27 BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini berbentuk skor yang diperoleh dari alat ukur berupa angket tentang hubungan antara atmosfir sekolah dengan kecerdasan emosional siswa di SMK Negeri 3 Gorontalo. Data penelitian ini diolah berdasarkan hipotesis penelitian, dengan menggunakan teknik pengujian pengolahan statistika uji validitas dan reabilitas, uji normalitas data, analisis regresi dan korelasi linier sederhana. Pengolahan ini bertujuan untuk memperoleh nilai numerik tentang hubungan antara atmosfir sekolah dengan kecerdasan emosional siswa. 4.1.2 Pengujian Normalitas Data Variabel X (Atmosfir Sekolah) Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa = -90,62 dan = 14,1. Dengan kriteria pengujian :, maka data tidak berdistribusi normal, maka data berdistribusi normal. Berdasarkan uji kriteria tersebut didapatkan bahwa, dimana -90,62 sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel X berdistribusi normal. (untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8).
28 4.1.3 Pengujian Normalitas Data Variabel Y (Kecerdasan Emosional) Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa = 3,75 dan = 14,1. Dengan kriteria pengujian :, maka data tidak berdistribusi normal, maka data berdistribusi normal. Berdasarkan uji kriteria tersebut didapatkan bahwa, dimana 3,75 sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel Y berdistribusi normal. (untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8). 4.1.4 Pengujian Linieritas Berdasarkan analisis regresi diperoleh regresi Yˆ 14,49 9, 18X Hasil ini mengandung makna bahwa terjadi perubahan (penurunan atau peningkatan) pada variabel X, maka akan di ikuti oleh perubahan (penurunan atau peningkatan) rata-rata sebesar 9,18 pada variabel Y. Hal ini berarti jika terjadi perubahan pada indikator atmosfir sekolah, maka diikuti perubahan pada indikator kecerdasan emosional.. (untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9).
29 Berdasarkan kriteria pengujian untuk uji linearilitas yang telah ditetapkan di atas bahwa F daftar diperoleh dari kaidah pengujian linearitas F < F {(1-α)(k 2,n- k). Jika digunakan taraf nyata a=0,05 maka F(1-0,05) (30-2, 68-30)=-19,19. Ternyata harga F hitung lebih kecil dari F daftar (-19,19<3,99). Sehingga disimpulkan persamaan regresi ini berbentuk linier. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi linier tersebut signifikan (berarti). 4.1.5 Pengujian Hipotesis Berdasarkan perhitungan korelasi antara variabel Atmosfir Sekolah (X) dan Kecerdasan Emosional (Y) diperoleh koefisien r = 0,91 dan = 0,828. Uji signifikan koefisien korelasi memperoleh hasil t = 17,81. Dalam daftar t pada taraf nyata 0,05 diperoleh t (0,975)(66)= 2,00. Ternyata t hitung lebih besar dari harga atau = 17,81 > = 2,00 atau harga berada diluar daerah penerimaan, hasil ini menyimpulkan bahwa ditolak diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi signifikan. (untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10).
30-17,81 17,81-2,00 0 2,00 Gambar 1: Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis (X dan Y) Dari kurva di atas dilihat bahwa = 17,81 berada di luar daerah penerimaan. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara Atmosfir sekolah dan kecerdasan emosional siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan kurva di atas menunjukkan bahwa berada pada daerah penerimaan, sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima. 4.2 Pembahasan Atmosfir sekolah adalah seluruh kondisi atau suasana semua benda hidup dan mati yang ada di dalam lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program pendidikan dan membantu siswa mengembangkan potensinya. Sedangkan kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang yang mampu mengendalikan emosinya seperti; marah, sedih, bahagia, kecewa, dan sebagainya. Hal ini dapat dilihat pada seorang penyabar dan juga orang yang mudah bergaul dengan orang lain. Sementara hubungan antara keduanya adalah
31 dimana siswa di sekolah secara tidak langsung dihadapkan pada situasi emosi yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik situasi di lingkungannya. Sebagaimana dikatakan oleh Sumitro, dkk (dalam Devamelodika, 2012:23) bahwa sekolah adalah lingkungan pendidikan yang mengembangkan & meneruskan pendidikan anak menjadi warga Negara yang cerdas, terampil & bertingkah laku baik. Dari situlah siswa mendapatkan pembelajaran untuk mengubah, melatih dan mengembangkan kecerdasan emosinya. Jika siswa sudah memiliki kecerdasan emosional maka siswa tersebut mampu untuk mengenal emosi diri, mengenal emosi orang lain, mampu mengendalikan emosi, mampu mengelola emosi, serta mampu membina hubungan baik dengan orang lain. Thoha (2008:50) juga berpendapat bahwa kecerdasan dipengaruhi oleh faktor lingkungan sehingga kecerdasan emosional dapat berubah dan dikembangkan. Dengan demikian kecerdasan seseorang dapat berubah ataupun dikembangkan jika lingkungan sekolah memberikan suasana yang kondusif bagi siswa. Selain itu dapat di lihat pada kurva penerimaan dan penolakan hiptesis yang menunjukkan t hitung berada pada daerah penolakan H 0. Jadi dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara atmosfir sekolah dengan kecerdasan emosional. Penelitian ini termasuk penelitian hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas yang diteliti ikut menentukan variabel terikat. Adapun variabel pada penelitian ini adalah variabel bebas Atmosfir Sekolah (X) dan variabel terikat Kecerdasan Emosional (Y).
32 Dari Hasil pengujian hipotesis pada variabel X dan Y bahwa persamaan Yˆ 14,49 9, 18X yang telah teruji keberartian pada α = 0,05 merupakan hubungan yang berlaku pada populasi. Berdasarkan sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan. Bahwa antara Atmosfir sekolah dengan kecerdasan emosional siswa mengalami penurunan dan penaikan. Regresi hubungan antara Atmosfir sekolah dengan kecerdasan emosional siswa berbentuk regresi linear dimana hal ini ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh. Dalam uji signifikan koefisien korelasi memperoleh hasil t = 17,81 atau diperoleh t (0,975)(66) = 2,00 atau lebih besar dari harga. Harga berada diluar penerimaan. Jadi hasil ini menyimpulkan bahwa ditolak dan diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi signifikan. Selanjutnya, melalui hasil pengujian koefisien sederhana, maka diperoleh harga r = 0,91 dengan koefisien determinasi sebesar 17,81. Sedangkan berdasarkan hasil uji koefisien korelasi yang telah dianalisis yang dihubungkan dengan kriteria pengujian statistika t bahwa lebih besar dari atau harga telah berada diluar penerimaan maka diterima, dalam arti hubungan antara atmosfir sekolah dengan kecerdasan emosional siswa SMK Negeri 3 Gorontalo sangat signifikan.