LAPORAN HASIL PENGUKURAN TINGKAT TRANSPARANSI PENDANAAN PARTAI POLITIK DI TINGKAT DEWAN PIMPINAN PUSAT. Transparency International Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN HASIL PENGUKURAN TINGKAT TRANSPARANSI PENDANAAN PARTAI POLITIK DI TINGKAT DEWAN PIMPINAN PUSAT

REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI...

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

FORMAPPI JAKARTA, 3 APRIL 2014

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

KOMISI PEMILIHAN UMUM

DUIT UNTUK NASDEM DAN PAN DIPENDING SPJ AKAN DIEVALUASI BPK

STRATEGI MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perjalanan politik di Indonesia selama ini telah menorehkan sejarah panjang

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KABUPATEN MAGELANG

PEROLEHAN KURSI PARTAI DAN PETA KOALISI CAPRES Lingkaran Survei Indonesia Jumat, 11 April 2014

KONSEPSI REVISI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009 TTG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI

PROFIL DPRD KABUPATEN SUMENEP PERIODE Disusun oleh: Bagian Humas & Publikasi Sekretariat DPRD Sumenep

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. Penelitian mengenai Evaluasi Pemilihan Umum Pada Proses

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Perubahan regulasi yang mengatur tentang partai politik dari waktu ke waktu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena menjadi poros penting dalam proses demokrasi. Partai politik

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin

The Crinis. Project. Laporan Penelitian Transparansi Dana Politik di Indonesia

PEMERIKSAAN BANTUAN KEUANGAN PARTAI POLITIK DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PENGELOLAAN KEUANGAN PARTAI POLITIK YANG TRANSPARAN DAN AKUNTABEL

Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan

Mayoritas Publik Ingin DPR Tandingan Segara Bubarkan Diri. LSI DENNY JA November 2014

BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 188/729/KEP/ /2012

Surat Keluar Selama Tahun 2013 yang dikeluarkan KI Sumut

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN.. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

PROSPEK KABINET DAN KOALISI PARPOL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

WORKSHOP DPRD KABUPATEN REMBANG 15 JUNI 2012

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di

KONVERSI SUARA MENJADI KURSI Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (PERLUDEM)

BAB I PENDAHULUAN. paradigma Good Governance, dimana keterlibatan pihak-pihak selain pemerintah

Hari/Tanggal : Senin/22 Oktober 2012 : Pukul WIB s.d Selesai

PKB 4,5%, PPP 3,4%, PAN 3,3%, NASDEM 3,3%, PERINDO

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

ISU KRUSIAL SISTEM PEMILU DI RUU PENYELENGGARAAN PEMILU

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

KEPERCAYAAN TERHADAP DPR DI TITIK TERENDAH. LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Desember 2015

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kepedulian sebuah Negara terhadap rakyatnya. Di Indonesia sendiri,

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL. SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR : 10/Kpts/KPU-Kab /TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan system pemerintahan. Dimana para calon pemimpin. PP NO 6 Tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan

Terpelajar itu harusnya setia dalam mendidik (Tawakkal Baharuddin) Untuk: Keluarga, Saudara dan Sahabat

Legacy SBY Di Bidang Politik dan Demokrasi. LSI DENNY JA Oktober 2014

DISAMPAIKAN OLEH : YUDA IRLANG, KORDINATOR ANSIPOL, ( ALIANSI MASYARAKAT SIPIL UNTUK PEREMPUAN POLITIK)

KERANGKA ACUAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP PPID PEMBANTU DAN SATKER PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. penilaian yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen,

Pencalonan DPR RI sebagian besar memenuhi aturan zipper system 1:3, namun fenomena yang muncul adalah pencalonan pada angka 3 dan 6.

LAPORAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN PENGANUGERAHAAN KETERBUKAAN INFORMASI BADAN PUBLIK TAHUN 2016 JAKARTA, ISTANA WAKIL PRESIDEN, 20 DESEMBER 2016

ANATOMI CALEG PEMILU FORMAPPI 3 Oktober 2013

2. Usia Responden : tahun tahun tahun ke atas

KOMISI INFORMASI PUSAT

PEMILU & PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM POLITIK. MY ESTI WIJAYATI A-187 DPR RI KOMISI X Fraksi PDI Perjuangan

PILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI

MEDIA SURVEI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adanya korupsi di berbagai bidang menjadikan cita-cita demokrasi

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 15A TAHUN 2009 TENTANG

HASIL EXIT POLL PEMILU LEGISLATIF Rabu, 9 April 2014

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan gambaran pelaksanaan UU KIP oleh Pemkab Kediri selama

TANTANGAN DAN PROSPEK PELEMBAGAAN PARTAI POLITIK

MAYORITAS PUBLIK INGIN CAPRES SIAP TERIMA KEKALAHAN. Konpers LSI Juli 2014

LAPORAN QUICK COUNT PEMILU LEGISLATIF

Jokowi Pasca Naiknya BBM. LSI DENNY JA November 2014

BAB IX POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN

JAKARTA, 5 MEI 2013

ADVOKASI UNTUK PEMBAHASAN RUU PEMILU

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

ENAM REVISI PILKADA USULAN PUBLIK LSI DENNY JA FEBRUARI 2015

2013, No.1608

SURVEI NASIONAL PEMILIH MUDA: EVALUASI PEMERINTAHAN, CITRA DAN PILIHAN PARPOL DI KALANGAN PEMILIH MUDA JELANG PEMILU 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

LAPORAN EVALUASI KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016

Pemilu 2009: Kemenangan Telak Blok Partai Nasionalis Ringkasan

Publik Cemas dengan Pemerintahan yang Terbelah

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL

PT. Universal Broker Indonesia 1 MARKET OUTLOOK MEI: PILPRES. Oleh: Satrio Utomo PT. Universal Broker Indonesia. 26 April 2014

KOMISI INFORMASI PUSAT PETUNJUK UMUM PEMERINGKATAN KETERBUKAAN INFORMASI BADAN PUBLIK TAHUN 2016

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BOMBANA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BOMBANA NOMOR: 35 / Kpts/KPU-Kab /X/TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi persyaratan (Sumarno, 2005:131). pelaksanaan pemilihan kepala daerah ( pilkada ).

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

CARA MENGALOKASI KURSI PARLEMEN. Pipit Rochijat Kartawidjaja 1

EFEK POPULARITAS CALON LEGISLATIF TERHADAP ELEKTABILITAS PARTAI JELANG PEMILU 2014

Transkripsi:

LAPORAN HASIL PENGUKURAN TINGKAT TRANSPARANSI PENDANAAN PARTAI POLITIK DI TINGKAT DEWAN PIMPINAN PUSAT Transparency International Indonesia

Latar Belakang Disahkanya Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) telah memberikan angin segar bagi publik dalam keterpenuhan hak atas informsi. Melalui undang-undang ini diharapkan memberikan ruang yang lebih luas bagi akses publik terhadap pendanaan politik. Keterbukaan informasi adalah suatu kondisi untuk memungkinkan demokrasi berfungsi dengan baik. Tidak ada demokrasi apapun predikat dan jenisnya tanpa partisipasi politik rakyat. Tidak akan ada partisipasi rakyat tanpa transparansi, keterbukaan politik dan keterbukaan informsi. Untuk itulah Transparency International Indonesia bekerjasama dengan Komisi Informasi Pusat telah mengembangkan satu instrument yang dapat mengetahui tingkat transparansi keuangan partai politik.

Tujuan Penelitian Riset ini secara umum bertujuan mengukur sejauh mana transparansi pendanaan partai politik ditinjau dari Undang-Undang No. 2/2008 Jo UU No.2/2011 Tentang Partai Politik dan Undang-Undang No. 14/2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif menggunakan acuan kuesioner yang didukung wawancara mendalam dengan informan kunci dari partai politik di tingkat DPP. Peneliti akan melihat data sekunder berupa dokumen keuangan partai politik, AD/ART Parpol, dan lain-lain yang dibutuhkan sesuai pertanyaan penelitian apakah tersedia atau tidak. Atau dengan kata lain mengobservasi data sekunder tersebut. Jika dimungkinkan, data tersebut akan dicopy sebagai bahan analisis dan rekomendasi. Informan utama adalah Bendahara Umum DPP Partai Politik atau yang mewakilinya dengan catatan menguasai seluk beluk pendanaan partai dan dapat dimintai pertanggunbjawabannya terhadap data yang diberikan. Proses pengambilan data dilakukan beberapa kali sesuai dengan kebutuhan. Survey dilakukan dari Bulan Juni 2012 hingga April 2013

Partai politik yang menjadi responden penelitian berjumlah 9 (sembilan): DPP Partai Demokrat DPP Partai Golkar DPP PDIP DPP PKS DPP PAN DPP PPP DPP PKB DPP Partai Gerindra DPP Partai Hanura

Kuesioner Penelitian dan Pembobotanya Bobot Pertanyaan: Score 1 jika informasi tidak tersedia sama sekali Score 2 jika informasi tersedia namun tidak lengkap kurang dari 50% Score 3 jika informasi tersedia namun tidak lengkap lebih dari 50% Score 4 jika informasi yang dibutuhkan lengkap Jenis Pertanyaan: Informasi yang Wajib Tersedia (15 pertanyaan) Informasi yang Wajib Dipublikasikan (8 pertanyaan) Informasi yang Wajib Dilaporkan Kepada Pemerintah (4 pertanyaan)

Penghitungan Score dan Analisis Data 45% untuk informasi yang wajib tersedia (15 pertanyaan) 25% untuk pertanyaan untuk informasi yang wajib dipublikasikan (8 pertanyaan) 30% untuk informasi yang wajib dilaporkan kepada pemerintah (4 pertanyaan) Data yang terkumpul dianalisis sesuai kriteria pembobotan yang telah ditentukan dan disajikan dalam bentuk index 1-4 pada setiap point pertanyaan.

Tahapan Pengumpulan Data Seminar sosialisasi kepada partai politik terkait rencana pengukuran tingkat transparansi pendanaan politik Seminar penetapan bobot indeks dan rencana tindak lanjut dengan partai politik sebagai bentuk expert pannel Audiensi di DPP Partai Politik untuk mensosialisasikan instrumen dan informasi yang dibutuhkan Proses pengumpulan data di DPP Partai Politik Konfirmasi data melalui proses FGD dengan partai politik yang telah disurvey

TEMUAN SURVEY

RESPON PARTAI POLITIK Kategori Keterangan Nama Partai 1 Sangat Kooperatif Membuka diri untuk proses assessment dan audiensi 2 Kooperatif Membuka diri untuk audiensi 3 Kurang Melakukan proses Kooperatif komunikasi dengan TII 4 Tidak Sama sekali tidak Kooperatif membuka komunikasi dengan TII PDI-Perjuangan, Partai Gerindra, PAN, PKB, Hanura PPP Partai Demokrat, PKS Partai Golkar

Kategori Respon Partai Politik MEMBUKA DIRI Bersedia melakukan komunikasi terkait survey yang dilakukan oleh TI-Indonesia dan Komisi Informasi Pusat (melalui surat, telfon dan lain-lain) Bersedia melakukan audiensi BEKERJASAMA Bersedia mengikuti proses penilaian assessment (proses survey)

INDEKS TRANSPARANSI KEUANGAN PARTAI POLITIK Keterangan Informasi Wajib Tersedia Informasi yang Wajib Dipublikasi kan Informasi yang Wajib Dilaporkan Kepada Pemerintah Overall Score Gerindra 3,50 3,88 4,00 3,74 PAN 3,47 3,50 4,00 3,64 PDIP 3,67 1,00 4,00 3,10 Hanura 2,14 1,00 4,00 2,41 PKB 2,13 1,00 3,67 2,31

Grafik Transparansi Keuangan Partai Politik Gerindra PAN PDIP Hanura PKB 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00

Indeks Sebelum Proses Verifikasi Data Keterangan Informasi yang Wajib Tersedia Informasi yang Wajib Dipublikasikan Informasi yang Wajib Dilaporkan Kepada Pemerintah Overall Score PDIP 3,60 1,00 4,00 3,07 PAN 3,20 1,00 4,00 2,89 Gerindra 3,07 1,00 4,00 2,83 PKB 2,00 1,00 3,67 2,25 Hanura 1,57 1,00 4,00 2,16

Grafik Keuangan Partai Sebelum Proses Verifikasi Data Overall Score PDIP PAN Gerindra PKB Hanura 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Grafik Perbandingan Indeks 5 Partai Politik Gerindra PAN PDIP Hanura Informasi yang Wajib Dilaporkan Pemerintah Informasi yang Wajib Dipublikasikan Informasi Wajib Tersedia Overall Score PKB 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00

Informasi Wajib Tersedia Gerindra PAN PDIP Hanura PKB - 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00

Informasi yang Wajib Dipublikasikan Gerindra PAN PDIP Hanura PKB - 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00

Informasi yang Wajib Dilaporkan Kepada Pemerintah PDIP Gerindra PAN PKB Hanura - 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan Dari 9 partai di parlemen, 5 sangat kooperatif terhadap survey ini, yakni Gerindra, PAN, PDIP, PKB, Hanura 1 Partai kooperatif, PPP 2 Partai kurang kooperatif, PKS dan Demokrat 1 Partai tidak kooperatif; Golkar

Dari 5 partai yang disurvey, 3 diantaranya sudah transparan dengan score diatas 3,00 (Partai Gerindra, PAN, PDI-Perjuangan). 2 Partai yang lain (PKB dan Hanura) belum transparan

Dalam hal informasi yang wajib tersedia, ratarata partai politik belum transparan Dalam hal informasi yang wajib dipublikasikan, hanya 2 partai (Gerindra dan PAN) yang sudah transparan Dalam hal informasi yang wajib dilaporkan kepada pemerintah, semua partai politik memiliki tingkat transparansi yang baik

Rekomendasi Partai politik harus mematuhi Undang-Undang No. 2/2008 Jo UU No.2/2011 Tentang Partai Politik dan Undang-Undang No. 14/2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Partai politik harus mengembangkan: Kebijakan, mekanisme, prosedur internal pengelolaan dana yang transparan dan akuntabel untuk mendapatkan kepercayaan dan dukungan publik Aturan internal yang menjamin akses masyarakat terhadap informasi keuangan partai Mendorong adanya PPID dan Perbaikan sistem pencatatan laporan keuangan sesuai standart akuntasi yang ada

DPR segera memasukkan standar audit terkait dana Non-APBN ke dalam UU Partai Politik Komisi Informasi agar menyediakan petunjuk pelaksanaan transparansi dan publikasi pendanaan bagi partai politik Partai politik yang belum diketahui tingkat transparansinya harus membuka diri dan bekerjasama dengan Komisi Informasi dan lembaga lain yang konsisten mengembangkan transparansi pendanaan partai. Diharapkan mereka bisa ikut bergabung di dalam pelaksanaan survey berikutnya Memanfaatkan informasi yang telah dibuka dan disediakan oleh kelima Parpol untuk kepentingan peningkatan kesadaran politik pemilih dan sekaligus mengontrol partai politik.