Cuti Tahunan. Cuti Sakit. Syarat-syarat Mengajukan Cuti Tahunan

dokumen-dokumen yang mirip
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS.

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA PROSEDUR OPERASIONAL BAKU CUTI PNS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROSEDUR MUTU PERMINTAAN DAN PEMBERIAN CUTI

KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188 / 110 / / 2013

MANUAL PROSEDUR CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CUTI PNS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA. ( PP Nomor 24 Tahun 1976 ) Direktorat Peraturan Perundang-undangan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 12 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR: KEP. 08 TAHUN 2012

: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur. batan. Menimbang : a Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik

SURAT KEPUTUSAN BADAN PELAKSANA HARIAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN'AISYIYAH YOGYAICARTA NOMOR

Kepada : SURAT- EDARAN NOMOR: 01/SE/1977 TENTANG PERMINTAAN DAN PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

: BKPP.800/668ru1/2017. Tata Cara Permintaan dan Pemberian Cuti

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA DAN TEKNIK PEMERIKSAAN BIDANG KEPEGAWAIAN

SURAT EDARAN NOMOR : 850/576/ /2018 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

SURAT EDARAN Nomor: SE 3559 /MK.1/2009

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGATURAN CUTI BAGI PNS DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PNS KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI 2018

BIRO ORGANISASI DAN SDM LIPI

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL. kepada masyarakat yang berorientasi kerja, yang memandang kerja adalah sesuatu

2016, No Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

SURAT EDARAN MENTERI KEUANGAN R.I. No. SE-3559/MK.1/2009

CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 Tanggal 23 Desember 1976)

STANDAR PELAYANAN PADA JENIS PELAYANAN PEMBERIAN CUTI PNS DI KABUPATEN BLORA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 19 Tahun : 2014

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.5/Menhut-II/2013 TENTANG

PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pemberhentian PNS. Pemberhentian terdiri atas : 1. Pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil dan. 2. pemberhentian dari jabatan negeri.

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 43 SERI E

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1979 TENTANG DAFTAR URUT KEPANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL. Presiden Republik Indonesia,

JENIS, PROSEDUR DAN PERSYARATAN PELAYANAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN

PERATURAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN

SURAT EDARAN Nomor: SE 800/ 012 /BKD/2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Tunjangan. Kinerja Pegawai.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGAJUAN DAN PERSETUJUAN CUTI DAN IJIN

Nomor : 800 / 474 -Dukum/BKD &Diklat Banjarbaru, 26 Februari 2014 Lampiran : 6 (enam) lembar Perihal : Pemberian Cuti Sakit dan Cuti

INSTITUT PERTANIAN BOGOR, DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Administrasi. PNS. Pemberhentian. Pedoman.

PERATURAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN

MANAJEMEN PNS 1. Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan Pegawai 2. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil 3. Pengangkatan Dalam Jabatan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA, (PERWALI.HONORER.PERUBAHAN.2008.gafar)

Manual Prosedur Cuti Pegawai Negeri Sipil (PNS)

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KEPEGAWAIAN

TELAAHAN PEMBAYARAN GAJI DAN TUNJANGAN TERKAIT DENGAN STATUS KEPEGAWAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013

INDEKSPERATURANPERUNDANG-UNDANGAN BIDANGKEPEGAWAIAN

PENGAJUAN PENGANGKATAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL

WALIKOTA PROBOLINGGO

PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI PEMBERHENTIAN DENGAN HAK PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB I

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

Universitas Lampung ABSBTRACT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

Nomor induk pegawai (NIP) diberikan kepada setiap Pegawai Negeri Sipil termasuk calon Pegawai Negeri Sipil.

2014, No Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2.Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041);

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN PEMENSIUNAN. Imam Gunawan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 19

B U P A T I B I M A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA,

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 47 SERI E

PEGAWAI NEGERI YANG MENJADI PEJABAT NEGARA Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1976 Tanggal 18 Pebruari 1976 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 21 SERI E

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR %3 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1979 TENTANG DAFTAR URUT KEPANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 45/Permentan/OT.140/4/2014

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

MODUL PERATURAN CUTI

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Bagian Pertama : KENAIKAN PANGKAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 30 SERI E

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 118 TAHUN TENTANG KETENTUAN POKOK KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SUMEDANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2005 TENTANG KEPENGURUSAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN TAPIN

Manual Prosedur Cuti Pegawai Kontrak

Transkripsi:

Cuti Tahunan Syarat-syarat Mengajukan Cuti Tahunan 1. Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun secara terus menerus. 2. Lamanya cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja. 3. Cuti tahunan tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu yang kutrang dari 3 (tiga) hari kerja. 4. Untuk mendaptkan cuti tahunan Pegawai negeri Sipil bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti. 5. Cuti tahunan diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti. 6. Cuti tahunan yang akan dijalankan ditempat yang sulit perhubungannya, maka jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat ditambah untuk paling lama 14 (empat belas) hari. 7. Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan. 8. Cuti tahunan yang tidak diambil lebih dari 2 (dua) tahun berturut-turut, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan. Cuti Sakit Syarat-syarat Mengajukan Cuti Sakit 1. Pegawai Negeri Sipil yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan, bahwa ia harus memberitahukan kepada atasannya. 2. Pegawai Negeri Sipil yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa PNS yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter. 1 / 6

3. Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa PNS yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. 4. Cuti sakit sebagaimana dimaksud pada point 3 diberikan untuk waktu paling lama 1 (satu) tahun. 5. Cuti sakit sebagaimana dimaksud pada point 3 dapat ditambah untuk paling lama 6(enam) bulan apabila dipandang perlu berdasarkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. 6. Pegawai Negeri Sipil yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada point 4 dan 5, harus diuji kembali kesehatannya oleh dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. 7. Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan sebagaimana dimaksud pada point 6, PNS yang bersangkutan belum sembuh dari penyakitnya, maka ia diberhentikan dengan hormat dari jabatannya Karen sakit dengan mendapat uang tunggu berdasarkan peraturan peundang-undangan yang berlaku. 8. Pegawai Negeri Sipil wanita yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1 1/2 (satu setenga) bulan. 9. Untuk mendapatkan cuti sakit sebagaimana dimaksud pada point 9, PNS yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter atau bidan. 10. Pegawai Negeri Sipil yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas kewajibannya sehingga ia memerlukan perawatan berhak atas cuti sakit sampai sembuh dari penyakitnya, PNS yang bersangkutan menerima penghasilan penuh. Cuti Besar Syarat-syarat Mengajukan Cuti Besar 1. Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun secara terus menerus berhak mendapatkan cuti besar yang lamanya 3 (tiga) bulan. 2. Pegawai Negeri Sipil yang menjalani cuti besar tidak berhak lagi tasa cuti tahunannya dalam tahun yang bersangkutan. 3. Untuk mendapatkan cuti besar, Pegawai Negeri Sipil mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti. 4. Cuti besar diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti. 5. Cuti besar dapat digunakan oleh Pegawai Negeri Sipil untuk memenuhi kewajiban 2 / 6

agama. 6. Cuti besar dapat ditangguhkan pelaksanaanya oleh pejabat yang berwenang untuk paling lama 2(dua) tahun, apabila kepentingan dinas mendesak. 7. Selama menjalankan cuti besar, Pegawai Negeri Sipil menerima penghasilan penuh. Cuti Bersalin Syarat-syarat Mengajukan Cuti Bersalin 1. Untuk persalinan anak yang pertama, kedua, dan ketiga, Pegawai Negeri Sipil wanita berhak atas cuti bersalin 2. Untuk persalinan anaknya yang keempat dan seterusnya, kepada Pegawai Negeri Sipil wanita diberikan cuti diluar tanggungan Negara. 3. Lamanya cuti bersalin tersebut adalah 1 (satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan sesudah persalinan 4. Untuk mendapatkan cuti bersalin, PNS yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti. 5. Cuti bersalin diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti. 6. Selama menjalankan cuti bersalin PNS wanita yang bersangkutan menerima penghasilan penuh. Cuti Alasan Penting Syarat-syarat Mengajukan Cuti Alasan Penting 1. PNS berhak atas cuti karena alasan penting. 2. Ibu, bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit keras atau meninggal dunia. 3. Salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam point 1 meninggal dunia dan menurut ketentuan hokum yang berlaku PNS yang bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang meninggal dunia itu. 3 / 6

4. Melangsungkan perrkawinan yang pertama. 5. Alasan penting lainnya yang ditetapkan kemudian oleh Presiden. 6. Lamanya cuti ditentukan oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti untuk paling lama 2 (dua) bulan. 7. Selama menjalankan cuti, PNS yang bersangkutan menerima penghasilan penuh. Cuti di Luar Tanggungan Negara Dasar UU No. 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Jo UU No. 43 Tahun 1999, PP No. 24 Tahun 1976 Tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil, SE Kepala BAKN Nomor 01/SE/1977 Tentang Permintaan dan Pemberian Cuti PNS: 1. CLTN bukan hak, oleh sebab itu permintaan CLTN dapat dikabulkan atau ditolak oleh Pejabat yang berwenang memberikan cuti. Pertimbangan Pejabat yang bersangkutan didasarkan untuk kepentingan dinas. 2. PNS yang bekerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun secara terus menerus, karena alasan pribadi yang penting dan mendesak dapat diberikan CLTN untuk paling lama 3 (tiga) tahun. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang untuk paling lama 1(satu) tahun apabila ada alasan yang penting untuk memperpanjangnya. 3. CLTN hanya dapat diberikan dengan SK Pejabat yang berwenang memberikan cuti setelah mendapat persetujuan dari Kepala BKN. 4. Permintaan perpanjangan CLTN yang diajukan sekurang-kurangnya 3 bulan sebelum CLTN berakhir. 5. PNS yang menjalankan CLTN dibebaskan dari jabatannya dan jabatan yang lowong itu dengan segera dapat diisi. 6. Selama menjalankan CLTN tidak berhak menerima penghasilan dari Negara dan tidak diperhitungkan sebagai masa kerja PNS 7. PNS yang telah selesai menjalakan CLTN wajib melaporkan diri secara tertulis kepada Pimpinan Instansi induknya 8. Pimpinan instansi induk yang telah menerima laporan dari PNS yang telah selesai menjadlankan CLTN berkewajiban: - Menempatkan dan memperkerjakan kembali apabila ada lowongan dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Kepala BKN. - Apabila tidak ada lowongan, maka pimpinan isntansi induk melaporkan kepada kepala 4 / 6

BKN untuk kemungkinan disalurkan penempatannya pada instansi lain. - Apabila Kepala BKN tidak dapat menyalurkan penempatan PNS tersebut, maka Kepala BKN memberitahukan kepada Pimpinan Instansi induk agar memberhentikan PNS dengan hak-hak akepegawaian menurut peraturan perundnag-undangan yang berlaku. - Khusus bagi CLTN untuk persalinan, berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut: - Permintaan CLTN tidak dapat ditolak. - PNS yang menjalankan CLTN tidak dibebaskan dari jabatannya, atau dengan kata lain, jabatannya tidak dapat diisi oleh orang lain. - Tidak memerlukan persetujuan Kepala BKN. - Lamanya cuti sama dengan lamanya cuti bersalin yakni 1 (satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan sesudah persalinan. - Selama menjalankan CLTN tersebut tidak menerima penghasilan dari Negara dan tidak diperhitungkan sebagai masa kerja PNS. Syarat-syarat Mengajukan Cuti Diluar Tanggungan Negara 1. Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun secara terus menerus karena alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak dapat diberikan cuti diluar tanggungan Negara. 2. Cuti diluar tanggungan Negara dapat diberikan untuk paling lama 3 (tiga) tahun. 3. Jangka waktu cuti diluar tanggungan Negara dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun apabila ada alasan-alasan yang penting untuk memperpanjangnya. 4. Selama menjalankan cuti diluar tanggungan Negara, PNS yang bersangkutan tidak berhak menerima penghasilan dari Negara. 5. Selama menjalankan cuti diluar tanggungan Negara tidak diperhitungkan sebagai masa kerja Pegawai Negeri Sipil. 6. PNS yang tidak melaporkan diri kembali kepada instansi induknya setelah habis masa menjalankan cuti diluar tanggungan Negara diberhentikan dengan hormat sebagai PNS. 7. PNS yang melaporkan diri kembali kepada instansi induknya setelah habis masa menjalankan cuti diluar tanggungan Negara, maka: - Apabila ada lowongan ditempatkan kembali. - Apabila tidak ada lowongan, maka pimpinan instansi yang bersangkutan melaporkannya kepada Kepalan Badan Kepegawaian Negara untuk kemungkinan ditempatkan pada instansi lain. 5 / 6

- Apabila penempatan yang dimaskud tidak mungkin maka PNS yang bersangkutan diberhentikan dari jabatannya karena kelebihan dengan mendapat hak-hak kepegawaian menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6 / 6