = 3321 (transisi) Re = 6694 (turbulen) Gambar 10. Visualisasi gelembung pada pipa dengan pelapis serbuk Mg dengan Image-J Dari pengambilan foto visualisasi aliran (gambar 10) dengan ImageJ juga menunjukkan bahwa ada perbedaan kondisi gelembung dengan penambahan bilangan Reynold. Semakin tinggi bilangan Reynold aliran maka semakin kecil ukuran diameter rata-rata gelembung yang terbentuk di dasar saluran. 6. Kesimpulan Adanya gelembung pada aliran turbulen mampu mengurangi kerugian tekanan yang terjadi pada aliran dalam pipa. a) Pada kecepatan aliran yang semakin tinggi, ukuran gelembung yang terbentuk dari hasil reaksi magnesium (Mg) dan air (H 2O) akan terhambat. Sehingga diameter rata-rata gelembung akan semakin kecil seiring dengan semakin tingginya nilai bilangan Reynold dan kecepatan aliran. A. 204 Institut Teknologi Nasional Malang SENIATI 2016

b) Nilai standar deviasi pengukuran diameter gelembung yang semakin kecil menunjukkan bahwa ukuran diameter gelembung semakin rata dengan bertambahnya bilangan Reynold. c) Pada aliran laminar hingga turbulen awal (sebelum Re 5000) sebagian gelembung hasil reaksi Mg dan H 2O masih mampu tumbuh membesar. Namun pada bilangan Reynold 5000 keatas, rata-rata gelembung tidak dapat tumbuh membesar dan justru terus semakin berkurang diameternya (semakin mengecil). 7. Daftar Referensi [1] M. E. Mc. Cormick and R. Bhattacharyya, 1973, Drag reduction of a submersible hull by electrolysis, Naval Engineering 85 (1973) 11. [2] S.J. Wu, K. Outyang, S.W. Shiah, 2008, Robust design of microbubble drag reduction in a channel flow using the Taguchi method, Ocean Engineering, Volume 35, Issues 8-9, pp.856-863. [3] Hayder A. Abdulbari dkk, 2013, Going against the flow-a review of non-additive means of drag reduction, Journal of Industrial and Engineering Chemistry 19 (2013) 27 36. SENIATI 2016 Institut Teknologi Nasional Malang A. 205