Disusun Oleh : Sulfahri ( ) Desen Pembimbing Ir. Sri Nurhatika, MP. Tutik Nurhidayati, S.Si.M.Si.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH ph DAN KONSETRASI Zymomonas mobilis UNTUK PRODUKSI ETANOL DARI SAMPAH BUAH JERUK

PENGARUH KONSENTRASI INOKULUM Saccharomyces cerevisiae PADA FERMENTASI ETANOL LIMBAH KULIT PISANG RAJA (Musa paradisiaca cv.raja)

UJI KUALITATIF ETANOL YANG DIPRODUKSI SECARA ENZAMATIS MENGGUNAKAN Z. MOBILIS PERMEABEL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

LOGO. Oleh : Nurlaili Humaidah ( ) Pembimbing : Prof.Dr.Ir. Tri Widjaja M.Eng Dr.Ir. Tontowi Ismail, MS.

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

Pengaruh Hidrolisa Asam pada Produksi Bioethanol dari Onggok (Limbah Padat Tepung Tapioka) Oleh :

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB. Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

y = x R 2 = Absorbansi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

III.METODOLOGI PENELITIAN

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

Ulangan I II III K1W1 1,13 1,2 1 3,33 1,11 K1W2 1,54 1,54 1,47 4,55 1,52 K1W3 1,4 1,54 1,4 4,34 1,45 K1W4 1,27 1,27 1,2 3,74 1,25

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS ETANOL DARI MOLASES DENGAN TEKNIK IMMOBILISASI DI BIOREAKTOR PACKED BED

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

PENGARUH ph DAN KONSETRASI Zymomonas mobilis UNTUK PRODUKSI ETANOL DARI SAMPAH BUAH JERUK

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimental.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR KULTUR JARINGAN

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

FERMENTASI SAMPAH BUAH MENJADI ETANOL MENGGUNAKAN BAKTERI Zymomonas mobilis. FERMENTATION OF REFUSED FRUITS FOR ETHANOL USING Zymomonas mobilis

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

III BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS ETANOL DENGAN TEKNIK IMMOBILISASI SEL CA-ALGINAT MENGGUNAKAN ZYMOMONAS MOBILIS DALAM BIOREAKTOR PACKED BED

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

Skripsi Kinerja Fermentasi Ekstraktif Dalam Produksi Bioetanol dari Nira Siwalan (Borassus flabellifer L.)

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

TEKNIK FERMENTASI (FER)

Effect of ammonium concentration on alcoholic fermentation kinetics by wine yeasts for high sugar content

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

BIOETANOL DARI LIMBAH KULIT SINGKONG MELALUI PROSES HIDROLISIS SDAN FERMENTASI DENGAN N SACCHAROMYCES CEREVISIAE

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut, pemerintah mengimpor sebagian BBM. Besarnya ketergantungan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk penelitian ekperimental. Penelitian ini

FERMENTASI ETANOL DARI SAMPAH TPS GEBANG PUTIH SURABAYA

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu jenis buah yang digemari, selain rasanya

III. BAHAN DAN METODE

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

TUGAS AKHIR (SB )

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

PEMANFAATAN SAMPAH SAYURAN SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL.

Pengaruh Volume Inokulum pada Produksi Bioetanol dari Limbah Kulit Nanas Menggunakan Zymomonas Mobilis dengan Metode Solid State Fermentation (SSF)

ETHANOL D Jurusan Teknik Kimia. Abstrak. cukup tinggi tersebut, memproduksi etanol. sebagai. fermentasi sebesar 3,21%.

PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN PERSENTASE STARTER PADA NIRA AREN (Arenga pinnata) TERHADAP BIOETHANOL YANG DIHASILKAN

SKRIPSI PRODUKSI ETANOL DENGAN VARIASI INOKULUM DAN KADAR PATI JAGUNG PADA KULTUR SEKALI UNDUH. Disusun Oleh : Ramses Parlindungan Purba

PEMANFAATAN TETES TEBU (MOLASES) DAN UREA SEBAGAI SUMBER KARBON DAN NITROGEN DALAM PRODUKSI ALGINAT YANG DIHASILKAN OLEH BAKTERI

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

I. PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan suatu bentuk energi alternatif, karena dapat. mengurangi ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak dan sekaligus

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

PEMANFAATAN NANAS (Ananas comosus) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL DENGAN METODE SAKARIFIKASI DAN FERMENTASI SERENTAK

PRODUKSI BIOMASSA PROBIOTIK KHAMIR DALAM MEDIA EKSTRAK UBI JALAR DALAM SKALA FERMENTOR 18L

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

Hidrolisis Biji Sorgum Menjadi Bioetanol. Menggunakan NaOH Papain Dengan Metode Sakarifikasi Disusun dan Fermentasi Oleh : Simultan

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BIJI DURIAN MELALUI HIDROLISIS. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh : Fifi Rahmi Zulkifli

HASIL DAN PEMBAHASAN. pertumbuhan dan kurva produksi yang menunjukkan waktu optimum produksi xilitol.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

SEMINAR NASIONAL FUNDAMENTAL DAN APLIKASI TEKNIK KIMIA 2008 Surabaya, 5 November 2008 Diselenggarakan oleh Jurusan Teknik Kimia FTI ITS

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

PEMBUATAN BIOETANOL DARI LIMBAH KULIT SINGKONG MELALUI PROSES HIDROLISA ASAM DAN ENZIMATIS

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

SKRIPSI. PEMBUATAN BIOETANOL DARI PATI BIJI DURIAN DENGAN HIDROLISIS ENZIM AMILASE DAN FERMENTASI MENGGUNAKAN Zymomonas mobilis.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Bakteri Zymomonas mobilis dan Lama Fermentasi Pada Produksi Etanol dari Sampah Sayur dan Buah Pasar Wonokromo Surabaya

POTENSI KAPANG Aspergillus sp. DALAM PROSES HIDROLISIS UNTUK PRODUKSI ETANOL DARI SAMPAH SAYUR DAN BUAH PASAR WONOKROMO SURABAYA

Transkripsi:

SIDANG TUGAS AKHIR (SB 091385) Disusun Oleh : Sulfahri (1507100022) Desen Pembimbing Ir. Sri Nurhatika, MP. Tutik Nurhidayati, S.Si.M.Si. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Kebutuhan Akan Bahan Bakar Semakin meningkat

Salah Satu Solusi Adalah Produksi Bioethanol Berbahan Baku Tumbuh-Tumbuhan

Mengganggu pola konsumsi dan membutuhkan lahan yang luas

Salah satu algae yang potensial untuk dikembangkan menjadi bahan baku pembuatan bioethanol adalah algae Spirogyra (Sulfahri et al., 2010).

Perkembangbiakan sangat cepat Karbohidrat 64% Algae Spirogyra Jenis Karbohidratnya adalah amilum

Fermentasi Algae Spirogyra Fermentasi algae Spirogyra oleh ragi Saccharomyces cerevisiae dapat menghasilkan ethanol sebesar 9,245 % dengan penambahan enzim α-amilase sebanyak 0,12 % dengan lama waktu fermentasi 10 hari (Sulfahri et al., 2010). Zymomonas mobilis memiliki beberapa kelebihan dibandingkan Saccharomyces cerevisiae, diantaranya lebih toleran terhadap suhu, ph rendah (Gałaj et al.,1994), serta tahan terhadap ethanol konsentrasi tinggi (Busche et al., 1992). Selain itu, Saccharomyces cerevisiae, memerlukan waktu yang cukup lama (240 jam) untuk menghasilkan etanol (Sulfahri et al., 2010), Sementara Zymomonas mobilis hanya membutuhkan waktu 24 jam untuk menghasilkan etanol (Zhang et al., 2010).

Rumusan Masalah Berapa konsentrasi inokulum bakteri Zymomonas mobilis dan lama waktu fermentasi yang efektif untuk fermentasi karbohidrat ekstrak Spirogyra menjadi etanol pada kondisi aerob dan anaerob?

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi inokulum bakteri Zymomonas mobilis dan lama waktu fermentasi yang efektif untuk fermentasi karbohidrat ekstrak Spirogyra menjadi etanol pada kondisi aerob dan anaerob.

Batasan Masalah Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi inokulum dan lama fermentasi, sedangkan variabel terikat adalah kadar etanol. Semua perlakuan disesuaikan dengan kondisi optimum Zymomonas mobilis, termasuk agitasi (tanpa agitasi), ph (ph 4) dan suhu (30 C).

3.3 Pembuatan Kultur Stok dan Kultur Kerja Isolat Zymomonas mobilis disubkultur dalam tabung reaksi yang berisi medium nutrien agar miring dan diinkubasi pada suhu 30 C selama 24 jam. Untuk memperkaya jumlah sel, maka medium ditambahkan 20 g/l glukosa, 10 g/l yeast extract, 1 g/l (NH 4 ) 2 SO 4, 1 g/l K 2 HPO 4, 0.5 g/l MgSO 4.7H 2 O (Struch et al., 1990)

3.4 Pengukuran Kurva Pertumbuhan Z.mobilis Zymomonas mobilis Hasil Aktivasi I Hasil Aktivasi II Kultur Fermentasi - Diinokulasi 1 ose pada 5 ml Ekstrak Spirogyra ph 4 - Diinkubasi 24 jam (Aktivasi I) - Diinokulasi 0,75 ml pada 9,25 ml Ekstrak Spirogyra ph 4 - Diinkubasi 24 jam (Aktivasi II) - Diinokulasi 3,75 ml pada 46,25 ml Ekstrak Spirogyra ph 4 - Diinkubasi 24 jam (Aktivasi III) (Cazetta et al.,, 2007; Zhang et al.,, 2010).

Kultur Fermentasi Dilakukan Pengenceran dari 10-1 sampai dengan 10-9 Hasil Pengenceran 10-9 Diukur Absorbansinya dengan Spektrofotometer (600 nm) Absorbansi Dibuat Kurva Pertumbuhan Zymomonas mobilis Kurva Pertumbuhan (Obire, 2005)

3.5 Pembuatan Starter Z. mobilis Zymomonas mobilis Hasil Aktivasi I Hasil Aktivasi II Kultur Fermentasi - Diinokulasi 1 ose pada 5 ml Ekstrak Spirogyra ph 4 - Diinkubasi 24 jam (Aktivasi I) - Diinokulasi 0,75 ml pada 9,25 ml Ekstrak Spirogyra ph 4 - Diinkubasi 24 jam (Aktivasi II) - Diinokulasi 3,75 ml pada 46,25 ml Ekstrak Spirogyra ph 4 - Diinkubasi sampai fase log dicapai (Cazetta et al.,, 2007; Zhang et al.,, 2010).

3.6 Proses Hidrolisis Ekstrak Spirogyra - Dimasukkan pada erlenmayer dan dipanaskan pada hot plate - Proses pemanasan selama 2 jam dengan suhu 100 C Bubur spirogyra - Didingankan hingga suhu 45 C - Ditambah enzim α-amilase sebanyak 0,06 gr/50 ml - Diinkubasi pada suhu kamar selama 80 menit Hasil (Bascar et al., 2008; Sulfahri et al., 2010)

3.7 Proses Fermentasi Starter ditambahkan ke dalam botol fermentor sebanyak 50 ml yang berisi ekstrak Spirogyra, diinkubasi dengan lama sesuai dengan rancangan penelitian (0 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam, 96 jam dan 120 jam) pada suhu kamar. Tutup botol dilepas, ditutup dengan kapas lemak dan dipasteurisasi pada suhu ±80 C selama 10 menit (Puspita et al., 2010)

3.8 Pengukuran Kadar Ethanol

Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of variance (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi inokulum Zymomonas mobilis dan lama waktu fermentasi terhadap kadar etanol yang dihasilkan dengan hipotesa: H 0 H 1 : Tidak ada pengaruh antara perbedaan konsentrasi inokulum Zymomonas mobilis dan lama waktu fermentasi terhadap persentase (%) etanol yang dihasilkan. : Ada pengaruh antara perbedaan konsentrasi inokulum Zymomonas mobilis dan lama waktu fermentasi terhadap persentase (%) etanol yang dihasilkan. Jika H 1 diterima maka dilanjutkan dengan uji Tukey pada taraf kepercayaan 95% (α=0,05) untuk mengetahui perbedaan nyata antara kombinasi perlakuan konsentrasi inokulum dan lama fermentasi (Walpole, 1992).

Kurva Pertumbuhan Z.mobilis

Pengaruh Konsentrasi Inokulum dan Lama Fermentasi pada Kondisi Aerob Terhadap Produksi Etanol Tabel 4.1. Kadar Etanol Hasil Fermentasi Ekstrak Spirogyra (%) pada Kondisi Aerob Menggunakan Z. mobilis Konsentrasi Jumlah Etanol yang dihasilkan (%) dalam w aktu inokulum 0 jam 24 jam 48 jam 72 jam 96 jam 120 jam 0 % 0,00 a 0,00 a 0,07 a 0,00 a 0,00 a 0,00 a 5 % 0,00 a 0,24 a 1,06 ab 1,61 b 2,18 cd 1,59 b 7,5 % 0,07 a 0,51 a 1,32 b 1,06 ab 1,82 bc 1,86 bc 10 % 0,07 a 1,06 ab 1,26 ab 1,88 bc 1,59 b 1,35 ab Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada setiap kolom dan baris menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji Tukey pada selang kepercayaan 95 %.

2.5 2 1.5 1 0% 5% 7.50% 10% 0.5 0 0 jam 24 jam 48 jam 72 jam 96 jam 120 jam Gambar 4.2. Grafik Kadar Etanol Selama Proses Fermentasi pada Kondisi Aerob

Tabel 4.2. Rerata Gula Reduksi Awal dan Akhir pada Medium Fermentasi Kondisi Aerob No. Medium fermentasi Gula reduksi awal (%) Gula reduksi akhir (%) Konversi (%) 1. Inkulum 0% 10,05 9,95 0,99 2. Inokulum 5% 9,90 1,44 85,45 3. Inokulum 7,5% 9,95 2,68 73,06 4. Inokulum 10% 10,05 2,84 71,74

Pengaruh Konsentrasi Inokulum dan Lama Fermentasi pada Kondisi Anaerob Terhadap Produksi Etanol Tabel 4.3. Kadar Etanol Hasil Fermentasi Ekstrak Spirogyra (%) pada Kondisi Anaerob Menggunakan Z. Mobilis dan S.cerevisiae Konsentrasi Jumlah etanol yang dihasilkan (%) dalam w aktu inokulum 0 jam 24 jam 48 jam 72 jam 96 jam 120 jam 0 % 0,00 a 0,00 a 0,00 a 0,00 a 0,07 a 0,13 a 5 % 0,07 a 8,89 d 10,28 f 10,28 f 10,57 f 8,61 d 7,5 % 0,00 a 9,15 de 10,29 f 10,59 fg 9,98 ef 9,51 e 10 % 0,00 a 11,05 g 11,36 gh 10,77 fg 9,71 e 8,61 d S. cerevisiae 10 % 0,00 a 1,11 a 2,77 b 4,06 b 4,09 b 6,40 c Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada setiap kolom dan baris menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji Tukey pada selang kepercayaan 95 %.

12 10 8 6 4 0% 5% 7.50% 10% S.cerevisiae 10% 2 0 0 jam 24 jam 48 jam 72 jam 96 jam 120 jam Gambar 4.2. Grafik Kadar Etanol Selama Proses Fermentasi pada Kondisi Aerob

Tabel 4.4. Rerata Gula Reduksi Awal dan Akhir pada Medium Fermentasi Kondisi Anaerob No. Medium fermentasi Gula reduksi awal (%) Gula reduksi akhir (%) Konversi (%) 1. Inkulum 0% 10,00 9,84 1,60 2. Inokulum 5% 10,05 1,25 87,56 3. Inokulum 7,5% 10,05 1,34 86,67 4. Inokulum 10% 9,90 1,20 87,88 5. S. cerevisiae, Inokulum 10 % 10,10 4,68 53,66

KESIMPULAN Konsentrasi inokulum yang paling efektif pada fermentasi ekstrak Spirogyra menggunakan bakteri Zymomonas mobilis pada kondisi aerob yaitu dengan konsentrasi inokulum 5% dengan lama waktu fermentasi 96 jam dengan kadar etanol 2,16% (v/v). Sedangkan pada kondisi anaerob yaitu dengan konsentrasi inokulum 10% dengan lama waktu fermentasi 48 jam dengan kadar etanol mencapai 11,36% (v/v). Fermentasi ekstrak Spirogyra menjadi etanol pada kondisi anaerob lebih efektif jika dibandingkan dengan kondisi aerob. Fermentasi ekstrak Spirogyra menggunakan bakteri Zymomonas mobilis cenderung menghasilkan etanol lebih cepat dan lebih efektif jika dibandingkan dengan Saccharomyces cerevisiae.

SARAN 1. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya menggunakan kisaran lama waktu fermentasi yang lebih sempit, supaya kadar etanol yang dihasilkan lebih bervariasi keefektifannya. 2. Melalui penelitian ini, telah diketahui bahwa algae Spirogyra berpotensi sebagai bahan dasar pembuatan etanol, sehingga perlu dipikirkan mengenai keberlanjutan produktivitas algae tersebut.