P E N G A D U A N. Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama apabila disampaikan secara tertulis oleh Pelapor;

dokumen-dokumen yang mirip
PENANGANAN PENGADUAN DI LINGKUNGAN LEMBAGA PERADILAN

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIKINDONESIA NOMOR : 076/KMA/SKNII2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 0017/Dj.A/SK/VII/2011

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SOP PERMINTAAN INFORMASI

REKAPITULASI PROSES DAN WAKTU PENYELESAIAN PENGADUAN FLOW CHART PENANGANAN PENGADUAN

Kepada Yth. Ketua Pengadilan Agama Se Jawa Tengah

PROSEDUR PENGADUAN PADA PENGADILAN TINGGI AGAMA MEDAN

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/KMA/SK/VIII/2007 TAHUN 2007 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI DI PENGADILAN

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia

KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN HAKIM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN HUKUM PENGADILAN TINGGI MEDAN

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PENGADILAN MILITER II-09 BANDUNG NOMOR : W2.MIL.02/44/SKEP/XI/2013 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN HUKUM

2011, No Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1

1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;;

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA WONOSARI NOMOR : W12-A4/0199/HM.00/I/2014 TENTANG

MAKLUMAT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PENGADILAN AGAMA LABUHA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

SOP PENYELESAIAN BERKAS PERKARA BANDING

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lemb

2016, No Bawahnya, tidak lagi dapat diterapkan untuk penegakkan disiplin kerja Hakim; c. bahwa berdasarkan pertimbangan dalam huruf a dan huru

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER

2015, No Mengingat : 1. Pasal 24B Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR : 06/PMK/2005 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kesatu, Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 27 Tahun : 2015

-1- PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK KOMISI YUDISIAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.580, 2010 KOMNAS HAM. Pemantauan. Penyelidikan. Prosedur.

MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

PENGADILAN TINGGI AGAMA PALANGKA RAYA Jl. Cilik Riwut Km. 4,5 Telp/Fax (0536) / PALANGKA RAYA 73112

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelaya

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 2273.a/DJA/KP.01.1/SK/VIII/2014 TENTANG

STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA KUPANG

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selama melaksanakan Proyek Akhir di Sub Bagian Tata Usaha dan

KEPUTUSAN BERSAMA DAN 129/KMA/SKB/IX/ /SKB/P.KY/IX/2009 TENTANG

PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAMPINGAN SAKSI LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PELAYANAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DENPASAR BAB I

2 Pelanggaran di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih da

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 28 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Re

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Sistem Penanganan Pengaduan. Tindak Pidana Korupsi.

2 Korupsi di Badan Koordinasi Penanaman Modal sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

BUPATI BATANG PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN BATANG

2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150);

2 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Ind

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

PENYELESAIAN SENGKETA KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI KALIANDA. NOMOR : W9.U4/Kp.01.1/156/XI/2016 T E N T A N G STANDART PELAYANAN PERADILAN

BAB VII PERADILAN PAJAK

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 7 SERI E

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA C ARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PEMBERIAN KOMPENSASI, RESTITUSI, DAN BANTUAN KEPADA SAKSI DAN KORBAN

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN TERHADAP UPAYA PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI DI PENGADILAN

2018, No terhadap korban tindak pidana pelanggaran hak asasi manusia yang berat, terorisme, perdagangan orang, penyiksaan, kekerasan seksual, da

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan deng

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

SOP PENYELESAIAN BERKAS PERKARA BANDING

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Transkripsi:

P E N G A D U A N I. SYARAT DAN TATA CARA PENYAMPAIAN PENGADUAN A. Disampaikan secara Tertulis 1. Pengaduan hanya dapat diterima dan ditangani oleh Mahkamah Agung, Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama apabila disampaikan secara tertulis oleh Pelapor; 2. Pelapor dianjurkan untuk menggunakan formulir khusus untuk menyampaikan pengaduannya, baik dalam bentuk cetak maupun elektronik di situs resmi Mahkamah Agung. Meskipun demikian, pengaduan yang tidak menggunakan formulir khusus tersebut tetap akan diterima dapat ditindak lanjuti; 3. Dalam hal Pelapor memiliki kesulitan untuk membaca dan menulis, Petugas di Mahkamah Agung atau Pengadilan akan membantu menuangkan pengaduan yang ingin disampaikan Pelapor secara tertulis dalam formulir khusus pengaduan. B. Menyebutkan Informasi yang Jelas 1. Untuk mempermudah penanganan dan tindak lanjut terhadap pengaduan yang disampaikan, Pelapor diharapkan dapat menyebutkan secara jelas informasi mengenai: a. Identitas Aparat yang dilaporkan, termasuk jabatan, serta satuan kerja atau pengadilan tempat Terlapor bertugas; b. Perbuatan yang dilaporkan; c. Nomor perkara, apabila perbuatan yang diadukan berkaitan dengan pemeriksaan suatu perkara; dan d. Menyertakan bukti atau keterangan yang dapat mendukung pengaduan yang disampaikan. Bukti atau keterangan ini termasuk nama, alamat dan nomor kontak pihak lain yang dapat dimintai keterangan lebih lanjut untuk memperkuat pengaduan Pelapor. 2. Pelapor sedapat mungkin diharuskan untuk mencantumkan identitasnya. Namun demikian selama informasi dalam pengaduan yang disampaikan benar dan memiliki dasar yang kuat, pengaduan yang tidak mencantumkan identitas akan tetap ditindaklanjuti oleh Mahkamah Agung. C. Tata Cara Pengiriman 1. Pengaduan ditujukan kepada: a. Ketua atau Wakil Ketua pada Pengadilan Tingkat Pertama atau Pengadilan Tingkat Banding di mana Terlapor bertugas; atau b. Ketua Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Non Yudisial, atau Ketua Muda Pengawasan dengan tembusan kepada Kepala Badan Pengawasan. 2. Apabila pengaduan dikirimkan melalui pos dalam amplop tertutup, maka harus disebutkan secara jelas bahwa isi amplop tersebut adalah pengaduan dengan menuliskan kata "PENGADUAN pada Pengadilan" pada bagian kiri atas muka amplop tersebut. II. YANG BERWENANG MENANGANI PENGADUAN A. Badan Pengawasan Mahkamah Agung 1. Badan Pengawasan Mahkamah Agung dapat menangani pengaduan, baik atas inisiatif sendiri atau atas perintah Pimpinan Mahkamah Agung terhadap pengaduan yang melibatkan satuan kerja atau aparat di Mahkamah Agung, serta unit kerja atau aparat Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama; 2. Sedapat mungkin Badan Pengawasan mendelegasikan pelaksanaan penanganan pengaduan kepada Pengadilan Tingkat Banding setempat; 3. Penanganan suatu pengaduan dilaksanakan oleh Badan Pengawasan dalam hal: a. Terlapor telah pindah tugas dari pengadilan di mana peristiwa atau perbuatan yang dilaporkan terjadi ke pengadilan lain yang berada di wilayah hukum Pengadilan Tingkat Banding yang berbeda dari yang semula; b. Pengaduan bersifat penting atau menarik perhatian publik; dan c. Penanganan pengaduan oleh Pengadilan Tingkat Banding atau Pengadilan Tingkat Pertama dinilai berlarut-larut.

B. Pengadilan Tingkat Banding 1. Pengadilan Tingkat Banding dapat menangani pengaduan baik atas inisiatif sendiri atau atas perintah Mahkamah Agung terhadap pengaduan yang melibatkan unit kerja atau aparat di Pengadilan Tingkat Banding atau Pengadilan Tingkat Pertama di bawahnya; 2. Pelaksana penanganan pengaduan pada Pengadilan Tingkat Banding adalah Pimpinan Pengadilan dan Hakim Tinggi, dengan dibantu oleh Panitera Muda Hukum yang bertugas melaksanakan fungsi-fungsi kesekretariatan. C. Pengadilan Tingkat Pertama 1. Pengadilan Tingkat Pertama hanya memiliki kewenangan sebatas menerima pengaduan; dan berkewajiban untuk meneruskan pengaduan tersebut kepada Pengadilan Tingkat Banding yang ditentukan dalam pedoman ini; 2. Pengadilan Tingkat Pertama hanya dapat menangani pengaduan yang bcrkaitan dengan unit kerja atau aparat di pengadilan yang bersangkutan berdasarkan perintah dari Pjrnpinan Pengadilan Tingkat Banding atau Pimpinan Mahkamah Agung; 3. Pelaksana penanganan pengaduan di Pengadilan Tingkat pertama adalah Pimpinan Pengadilan dan Hakim Pengadilan Tingkat Pertama dengan dibantu oleh Panitera Muda Hukum yang menjalankan fungsi kesekretariatan III. HAK-HAK PELAPOR, TERLAPOR DAN INSTITUSI PEMERIKSA A. Hak Pelapor 1. Mendapatkan perlindungan kerahasiaan identitasnya; 2. Mendapatkan kesempatan untuk memberikan keterangan secara bebas tanpa paksaan dari pihak manapun;mendapatkan informasi mengenai tahapan laporan pengaduan yang didaftarkannya; 3. Mendapatkan perlakuan yang sama dan setara dengan Terlapor dalam pemeriksaan. B. Hak Terlapor 1. Membuktikan bahwa ia tidak bersalah dengan mengajukan saksi dan alat bukti lain; 2. Meminta berita acara pemeriksaan (BAP) dirinya. C. Hak Mahkamah Agung dan Badan Peradilan 1. Merahasiakan kesimpulan dan rekomendasi Laporan hasil Pemeriksaan kepada pihak terlapor, pelapor dan pihak-pihak lain selain kepada pejabat yang berwenang mengambil keputusan; 2. Menentukan jangka waktu yang memadai untuk menangani suatu pengaduan berdasarkan tingkat kesulitan penanganan dalam hal jangka waktu yang ditetapkan dalam pedoman ini terlampui. IV. KOORDINASI PENANGANAN PENGADUAN A. Pengaduan Yang diterima oleh Badan Pengawasan 1. Badan Pengawas dapat mendelegasikan penanganan pengaduan yang berkaitan dengan aparat Pengadilan Tingkat Pertama atau Pengadilan Tingkat Banding kepada ; a. Pengadilan Tingkat Pertama, atau b. Pengadilan Tingkat Banding setempat; 2. Badan Pengawasan dapat mendelegasikan penanganan pengaduan yang berkitan dengan aparat Pengadilan Tingkat banding kepada Pengadilan Tingat Banding setempat; 3. Dalam hal Badan Pengawasan mendelegasikan penanganan terhadap suatu pengaduan kepada Pengadilan Tingkat Pertama, surat perintah untuk menangani pengaduan tersebut kepada Pengadilan Tingkat Pertama, ditembuskan kepada Pengadilan Tingkat Banding setempat. B. Pengaduan yang diterima oleh Pengadilan Tingkat Banding 1. Pengadilan Tingkat Banding dapat mendelegasikan penanganan pengaduan yang berkaitan dengan aparat Pengadilan Tingkat Pertama kepada Pengadilan Tingkat Pertama setempat; 2. Dalam hal Pengadilan Tingkat Banding mendelegasikan penanganan suatu pengaduan kepada Pengadilan Tingkat Pertama setempat, surat perintah untuk menangani pengaduan tersebut kepada Pengadilan Tingkat Pertama ditembuskan kepada Badan Pengawasan; 3. Pengadilan Tingkat Banding tidak dapat mendelegasikan lagi kepada Pengadilan Tingkat Pertama penanganan pengaduan yang sebelumnya didelegasikan oleh Badan Pengawasan kepada Pengadilan Tingkat Banding tersebut; 4. Dalam hal suatu pengaduan yang diterima oleh Pengadilan Tingkat Banding merupakan kewenanganan Badan Pengawasan, Pengadilan Tingkat Banding meneruskan pengaduan tersebut kepada Badan Pengawasan selambat-lambatnya dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari

kerja. C. Pengaduan yang diterima oleh Pengadilan Tingkat Pertama 1. Pengadilan Tingkat Pertama meneruskan setiap pengaduan yang diterimanya kepada Pengadilan Tingkat Banding selambat-iambatnya dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak pengaduan diterima; 2. Dalam hal suatu pengaduan jelas merupakan kewenanganan Badan Pengawasan atau Pengadilan Tingkat Pertama tidak mengetahui di pengadilan mana Terlapor bertugas, Pengadilan Tingkat Pertama meneruskan pengaduan tersebut kepada Badan Pengawasan dengan tembusan kepada Pengadilan Tingkat Banding, selambat-lambatnya dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak pengaduan diterima. D. Pemberitahuan Penerimaan Pengaduan Badan Pengawasan atau Pengadilan Tingkat Banding yang menerima pengaduan yang diteruskan oleh Pengadilan Tingkat Banding atau Pengadilan Tingkat Pertama, menyampaikan pemberitahuan perihal telah diterimanya pengaduan kepada Pengadilan yang mengirimkan pengaduan tersebut selambat-iambatnya dalam jangka waktu 2 (dua) hari kerja sejak pengaduan diterima. E. Pendelegasian Penanganan Pengaduan 1. Ketua Pengadilan Tingkat Pertama atau Ketua Pengadilan Tingkat Banding yang menerima pendelegasian penanganan pengaduan menyampaikan pemberitahuan kepada Pengadilan Tingkat Banding atau Badan Pengawasan selambat-lambatnya dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja etelah menerima pendelegasian; 2. Pemberitahuan disampaikan melalui saluran faksimili atau melalui pos dan pengiriman tercatat lainnya; 3. Apabila memungkinkan, pemberitahuan tersebut juga memuat perkembangan terakhir dari proses atau penanganan terhadap pengaduan tersebut. F. Pelaporan dalam Penanganan Pengaduan 1. Badan Pengawasan a. Badan Pengawasan menyusun laporan bulanan penanganan pengaduan, baik yang dilaksanakan oleh Badan Pengawasan sendiri maupun yang dilaksanakan oleh Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama di seluruh Indonesia; b. Badan Pengawasan menyampaikan laporan bulanan penanganan pengaduan sebagaimana dimaksud dalam huruf a kepada Ketua Muda Pengawasan setiap 3 (tiga) bulan sekali. 2. Pengadilan Tingkat Banding a. Pengadilan Tingkat Banding menyusun laporan bulanan penanganan pengaduan, baik yang dilaksanakan oleh Pengadilan Tingkat Banding sendiri, maupun yang dilaksanakan oleh seluruh Pengadilan Tingkat Pertama dalam wilayah hukumnya; b. Pengadilan Tingkat Banding menyampaikan laporan bulanan penanganan pengaduan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, kepada Badan Pengawasan setiap 3 (tiga) bulan sekali. 3. Pengadilan Tingkat Pertama a. Pengadilan Tingkat Pertama menyusun laporan bulanan mengenar pengaduan yang diterima dan ditanganinya berdasarkan delegasi dari Pengadilan Tingkat.Banding atau Badan Pengawasan; b. Pengadilan Tingkat Pertama menyampaikan laporan bulanan sebagaimana dimaksud dalam huruf a kepada Pengadilan Tingkat Banding setiap 3 (tiga) bulan sekali. V. PROSEDUR PENANGANAN PENGADUAN A. Penerimaan dan Pendaftaran Pengaduan 1. Penerimaan pengaduan dilaksanakan oleh Meja Pengaduan, baik yang disampaikan secara langsung oleh Pelapor, melalui pos, atau menggunakan media situs pengaduan Mahkamah Agung; 2. Untuk pengaduan yang disampaikan secara langsung atau melalui pas, Petugas Meja Pengaduan mencatat tanggal penerimaan pengaduan, identitas Pelapor apabila diketahui, dan nomor pengaduan dalam Buku Agenda Pengaduan;

3. Nomor Pendaftaran Pengaduan dibuat dengan format: No. Nomor Urut/lnstansi Penerima/bulan pendaftarar/tahun. Contoh Nomor Pendaftaran pengaduan yang diterima oieh: a. Mahkamah Agung : No. 100/BP/A/IV/2009. b. Pengadilan Tingkat Banding : No. 100/PT.DKI.Jakarta/IV/2009. c. Pengadilan Tingkat Pertama : No. 100/PN.Jakarta.Pusat/IV/2009. 4. Petugas Meja Pengaduan memberikan tanda terima kepada Pelapor sesuai dengan format yangditentukan, dalam hal Pelapor menyampaikan pengaduannya secara Iangsung; 5. Pengaduan yang diterima oleh satuan kerja lain selain Badan Pengawasan di Mahkamah Agungwajib diteruskan oleh satuan kerja tersebut kepada Meja Pengaduan dalamjangka waktu 1 (satu) hari kerja; 6. Pengaduan yang diterima oleh unit kerja lain di Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama, wajib diteruskan aleh unit kerja tersebut kepada Meja Pengaduan dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja, apabila tersedia Meja Pengaduan di pengadilan yang bersangkutan. Dalam hal tidak tersedia Meja Pengaduan maka pengaduan disampaikan kepada Kepaniteraan Muda Hukum; 7. Meja Pengaduan mencatat pengaduan yang diterima dalam Buku Agenda Pengaduan, dan dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja meneruskannya kepada: a. Badan Pengawasan, dalam hal pengaduan tersebut diterima oleh Mahkamah Agung RI, atau b. Pimpinan Pengadilan melalui Panitera Muda Hukum, dalam hal pengaduan tersebut diterima oleh Pengadilan Tingkat Banding atau Pengadilan Tingkat Pertama; 8. Pengaduan yang diterima oleh Pengadilan Tingkat Pertama diteruskan oleh Pimpinan Pengadilan Tingkat Pertama kepada Pengadilan Tingkat Banding setempat dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja, setelah dicatat oleh Panitera Muda Hukum dalam Buku Agenda Pengaduan. B. Pencatatan di Pengadilan Tingkat Banding dan Badan Pengawasan Mahkamah Agung 1. Panitera Muda Hukum atau Bagian Tata Usaha dan Umum pada Badan Pengawasan meneliti isi pengaduan yang diterima dari Meja Pengaduan, dan mencatat nomor pendaftaran pengaduan, tanggal penerimaan pengaduan, identitas Pelapor, aparat Terlapor, dan materi pengaduan dalam Buku Agenda Pengaduan; 2. Panitera Muda Hilkum atau Bagian Tata Usaha dan Umum pada Badan Pengawasan mengelompokkan pengaduan jabatan dan/atau status kepegawaian Terlapor, sebagai berikut: a. Pimpinan Mahkamah Agung, b. Hakim Agung dan Hakim Ad Hoc pada Mahkamah Agung, c. Hakim Tingkat Banding dan Hakim Tingkat Pertama pada Mahkamah Agung, d. Pegawai di lingkungan Mahkamah Agung, e. Pimpinan Pengadilan Tingkat Banding, f. Hakim. Tingkat Banding dan Hakim Ad Hoc pada Pengadilan Tingkat Banding, g. Pegawai di lingkungan Pengadilan Tingkat Banding, h. Pimpinan PengadilanTingkat Pertama, i. Hakim dan Hakim Ad Hoc pada Pengadilan Tingkat Pertama, atau j. Pegawai di lingkungan Pengadilan Tingkat Pertama. 3. Pengelompokkan sebagaimana dimaksud dalam angka 2 (dua), dilakukan untuk menentukan kewenangan untuk menangani pengaduan yang bersangkutan; 4. Selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah menerima pengaduan dari Meja Pengaduan, Panitera Muda Hukum meneruskan pengaduan kepada Ketua Pengadilan Tingkat Banding untuk diteruskan kepada Wakil Ketua Pengadilan Tingkat Banding untuk dilakukan penelaahan; atau 5. Selambat-Iambatnya dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja, Pimpinan Pengadilan Tingkat Banding meneruskan pengaduan tersebut kepada Kepala Badan Pengawasan dengan pemberitahuan ditembuskan kepada Petugas Meja Pengaduan di Pengadilan Tingkat Banding dalam pengaduan tersebut bukan merupakan kewenangannya; 6. Selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah menerima pengaduan dari Meja Pengaduan, Kepala Badan Pengawasan meneruskan pengaduan kepada Inspektorat Wilayah (Irwil) masing-masing untuk diteruskan kepada Hakim Tinggi Pengawas untuk dilakukan

penelaahan; 7. Untuk selanjutnya selama proses penanganan pengaduan dilaksanakan, Tata Usaha Irwil yang bersangkutan atau Panitera Muda Hukum pada Pengadilan Tingkat Banding mencatat setiap perkembangan terakhir dari penanganan pengaduan dalam Buku Agenda Pengaduan, serta menyampaikan pemberitahuan kepada Petugas Meja Pengaduan.