BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat digunakan. Keempat pengujian tersebut adalah uji kenormalan, uji

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. demografi, dan sosial terhadap pengeluaran konsumsi rumahtangga.

(Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

KUISIONER. 2. Berapa besar nilai Modal kerja yang diperlukan untuk produksi setiap bulan?

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa)

5. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB

Produktivitas Padi, Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Deli Serdang,

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

BAB III METODE PENELITIAN. Bruto (PDRB) per kapita, kurs (nilai tukar) rupiah terhadap dolar terhadap

akan di gunakan berbentuk linier atau log linier. Maka dalam penelitian ini

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan uji hipotesis untuk membuktikan adanya

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

RISET ITU MUDAH. Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah:

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. merupakan data tahunan dan hanya pada sektor industri.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan metode purposive sampling yang digunakan, sampel yang

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Tengah tahun dan apakah pengangguran berpengaruh terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif

BAB III. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala

BAB V HASIL DAN PEMBAHANSAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yakni sebesar 33,03% diterangkan di luar model dari penelitian ini. Dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ESTIMASI DAN ANALISIS MODEL

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dalam bentuk deret waktu (time series) 5,5 tahun, yaitu tahun juni 2015.

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penentu Posisi Cadangan Devisa di Indonesia; Inflasi, Ekspor, Ataukah Utang Luar Negeri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1 TABEL RESPONDEN No. y x1 x2 x

PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN OTONOMI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA PADANG

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Struktur Pasar Industri Kakao di Indonesia

Lampiran I. INDENTITAS RESPONDEN PETANI NILAM DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT No Nama

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Paparan Statistika Deskriptif

BAB 3 METODE PENELITIAN

Kredit (Y) Pendapatan (x1) Usia (x3) Modal Kerja (x2) Universitas Sumatera Utara

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA. Setelah dilakukan pengolahan data time series bulanan tahun 2005 sampai

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian

BAB V PENUTUP. Peningkatan Jumlah Uang yang Beredar (M1) dan Harga Premium Bersubsidi

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis ilusi fiskal dengan pengukuran pendekatan pendapatan (revenue

ANALISIS KEPEKAAN PENYERAPAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN SEKTORAL DI INDONESIA TAHUN FESTI RISMUNADI

Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun

BAB V PEMBAHASAN. harga gula domestic (HGD), PDB perkapita (PDB), dan jumlah penduduk

REGRESI LINIER SEDERHANA

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

III. METODE PENELITIAN. dan yang tidak dipublikasikan. Data penelitian bersumber dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

Bab IV. Metode dan Model Penelitian

Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Pelalawan

LAMPIRAN 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

Transkripsi:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Asumsi Pengujian asumsi dilalukan untuk memastikan bahwa model yang dipilih telah memenuhi asumsi yang telah ditentukan. Ada empat tahapan pengujian asumsi yang harus dipenuhi sebelum model dari persamaan regresi linier berganda dapat digunakan. Keempat pengujian tersebut adalah uji kenormalan, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas. 5.1.1. Uji Kenormalan Uji asumsi pertama yaitu uji kenormalan digunakan Jarque-Bera test. Hipotesis yang digunakan adalah : H 0 H 1 : Error berdistribusi normal. : Error tidak berdistribusi normal. 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0-0.2-0.1-0.0 0.1 0.2 Gambar 5.1 Series: Residuals Sample 2000:4 2010:4 Observations 41 Mean -1.32e-15 Median -0.007733 Maximum 0.225273 Minimum -0.198508 Std. Dev. 0.101143 Skewness 0.357588 Kurtosis 2.675070 Jarque-Bera 1.054138 Probability 0.590333 Hasil uji kenormalan dengan metode Jarque-Bera.

63 Berdasarkan hasil penghitungan, didapatkan nilai p-value Jarque-Bera sebesar 1,054138 (Gambar 5.1). Nilai tersebut lebih besar dari nilai 5 persen, maka tidak tolak H 0. Artinya error model berdistribusi normal. 5.1.2. Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi menggunakan menggunakan Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test. Hipotesis uji ini adalah : H 0 H 1 : Tidak ada masalah otokorelasi. : Ada masalah otokorelasi. Tabel 5.1 Nilai Obs*R-squared dan Prob. Chi-Square(2) dari pengujian Breusch- Godfrey Serial Correlation LM Test. Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2,445140 Prob. F(2,33) 0,1023 Obs*R-squared 5,291633 Prob. Chi-Square(2) 0,0709 Berdasarkan hasil pengujian Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test didapatkan hasil Probability chi square hitung sebesar 0,0709 (Tabel 5.1). Nilai ini lebih besar dari α (5%), artinya tidak tolak H 0 yang berarti tidak terdapat masalah autokorelasi. 5.1.3. Uji Heteroskedastisitas Uji asumsi selanjutnya adalah pengujian heteroskedastisitas yang dilakukan dengan uji Breusch-Pagan-Godfrey test. Hipotesis dalam pengujian ini adalah :

64 H 0 : Tidak terdapat heteroskedastistas. H 1 : Terdapat heteroskedastisitas. Tabel 5.2 Nilai Obs*R-squared dan Prob. Chi-Square(4) dari pengujian Breusch- Pagan-Godfrey test. Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey F-statistic 2,305079 Prob. F(4,35) 0,0653 Obs*R-squared 10,15663 Prob. Chi-Square(4) 0,0709 Scaled explained SS 6,198990 Prob. Chi-Square(4) 0,2873 Berdasarkan hasil penghitungan didapatkan nilai probability chi square hitung sebesar 0,0709 (Tabel 5.2). Nilai tersebut lebih besar dari 5 persen, artinya tidak tolak H 0 yang berarti tidak ada heteroskedastisitas. 5.1.4. Uji Multikolinieritas Tabel 5.3 Matrik Korelasi Antar Variabel Independen. (Ekspor Riil) (Impor Riil) (Nilai Tukar Riil) (Ekspor Riil) (Impor Riil) (Nilai Tukar Riil) (TPAK) Dummy Krisis 1-0.06694 0.19435-0.01045-0.23414-0.06694 1-0.72848 0.37075 0.52574 0.19435-0.72848 1-0.13830-0.56752 (TPAK) -0.01045 0.37075-0.13830 1 0.26639 Dummy Krisis -0.23414 0.52574-0.56752 0.26639 1 Uji asumsi terakhir adalah uji multikolinieritas, dimana dalam model yang dipilih tidak ada korelasi tinggi antar variabel independen. Berdasarkan matrik korelasi antar variabel independen terlihat bahwa korelasi antar variabel tidak ada

65 yang lebih besar dari 0,8, sehingga dapat disimpulkan bahwa model telah memenuhi asumsi terbebas dari multikolinieritas (Tabel 5.3). 5.2. Analisis Pengaruh Keterbukaan Perdagangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Setelah semua asumsi telah terpenuhi, langkah selanjutnya adalah menguji validitas model pengaruh ekspor riil, impor riil, nilai tukar riil, TPAK dan dummy krisis terhadap pertumbuhan ekonomi, dilakukan serangkaian uji antara lain : A. Uji F Berdasarkan hasil penghitungan didapatkan nilai F stastistik sebesar 15,91057, dengan nilai prob(f statistik ) sebesar 0,000000. Dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa variabel ekspor riil, impor riil, nilai tukar riil, TPAK dan dummy krisis secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, karena nilai F-hitung > F-tabel sehingga kita menolak H 0. Hal ini diperkuat dengan nilai prob (F statistik ) sebesar 0,000000 (Tabel 5.4). Tabel 5.4 Nilai Statistik Model Pengaruh Ekspor Riil, Impor Riil, Nilai Tukar Riil, TPAK dan Dummy Krisis terhadap pertumbuhan ekonomi. R-squared 0,694464 F-statistic 15,91057 Adjusted R-squared 0,650816 Prob(F-statistic) 0,000000 B. Koefisien Determinasi (R 2 ) Model pengaruh keterbukaan perdagangan yang terdiri dari variabel ekspor riil, impor riil, nilai tukar riil, TPAK dan dummy krisis sebagai variabel independen dalam penelitian ini memiliki R 2 sebesar 0,694464, yang berarti

66 model mampu menjelaskan variabel pertumbuhan ekonomi sebesar 69,45 persen (Tabel 5.4). C. Uji t Dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dari kelima variabel independen hanya variabel ekpor riil, TPAK dan dummy krisis yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Tabel 5.5 Hasil Estimasi Persamaan Pengaruh Ekspor Riil, Impor Riil, Nilai Tukar Riil, TPAK dan Dummy Krisis terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Variable Independen Variabel dependen : PDRB ADHK 2000 (Juta Rp) Koefisien Nilai Statistik t Prob. (1) (2) (3) (4) Konstanta -3,218073-0,741626 0,4633 Log Ekspor Riil (Juta Rp) 0,387074 7,087292 0,0000 Log Impor Riil (juta Rp) -0,092043-0,785257 0,4376 Log Nilai Tukar Riil (Rp) 0,110989 0,749949 0,4583 Log TPAK (persen) 3,031273 2,966864 0,0054 Dummy Krisis 0,231057 4,599158 0,0001 Model dari persamaan pengaruh keterbukaan perdagangan yang terdiri dari variabel ekspor riil, impor riil, nilai tukar riil, TPAK dan dummy krisis mempunyai nilai R 2 sebesar 0,694464 yang berarti model mampu menjelaskan variabel pertumbuhan ekonomi sebesar 69,45 persen (Tabel 5.4). Hal ini berarti keterbukaan perdagangan yang terjadi di Provinsi Papua mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Papua. Dengan demikian Papua dapat dikategorikan sebagai daerah berkarakteristik Export Led Growth.

67 Sedangkan pada masing-masing variabel independen yang signifikan dapat diinterpretasikan sebagai berikut : 1. Variabel ekspor riil dengan tingkat elastisitas sebesar 0,38 artinya dengan asumsi ceteris paribus setiap kenaikan ekspor sebesar satu persen akan meningkatkan PDRB Papua sebesar 0,38 persen (Tabel 5.5). 2. Variabel TPAK dengan tingkat elastisitas sebesar 3,03 artinya dengan asumsi ceteris paribus setiap kenaikan TPAK sebesar satu persen akan meningkatkan PDRB Papua sebesar 3,03 persen (Tabel 5.5). 3. Variabel dummy krisis yang pengaruhnya signifikan artinya dengan asumsi ceteris paribus krisis global yang terjadi pada tahun 2008 berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Papua (Tabel 5.5). Dari ketiga variabel yang signifikan, TPAK mempunyai koefisien tertinggi yaitu sebesar 3,03. Hubungan yang positif dan tingginya koefiisien tersebut mengindikasikan bahwa peran tenaga kerja dalam pertumbuhan ekonomi Papua masih sangat tinggi. Selain itu, hal juga mengindikasikan bahwa kegiatan ekonomi Papua masih bersifat padat karya. Sesuai dengan teori pertumbuhan neoklasik Solow, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan jumlah tenaga kerja. Akan tetapi untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, peningkatan jumlah tenaga kerja ini harus diikuti dengan peningkatan modal, karena peningkatan tenaga kerja bersifat deminishing return apabila berjalan sendiri.

68 Variabel kedua yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi Papua adalah ekspor. Tingginya kontribusi sektor pertambangan dan penggalian dalam struktur ekonomi Papua serta dominasi konsentrat tembaga (yang merupakan hasil dari pertambangan dan penggalian) dalam ekspor Papua memperkuat bukti bahwa ekspor Papua mampu mendorong pertumbuhan ekonominya. Sesuai dengan teori keunggulan absolut, untuk dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dalam perdagangan, hendaknya Papua melakukan spesisalisasi dalam memproduksi komoditi yang manjadi keunggulan absolutnya. Kekayaan Papua yang berupa konsentrat tembaga, kayu dan ikan dapat dijadikan sebagai keunggulan absolut Papua. Dengan demikian untuk dapat memperoleh keuntungan dalam perdagangan, Papua harus melakukan spesialisasi dalam produksi konsentrat tembaga, kayu dan ikan. Walaupun jumlah konsentrat tembaga yang dimiliki Papua sangat banyak, akan tetapi karena sifat tembaga dan emas tidak dapat diperbaharui, maka dalam spesialisasi jangka panjang, hendaknya lebih diprioritaskan pada kayu dan ikan. Sedangkan jangka pendek, untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan produksi dan ekspor konsentrat tembaga. Dengan strategi pengelolaan keunggulan absolut ini, pertumbuhan ekonomi Papua yang berkelanjutan akan dapat terjaga. Untuk mendukung proses spesialisasi komoditi ekspor, strategi export promotion juga harus diterapkan, sehingga keuntungan yang didapatkan bisa maksimal. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam strategi export promotion adalah mengurangi pajak perusahaan; memberikan bantuan modal sehingga dapat

69 meningkatkan produksi dan menyerap lebih banyak tenaga kerja; memberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas produksi; serta mempermudah proses perizinan ekspor. Variabel ketiga yang signifikan adalah dummy krisis. Dummy krisis dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh krisis terhadap pertumbuhan ekonomi Papua. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa krisi global 2008 berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Papua. Variabel impor, walaupun dalam pengujian statistik tidak signifikan, akan tetapi apabila dilihat dari arah hubungannya yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, hal ini menunjukkan bahwa semakin besar impor makan pertumbuhan ekonomi akan semakin menurun. Sedangkan variabel nilai tukar yang hubungannya positif menunjukkan bahwa apabila nilai tukar melemah (nilai nominalnya semakin besar) maka pertumbuhan ekonomi semakin tinggi. Hubungan nilai tukar ini dapat dijelaskan melalui mekanisme perdagangan sebagai berikut, apabila nilai tukar melemah maka harga komoditi ekspor di pasar internasional semakin murah. Karena harga komoditi murah, maka akan meningkatkan jumlah permintaan komoditi tersebut. Sehingga jumlah penjualan komoditi tersebut akan meningkat. Dengan meningkatnya penjualan maka keuntungan yang diperoleh semakin besar. Keuntungan tersebut akan terakumulasi dalam PRDB, sehingga nilai pertumbuhan ekonomi semakin besar.