CYBER ETHICS. Disusun oleh: Muhamad Faisal Burhanudin ( ) Kelas: 22 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

dokumen-dokumen yang mirip
CYBER ETHICS. Disusun oleh : ANGGRAINI DIAH PUSPITANINGRUM ( ) KELAS : 22 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

Pendahuluan. Bab I. A. Latar Belakang. Kebutuhan manusia akan komunikasi dan informasi pada zaman modern ini

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. besar dan seakan akan dunia adalah sebuah kampung kecil yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Denada Tirta Amertha, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menunjukkan adanya peningkatan kasus dalam kurun waktu tiga tahun, 172 kasus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia sekolah yang dalam masa perkembangannya berada di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyebaran arus informasi yang tidak terbatas dan dibatasi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang sebelumnya menguasai pasar. Bermacam-macam

a. Tidak sekolah b. SD c. SMP d. SMU e. Perguruan tinggi II. Pertanyaan tentang Pengetahuan 1. Menurut anda apakah yang dimaksud dengan internet?

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2013 TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia), mencapai orang, Indonesia berada diperingkat ke-8 di

BAB I PENDAHULUAN. Penyebaran pornografi saat ini erat hubunganya dengan perkembangan teknologi,

Laporan Hasil Penelitian. PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengakses berbagai informasi. Informasi merupakan hal terpenting bagi setiap

SEMINAR BAHAYA PORNOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Grafik jumlah pengguna internet di Indonesia tahun versi APJII

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat. Banyak hal yang menjadi

Internet dan Kebebasan Berekspresi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk dioperasikan. Tak terkecuali anak-anak juga ikut merasakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Era Kebebasan Berpikir

BAB I PENDAHULUAN. muatan ilmu pengetahuan, tetapi secara negatif juga bermuatan materi pornografi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu

Nama : Annaas Pamungkas NPM : Jurusan : Sistem Komputer Pembimbing : Dr. Ing. Farid Thalib

ASLI atau PALSU..? REGISTRASI SIMCARD di INDONESIA

BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Kondisi ICT di Indonesia saat ini Indonesia ICT Whitepaper

Pengantar Teknologi Informasi

BAB I PENDAHULUAN. saat ini semakin meningkat, terutama pada jaringan internet (interconection

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku seksual pranikah kerap menjadi sorotan, khususnya di kalangan para

Siaran Pers Untuk disiarkan segera. Jangan Tunda Lagi Untuk Mengurangi Kantong Plastik

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Di Tengah Isu LGBT dan Efek Negatif Internet, Mental Anak Perlu Diperkuat

BAB I PENDAHULUAN. demonstrasi di International Computer Communication Conference (ICCC) pada

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum. Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum. Universitas Kristen Satya Wacana

BAB II PERIKLANAN PAKET DATA PRODUK TELKOMSEL DI MEDIA SOSIAL DAN AMBASSADOR GEN Y TELKOMSE BRANCH SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas, yaitu media baru atau yang lebih dikenal dengan media online.

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Telekomunikasi Selular (TELKOMSEL)

BAB I PENDAHULUAN. perilaku anak sehat, beriman, berakhlak mulia. 2. UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

DAMPAK REVOLUSI TEKNOLOGI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT. Disusun oleh : ANGGRAINI DIAH PUSPITANINGRUM ( ) KELAS : 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. tidak lepas dari media massa. Mulai dari membaca surat kabar, majalah,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Internet menjadi salah satu teknologi informasi yang fenomenal belakangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak yang dimulai saat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN. 3. Apakah Anda terbiasa mencari informasi menggunakan internet? a. Ya b. Tidak

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang luas dalam bagaimana manusia menjalani hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Akhir-akhir ini, pertumbuhan ekonomi dunia semakin meningkat sejalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masuknya informasi dari luar negeri melalui media massa dan

BAB I PENDAHULUAN. antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut WHO (World Health

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

CYBERCRIME & CYBERLAW

Melindungi Anak Dari Konten. Yayasan Kita dan Buah Hati

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Workshop Pengawasan Label dan Iklan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan. BPOM-Kamis, 2 Maret 2017, Hotel Lumire

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tindakan cyber bullying dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. gratis kepada konsumen misalnya telepon gratis, internet gratis, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa,

LAMPIRAN. Kuisioner Analisis Perancangan Sistem Penjualan Berbasis Web untuk Pelanggan. Pada Bengkel I-Mechanic

BAB I PENDAHULUAN. banyak situs di dalamnya termasuk situs jejaring social. Mendengar kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia akan teknologi sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Selama kurang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan membeli merupakan aktifitas sehari-hari yang lazim dilakukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. penerima pesan atau yang biasa disebut dengan komunikan.manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembinaan dan pengembangan generasi muda terus-menerus ditingkatkan sejalan

PENANGANAN KONTEN NEGATIF BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Mengapa kekerasan dan pemerkosaan di tengah keluarga semakin marak?

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR. 19 TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF

KAITAN PSIKOLOGIS ANAK DAN SOSIAL MEDIA

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang

BAB V PENUTUP. Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif Juncto Undang-Undang Nomor 11

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Internet sebagai salah satu media pembelajaran sangat dibutuhkan saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai saluran penyebaran informasi yang dapat dipercaya oleh publik. seluruh informasi yang berkaitan dengan kebijakan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Internet Sehat dan Aman (INSAN)

IP based Infrastruktur Indonesia Duniapun Belajar Pada Kita, Bangsa Indonesia. Onno W. Purbo Rakyat Indonesia Biasa

BABI PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial secara kodrat mempunyai berbagai

BAB I PENDAHULUAN. habis-habisnya mengenai misteri seks. Mereka bertanya-tanya, apakah

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 8. DISKUSILatihan Soal 8.5

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang

Indonesia Menuju Negara Ekonomi Digital Rabu, 30 Desember :12 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 30 Desember :18

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan produk atau jasa yang perusahaan miliki dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. informasi bagi mereka peserta didik. Tapi ada materi-materi yang tidak baik

KUESIONER PENELITIAN SITUS PORNO DAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH. (Studi Korelasional tentang Pengaruh Situs Porno di Internet pada Pelajar

Transkripsi:

CYBER ETHICS Disusun oleh: Muhamad Faisal Burhanudin (15122043) Kelas: 22 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2015/2016

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 I. Sumber Berita... 3 II. Komentar... 4 DAFTAR ISI... 5

I. Sumber Berita Judul Penulis : Blokir Bukan Solusi Efektif Internet Sehat : Achmad Rouzni Noor II, Senin, 30/05/2016 18:03 WIB Jakarta - Internet ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi memberikan manfaat membuka akses informasi seluas-luasnya. Namun di sisi lain, internet juga jadi medium yang cepat untuk penyebaran konten negatif. Menurut Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkomsel, internet telah memberikan manfaat karena kita mendapatkan akses informasi cepat dan murah. "Beda dengan zaman dulu yang sebelum ada internet itu agak susah," ujarnya dalam peluncuran kampanye #internetbaik di ruang serbaguna Kementerian Kominfo, Jakarta, Senin (30/5/2016). Di sisi lain, kata Ririek, internet juga punya dampak ke banyak orang di mana ada konten negatif, yang bisa berdampak ke kehidupan sehari-hari. "Di beberapa negara ada yang blocking tapi blocking itu bukan solusi efektif," ujarnya lebih lanjut. Atas dasar itu, Telkomsel dengan 153 juta pelanggan seluler merasa punya kewajiban untuk ikut berkontribusi mengedukasi penggunaan internet yang positif ke masyarakat. Telkomsel bersama Kominfo merasa perlu mengedukasi masyarakat karena belakangan ini semakin marak terjadi perilaku seksual menyimpang yang terjadi di kalangan anak muda. Hal itu tak dipungkiri akibat meluasnya konten internet yang negatif dan tidak senonoh. Alhasil, masalah ini mau tak mau menjadi perhatian serius pemerintah. Internet menjadi media yang paling banyak diakses oleh masyarakat, sebagai salah satu sumber informasi dan pengetahuan yang paling banyak dibutuhkan. Namun, melalui internet pula, informasi negatif dan yang mengarah ke pornografi banyak beredar di internet. Pemerintah melalui Kominfo telah berupaya menekan laju masuknya informasi negatif melalui situs porno, dengan cara memblokir situs yang dinilai dapat menyebabkan orang lain melakukan penyimpangan dan kejahatan seksual. Septriana Tangkary, Direktur Pemberdayaan Informatika Kominfo mengatakan, meski belum mampu menutup seluruh situs porno, pemerintah terus berupaya membendung penyebarannya di Indonesia melalui Trust Positif.

"Tahun ini sudah ada 785 ribu situs negatif yang kami blokir. Tapi ada juga situs yang kami masukkan dalam white list sebanyak 153 ribu," ujarnya di sela kesempatan yang sama. Kominfo sendiri mengakui kesulitan untuk membendung konten negatif seperti pornografi. Karena di negara asalnya, pornografi itu jadi industri sendiri yang legal. "Jadi kalau kita blok 50 muncul 100, kita blok 100 muncul 200, selalu begitu. Tapi kalau itu yang kita lakukan selalu itu kita capek istilah saya. Istilahnya kita itu di hilir, istilahnya kita menyembuhkan orang sakit, sekarang kita berpikir bagaimana membuat orang sehat," jelasnya. Dalam diskusi yang digelar Telkomsel dan Kominfo bersama sejumlah lembaga swadaya masyarakat seperti ICT Watch, edukasi tentang manfaat positif internet memang seharusnya lebih dikedepankan. Apalagi dengan semakin murahnya harga gadget, kemudahan konektivitas, maka internet bisa dijangkau dengan mudah oleh siapa saja. Bukan hanya orang dewasa, namun anak-anak di bawah umur. Di situlah peran penting orang tua sebagai benteng pertama pertahanan keluarga. Orang tua harus berani terbuka kepada anaknya dalam hal edukasi seksual. Jangan biarkan anak-anak mengenal dunia seks dari luar rumah, khususnya internet. "Pornografi itu mudah menyebar karena curiousity, rasa penasaran, accesibility, karena mudah diakses, affordability, mudah dijangkau, dan terakhir anonimity karena sifatnya anonim," kata Elly Risma, Direktur Eksekutif Yayasan Kita & Buah Hati. (Noor, 2016) II. Komentar Dengan semakin mudahnya mengakses konten internet, penyebaran konten negatif juga menjadi lebih mudah. Pemerintah memblokir situs situs negatif untuk mencegah pengguna dari Indonesia mengakses situs situs negatif tersebut. Tapi pemblokiran yang di lakukan pemerintah juga berdampak pada situs situs yang bersifat user content bases seperti vimeo, reddit dan sejenisnya, yang sebenarnya bukan menyediakan konten negatif tetapi usernya yang mengunggah. Dengan pemblokiran situs juga kurang efektif karena pengangaksesan konten negatif terjadi bukan karena saja mudah mengakses tetapi juga karena rasa penasaran, dan anonim. Sehingga selain dengan pemblokiran pemerintah Indonesia juga harus mengedukasi pengguna akan dampak negatif dari pengaksesan konten negatif

DAFTAR PUSTAKA Noor, A. R. (2016, Mei 30). Blokir Bukan Solusi Efektif Internet Sehat. (Detik) Diambil Juni 16, 2016, dari Detik: http://inet.detik.com/read/2016/05/30/180347/3221190/398/blokir-bukan-solusi-efektifinternet-sehat