HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RAA SOEWONDO PATI. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. RASIDIN PADANG TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT ISLAM GONDANGLEGI KABUPATEN MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan, dan pengawasan (Suarli dan Bahtiar, 2009). untuk mencapai tujuan organisasi (Hasibuan, 2014).

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

BAB III METODE PENELITIAN

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN SIKAP PENGELOLA WISATA TERHADAP UPAYA PEMELIHARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI JUWANA WATER FANTASY (JWF)

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

PENGARUH MOTIVASI BIDAN TERHADAP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN REGISTRASI BIDAN DI IBI RANTING KOTA PAMEKASAN

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN KEMANDIRIAN TOILET TRAINING ANAK USIA TODDLER

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

DAFTAR PUSTAKA. Aditama, Tjandra. Y, Manajemen Administrasi Rumah Sakit, edisi kedua. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS MALEI KECAMATAN LAGE KABUPATEN POSO

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

BAB I PENDAHULUAN. profesional yang paling lama kontak dengan pasien (Aditama, 2010). Kepala ruang memiliki peran sebagai first line manager di sebuah

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Kesehatan Kartika 27

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MODEL ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM DENGAN IMPLEMENTASINYA DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD DR SOETOMO SURABAYA

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR SKEMA... x

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT SWASTA DI DEMAK

Sartika Tolingguhu NIM :

Yulisetyaningrum ABSTRAK

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG. Ibrahim N. Bolla, S.Kp.

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KINERJA PERAWAT DENGAN SISTEM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SETJONEGORO WONOSOBO

Pengaruh Fasilitas Terhadap Motivasi Kerja Perawat Di Instalasi Rawat Inap BLUD RS Sekarwangi Kabupaten Sukabumi

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MOTIVASI BERKUNJUNG KEMBALI DI RUANG RAWAT JALAN RSI SAKINAH MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

MOTIVASI DAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA***

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 10, No. 3, Oktober 2014

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Ali, Zaidin. (2010). Dasar-dasar dokumentasi keperawatan. Jakarta : EGC.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. Mathis (2001) faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu: kemampuan, motivasi,

Oleh : Rahayu Setyowati

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai rasa tanggung jawab dan disiplin yang tinggi dapat dipastikan akan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

HUBUNGAN KOMPETENSI BIDANG KOMUNIKASI DENGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN BEDAH DAN INTERNA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALEWANGANG MAROS

HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

SKRIPSI. Disusun Oleh : Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan. NAMA : Yusstanto NIM : J

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PR. SEJUK ALAMI MALANG SKRIPSI OLEH : DINI PUTRIYANI

PENGARUH PELATIHAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP) TIM TERHADAP PENERAPAN MAKP TIM DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN.

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi.

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih

PENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEBIDANAN TINGKAT I POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, setiap perusahaaan akan berusaha untuk

VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman Hubungan Faktor Internal Dengan Kinerja Pegawai Di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN DI RUANG ASTER DAN ICCU RSUD dr.

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

Transkripsi:

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RAA SOEWONDO PATI I Kadek Agus Andika Adi Putra 1), Achmad Syaifudin 2), Ni Nyoman M Adinatha 3) achmad_syaifudin77@yahoo.com 1) Mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Karya Husada Semarang 2) Dosen STIKES Karya Husada 3) Dosen STIKES Karya Husada Abstrak Latar Belakang: Kinerja perawat merupakan aktivitas perawat dalam mengimplementasikan suatu wewenang tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan profesi dalam memberikan asuhan keperawatan, dimana kinerja perawat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan kepala ruangan. Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan memegang peranan penting dalam upaya mencapai pembangunan kesehatan. Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunkan oleh pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Kepala ruangan merupakan pimpinan yang langsung membawahi dan bertanggung jawab menggerakkan perawat pelaksana. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana. Metode: Penelitian ini menggunakan desain survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 82 responden dengan sampel sebanyak 68 responden. Tehnik sampling dengan cara stratified random sampling. Analisa data univariat dan bivariat. Hasil: Hasil penelitian berdasarkan analisa univariat menunjukkan bahwa Gaya kepemimpinan kepala ruangan mayoritas bergaya kepemimpinan demokratis sebanyak 32 (47,1%). Kinerja perawat pelaksana mayoritas berkinerja baik sebanyak 52 (76,5%). Analisa bivariat menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan (P value : Ada hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah RAA Soewondo Pati. Kata Kunci: Gaya kepemimpinan, Kepala ruangan, Kinerja perawat pelaksana PENDAHULUAN Keberhasilan suatu organisasi (rumah sakit) tergantung pada berbagai macam sumber daya yang dimilikinya, salah satu sumber daya yang sangat penting yaitu sumber daya manusia (SDM) termasuk didalamnya perawat. Selain itu, suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan (Thoha, 2006). Kepemimpinan merupakan unsur penting dan menentukan kelancaran pelayanan di rumah sakit, karena kepemimpinan merupakan inti dari manajemen organisasi. Aktivitas kepemimpinan akan menunjukkan gaya kepemimpinan dengan polanya masingmasing. Gaya kepemimpinan merupakan pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan dan gaya tersebut dapat digunakan oleh pemimpin untuk menilai staf atau bawahannya satu persatu (Bachtiar, 2004). Macam gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi dapat membantu menciptakan efektivitas kerja yang positif bagi anggota. Adanya gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi orgnisasi maka anggota akan lebih semangat dalam menjalankan tugas dan kewajibannya serta harapan terpenuhinya kebutuhan (Handoko, T Hani, 2003). Didalam organisasi rumah sakit, kepala ruangan adalah pimpinan yang langsung membawahi perawat pelaksana dan pelaksanaan tugas perawat di ruang rawat inap merupakan suatu unsur proses dalam manajemen rumah sakit (Soeroso, S, 2003). Kepala ruangan berperan sebagai seorang manajer sekaligus sebagai seorang pemimpin. Kepala ruangan keperawatan mempunyai tanggung jawab menggerakkan perawat pelaksana. Oleh 242

karena itu, kepala ruangan juga memiliki tugas untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja perawat (Suyanto, 2009). Kinerja perawat merupakan aktivitas perawat dalam mengimplementasikan sebaik-baiknya suatu wewenang tugas dan tanggung jawab dalam rangka pencapaian tujuan tugas pokok profesi dan terwujudnya tujuan dan sasaran unit organisasi dalam memberikan asuhan keperawatan. Keberhasilan dan pelayanan keperawatan sangat ditentukan oleh kinerja para perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Kepala ruangan keperawatan mempunyai tanggung jawab menggerakkan perawat pelaksana (Kuntoro. Agus, 2010). Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien yang berkesinambungan dengan kiat-kiat keperawatan yang dimulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi di berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang diberikan dalam upaya memenuhi kebutuhan klien yang optimal (Nursalam, 2008). Dalam proses keperawatan yang dilaksanakan oleh tenaga perawat di rumah sakit terdapat pedoman yang digunakan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan berupa standar asuhan keperawatan. Standar asuhan keperawatan merupakan pedoman bagi perawat di Indonesia dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat generalis maupun spesialis diseluruh tatanan pelayanan kesehatan di rumah sakit, Puskesmas, maupun tatanan pelayanan kesehatan lain di masyarakat. Standar asuhan keperawatan mengacu pada proses keperawatan, yaitu: (1) standar 1: pengkajian, (2) standar 2: diagnosis keperawatan, (3) standar 3: perencanaan, (4) standar 4: implementasi, (5) standar 5: evaluasi (PPNI, 2000). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wuryanto (2007) di Rumah Sakit Umum Dr. Adiatma di Kota Semarang pada bulan November 2007 menyebutkan bahwa sebagian besar kepala ruang mengelola ruangan dengan gaya kepemimpinan otoriter. Hasil penelitian Hutahaen tahun 2009 di Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik Medan, didapatkan gaya kepemimpinan yang sering dipakai kepala ruang adalah demokrasi sebesar (50%). Penelitian yang dilakukan oleh Natalia dan Tarigan (2010) di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan mayoritas perawat memiliki kinerja baik dalam pemberian asuhan keperawatan (71%) dan kinerja buruk (29%). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Victor Pattiasina tahun 2011, gaya kepemimpinan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja perawat Rumah Sakit di kota Ambon. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Swesty tahun 2011 di Rumah Sakit Islam Surabaya menunjukkan sebagian besar (72%) kepala ruangan di Rumah Sakit Islam Surabaya menerapkan gaya kepemimpinan otoriter dan (60,7%) perawat pelaksana memiliki kinerja cukup. Berdasarkan survey awal yang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah RAA Soewondo Pati terhadap 16 perawat pelaksana diperoleh hasil bahwa 46% kepala ruang menerapkan gaya kepemimpinan demokratis, 35% kepala ruang menerapkan gaya kepemimpinan otoriter, 19% kepala ruang menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif dan ditemukan beberapa perawat yang terindikasi mempunyai kinerja kurang dalam memberikan asuhan keperawatan. Berdasarkan fenomena yang dijelaskan dalam latar belakang yang disertai data-data yang terkait maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana di RSUD RAA Soewondo Pati. 243

METODE Jenis penelitian ini survey analitik. Rancangan penelitian ini menggunakan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang berjumlah 82 perawat di ruang Bougenvile, Cempaka, Dahlia, Edelways, Flamboyan, dan Gading Rumah Sakit Umum Daerah RAA Soewondo Pati. Sampel dalam penelitian sejumlah 68 responden. Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini dengan stratified random sampling. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: Perawat pelaksana yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah RAA Soewondo Pati yang masa kerjanya tahun, Latar belakang pendidikan perawat minimal D III keperawatan, bersedia menjadi responden, status kepegawaian PNS. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah: Perawat pelaksana yang sedang menjalani tugas belajar, status kepegawaian tidak tetap, honorer atau kontrak. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Variabel independennya adalah gaya kepemimpinan kepala ruang, variabel dependennya kinerja perawat pelaksana.. Analisa data secara univariat dengan mendeskripsikan distribusi tiap variable dengan prosentase, analisa bivariat dengan uji statistik chi square. HASIL Tabel 1. Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan di Ruang Rawat Inap RSUD RAA Soewondo Pati Gaya Frekuensi (%) Kepemimpinan (F) Otoriter 25 36,8 Demokratis 32 47,1 Partisipatif 11 16,1 Total 68 100.0 Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa dari 68 responden yang diteliti, mayoritas sebanyak 32 (47,1%) responden memilih gaya kepemimpinan demokratis, 25 (36,8%) responden memilih gaya kepemimpinan otoriter, 11 (16,1) responden memilih gaya kepemimpinan partisiptif dan tidak ada responden mempunyai gaya kepemimpinan bebas tindak. Tabel 2. Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD RAA Soewondo Pati Kinerja Baik Cukup 52 16 Frekuensi (F) Total 68 100.0 Persentase (%) 76,5 23,5 Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa dari 68 responden yang diteliti, mayoritas sebanyak 52 (76,5%) responden mempunyai kinerja baik, 16 (23,5%) responden mempunyai kinerja cukup, tidak ada perawat yang mempunyai kinerja kurang Tabel 3. Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Gaya Kepemi mpinan kepala Ruangan Kinerja Perawat Pelaksana baik Cukup Total f % f % f % Otoriter 24 35,3 1 1,5 25 36,8 X 2 Hi tung Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 3. di atas dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan kepala ruangan yang otoriter sebagian besar perawat pelaksana mempunyai kinerja dengan kategori baik yaitu sebanyak 24 orang (35,3%) dan kategori cukup sebanyak 1 orang (1,5%). Gaya kepemimpinan kepala ruangan yang demokratis sebagian besar perawat pelaksana mempunyai kinerja dengan kategori baik yaitu sebanyak 20 orang (29,4%) dan kategori cukup sebanyak 12 orang (17,6%). Sedangkan gaya kepemimpinan kepala ruangan yang Pvalue Demokra 20 29,4 12 17,6 32 47,1 8,856 0,012 tis Partisipa 8 11,8 3 4,4 11 16,2 sif Total 52 76,5 16 23,5 68 100 244

mempunyai gaya kepemimpinan partisipasif sebagian besar perawat pelaksana mempunyai kinerja dengan kategori baik yaitu sebanyak 8 orang (11,8%) dan kategori cukup sebanyak 3 orang (4,4%). Hasil analisis bivariate menunjukkan adanya hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah RAA Soewondo Pati. Hal ini didukung oleh hasil analisis Chi-Square. Berdasarkan analisis Chi-Square diperoleh X 2 hitung sebesar 8,856 dengan p-value sebesar 0,012. Nilai X 2 tabel pada db= 2 taraf signifikan = 5% adalah sebesar 5,991. Jadi X 2 hitung > X 2 tabel (8,856>5,991). Nilai p-value sebesar 0,012 kurang dari 0,05 (pvalue<0,05), artinya menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah RAA Soewondo Pati. PEMBAHASAN Kecendrungan gaya kepemimpinan kepala ruangan di RSUD RAA Soewondo Pati lebih banyak merupakan gaya kepemimpinan demokratis. Tidak ada kepala ruangan yang memiliki gaya kepemimpinan bebas tindak. Menurut Gillies (1996) dalam (Nursalam, 2009) gaya kepemimpinan berdasarkan wewenang dan kekuasaan dibedakan menjadi gaya kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan partisipatif dan gaya kepemimpinan bebas tindak. Kepala ruangan rawat inap di RSUD RAA Soewondo Pati, sebagian besar mempunyai gaya kepemimpinan demokratis. Gaya kepemimpinan demokratis menekankan pada pentingnya kerjasama antara pemimpin dan staf/bawahannya. Hal ini dipengaruhi oleh sistem kerja yang melibatkan berbagai tim kesehatan lain yang menuntut saling bekerjasama untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Gaya kepemimpinan otoriter dimana wewenang dan keputusan lebih banyak dipegang oleh kepala ruangan dan dalam memberikan tugas-tugas diberikan secara intruktif. Hal ini sangat berkaitan dengan kondisi pasien yang sangat membutuhkan tindakan yang cepat dan tepat. Keterlambatan dalam menangani pasien akan berdampak terhadap proses penyembuhan dan bahkan dapat menyebabkan pasien meninggal. Menghindari kelalaian dan mencegah kelambanan dalam memberikan asuhan keperawatan, maka beberapa kepala ruangan cenderung menggunakan otoriter dalam mengatur staf/perawat. Kepala ruangan yang memiliki gaya kepemimpinan partisipatif mampu memadukan antara gaya otoriter dengan demokratis. Dalam kondisi yang gawat kepala ruangan menggunakan gaya otoriter dengan memberikan intruksi agar perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang cepat dan tepat. Kepala ruangan tersebut juga melibatkan perawat bawahanya dalam menyelesaikan masalahmasalah yang membutuhkan pemikiran bersama dan membutuhkan kerjasama yang merupakan ciri dari gaya kepemimpinan demokratis. Jadi pada penelitian ini gaya kepemimpinan kepala ruangan di RSUD RAA Soewondo Pati terdiri dari gaya kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan demokratis, dan gaya kepemimpinan partisipatif. Perbedaan gaya kepemimpinan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, menurut (Nursalam, 2009) gaya kepemimpinan seseorang dipengaruhi oleh pengalaman dan kepribdian dari orang tersebut. Sedangkan menurut Tannenbau dan Warren H. Schmidt, bahwa gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh faktor manajer, karyawan dan situasi. Didalam organisasi Rumah Sakit, kepala ruangan adalah pimpinan yang langsung membawahi perawat pelaksana dan pelaksanaan tugas perawat di ruang rawat inap merupakan suatu unsur proses dalam manajemen Rumah Sakit. Kepala 245

ruangan berperan sebagai seorang manajer sekaligus sebagai seorang pemimpin. Kepala ruangan keperawatan mempunyai tanggung jawab menggerakkan perawat pelaksana. Oleh karena itu, kepala ruangan juga memiliki tugas untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja perawat. Aktivitas kepala ruangan akan menunjukkan gaya kepemimpinan dengan polanya masing-masing. Gaya kepemimpinan merupakan pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan dan gaya tersebut dapat digunakan oleh pemimpin untuk menilai staf atau bawahannya satu. Masing-masing gaya kepemimpinan memiliki keunggulan dan kelemahan. Seorang pemimpin akan menggunakan gaya kepemimpinan sesuai kemampuan dan kepribadiannya (Gary, Yulk, 2005). Macam gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi dapat membantu menciptakan efektivitas kerja yang positif bagi anggota. Adanya gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi orgnisasi maka anggota akan lebih semangat dalam menjalankan tugas dan kewajibannya serta harapan terpenuhinya kebutuhan. Setiap pimpinan dalam memberikan perhatian untuk membina, menggerakkan dan mengarahkan semua potensi bawahan di lingkungannya memiliki pola yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu disebabkan oleh gaya kepemimpinan yang berbeda-beda pula dari setiap pemimpin. Kesesuaian antara gaya kepemimpinan, norma-norma dan kultur organisasi dipandang sebagai suatu prasyarat kunci untuk kesuksesan prestasi tujuan organisasi. Hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah RAA Soewondo Pati dari 68 responden yang diteliti diketahui perawat dengan kinerja baik sebanyak 52 (76,5%) dan perawat dengan kinerja cukup sebanyak 16 (23,5%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas perawat pelaksana di RSUD RAA Soewondo Pati mempunyai kinerja baik. Mayoritas perawat pelaksana di RSUD RAA Soewondo Pati memiliki kemampuan dan motivasi yang baik untuk bekerja. Kinerja perawat merupakan prestasi kerja yang ditunjukkan oleh perawat pelaksana dalam melaksanakan tugas-tugas asuhan keperawatan sehingga menghasilkan output yang baik kepada customer (organisasi, pasien, perawat sendiri) dalam kurun waktu tertentu (Kurniadi, Anwar: 2013). Penelitian ini sesuai dengan teori menurut (Mathis, R dan Jackson, 2006), yang mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yaitu kemampuan, motivasi, dukungan, dan ketrampilan.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana di RSUD RAA Soewondo Pati. Menurut Whitaker (1996) dalam Triwibowo (2013), dalam teori perilaku menyatakan bahwa, seorang pemimpin dapat mempelajari perilaku pemimpin dan perilaku bawahan supaya dapat menjadi pemimpin yang efektif, ini berarti bahwa pemimpin dapat dipelajari dan bukan bawaan sejak lahir. Sedangkan menurut Nursalam (2009), perilaku seseorang dipengruhi oleh adanya pengalaman bertahun-tahun dalam kehidupannya, sehingga kepribadian seseorang akan mempengaruhi gaya kepemimpinan yang digunakan. Teori situasi (contingency) mengasumsikan bahwa tidak satupun gaya kepemimpinan yang paling baik, tetapi sangat tergantung pada situasi, bentuk organisasi, pekerjaan dan tingkat kematangan bawahan. Ditunjang oleh teori transformasi, bahwa pemimpin mampu melakukan kepemimpinannya dalam situasi yang sangat cepat berubah atau krisis. Apabila dikaitkan dengan situasi di Rumah Sakit Umum Daerah RAA Soewondo Pati, dimana manusia sebagai 246

obyek pelayanan yang menangani masalah sehat-sakit dan beresiko terhadap nyawa manusia. Situasi tersebut sangat cepat berubah, dimana kondisi pasien sering mengalami perubahan yang menuntut tindakan yang cepat dan tepat. Oleh karena itu sangat dibutuhkan pemimpin (kepala ruangan) yang siap menghadapi kondisi kritis sekalipun, sehingga pemimpin (kepala ruangan) ruang perawatan di rumah sakit betul-betul telah disiapkan baik fisik maupun mental. Persiapan tersebut secara tidak langsung diproses dari pengalaman kerja yang bertahuntahun dan bekal pengetahuan melalui pelatihan. Dengan demikian kepala ruangan sebagai manejer tingkat bawah dan sebagai individu memiliki sifat dasar dan kepribadian sehingga memiliki kecendrungan karakteristik tersendiri, namun dengan mempelajari perilaku mampu menerapkan perilaku kepemimpinan yang efektif dan mampu memahami karakterisitik dari masingmasing individu. Pemimpin (kepala ruangan) yang menonjolkan otoritasnya dengan memberikan intruksi tanpa memperhatikan ide dan pendapat bawahan seperti gaya kepemimpinan otoriter, tidak akan meningkatkan motivasi bawahan, karena cenderung terlalu mengatur. Demikian halnya bila pemimpin (kepala ruangan) hanya tergantung pada bawahan, dimana setiap tindakan selalu melibatkan bawahan seperti pada gaya kepemimpinan demokratis akan menyebabkan proses pengambilan keputusan menjadi lambat. Hal ini kurang tepat diterapkan di rumah sakit, karena dalam situasi menangai pasien yang kritis diperlukan tindakan cepat dalam mengambil suatu keputusan. Berdasarkan penelitian ini, bahwa pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat memadukan antara gaya kepemimpinan otoriter dengan demokratis seperti pada gaya kepemimpinan partisipatif. Bawahan memerlukan pengawasan yang ketat dengan memberikan intruksi dalam situasi yang darurat dan sangat perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Situasi yang demikian nampak meningkatkan kedisiplinan dan motivasi kerja bawahan. DAFTAR PUSTAKA Alimul Hidayat, Aziz. (2007).Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Anwar, Kurniadi. (2013). Manajemen Keperawatan dan Propespektifnya Teori, Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Arikunto. Suharsimi. (2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arwani. (2006).Manajemen Bangsal Keperawatan (Cetakan Pertama). Jakarta: EGC. Azwar. (2007).Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Bachtiar. (2004).Manajemen Sukses: Kiat Menghadapi Enam Hal yang Mengganggu Sukses Anda. Jogjakarta: Saujana Jogjakarta. Gary, Yulk. (2005).Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Gramedia. Gde Muninjaya, A.A. (2011).Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hersey. (2004).Kunci Sukses Pemimpin Situasional. Jakarta: Delaprasata. Huston. Carol J. (2010).Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Teori & Aplikasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Ilyas. (2011).Kinerja: Teori Penelitian dan Penilaian. Jakarta: Badan Penerbit FKM-UI. Kuntoro. Agus. (2010).Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya 247

Manusia. Bandung: Penerbit Refika Aditama. Mathis, R dan Jackson. 2006. Human Resources Development (Track MBA Series/Terjemahan). Jakarta: Prestasi Pustaka. Nasution. M. (2005).Total Quality Management. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Nizma, Lumbaranja. 2010. Pengaruhan Pelatihan dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Prestasi Kerja Perawat di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. Medan vol 12, No 2 hlm. 142-155: s.n. Notoatmodjo. (2012).Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Nursalam. (2009).Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika. Riyanto, Agus. (2010).Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Jakarta: Medical Book. Soeroso, S. (2003).Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit. Jakarta: ECG. Suarli, S. 2010. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta: Penerbit Erlangga Thoha. 2006. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tika, Prabundu. 2006. Budaya Organisasi dan peningkatan Kinerja Perusahaan Cetakan Pertama. Jakarta: PT Bumi Akasara. Wijono. (2000).Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press.. (2002).Manajemen Keperawatan. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.. (2011).Metodelogi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika. 248