ANALISIS TES ARGUMENTASI MATERI TERAPUNG DAN TENGGELAM

dokumen-dokumen yang mirip
Pemberdayaan Keterampilan Argumentasi Mendorong Pemahaman Konsep Siswa

PROFIL KEMAMPUAN ARGUMENTASI SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ARGUMEN-BASED SAINS INQUIRY (ABSI)

BAB II LANDASAN TEORI

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Untuk Memfasilitasi Siswa Dalam Belajar Fisika Dan Berargumentasi Ilmiah

Implementasi Model Pembelajaran Argumentasi Dialogis dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan Argumentasi Ilmiah Siswa SMA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT BASED SCIENCE INQUIRY (ABSI) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA SMA

PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI SISWA SMAN 2 SAMPIT DALAM MENYELESAIKAN MASALAH FISIKA

PROFIL KETERAMPILAN BERARGUMENTASI SISWA SMP: PERBANDINGAN PADA DUA MODEL PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

DESKRIPSI LITERASI SAINS AWAL MAHASISWA PENDIDIKAN IPA PADA KONSEP IPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Fildzah Amalia, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PENALARAN ILMIAH (SCIENTIFIC REASONING) SISWA SEKOLAH BERORIENTASI LINGKUNGAN DAN SEKOLAH MULTINASIONAL

2015 PENGARUH PENERAPAN STRATEGI COMPETING THEORIES TERHADAP KETERAMPILAN ARGUMENTASI SISWA SMA PADA MATERI ELASTISITAS

MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MODEL PISA LEVEL 4. Kamaliyah, Zulkardi, Darmawijoyo

ANALISIS BUKU AJAR IPA YANG DIGUNAKAN DI SEMARANG BERDASARKAN MUATAN LITERASI SAINS

KEMAMPUAN CALON GURU BIOLOGI DALAM MENYUSUN RUBRIK ANALITIS PADA ASESMEN KINERJA PEMBELAJARAN

A. Nuryandi*, D. Rusdiana

MEDIA SOSIAL EDMODO UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN ARGUMENTASI MAHASISWA PROGRAM STUDI NON SAINS 1

Hubungan antara Penguasaan Konsep dengan Kemampuan Membuat Penjelasan Ilmiah Siswa pada Topik Fluida Statis

BAB I PENDAHULUAN. Skor Maksimal Internasional

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH SISWA SMA PADA MATERI PENGUKURAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sesungguhnya merupakan cara memperoleh

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DITINJAU DARI ASPEK-ASPEK LITERASI SAINS

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROYEK PADA PEMBELAJARAN IPA FISIKA SMP

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas.

Students misconception about archimedes law

Unnes Physics Education Journal

PENERAPAN MODEL ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Study (TIMSS) merupakan penilaian internasional terkait

PENGARUH MODEL SCIENTIFIC INQUIRY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA DITINJAU DARI ARGUMENTASI ILMIAH. Meutia Kemala Putri

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING

HUBUNGAN LITERASI SAINS DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA PADA KONSEP ASAM BASA. Abstract

2015 PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

PERFORMANCE ASSESSMENT UNTUK FASE ORIENTASI PADA PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING SISWA SMA DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Muhammadiyah Surakarta. Muhammadiyah Surakarta. Muhammadiyah Surakarta Alamat

Education and Human Development Journal, Vol. 02. No. 01, April 2017

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for

KETERAMPILAN BERARGUMENTASI ILMIAH PADA PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Azza Nuzullah Putri, 2013

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

PROFIL KETERAMPILANARGUMENTASI SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan, Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate

2014 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA

KETERAMPILAN DASAR KINERJA ILMIAH PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Artikel Publikasi Ilmiah Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung. pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014.

Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siti Nurhasanah, 2013

Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 299 Bandung

Profil Keterampilan Memecahkan Masalah Siswa Sekolah Menengah Pertama dalam Penerapan Ekstrakulikuler IPA Berbasis STEM

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI

Action Research untuk Memperbaiki Kemampuan Argumentasi Siswa SMA Melalui Desain Pembelajaran Berbasis Inquiry Dipadu AfL

PENGARUH AKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA JURNAL. Oleh

III. METODE PENELITIAN. SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2011/2012. SMA Al-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, karena pendidikan

ANALISIS AKTIVITAS PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING SISWA SMA DI KOTA BANDAR LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. tingkat pencapaian kemampuan sains siswa adalah Trends in International

2016 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-BASED SCIENCE INQUIRY (ABSI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Literasi sains didefinisikan oleh The National Science Education Standards

Widhar Dwi Utami, I Wayan Dasna, Oktavia Sulistina Universitas Negeri Malang

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU TEMA PENCEMARAN LINGKUNGAN

PENGEMBANGAN SOAL NON RUTIN BERBASIS KOMPUTER UNTUK MELATIH PENGGUNAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian dan

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH

PENGUASAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN INKUIRI BERBASIS ARGUMEN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erie Syaadah, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

Mengembangkan Kemampuan Berpikir Siswa melalui Pembelajaran Matematika Realistik

BAB I PENDAHULAN. formal dan logis yang dimulai dengan aksioma dan bergerak maju melalui. langkah-langkah logis sampai pada suatu kesimpulan.

Profil Awal Graphing Skills Siswa Kelas X Pada Materi Perubahan Lingkungan

I. PENDAHULUAN. sekitar beserta isinya seperti benda-benda di alam dan fenomena yang terjadi di

PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN PROSES SAINS MATERI FLUIDA STATIS KELAS X SMA/MA

penelitian eksperimen. Sugiyono (2012:11) menyatakan metode tujuan penelitian yakni untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Keraf (2003: 3) menyatakan bahwa,

Peningkatan Pola Wacana Argumentasi Mahasiswa melalui Penggunaan Scaffolding dalam Strategi Argument-Driven Inquiry

Mahasiswa Prodi Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2

Dwijayanti et al., Penerapan Pendekatan Scientific dengan Metode Inquiry...

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sukmadinata (2004: 29-30) bahwa

ISSN: Quagga Volume 9 No.2 Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usep Soepudin, 2014

I. PENDAHULUAN. penyampaian informasi (transfer of knowledge) dari guru ke siswa. Padahal

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas X SMA Negeri 12

BAB I PENDAHULUAN. Pusat kajian statistik pendidikan Amerika (National Center for Educational

DESAIN PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK BERBASIS MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN SCIENTIFIC INQUIRY DAN KOGNISI MAHASISWA

Transkripsi:

ANALISIS TES ARGUMENTASI MATERI TERAPUNG DAN TENGGELAM Viyanti 1, Cari 2, Widha Sunarno 3, Zuhdan Kun Prasetyo 4 1 Program Studi Doktor Pendidikan IPA, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret 2,3 Program Studi Doktor Pendidikan IPA, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret 4 Program Magister Pendidikan IPA, Program Pasacasarjana, Univeristas Negeri Yogyakarta E-mail: 1 viyanti@student.uns.ac.id; 2 carinln@yahoo.com; 3 widhasunarno@gmail.com; 4 zuhdan@uny.ac.id Abstrak Tujuan penelitian mengembangkan tes yang berorientasi pada keterampilan argumentasi. Instrumen tes digunakan untuk memetakan kemampuan argumentasi siswa dan pemahaman siswa tentang argumentasi. Instrumen tes berorientasi pada argumentasi dikembangkan berdasarkan skema argumentasi Toulmin. Populasi penelitian adalah siswa SMA kelas XI Kota Bandar Lampung. Sampel menggunakan teknik cluster random sampling untuk 37 siswa. Berdasarkan perhitungan dan analisis statistik item konten tiap elemen perlu diperbaharui lagi dan divalidasi oleh ahli argumentasi ilmiah dan ahli konten materi. Hasil pengembangan tes argumentasi ilmiah ini menjadi landasan untuk menyusun instrumen tes yang lebih lengkap sehingga dapat mengukur semua struktur pendukung komponen argumentasi. Kata kunci: keterampilan argumentasi; materi terapung dan tenggelam Pendahuluan Keterampilan argumentasi sebagai faktor penting keberhasilan proses pembelajaran memuat, 1) kemampuan mengintegrasikan pengetahuan dan ide, menggambarkan dan mengevaluasi pernyataan (NGA, 2010); 2) kemampuan mengembangkan dan menganalisis pernyataan ilmiah, mendukung pernyataan ilmiah, menjelaskan dan mengevaluasi pernyataan ilmiah (NRC, 2012); 3) menerapkan praktek ilmiah dan mengembangkan cara mempertahankan pernyataan (Lawson, 2003); 4) aspek fundamental dari literasi sains (Driver, Newton, & Osborne, 2000); dan 5) kemampuan terlibat dalam proses berpikir tingkat tinggi (Conley, 2008). Banyaknya dampak positif keterampilan argumentasi dalam pembelajaran menuntut guru memasukan argumentasi ilmiah pada proses pembelajaran di kelas. Namun, yang terjadi dilapangan keterampilan argumentasi menjadi sulit untuk dikembangkan disebabkan oleh kemampuan berpikir kritis siswa dan kualitas pembelajaran relatif rendah, sejalan dengan hasil penelitian: 1) Pusat Nasional untuk Statistik Pendidikan (2012) sebagian besar siswa tidak menguasai keterampilan berpikir tingkat tinggi; 2) Duschl dan Osborne (2002), Erduran dan Jimenez- Alexandre (2008), dan Osborne, Simon, Christodoulou, Howell-Richardson, & Richardson (2013) beberapa dekade terakhir kurangnya kualitas pembelajaran argumentasi ilmiah pada kelas sains; 3) Sadler (2004) kesulitan mengajar analisis argumen disebabkan adanya hubungan timbal balik yang kompleks antara isu sosio-ilmiah dan sifat sains. Pembelajaran inovatif merupakan langkah tepat meningkatkan kualitas argumentasi yang didukung penilaian berkualitas. Penelitian ini menyajikan hasil tes kualitas keterampilan argumentasi ilmiah siswa pada materi terapung dan tenggelam. Skema argumentasi Toulmin (1985) sebagai dasar pengembangan instrumen tes terdiri dari: 1) claim sebagai pusat argumentasi; 2) data pendukung klaim; 3) warrant, hubungan antara data dan claim. 4) backing, kualitas dan jenis alasan; 5) rebuttal, mengidentifikasi pengecualian untuk claim atau claim alternatif; 6) qualifiers, pernyataan pemberi sifat, batas atau kondisi eksplisit yang merupakan bagian dari claim. Skema argumentasi Toulmin mampu mengidentifikasi

JPFK, Vol. 2 No. 2, September 2016, hal 88-91 aspek argumentasi yang akan dinilai serta dapat menilai pembenaran suatu argumen selain struktur argumen itu sendiri. Bulgren dan Ellis (2012) mendefinisikan prosedur penilaian argumentasi ilmiah yang dikolaborasikan dengan skema argumentasi Toulmin yaitu, 1) mengidentifikasi claim yang disajikan dalam dokumen tertulis atau kegiatan penyelidikan dan analisa claim untuk qualifiers; 2) mengidentifikasi data, jenis data, dan menilai kualitas data; 3) mengidentifikasi alasan yang menyebabkan claim, jenis penalaran dan menilai kualitas penalaran; 4) mengambil kesimpulan tentang claim, dan menjelaskan alasan yang mendukung hadirnya rebuttal; dan 5) kesimpulan. Skema argumentasi Toulmin yang dikolaborasikan dalam instrumen tes penilaian meliputi prosedur penilaian termasuk perangkat strategis penilaian dengan komponen argumentasi ilmiah sangat efektif dalam pembelajaran sains serta memudahkan dalam mengevaluasi argumentasi siswa. Banyak tersedia jenis tes untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi, namun konten tes berpikir tingkat tinggi masih bersifat umum dengan menggunakan konten dari sejumlah subjek atau kehidupan seharihari, atau multi-aspek berpikir tingkat tinggi. Merancang tes berorientasi pada argumentasi mengutamakan kegiatan inti praktek sains menjadi kebutuhan tes dimana membantu siswa mengungkapkan pengetahuan selain konten. Instrumen tes keterampilan argumentasi menggunakan skema argumentasi Toulmin (1958) dalam rangka membentuk kerangka kerja analitis dalam menentukan dan memeriksa argumen. Metode Penelitian pendahuluan untuk merancang framework kebutuhan assessment berorientasi pada argumentasi. Tujuan lebih luasnya menghasilkan instrumen tes berorientasi pada argumentasi pada pembelajaran inkuiri terbimbing yang berguna dan praktis untuk guru. Populasi penelitian adalah siswa SMA di Kota Bandar Lampung. Sampel penelitian adalah kelas XI berjumlah 37 orang. Analisis data menggunakan deskritif kualitatif berdasar pada struktur komponen pendukung keterampilan argumentasi. Instrumen tes untuk mengukur argumentasi dikembangkan menggunakan komponen kunci dari argumentasi skema Toulmin yang modifikasi oleh Frey, Ellis, Bulgren, Hare and Ault (2015) dimaksudkan untuk mengukur: 1) kemampuan membedakan antara klaim, fakta dan opini; 2) kemampuan membedakan antara otoritas, logika dan teori; 3) kemampuan mengidentifikasi qualifiers pada claim; 4) kemampuan membedakan antara sanggahan dan kontra; 5) kemampuan mengevaluasi kekuatan atau kualitas penalaran digunakan ketika menilai claim; 6)kemampuan membedakan antara claim, fakta dan opini, setelah ditambahkan data; dan, 7) kemampuan mengidentifikasi apakah sebuah pernyataan adalah meng-claim atau tidak claim. Hasil Penelitian Bulgren dan Ellis (2014) memodifikasi definisi skema argumentasi Toulmin (1985) dalam rangka menggambarkan struktur komponen penting argumentasi. Modifikasi definisi digunakan dalam penelitian pendahuluan untuk mengembangkan item tes keterampilan argumentasi siswa. Modifikasi Pengembangan tes keterampilan definisi argumentasi skema Toulmin (1985) argumentasi merupakan penelitian disajikan pada Tabel 1: Tabel 1. Modifikasi Definisi Skema Argumentasi Toulmin (1985) Istilah Definisi Claim Fakta Opini Data Qualifiers Pernyataan phenomena alam berdasarkan pengamatan ilmiah ditujukkan untuk mempengaruhi pernyataan orang lain. Claim juga menggambarkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Sesuatu yang diamati. Fakta menggambarkan realitas Keyakinan pribadi yang mungkin atau tidak mungkin didasarkan pada kenyataannya. Pandangan atau penilaian bahwa individu membentuk pernyataan sekitar. Pengamatan objek data atau peristiwa yang diukur atau data kualitatif. Data dapat dinyatakan sebagai angka atau kata-kata. Kata Penting atau frase pendek yang digunakan dalam claim untuk mempersempit fokus claim. Kata atau frase yang meningkatkan atau Viyanti, Cari, Sunarno, dan Prasetyo,Analisis Tes Argumentasi 89

JPFK, Vol. 2 No. 2, September 2016, hal 88-91 Istilah Definisi menurunkan kualitas (atau "jumlah ") dari ide atau hal/sesuatu. Otoritas Sebuah sumber informasi terpercaya. Jika claim karena otoritas, berarti sumber claim bereputasi, ahli atau terpercaya. Logika Menetapkan sebuah aturan rasional untuk membuat kesimpulan yang wajar Jika claim karena logika, berarti kesimpulan benar setelah memeriksa claim menggunakan pemikiran yang matang dan alasan. Teori Pernyataan umum terorganisir menjelaskan fenomena alam. Jika claim karena teori, itu berarti telah menerapkan ilmiah, penjelasan teknis tentang bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi. Rebuttal/Bantahan Pernyataan bahwa claim salah berdasarkan bukti dan penalaran. Sanggahan/bantahan tidak setuju dengan claim, tetapi tidak membuat klaim baru. Argumen kontra Claim alternatif berdasarkan penalaran dan bukti. Counter- argumen mengajukan claim baru yang tidak menyetujui claim pertama. Kualitas penalaran Sejauh mana bukti dan logika mendukung claim. Penalaran adalah rantai pikiran atau pernyataan terkait. Setiap rantai penalaran berakhir dengan kesimpulan. Dengan alasan yang baik, "link" dalam rantai mendukung kesimpulan. Alasan yang mendasari dapat didasarkan pada otoritas, logika atau teori. Sumber: Bulgren dan Ellis (2014) Modifikasi definisi skema argumentasi Toulmin (1985) digunakan pada materi terapung dan tenggelam menghasilkan 43 item tes terdiri dari: 1) 6 item tes mengidentifikasi komponen claim, data, opini, dan fakta; 2) 6 item tes mengidentifikasi komponen qualifiers; 3) 6 item untuk mengidentifikasi komponen claim dan non claim; 4) 14 item tes untuk mengidentifikasi komponen teori, logika dan otoritas; 5) 6 item tes untuk mengidentifikasi komponen rebuttal dan countra argument; 6) 6 item tes untuk mengidentifikasi kualitas pernyataan argumentasi kuat atau lemah. Rangkuman hasil tes argumentasi dengan menggunakan modifiksi definisi skema argumentasi Toulmin disajikan dalam bentuk tabel dan disajikan pada Tabel 2 berikut: Tabel 2. Rangkuman hasil tes argumentasi siswa Komponen tes soal Mean SD Realibilitas 43 0,58 4,42 0,55 klaim, data, opini dan fakta 6 0,76 0,41 0,54 qualifiers 6 0,47 0,46 0,52 klaim dan bukan klaim 6 0,53 0,48 0,56 teori, logika, dan otoritas 14 0,50 0,48 0,56 rebuttal dan counter argument 6 0,62 0,46 0,56 argumentasi kuat atau lemah 6 0,75 0,40 0,54 Rangkuman hasil perhitungan realibilitas tes keterampilan argumentasi ditampilkan pada Tabel 2. Tingkat kesulitan untuk skala penuh adalah 58%, yang berarti bahwa rata-rata siswa menjawab pertanyaan dengan benar 58%. Kesulitan pada tiap indikator dari yang terendah ke yang tertinggi adalah 47% (indikator qualifiers) dan 76%. Tes diberikan kepada siswa sebelum pembelajaran menerapkan argumentasi ilmia (membedakan klaim, data, opini dan fakta). Reliabilitas menggunakan tes Cronbach koefisien alpha, berkategori cukup dengan α = 0,55. Sebagian besar indikator menunjukkan realibilitas ratarata berkategori cukup. Komponen keterampilan argumentasi banyak dijawab sempurna oleh siswa pada elemen pertanyaan argumentasi membedakan klaim, data, opini dan fakta. Namun, elemen keterampilan argumentasi lainnya dapat diperbaharui agar dapat lebih diandalkan dengan memasukkan lebih banyak item pernyataannya. Berdasarkan analisis data hasil penelitian, tes argumentasi ilmiah tampaknya menjadi instrumen yang dapat digunakan untuk menilai keterampilan argumentasi 90 Viyanti, Cari, Sunarno, dan Prasetyo,Analisis Tes Argumentasi

JPFK, Vol. 2 No. 2, September 2016, hal 88-91 ilmiah. Selain itu hasil tes dapat digunakan untuk memetakan elemen keterampilan argumentasi siswa yang perlu dibenahi dengan menggunakan instrumen tes yang telah diperbaharui kembali. Kesimpulan Tes Argumentasi ilmiah sebagai penilaian praktis argumentasi ilmiah untuk siswa SMA. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa tes yang digunakan dapat memetakan elemen keterampilan argumentasi siswa. Selain itu tes ini juga memuat 1) konsep dasar terapung dan tenggelam yang tertuang dalam item butir soal telah didefinisikan dan komprehensif, 2) menggunakan definisi skema argumentasi Toulmin sebagai proses menyusun butir soal elemen keterampilan argumentasi, 3) memberikan gambaran struktur untuk memudahkan pengembangan item tes pada materi lain. Berdasarkan perhitungan statistik item konten tiap elemen perlu diperbaharui lagi dan divalidasi oleh ahli argumentasi ilmiah dan ahli konten materi. Hasil pengembangan tes Argumentasi ilmiah ini menjadi landasan untuk menyusun instrumen tes yang lebih lengkap sehingga dapat mengukur semua struktur pendukung komponen argumentasi. Daftar Pustaka Bulgren, J., Ellis, J., Marquis, J. (2014) The Use and Effectiveness of an Argumentation and Evaluation Intervention in ScienceClasses. Journal of Science Education and Technology. Conley, D. T. (2008). College knowledge: What it really Takes For Students To Succeed and What We Can Do To Get Them Ready. New York, NY: John Wiley & Sons. Driver, R., Newton, P., & Osborne, D. (2000). Establishing The Norms of Scientific Argumentation In Classrooms. Science Education. Erduran S, and Jimenez-Alexandre M P (2008). Argumentation In Science Education: Perspectives From Classroom-Based Research. New York, NY: Springer. Frey, Ellis, Bulgren, Hare, Ault. (2015). Development of a Test of Scientific Argumentation. Electronic Journal of Science Education. Lawson, A.E. (2003). The Nature and Development of Hypothetico- Predictive Argumentation With Implications For Science Teaching. International Journal of Science Education. National Center for Education Statistics (2012). The Nation's Report Card: Science 2011 (NCES 2012 465). Institute of Education Sciences, U.S. Department of Education, Washington,D.C. National Governors Association. (2010). Common Core State Standards For English Language Arts & Literacy In History/Social Studies, Science, and Technical Subjects. Washington, DC:National Governors Association Center for Best Practices and the Council of Chief State School Officers. National Research Council. (2012). A Framework for K-12 Science Education: Practices,Crosscutting Concepts, and Core Ideas. Washington, DC: National Academies Press. Sadler, T. D. (2004). Informal Reasoning Regarding Socioscientific Issues: A Critical Review of Research. Journal of Research on Science Teaching. Osborne, J., Simon, S., Christodoulou, A., Howell Richardson, C., & Richardson, K. (2013). Learning To Argue: A Study Of Four Schools and Their Attempt To Develop the Use Of Argumentation as a Common Instructional Practice and Its Impact On Students. Journal of Research in Science Teaching. Toulmin (1985). The Uses of Argument. Cambridge: Univer- sity Press. Viyanti, Cari, Sunarno, dan Prasetyo,Analisis Tes Argumentasi 91

JPFK, Vol. 2 No. 2, September 2016, hal 89-92 Viyanti, Cari, Sunarno, Prasetyo,Analisis Tes Argumentasi 92