DASAR EPIDEMIOLOGI &

dokumen-dokumen yang mirip
SURVAILANCE KESEHATAN. Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes

SYLABUS. Kode : Bd Semester : V (Lima) / 2011 Dosen Pengampu

Hand Out Epidemiologi : Prodi D III Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta SMT IV Tahun 2008 Oleh : Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM.

MAHASISWA D-III KEBIDANAN SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK 2009/2010. Oleh NIP

MAHASISWA D-III KEBIDANAN SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK 2009/2010. Oleh NIP

SYLABUS. Kode : Bd Dosen Pengampu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

FM-POLTEKKES-SKA-BM-09-04/R0 SYLABUS MATA KULIAH

DASAR MACAM DASAR EPIDEMIOLOGI MACAM APLIKASINYA DALAM KEBIDANAN

Konsep Penyebab Penyakit (orang, tempat dan, waktu) PERTEMUAN 5 Ira Marti Ayu KESMAS/ FIKES

DASAR DASAR EPIDEMIOLOGI &

SYLABUS : MKDK 009.S1.K. Dosen Pengampu

SCREENING. Pengertian. untuk mengidentifikasi penyakit2 yg tidak diketahui/tidak terdeteksi. menggunakan. mungkin menderita. memisahkan.

Xpidemiologi Klinik adalah Penerapan prinsip prinsip dan metode

SURVAILAN EPIDEMIOLOGI. Kenapa survailan

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Surveilans Respons dalam Program KIA Penyusun: dr. Sitti Noor Zaenab, M.Kes

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional dapat terlaksana sesuai dengan cita-cita

BAB II PEMBAHASAN. Tujuan Surveilans Epidemiologi 2 Tujuan surveilans epidemiologi yaitu:

Penanggulangan Penyakit Menular

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Wabah. Penyakit. Penanggulangannya.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KONTRAK PERKULIAHAN. Mata kuliah ini membahas tentang konsep-konsep dasar epidemiologi yang meliputi;

Tujuan Belajar : Setelah mempelajari Materi ini, diharapkan Mahasiswa mampu : Pengampu :

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Campak merupakan salah satu penyakit yang sangat menular (Infeksius) dan dapat mengakibatkan kesakitan yang

Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Panduan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BULETIN SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPONS

2.1 Pengertian, Tujuan Dan Jenis Surveilans Epidemiologi Pengertian Surveilans

KONSEP HOST-AGENT-ENVIRONMENT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

22/11/2010. Public Health Approach. Implementation: How do you do it? Intervention Evaluation: What. works?

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MODUL. EPIDEMIOLOGI & PENGENDALIAN (S3): Pengendalian Bagian dari Model Dinamik 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

Hand Out Epidemiologi : Prodi D III Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta SMT IV Tahun 2009 Oleh : Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 949/MENKES/SK/VIII/2004 TENTANG

ELEMEN-ELEMEN Surveilans Epidemiologi

AplikasiPraktis Epidemiologi

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT UPT. PUSKESMAS SOTEK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

MODUL 1 IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN. Disajikan Bagi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Semester VII

BAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut

RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH DASAR EPIDEMIOLOGI KODE KMU Tim pengajar : Irma Prasetyowati, S.KM.,M.Kes Dr. Pudjo Wahjudi.,M.

Analisa Beban Kerja Tenaga Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

M.Arie w. FKM Undip. M. Arie W, FKM Undip

BAB 1 KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI

Kerangka Acuan. Acute Flacid Paralysis ( AFP )

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau diobati dengan akses yang mudah dan intervensi yang terjangkau. Kasus utama

KEGUNAAN SURVEILANS TUJUAN SUMBER INFORMASI 15/11/2013. PENGERTIAN (Surveilans Malaria)

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

Kerangka Acuan Kerja ( KAK )Kegiatan survailance epidemiologi kesehatan. Puskesmas Kijang Tahun Anggaran : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB. I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pencegahan dan pemberantasan penyakit merupakan prioritas pembangunan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

OVERVIEW KLB KERACUNAN PANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai ciri khas yang berbeda-berbeda. Pertumbuhan balita akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB I PENDAHULUAN. terakhir, tidak hanya menimbulkan kepanikan bagi masyarakat tetapi juga menjadi

SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

Manfaat imunisasi untuk bayi dan anak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan lingkungan

KEJADIAN LUAR BIASA. Sri Handayani

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes, dengan ciri

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR. Hafni Bachtiar FK UNAND

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Buletin SKDR. Minggu ke: 5 Thn 2017

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis, sejenis bakteri berbentuk batang (basil) tahan asam

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

Monitoring penyakit usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI 0-12 BULAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-O DI WILAYAH PUSKESMAS KAYU KUNYIT BENGKULU SELATAN

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

EPIDEMIOLOGI. Agus Samsudrajat S, SKM. STIKes Kapuas Raya Sintang, Sintang

Disaster Surveillance. Sutjipto

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

DASAR SURVEILANS DASAR EPIDEMIOLOGI & APLIKASINYA EPIDEMIOLOGI DALAM KEBIDANAN Data tentang penyakit menular yang pernah terjadi di suatu daerah merupakan hasil dari system pangamatan ( ) yang dilakukan oleh petugas di daerah tersebut. Data ini penting untuk mengetahui bahwa di daerah tersebut pada masa yang lalu pernah mengalami kejadian luar biasa. Daerah itu dapat berupa : Rumah Sakit, Sekolah, Industri, Pemukiman Transmigrasi, Kota, Kabupaten, Kecamatan, Desa, atau bahkan Negara. merupakan jenis Studi Epidemiologi Observasional yang ditandai dengan kegiatan monitoring secara terus - menerus tarhadap kejadian penyakit dalam suatu populasi. 1. Menurut WHO : adalah : Pengumpulan, pengolahan, analisis data kesehatan secara sistematis dan terus menerus, serta desiminasi informasi tepat waktu kepada pihak pihak yang perlu mengetahui sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.(last, 2001 dalam Bhisma Murti, 2003 ) 2. Menurut Centers for Disease Control ( CDC ), 1996. adalah : Pengumpulan, analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis dan terus menerus, yang diperlukan untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya kesehatan masyarakat, dipadukan dengan desiminasi data secara tepat waktu kepada pihak pihak yang perlu mengetahuinya. 3. Menurut Vaughan & Morrow : merupakan komponen penting dalam Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat, karena menyediakan input informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi masalah masalah yang sedang timbul serta mengevaluasi efektivitas tindakan pengendalian masalah lama. Penyediaan informasi ini memungkinkan otoritas kesehatan mengambil tindakan yang tepat dan cepat untuk pengendalian penyakit atau melakukan investigasi lebih mendalam.

Skema PERISTIWA Pelaporan DATA Perubahan Sesungguhnya yang Diharapkan Analisis & Interpretasi INTERVENSI Keputusan INFORMASI Skema umum surveilans ( Bhisma Murti, 2003 ) & Survey Ruang Liingkup berbeda dengan Survey/Monitoring /Auditing, dimana melakukan pengamatan secara kontinu dan terus menerus ; Lebih aktif dan dinamis mencakup penggunaan data yang telah dikumpulkan untuk upaya pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan. Sedangkan MonitoringSurvey / Auditing mengamati secara Intermiten, Episodik dan Kasuistik serta kurang dinamis( Langmuir, 1976 dalam Bhisma Murti, 2003 ) Pada umumnya, Epidemiologis dilakukan pada : 1. Penyakit yang dapat menimbulkan wabah 2. Penyakit kronis 3. Penyakit Endemis 4. Penyakit baru yang dapat menimbulkan masalah epidemiologis, 5. Penyakit yang dapat menimbulkan Epidemi ulang.

Macam 2 Epidemiologis, secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : 1. Pasif Adalah : Pengumpulan data yang diperoleh dari laporan bulanan sarana pelayanan kesehatan di daerah. Dari data yang diperoleh, dapat diketahui distribusi geografis tentang berbagai penyakit menular, dan perubahan perubahan yang terjadi serta kebutuhan tentang penelitian sebagai tindak lanjut. 2. Aktif Adalah : Pengumpulan data yang dilakukan secara langsung untuk mempelajari penyakit tertentu dalam waktu yang relatif singkat ( seminggu sekali atau 2 minggu sekali ) yang dilakukan oleh petugas kesehatan untuk mencatat ada atau tidaknya kasus baru penyakit tertentu. Pencatatan meliputi Variabel Demografis seperti : Umur, jenis kelamin, pekerjaan, sosial ekonomi; Saat / Waktu timbulnya gejala ; Pola Makanan ; Tempat Kejadian yang berkaitan dengan penyakit tertentu dan Pencatatan ini tetap dilakukan walaupun tidak ditemukan kasus baru. Aktif dilakukan apabila : a). Ditemukan kasus baru, b). Penelitian tentang cara penyebaran yang baru suatu penyakit tertentu, c). Resiko tinggi terjadinya penyakit musiman, d). Penyakit tertentu yang timbul di daerah baru atau akan menimbulkan pengaruh pada kelompok penduduk tertentu atau penyakit dengan insidensi yang rendah mendadak terjadi peningkatan. Tujuan Tujuan Epidemiologis ( menurut WHO, 2002 ) adalah sebagai berikut : 1. Memprediksi dan mendeteksi dini Epidemi ( Outbreak ). 2. Memonitor, mengevaluasi, dan memperbaiki program pencegahan dan pengendalian penyakit. 3. Sebagai sumber informasi untuk penentuan prioritas, pengambilan kebijakan, perencanaan, implementasi, dan alokasi sumber daya kesehatan. 4. Monitoring kecenderungan penyakit Endemis dan mengestimasi dampak penyakit di masa mendatang. 5. Mengidentifikasi kebutuhan riset dan investigasi lebih lanjut.

@lasan Ciri-Ciri Kegiiatan Pokok beralasan untuk dilakukan jika dilatari oleh kondisi kondisi berikut ( WHO, 2002 ) : 1. Beban Penyakit ( Burden of Disease ) tinggi, sehingga merupakan masalah penting kesehatan masyarakat. 2. Terdapat tindakan masyarakat yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut 3. Data yang relevan mudah diperoleh 4. Hasil yang diperoleh sepadan dengan upaya yang dilakukan ( pertimbangan efisiensi ). Yang menjadi Ciri Khas dari Kegiatan Epidemiologi adalah : 1. Adanya kegiatan pengumpulan data yang sistematis, kontinu dan rutin 2. Adanya kegiatan analisa dan interpretasi data 3. Adanya penyebarluasan informasi. Dalam melakukan Pengamatan / Epidemiologis terdapat 4 (empat) Kegiatan Pokok / Utama sebagai berikut : 1. Pengumpulan Data 2. Penglahan Data 3. Analisis Data dan Interpretasi Data 4. Penyebaran Informasi Keterangan : Pengumpullan Dan Pengollahan Datta Pengumpulan Data dilakukan dengan mengadakan pencatatan insidensi terhadap orang orang yang dicurigai ( Population at Risk ) melalui kunjungan rumah ( active surveillance ) atau pencatatan insidensi berdasarkan laporan rutin dari sarana pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas atau laporan dari petugas surveilans di lapangan dan laporan dari masyarakat serta petugas kesehatan lain ( pasive surveillance ).

Unsur yang diamati untuk pengumpulan data adalah (10 Elemen Langmuir ), yaitu : 1. Data Mortalitas 2. Data Morbiditas 3. Data Pemeriksaan Laboratorium 4. Laporan Penyakit 5. Penyelidikan Peristiwa Pwnyakit 6. Laporan Wabah 7. Laporan Penyelidikan wabah 8. Survey Penyakit, Vektor dan Reservoir 9. Penggunaan Obat, Vaksin dan Serum 10. Demografi dan Lingkungan Pengolahan Data biasanya dilakukan secara manual atau dengan komputerisasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki. Analliisiis Data Dan IInterpretasii Data Analisa data dilakukan dengan 2 cara, yaitu : 1. Analisa Deskriptif Analisis Deskriptif dilakukan berdasarkan variabel orang, tempat dan waktu sehingga diperoleh gambaran yang sistematis tentang penyakit yang sedang diamatai. Visualisasi dalam bentuk Grafik, Tabel, Diagram yang disertai Uraian/Penjelasan. 2. Analisa Analitik Dilakukan dengan cara Uji Komparasi, Korelasi dan Regresi. Uji Komparasi untuk membandingkan kejadian penyakit pada kondisi yang berbeda. Uji Korelasi untuk membuktikan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Uji Regresi untuk membuktikan pengaruh suatu variabel (kondisi) terhadap kejadian penyakit.

Kunci keberhasilan : Data lengkap, Cepat, Tahu cara memanfaatkannya. Tahap tahapnya meliputi : o Coding : membuat kode kode dari data yang ada o Editing : melengkapi dan memperjelas tulisan o Entry : memasukkan dalam program pengolahan data o Pengolahan secara Diskriptif, Analitik. PENYEBARAN IINFORMASII Sasarannya adalah : Instansi terkait baik secara vertikal maupun horisontal. Tujuan : untuk memperoleh kesepahaman dan feedback dalam perumusan kebijakan. Manfaat : Mendapatkan respon dari instansi terkait sebagai feed back, tindak lanjt dan kesepahaman. Metode : tertulis dan deseminasi laporan, verbal dalam rapat, media cetak dan elektronik. Sasaran Sebagai Sasaran Pengamatan / Epidemiologi adalah : 1. Individu Pengamatan dilakukan terhadap individu yang terinfeksi dan mempunyai potensi untuk menularkan penyakit. Pengamatan ini dilakukan sampai individu tersebut tidak membahayakan dirinya maupun lingkungannya. Dalam pengamatan individu ini dilakukan pengelompokan / identifikasi mana yang merupakan Penderita, Karier, dan Orang dengan resiko tinggi. Epidemiologis pada Individu dimaksudkan untuk mengetahui : a. Contact Person b. Terjadinya infeksi lebih lanjut, c. Pengobatan / Keteraturan Pengobatan yang dilakukan d. Pengamatan lanjutan.

2. Populasi Lokal / Kelompok Individu Populasi Lokal adalah kelompok penduduk yang terbatas pada orang orang dengan resiko terkena suatu penyakit ( Population at Risk ). Sasaran pengamatan Populasi Lokal dilakukan pada : a). Individu yang kontak dengan penderita atau karier. Misalnya : Pada Epidemi Morbilli ; pengamatan dilakukan terhadap anak anak yang rentan dan kontak dengan penderita atau karier. Pada Parotitis : pengamatan dilakukan terhadap anak anak yang rentan dan kontak dengan penderita 2 hari sebelum timbul pembengkakan kelenjar liur. b). Penjamu yang rentan. Misalnya : Bayi, Anak yang belum mendapat imunisasi atau belum pernah menderita penyakit yang dapat menimbulkan kekebalan seperti : Morbilli, Tetanus, Pertusis dan Varisela. c). Orang yang menderita penyakit yang mudah selapse. d). Kelompok individu yang mempunyai peluang untuk kontak dengan penderita. Misalnya : Dokter, Perawat dan Petugas laboratorium. 3. Populasi Nasional Pengamatan Populasi Nasional adalah Pengamatan yang dilakukan terhadap semua penduduk secara nasional. Hal ini dilakukan setelah program pemberantasan dilaksanakan, Misalnya Pengamatan penyakit malaria setelah dilakukan pemberantasan penyakit secara nasional.

4. Populasi Internasional Kegiatan ini berupa pengamatan terhadap penyakit yang dilakukan oleh berbagai negara secara bersama sama, yang ditujukan pada penyakit penyakit yang mudah menimbulkan epidemi atau pandemi, seperti ; pes, cacar, kolera, dan influenza. Tujuan : Untuk saling memberikan informasi tentang epidemi yang timbul di suatu negara agar negara lain yang tidak terkena dapat melakukan upaya pencegahan. Untuk menjamin kelancaran upaya ini, dibuat undang undang yang berlaku secara internasional yang dikenal sebagai Undang 2 karantina. Tujuan Undang undang Karantina adalah Untuk mengadakan pengawasan terhadap segala sesuatu yang datang dari negara yang terkena wabah agar tidak menjalar ke negara lain. Manajemen Sistem Epidemiologi mencakup 2 Komponen Kegiatan Manajemen, ( WHO, 2001 ; McNabb et al ) yaitu : 1. Kegiatan Inti ( Core Activities ) a). Kesehatan Masyarakat ( Public Health ) Mencakup : deteksi, pencatatan, pelaporan data, analisis data, konfirmasi epidemiolois, laboratories, b). Tindakan Kesehatan Masyarakat ( Public Health action ) Mencakup : Respon segera ( Epidemic Type Response ), Respon Terencana ( Management Type Response ) 2. Kegiatan Pendukung ( Support Activities ) Mencakup : pelatihan, supervisi, penyediaan SDM dan laboratorium, manajemen sumber daya dan komunikasi. Pendekatan telah mengalami beberapa evolusi Pendekatan, yang terdiri atas : 1). Pendekatan Individu 2). Pendekatan Penyakit 3). Pendekatan Terpadu

PENDEKATAN SURVEILANS INDIVIDU Pada jaman dahulu, Pendekatan yang digunakan adalah Mendeteksi dan Memonitor individu individu yang mempunyai kontak dengan penyakit penyakit serius, seperti misalnya Pes, Cacar, TBC, Typhus, Demam Kuning, dll. Hal ini disebut Individual Surveillance Approach. Rasionalisasinya adalah Bahwa pendeteksian gejala pada kesempatan pertama (dini) memungkinkan isolasi segera terhadap kontak, dan penyakit dapat dikendalikan. Contoh klasik pendekatan surveilans individu adalah Karantina. PENDEKATAN SURVEILANS PENYAKIT Sejak tahun 1950, Amerika Serikat telah menerapkan pendekatan baru dalam Surveillance yang disebut Disease Surveillance Approach (Langmuir 1976). Pendekatan ini mencakup kegiatan antara lain : Pengumpulan data yang relevan secara sistematis, Evaluasi data terus menerus, Desiminasi data kepada pihak terkait. Rasionalisasi pendekatan ini adalah bahwa institusi / instansi yang berwenang yang memiliki informasi yang baik dan lengkap tentang distribusi dan kecenderungan penyakit, akan mampu mengambil tindakan perbaikan/penanggulangan yang tepat. PENDEKATAN SURVEILANS TERPADU Akhir akhir ini WHO ( 2001/2002 ), mengintroduksikan suatu pendekatan baru yaitu : Integrated Surveillance Approach dengan Multi-Disease Approach ; Syndromic Surveillance Approach. Pendekatan ini menekankan Koordinasi, Integrasi dan Sinergi dari semua kegiatan surveilans. Ciri ciri Pendekatan Surveillans Terpadu adalah Memonitor Kumpulam Gejala, bukan memonitor suatu penyakit. Contoh : Sistem Terpadu melaporkan Accute Flaccid Paralysis = AFP bukan Folio ; Keuntungan Pendekatan ini adalah : Mencegah keterlambatan pemeriksaan laboratorium lintas penyakit, Mengisi kesenjangan surveilans antar penyakit ( Gap ),

Sumber Kepustakaan : 1. Bambang Sutrisna (1994). Pengantar Metoda Epidemiologi, Jakarta, Dian Rakyat. 2. Beaglehole, Bonita (1997). Dasar Dasar Epidemiologi, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press. 3. Bhisma Murti (2003). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press. 4. Bustan MN (2002). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta. 5. Eko Budiarto (2003). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, EGC. 6. Noor Nasri Noor (2000). Dasar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta. 7. Thomas C. Timmreck, PhD, 2005, Epidemiologi Suatu Pengantar, Jakarta, EGC.

Hand Out SURVEILANS EPIDEMIOLOGI Program Studi Diploma III Kebidanan Semester IV Tahun 2008 Dosen Ig. Dodiiet Adiittya Seettyawan, SKM et NIP. 140 343 461 DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN N PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN TAHUN 2008