ANALISIS KEBUTUHAN MODAL KERJA KOPERASI PEGAWAI NEGERI UNTUNG LANGGONG SETKAB KUTAI KARTANEGARA



dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS RENTABILITAS UNTUK MENGUKUR EFISIENSI KINERJA PERUSAHAAN PADA CV PANDAN HARUM DI BALIKPAPAN

PERSEDIAAN MINIMUM KAS SEBAGAI ALAT UNTUK MENJAGA TINGKAT LIKUIDITAS & PROFITABILITAS

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016

ANALISIS KEBUTUHAN MODAL KERJA PADA KOPERASI WAHANA TATA NUGRAHA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SAMARINDA

EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. DUTA ENERGI MANDIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEBUTUHAN MODAL KERJA PADA CV. KARYA MAKMUR DI KOTA SAMARINDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. datang. Akan tetapi laba yang besar bukan merupakan ukuran perusahaan itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Cost Of Capital dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada PT Bumi Jasa Utama-Kalla Rent Makassar

ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PROFITABILTAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MODAL KERJA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi pada PT. Persada Lampung Raya)

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT DINATAMA NUSA CEMERLANG SAMARINDA. BkthiarEfendy Labib 1

BAB I PENDAHULUAN 1.3 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT.TAHTA AULIA PERKASA DI SAMARINDA OLEH: WIDYA HARRY PUTRIANI

BAB II LANDASAN TEORITIS

PENYUSUNAN ANGGARAN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS (Studi kasus pada Koperasi Wanita Sekartaji Kab. Kediri )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT GRAHAMAS CITRAWISATA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode

ANALISIS COST OF CAPITAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGELOLAAN DANA DALAM KAITAN PENCAPAIAN LABA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG AMPENAN TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam era persaingan bisnis sekarang ini, modal merupakan salah satu faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberhasilan perusahaan untuk mempertahankan. kelangsungan usahanya tergantung pada kemampuan perusahaan untuk

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa :

PENGARUH PERPUTARAN PEREDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

bentuk pertangungjawaban manajemen atas aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan selama suatu periode tertentu kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dasrizal Masri. Abstrak

MANAJEMEN KEUANGAN. Mencapai atau memperoleh laba maksimal untuk kemakmuran pemilik perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

Pengaruh Modal Asing Terhadap Kemampuan Perusahaan Dalam Memperoleh Laba (Rentabilitas)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

B. MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PENENTUAN RASIO STANDAR

FAKTOR MODAL KERJA DAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI

BAB I PENDAHULUAN. sistematis. Penyajian laporan keuangan ini dimaksudkan untuk memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS. Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis

Antonius Kurpono Program Studi Keuangan STIE Widya Dharma

Albinatus Riki Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. SURYA PUTRA SUMETERA II PASIR PENGARAIAN

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri)

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI BALAI KOTA SAMARINDA

BAB IV MODAL KERJA A. Pengertian Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU 25/1992, yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang

ABSTRAK. Kata kunci : Kas, analisis hubungan kas dan setara kas terhadap pengeluaran investasi dan pendanaan, PT Mustika Ratu,

BAB II BAHAN RUJUKAN

Kata kunci: Modal Kerja dan Omset Penjualan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan

PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA YANG EFISIEN TERHADAP PROFITABILITAS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) TAHUN DI JAWA TENGAH

ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA DAN RETURN ON INVESTMENT PADA PT ADI SARANA ARMADA TBK. Melany Sumari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Peranan Modal Kerja Dan Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Profitabilitas Pada PT. Hagabaya Sejati Palembang

KEUANGAN PENDEK PENGANGGARAN KEUANGAN 1. INTRODUCTION/ RUANG LINGKUP MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam bidang keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian banyak membawa dampak terhadap dunia usaha.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa pengertian atau definisi dari struktur modal oleh beberapa ahli

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin

Bab 4 Manajemen Modal Kerja

ANALISIS LIKUIDITAS PADA PT.PELAYARAN DUTA LINTAS SAMUDERA DI SAMARINDA

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

PENGELOLAAN MODAL KERJA PRODUKSI MEUBEL PADA CV. ANEKA JAYA DI SAMARINDA. Sise Sugiarti 1

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu

Transkripsi:

ANALISIS KEBUTUHAN MODAL KERJA KOPERASI PEGAWAI NEGERI UNTUNG LANGGONG SETKAB KUTAI KARTANEGARA H. A. Syaid Abidin STIE Samarinda The purpose of this study was to determine whether Cooperative Civil Service Luckily Langgong Setkab Kukar still require additional working capital to the company's operations running smoothly to meet the demand. To set the working capital requirements in 2010 and 2011 will be projected with Linear Trend method Y = a + b X; where Y is the predicted number, X is a variable time, a, b are coefficients. Further note that required working capital in 2010 of Rp 302,503,529.00 and in 2011 of Rp 323,550,500.00, with a speed of capital turnover by 0.51 times, compared to the year 2009 amounting to Rp 238,550,500.00, need for additional working capital of Rp 63,953,029.00 in 2010 and $ 85,422,245.00 in 2011. To forecast sales in 2011 was Rp 154,276,800.00 and in 2012 was Rp 165,226,100.00. Authors suggest that if the shortage of working capital can be covered in part of the business profits or loans from the outside. Keywords: Cooperatives Working Capital Turnover Speed, Linear Trend PENDAHULUAN Latar Belakang Kita mengenal bahwa badan usaha yang berbentuk koperasi pegawai negeri atau KPN dan salah satu diantaranya adalah Koperasi Pegawai Negeri Sipil Untung Langgong pada Sekretariat Kabupaten Kutai Kartanegara. Koperasi Pegawai Negeri Sipil mempunyai tujuan utama yakni mensejahterakan anggotanya, disamping itu juga harus memperoleh laba yang diharapkan agar badan usaha ini dapat berjalan secara baik dan lancar dari segi operasional. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pengelolaan yang intensif dari berbagai aspek yang ada dalam koperasi itu sendiri. Seorang pimpinan akan selalu berusaha menerapkan manajemen penggunaan modal yang se efisien mungkin serta diharapkan semakin bertambah baik. Setiap koperasi pada umumnya yang menjadi tujuan utamanya adalah menghasilkan laba atau sisa hasil usaha semaksimal mungkin dalam periode tertentu. Namun dengan sisa hasil usaha yang maksimal belum tentu koperasi bekerja secara efisien dalam menggunakan modalnya, karena efisiensi penggunaan modal dapat diketahui dengan membandingkan sisa hasil usaha yang dihasilkan dengan modal

sendiri dan modal asing yang menghasilkan laba tersebut Pada pelaksanaan operasinya Koperasi Pegawai Negeri Sipil Untung Langgong Setkab. Kutai Kartanegara beralamat di Jl. Keli No. 56 Tenggarong tentunya membutuhkan biaya untuk membiayai operasi perusahaan serta biaya umum lainnya sehingga memerlukan modal yang memadai. Koperasi Pegawai Negeri Sipil Untung Langgong Setkab. Kutai Kartanegara agar dapat bertahan dan berkembang lebih baik, maka salah satu yang harus diperhatikan adalah kebutuhan modal kerja yang digunakan dalam operasi. Modal kerja yang selanjutnya adalah modal kerja bruto tidak lain adalah keseluruhan harta lancar atau aktiva lancar yang terdiri dari kas, bank, piutang dan persediaan barang. Melihat gambaran kinerja keuangan secara kuantitatif dari Koperasi Pegawai Negeri Sipil Untung Langgong Setkab. Kutai Kartanegara bahwa jumlah modal kerja kotor perusahaan pada tahun 2010 yang terdiri dari kas, bank, piutang dan persediaan barang dagangan berjumlah Rp 233.574.000,00. Namun demikian jumlah seluruh modal kerja pada tahun 2010 tersebut belum bisa secara leluasa dipakai untuk membiayai operasional koperasi, karena ternyata Koperasi Pegawai Negeri Sipil Untung Langgong Setkab. Kutai Kartanegara juga mempunyai hutang lancar yaitu hutang yang segera harus dibayar sebesar Rp 78.836.940,00. Penjualan barang dagangan bersih pada tahun 2010 diketahui dari laporan laba / rugi Koperasi Pegawai Negeri Sipil Untung Langgong Setkab. Kutai Kartanegara yaitu sebesar Rp 121.428.400,00. Dengan melihat besarnya jumlah seluruh aktiva lancar atau dalam hal ini adalah Modal Kerja Kotor, jika dibandingkan dengan jumlah hutang lancar yang harus segera dibayar oleh Koperasi Pegawai Negeri Sipil Untung Langgong Setkab Kutai Kartanegara, maka dengan pengelolaan yang baik masih ada harapan dimasa depan untuk dapat meraih laba yang maksimal. Mengingat pentingnya peranan modal kerja bagi koperasi maka penulis mencoba untuk meneliti besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan oleh Koperasi Pegawai Negeri Sipil Untung Langgong Setkab. Kutai Kartanegara yang bergerak dalam

usaha penjualan Sembako, Simpan Pinjam, Pembuatan dan Pemeliharaan Taman. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian pada Koperasi Pegawai Negeri Sipil Untung Langgong Setkab. Kutai Kartanegara dengan mengambil judul sebagai berikut : Analisis Kebutuhan Modal Kerja Pada Koperasi Pegawai Negeri Sipil Untung Langgong Setkab. Kutai Kartanegara. Perumusan Masalah Sesuai yang telah penulis kemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut : Apakah masih diperlukan tambahan modal kerja Koperasi Pegawai Negeri Untung Langgong Setkab. Kutai Kartanegara untuk menjalankan operasinya? Tujuan Penelitian 1) Untuk mengetahui besarnya jumlah kebutuhan modal kerja yang diperlukan dan keadaan keuangan dalam rangka memenuhi permintaan yang ada. 2) Untuk mengetahui prediksi keuangan ke depan. Manfaat Penelitian Manfaat Penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi Koperasi Pegawai Negeri Untung Langgong Setkab. Kutai Kartanegara dalam menentukan kebijakan pada masa mendatang. 2). Sebagai bahan informasi bagi pengelola atau manajemen dalam rangka meramalkan kebutuhan modal kerja pada masa yang akan datang. 3) Sebagai salah satu implementasi dan pengabdian tri dharma perguruan tinggi. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Keuangan Menurut Suad Hasan (2003:4) yang mengemukakan bahwa manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian keuangan. Dari beberapa definisi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen keuangan atau pembelanjaan adalah merupakan keseluruhan dari kegiatan koperasi tentang bagaimana mendapatkan dana dan menggunakan dana tersebut se efisien mungkin agar dapat mencapai tujuan koperasi yaitu memperoleh laba seperti yang diharapkan. Dalam sistem yang terbaru manajer keuangan harus bisa menjalankan beberapa fungsinya yakni merencanakan, mencari, menggunakan dana tersebut dan

mengendalikan untuk dapat memaksimalkan usaha. J. Fred Weston (2004:4) dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen keuangan mengemukakan bahwa beberapa aktivitas manajer adalah : 1. Peramalan dan perencanaan, 2. Keputusan menyangkut investasi besar dan permodalan, 3. Pengendalian, 4. Investasi dengan pasar modal. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Peranan dari dari manajer keuangan telah berubah selama kurun waktu belakangan ini. Hal ini disebabkan karena perkembangan yang pesat dalam bidang ekonomi dan kompleks. Secara tradisional peranan manajer keuangan harus mengubah pandangan tradisional ke arah keputusan-keputusan yang berhubungan dengan semua aspek dari pergerakan modal. Dalam hal ini manajer keuangan harus memperhatikan aktiva, alokasi dana terhadap berbagai macam proyek dan kegiatan, pengukuran hasil dari masing-masing kegiatan, pemupukan dana dalam koperasi. Untuk melakukan tugas-tugas tersebut manager keuangan perlu memiliki kecakapan baik kualitatif maupun kuantitatif serta harus dapat memperoleh input-input keuangan untuk membantu koperasi guna membantu kegiatan koperasi tersebut. Suatu koperasi selain menghadapi problem yang berhubungan dengan keuangan juga menghadapi bagaimana menentukan metode untuk bisa menggunakan dana secara optimal, bahkan lebih dari itu dalam kurun waktu belakangan ini dengan munculnya pasar modal (pasar bursa) dimana saham-saham suatu perusaaan dapat diperjualbelikan kepada masyarakat luas, maka manajer keuangan dituntut pula dengan suatu keterampilan dan pengetahuan tentang analisa investasi dan surat-surat berharga. Tujuan Koperasi Suatu koperasi memiliki tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Manager keuangan melakukan tugas dan fungsi dalam rangka membantu pencapaian tujuan koperasi tersebut. Penjabaran tujuan tersebut dalam suatu formulasi yang tegas dan jelas dapat membantu bahkan dapat menjadi kunci keberhasilan koperasi untuk memperoleh posisi yang baik di masa depan.

Pada umumnya koperasi adalah merupakan organisasi yang mencari untung, maka tujuan koperasi biasanya dinyatakan dalam bentuk uang. Dalam hal ini terdapat dua tujuan utama, yaitu : a) Maksimisasi keuntungan. (profit), b) Maksimisasi kemakmuran (wealth). Pengertian Modal Dari beberapa pengertian modal yang diperoleh dapat diketahui bahwa belum ada keseragaman atau persamaan pendapat tentang apa yang disebut dengan modal. Karena begitu banyaknya pendapat mengenai pengertian modal sehingga sering menimbulkan pertentangan antara pendapat satu dengan yang lainnya. Arti dari faktor modal dalam sejarahnya adalah berkembangnya arti modal itu sendiri secara alamiah, yang mana mulanya pengertian modal adalah pysical oriented. Manajemen keuangan selain usaha memperoleh dana dengan syaratsyarat yang menguntungkan koperasi juga bagaimana menggunakan tersebut se efisien mungkin agar tujuan koperasi tercapai. Bila kita memperhatikan suatu neraca koperasi maka terlihat bahwa pada neraca sebelah debet menunjukkan modal menurut bentuknya yang disebut modal positif. Pengertian modal itu sendiri belum ada kesesuaian pendapat beberapa ahli, namun semua ahli ekonomi mengarah kepada tujuan yang sama bahwa modal adalah merupakan salah satu faktor produksi. Menurut Bambang Riyanto : Modal aktif adalah yang tertera di sebelah debet neraca yang menggambarkan bentuk-bentuk di mana seluruh dana yang diperoleh perusahaan ditanamkan, sedangkan modal pasif ialah modal yang tertera di sebelah kredit dari neraca yang menggambarkan sumber-sumber dari mana dana diperoleh. Sedangkan menurut S. Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan adalah sebagai berikut ; Modal adalah merupakan hak atas bagian yang dinilai dimiliki oleh pemilik koperasi yang ditunjukkan dalam modal (modal saham) surplus dan laba ditahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh koperasi terhadap hutang-hutangnya. Pengertian Modal Kerja Pengertian modal kerja sering diartikan sebagai modal yang diperlukan untuk membelanjakan operasional koperasi sehari-hari atau

dengan kata lain mencerminkan keuangan jangka pendek Besarnya modal kerja tampak pada aktiva lancar yang terletak pada sebelah debet neraca. Kita dapat membedakan modal kerja yaitu modal kerja kotor dan modal kerja bersih. Menurut Marwan Asri Suryawijaya (2001:224-226). Modal kerja kotor adalah jumlah nilai aktiva lancar yang dimiliki perusahaan yang meliputi kas dan surat berharga (investasi jangka pendek), piutang dan persediaan. Aktiva ini dipandang likuid karena masing - masing dapat diubah menjadi uang tunai dalam waktu yang relatif singkat, biasanya kurang dari satu tahun dan Modal kerja bersih adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Menurut Djarwanto PS (2002:84), terdapat dua definisi modal kerja : 1) Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (Net Working Capital). 2) Modal kerja adalah jumlah dari aktiva lancar. Pengertian modal kerja menurut Nur Fatah (2004:160) Modal Kerja adalah penanaman dana pada aktiva lancar yang meliputi kas, surat-surat berharga, piutang dagang dan persediaan. Sebelum manajer keuangan menetapkan kebijakan modal kerja, tentunya harus mengetahui tujuan penetapan kebijaksanaan tersebut. Sumber Modal Kerja Menurut S. Munawir (2005: 47) pada dasarnya sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari : 1. Hasil Operasi Perusahaan, 2. Keuntungan dari penjualan-penjualan surat berharga. 3. Penjualan aktiva tidak lancar. 4. Penjualan saham dan obligasi Menurut Alex S.Nitisemito (2001:105) sumber modal berdasarkan asalnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: Sumber intern dan sumber ekstern. Arus Modal Kerja Modal kerja adalah bagian dana perusahaan yang terus menerus berputar. Makin pendek periode perputaran tersebut berarti makin cepat atau makin tinggi tingkat perputarannya (turnover rate). Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung kepada berapa lama periode masing-masing komponen dari modal tersebut. Periode perputaran

barang dagangan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1. Penjualan dengan kredit, 2. Penjualan dengan tunai. Pengertian Neraca Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu, misalnya untuk menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu, atau biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada akhir tahun fiskal atau tahun kalender sehingga neraca sering disebut balance sheet. Dengan demikian neraca terdiri dari 3 bagian utama yaitu aktiva, hutang dan modal. 1. Pengertian Aktiva Aktiva terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya. Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang. 2. Pengertian Hutang Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Hutang lancar dapat dibedakan menjadi hutang lancar (jangka pendek) dan hutang jangka panjang. Hutang lancar adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya dilakukan dalam jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar milik perusahaan. Pengertian Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, laba rugi yang diperoleh oleh suatu koperasi selama periode tertentu. Walaupun belum ada keseragaman susunan laporan laba rugi, namun prinsip yang diterapkan adalah : 1. Bagian pertama menunjukkan penghasilan diperoleh dari usaha pokok koperasi diikuti dengan harga pokok barang dijual sehingga diperoleh laba kotor. 2. Bagian kedua menunjukkan biayabiaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya administrasi dan umum. 3. Bagian ketiga menujukkan hasilhasil yang diperoleh di luar operasi pokok koperasi, yang diikuti

dengan biaya yang terjadi diluar usaha pokok koperasi. METODE PENELITIAN Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penulisan penelitian ini akan dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Penelitian Lapangan (Field Work Research) Kegiatan ini berupa penelitian langsung ke lapangan atau obyek untuk melihat dari dekat keadaan koperasi guna memperoleh data primer. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Mengadakan beberapa orientasi dan berbagai informasi yang terdapat di dalam literatur-literatur atau buku-buku/referensi ilmiah yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Alat Analisis Alat analisis yang digunakan dalam menghitung besarnya modal kerja yang diperlukan perusahaan menurut pendapat B. Suwartojo (2004: 45) : Penjualan 365 a. Kas dan Bank = = a kali ; = p hari Kas dan Bank rata-rata a Penjualan 365 b. Persediaan Barang = = b kali ; = q hari Persediaan rata-rata b Penjualan 365 c. Piutang = = c kali ; = r hari. Saldo piutang rata-rata c Jumlah lama perputaran = p + q + r hari Penjualan Modal kerja yang diperlukan = Lama Perputaran (N) 365 Kecepatan Perputaran = = n kali. p + q + r Menurut, Gunawan Adi Saputra (2009:96) dengan rumus sebagai berikut : Y = a + bx; Dimana: Y = Variabel atau jumlah yang diramalkan; X = Variabel waktu; a, b = Parameter atau

Koefisien regresi untuk tahun berikutnya. HASIL PENELITIAN Berikut ini disajikan data dari laporan neraca dan laba rugi keuangan untuk periode tahun 2010 dan 2011. laporan keuangan yang meliputi Aktiva Lancar Tabe1. 1 KPN. UNTUNG LANGGONG SETKAB KUKAR NERACA PER 31 DESEMBER 2010 dan 2011 NERACA 2010 (Rp) 2011 (Rp) Kas dan Bank 12.065.000,00 16.210.000,00 Piutang 202.409.000,00 198.320.000,00 Persediaan 19.100.000,00 24.020.500,00 Jumlah Aktiva Lancar 233.574.000,00 238.550.500,00 Aktiva Tetap Inventaris 20.940.860,00 25.940.860,00 Gedung Kios / Toko 30.700.000,00 27.630.000,00 Gudang Beras 21.482.200,00 19.333.980,00 Penyusutan (7.312.306,00) (7.812.306,00) Jumlah Aktiva Tetap 65.810.754,00 65.092.534,00 Jumlah Aktiva 299.384.754,00 303.643.034,00 Passiva Hutang Lancar Hutang Jangka Menengah Modal Koperasi Simpanan Pokok Simpanan Wajib 78.836.940,00 71.089.000,00 12.493.494,00 85.275.320,00 74.150.940,00 69.089.000,00 13.200.000,00 86.550.500,00 S.H.U. Tahun Berjalan 51.690.000,00 60.652.594,00 Jumlah Pasiva 299.384.754,00 303.643.034,00 Sumber : KPN. Untung Langgong Setkab. Kutai Kartanegara, 2011

Tabel 2. LAPORAN LABA RUGI KPN. UNTUNG LANGGONG SETKAB KUKAR PER 31 DESEMBER 2010 dan 2011 Tahun 2010 ( Rp ) 2011 ( Rp ) Penjualan 121.428.400,00 143.327.000,00 Persediaan awal 18.500.000,00 20.500.000,00 Pembelian barang 45.500.000,00 46.800.000,00 Jumlah Persediaan 64.000.000,00 67.300.000,00 Persediaan Akhir Barang 24.063.389,00 24.503.302,00 Harga Pokok Penjualan 40.000.611,00 42.796.698,00 Laba Kotor 81.427.789,00 100.530.302,00 Biaya Adm. dan Umum 10.067.519,00 13.450.000,00 Biaya operasional Penyusutan 22.357.964,00 7.312.306,00 26.615.402,00 7.812.306,00 Jumlah biaya operasi 39.737.789,00 47.877.708,00 Laba sebelum pajak 46.322.222,00 58.502.882,00 Pajak 4.632.222,00 5.850.288,00 Laba bersih 41.690.000,00 52.652.594,00 Sumber : KPN. Untung Langgong Setkab. Kutai Kartanegara, 2011 Analisis Nilai rata-rata masing-masing unsur modal kerja pada tahun 2010 dan 2011 dihitung sebagai berikut : Rp 12.065.000,00 + Rp 16.210.000,00 a. Kas dan Bank = 2 = Rp 14.137.500,00 Rp 19.100.000,00 + Rp 24.020.500,00 b. Persediaan barang = 2 = Rp 21.560.250,00 Rp 202.409.000,00 + Rp 198.320.000,00 c. Piutang = 2 = Rp 200.364.500,00

Selanjutnya untuk menghitung kecepatan perputaran unsur-unsur modal kerja tahun 2010 sebagai berikut : Rp 121.428.400,00 a. Kas dan Bank = Rp 14.137.500,00 = 8,59 kali, dimana 1 tahun = 365 hari, maka : 365 = = 42,49 hari 8,59 Rp 121.428.400,00 b. Persediaan Barang = Rp 21.560.250,00 = 5,63 kali, dimana 1 tahun = 365 hari, maka : = 365 / 5,63 = 64,83 hari Rp 121.428.400,00 c. Piutang = Rp 202.409.000,00 = 0,6 kali, dimana 1 tahun =365 hari, maka : = 365 / 0,6 = 608,33 365 Kecepatan perputaran = 42,49 + 64,83 + 608,33 = 365 / 715,65 = 0,51 kali Di bawah ini dapat kita lihat data untuk ramalan penjualan dengan trend metode kwadrat terkecil sebagai berikut : n = 2 ; Y= 264.756.400 ; X=0 ; XY= 21.898.600 ; X 2 = 2. Untuk mengetahui besarnya nilai parameter a dan b dari persamaan Trend Linier Y = a + b X, dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Y 264.756.400,00 a = = = 132.378.200,00 n 2 (X Y) 21.898.600,00 b = = = 10.949.300,00 (X 2 ) 2

Sehingga diperoleh persamaan Trend Linier sebagai berikut : Y = a + b X Y = 132.378.200,00 + 10.949.300,00 ( X ) Besarnya jumlah ramalan penjualan tahun 2010 dan 2011 sebagai berikut: Y 2011 = 132.378.200,00 + 10.949.300,00 ( 2 ) = 132.378.200,00 + 21.898.600,00 = Rp 154.276.800,00 Y 2012 = 132.378.200,00 + 10.949.300,00 ( 3 ) = 132.378.200,00 + 32.847.900,00 = Rp 165.226.100,00 Jadi ramalan penjualaan tahun 2011 adalah sebesar Rp 154.276.800,00 dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 165.226.100,00 Sehingga Modal Kerja yang dibutuhkan adalah : Ramalan Penjualan 2010 Modal Kerja tahun 2010 = Kecepatan Perputaran Operasi Rp 154.276.800,00 = 0,51 = Rp 302.503.529,00 Ramalan Penjualan 2011 Modal Kerja tahun 2011 = Kecepatan Perputaran Operasi 165.226.100,00 = 0,51 = Rp 323.972.745,00 PEMBAHASAN Modal kerja dari hasil perhitungan untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp 302.503.529,00 dan tahun 2011 sebesar Rp 323.972.745,00. Sedangkan modal kerja yang tersedia pada saat itu atau modal kerja tahun 2011 adalah sebesar Rp.238.550.500,00 (dalam aktiva lancar). Keadaan ini berarti bahwa pada tahun 2010 usaha Koperasi Pegawai Negeri Sipil Untung Langgong Setkab. Kutai Kartanegara akan mengalami kekurangan modal kerja. Dengan asumsi bahwa nilai dari

modal kerja di masa mendatang tidak boleh lebih rendah daripada nilai modal kerja masa sebelumnya. Di samping itu nilai modal kerja di masa mendatang sebaiknya harus lebih besar dari pada nilai modal kerja masa sebelumnya, hal ini disebabkan adanya tujuan untuk menghasilkan laba yang lebih meningkat dan dengan biaya operasi yang lebih rendah. Memperhatikan dan membandingkan antara modal kerja pada tahun 2011 dan ramalan modal kerja tahun 2010, dimana kebutuhan modal kerja tahun 2010 lebih besar daripada tahun 2011, hal ini menunjukkan bahwa Koperasi Pegawai Negeri Sipil Untung Langgong Setkab. Kutai Kartanegara masih mengalami kekurangan modal kerja. Jika hasil perhitungan kebutuhan modal kerja lebih besar dari pada modal kerja yang ada. Modal Kerja Tahun 2010 sebesar Rp 302.503.529,00, sedangkan modal kerja yang tersedia = Rp 238.550.500,00. Kekurangan modal kerja tahun 2011 sebesar Rp 63.953.029,00 dan Modal Kerja Tahun 2011 sebesar Rp 323.972.745,00, Modal kerja yang tersedia = Rp 238.550.500,00, Kekurangan Modal Kerja = Rp 85.422.245,00 Setelah diadakan pengolahan data dan proses perhitungan secara kuantitatif, ternyata usaha Koperasi Pegawai Negeri Sipil Untung Langgong Setkab. Kutai Kartanegara mengalami kekurangan modal kerja. Untuk mengatasinya agar modal kerja dapat mencukupi dan dapat menghasilkan laba penjualan sesuai dengan yang di ramalkan, maka dibutuhkan penambahan modal kerja tahun 2010 kekurangannya yakni Rp 63.953.029,00 dan untuk tahun 2011 dibutuhkan penambahan modal kerja sebanyak Rp 85.422.245,00 Dengan demikian setelah melihat hasil perhitungan dan perbandingan modal kerja yang tersedia dan modal kerja yang dibutuhkan maka hipotesis yang dikemukakan peneliti dapat diterima. KESIMPULAN 1). Kebutuhan modal kerja 2010 sampai dengan 2011 terus meningkat sejalan dengan meningkatnya pertambahan modal kerja Koperasi Pegawai Negeri Sipil Untung Langgong Setkab. Kutai Kartanegara. Ramalan penjualan dengan metode Trend Linier untuk

2011 diperlukan modal kerja sebesar Rp 302.503.529,00 dan 2012 Rp 323.972.745,00. 2). Hasil penjualan pada tahun 2010 dan 2011 yang meningkat maka diperlukan penambahan modal kerja 2010 Rp 63.953.029,00 dan 2011 Rp 85.422.245,00, menjamin operasi koperasi tersebut. SARAN 1). Dalam rangka memenuhi kebutuhan modal kerja agar supaya Koperasi Pegawai Negeri Untung Langgong Setkab. Kutai Kartanegara menyesuaikan dengan proyeksi penjualan untuk tahun 2010 dan 2011. 2). Kekurangan modal kerja bisa ditutupi sebagian dari laba usaha atau pinjaman dari luar. DAFTAR PUSTAKA Adisaputra, Gunawan. Dkk. 1982. Bussines Forecasting, Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Asri Suryawijaya, Marwan. 1987. Dasar-Dasar Ilmu Pembelanjaan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta. Assauri, Sofyan, 2004. Manajemen Pemasaran, Konsep dan Strategi, Edisi I, Rajawali Press, Jakarta. Djahidin, Farid. 1985. Analisa Laporan Keuangan, Edisi kedua, Ghalia Indonesia, Jakarta. Djarwanto PS, 1992. Statistik Sosial Ekonomi, Edisi kedua, Cetakan kedua, BPFE,Yogyakarta. Fatah, Nur. 1989. Pembelanjaan Perusahaan, Jilid I, Lukman Jakarta. Hakim, Abdul dan Sarwoko. 1999. Manajemen Keuangan, Buku I, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta. Hasan, Suad. 1998. Manajemen Keuangan, teori dan Penerapan ( Keputusan Jangka Panjang ), Buku I, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga, BPFE, Yogyakarta. Munawir, S, 2000. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Kesebelas, Liberty, Yogyakarta. Nitisemito, Alex S. 1997. Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Ketiga, Cetakan Keenam, Ghalia Indonesia. Riyanto, Bambang, 1999. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Keenam, BPFE, Yogyakarta. Suwartojo, B. 1995. Modal Kerja., Cetakan Kedua, Lembaga PPM dan Balai Aksara, Jakarta. Weston, J. Fred. 1991. Dasar-Dasar manajemen Keuangan, Jilid I, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta. Yusuf, Al Haryono, 2003. Dasar- Dasar Akuntansi, Jilid I, Edisi Keenam, Cetakan Kedua, Liberty, Yogyakarta.