BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh masyarakat, selain karena untuk kebutuhan mobilitas jarak dekat,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. baru serta keterbukaan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin kritisnya masyarakat dalam memilih perusahaan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi umum merupakan alat pendukung yang penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka dari satu tempat ke tempat yang lain sesuai dengan tujuan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, perkembangan dan peranan sektor jasa makin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaaan yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. adalah salah satu perusahaan yang dibentuk oleh Badan Usaha Milik Negara

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi di dunia usaha akhir akhir ini mengalami

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Semakin banyak permintaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan kereta api merupakan suatu organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi merupakan hal yang tidak dapat di pungkiri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia harus mampu mengembangkan potensinya untuk menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. keseharian sampai saat ini masih menjadi andalan, khususnya pemenuhan. dalam peningkatan pelayanan angkutan publik.

BAB I PENDAHULUAN. dan atau jasa yang ditawarkan dari sebuah perusahaan transportasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disamping fungsinya sebagai alat pemersatu bangsa. Dalam kaitannya dengan sektorsektor

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa, dagang ataupun industri. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana mobilitas yang telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era Globalisasi ini jumlah penduduk di Indonesia semakin bertambah,

BAB I PENDAHULUAN. begitu ketat menuntut setiap perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan lain sebagainya. Sementara dari sisi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Masih rendahnya penerapan good corporate governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi berperan penting dalam

BAB I PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berdampak negatif bagi perusahaan. memilih pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard

I. PENDAHULUAN. oleh keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODE PENELITIAN. kriteria-kriteria mutu penelitian ilmiah yang logis, sistematis dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Bulan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis meningkat dengan pesat saat ini terutama padasektor

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang berkembang saat ini. Di era perkembangan dan pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup sebuah perusahaan sangat tergantung pada kepuasan para

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini sarana transportasi merupakan suatu bagian yang

KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API (Studi Kasus Pelayanan Di Atas Kera Api Turangga)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penulisan

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, perusahaan harus meningkatkan kinerja perusahaannya yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang menunjang pergerakan baik orang

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2012, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi berasal dari bahasa Latin, yaitu transportare, trans berarti

BAB I PENDAHULUAN. Peranan transportasi merupakan kebutuhan yang mutlak dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. total dalam memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri, daerah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, setiap negara dituntut untuk semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. ketepatan waktu, sehingga kereta api sangat dapat diandalkan (reliable). Pesaing

KAJIAN KINERJA KERETA API KALIGUNG MAS DALAM MELAYANI PENUMPANG JURUSAN TEGAL SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi berperan strategis dalam memajukan kesejahteraan umum

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Implementasi kebijakan..., Ramdha Hari Nugraha, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. tahun semakin menjadi perhatian masyarakat. Didalam aspek perekonomian,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas sehari-hari. Dalam kaitannya dengan kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter kegiatan usaha perekonomian di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Bidang ekonomi merupakan salahsatu sektor kehidupan yang memegang

BAB I PENDAHULUAN. yang penting bagi kehidupan manusia. Kemajuan teknologi informasi,

BAB I PENDAHULUAN. suatu pengeluaran adalah beban atau aktiva dapat berpengaruh sangat besar pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Model ekonomi keseimbangan umum digunakan untuk menganalisis secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan perusahaan. Kinerja karyawan merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I INTRODUKSI. laba.kerugian demi kerugian terus dialami oleh KAI hingga tahun 2008,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KERETA API PRAMEKS

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bahan bakar, hemat lahan, rendah polusi, regulated traffic, relatif aman/

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Karyawan atau tenaga kerja merupakan asset utama dan sangat

ANALISIS ANGKUTAN KERETA API DAN IMPLIKASINYA PADA BUMN PERKERETAAPIAN INDONESIA

BAB I. Pendahuluan. Sarana transportasi berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat antar perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi akan terus bertambah seiring dengan semakin tingginya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hidup pada era modern seperti sekarang ini, mengharuskan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat terus berkembang. Hal ini disebabkan oleh persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, peran listrik sebagai salah satu bentuk energi sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap kemajuan, Indonesia merupakan negara yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan bakar diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari seperti

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini sarana transportasi merupakan kebutuhan pokok yang dibutuhkan masyarakat untuk mendukung kelancaran kegiatan sehari-hari masyarakat. Dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat, kini telah banyak sarana transportasi yang disediakan oleh pemerintah maupun pihak swasta. Sarana transportasi ini terdiri dari transportasi darat, air dan udara. Sarana transportasi darat merupakan sarana transportasi yang sering digunakan oleh masyarakat, selain karena untuk kebutuhan mobilitas jarak dekat, tarif sarana transportasi darat pun relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan sarana transportasi lainnya. Sarana transportasi darat yang disediakan pihak pemerintah maupun swasta kini memiliki banyak jenis, seperti jasa mobil angkutan umum, busway, kereta api, bus, dan lain-lain. Salah satu sarana transportasi darat yang perlu dimaksimalkan penggunaannya di Indonesia adalah sarana transportasi kereta api. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang transportasi ini adalah PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI) Persero. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, PT. KAI membagi tanggung jawab kedalam 9 Daerah Operasi (DAOP), salah satunya adalah DAOP II yang beroperasi di Bandung.

2 Melihat kondisi kota Bandung yang padat masyarakat, dan kebutuhan masyarakatnya akan jasa transportasi, PT. KAI DAOP II sebenarnya mempunyai peluang besar untuk mendapatkan laba yang besar, karena banyaknya masyarakat yang membutuhkan kereta api, salah satu contohnya warga yang tidak berdomisili di kota Bandung namun bekerja atau bersekolah di kota Bandung, akan terbantu dengan adanya fasilitas transportasi kereta api ini. Selain itu, kereta api ini merupakan transportasi yang memiliki berbagai keunggulan. Berbagai sumber bacaan tentang kereta api banyak yang membahas mengenai keunggulan kereta api ini, diantaranya transportasi ini berdampak ekonomik dalam pemakaian ruang karena dapat mengangkut banyak penumpang dalam sekali pemberangkatan dan sarana transportasi ini tidak polutif, sehingga menjawab masalah lingkungan hidup yang kini menjadi perhatian banyak pihak. Kereta api ini juga merupakan sarana transportasi yang memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Peluang ini seharunya dapat meningkatkan pendapatan PT. KAI DAOP II yang tentunya akan berdampak baik terhadap laba PT. KAI DAOP II. Namun, dengan adanya pengaruh yang berasal dari pihak internal dan eksternal, PT. KAI DAOP II ini mengalami kerugian pada setiap tahunnya. Berikut ini adalah tabel data laba (rugi) operasional selama enam tahun terkahir pada PT. KAI DAOP II periode 2006 hingga 2011 :

3 Tabel 1.1 Perkembangan Laba (Rugi) Operasional Periode 2006 2011 (dalam ribuan rupiah) Tahun Laba/Rugi Operasional 2006 (53.224.603) 2007 (74.217.409) 2008 (54.744.292) 2009 (130.847.937) 2010 (135.114.745) 2011 (49.976.038) Sumber : Laporan laba (rugi) PT. Kereta ApiIndonesia (Persero) DAOP II Bandung (yang telah diolah kembali) Tabel 1.1 di atas menunjukan bahwa selama enam tahun, PT. KAI DAOP II mengalami kerugian, mulai tahun 2006 hingga tahun 2011. Untuk lebih jelas perkembangan dan penurunan kerugian operasional PT. KAI DAOP II ini dapat terlihat jelas dalam grafik berikut : Rp- Rp(20.000.000) 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Rp(40.000.000) Rp(60.000.000) Rp(80.000.000) Rp(100.000.000) Rp(120.000.000) Rugi Operasional Rp(140.000.000) Rp(160.000.000) Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan/Penurunan Kerugian Operasional PT. Kereta Api Indonesia DAOP II tahun 2006 sampai dengan 2011

4 Grafik diatas menunjukan kerugian PT. KAI DAOP II cenderung melonjak naik, kenaikan kerugian ini mulai dialami tahun 2007 kemudian mengalami penurunan tahun 2008 dan melonjak ekstrim pada tahun 2009 hingga tahun 2010, namun pada tahun 2011 kerugian PT. KAI DAOP II berangsur menurun. Apabila perusahaan tidak dapat memperoleh laba, perusahaan cenderung tidak dapat melanjutkan usahanya. Apabila perusahaan tidak dapat melanjutkan usahanya, perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan publik dan tidak dapat melaksanakan salah satu program pemerintah di bidang ekonomi. Manajemen strategi PT. KAI (2008) pun menjelaskan tujuan dari sarana transportasi ini: Karena maksud dan tujuan PT. KAI ini adalah melaksanakan dan mendukung kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional, khususnya di bidang transportasi dengan menyediakan barang-jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk dapat melakukan ekspansi baik di pasar domestik maupun internasional di bidang perkeretaapian. Oleh karena itu, pemerintah berusaha untuk mempertahankan keberlangsungan usaha perkeretaapian ini. Hal ini lah yang mendorong pemerintah untuk memberikan subsidi, walaupun mengalami kerugian setiap tahunnya, perusahaan ini masih bisa menjalankan aktivitas usahanya karena mendapatkan dana subsidi yang berasal dari pemerintah. Apabila laba yang diperoleh perusahaan BUMN ini selalu merugi, maka subsidi yang harus dikeluarkan pemerintah akan semakin meningkat. Dampaknya, terasa pada anggaran lain untuk kesejahteraan masyarakat yang akan semakin mengecil. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Lebang (2006:140) : Kalau BUMN terus merugi, pemerintah harus memperbesar dana subsidi terhadap BUMN. Dengan

5 demikian, karena keterbatasan anggaran, konsekuensinya adalah alokasi anggaran untuk kesejahteraan rakyat pun semakin mengecil. Dengan adanya penghasilan laba, perusahaan dapat berdiri sendiri untuk melanjutkan usahanya dan tentunya subsidi yang dikeluarkan untuk BUMN dapat dialokasikan pada sektor lain untuk kesejahteraan rakyat. Selain itu, laba dibutuhkan perusahaan sebagai tolok ukur bagi manajemen sejauh mana efisiensi kebijakan yang diambil dalam usaha peningkatan laba, dan juga sebagai bahan kajian pihak manajemen untuk mengambil keputusan. Banyak faktor yang mempengaruhi laba operasional suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus menganalisis upaya apa saja yang dapat dilakukan dalam usaha mempertahankan serta meningkatkan laba perusahaan. Seperti yang diungkapkan oleh banyak ahli, faktor yang mempengaruhi naik/turunnya laba suatu perusahaan diantaranya naik/turunnya volume penjualan produk, naik/turunnya beban operasional dan harga jual produk. Dalam manajemen startegi (2008) yang dibuat oleh PT. KAI dijelaskan PT. KAI menganalisis faktor yang mempengaruhi penurunan laba operasional, bahkan kerugian pada PT. KAI DAOP II ini disebabkan oleh penurunan jumlah penumpang karena adanya saingan sarana transportasi lain dan tingginya beban operasional pada masing-masing periode. Faktor-faktor yang mempengaruhi laba operasional PT. KAI DAOP II ini dapat dikategorikan pada dua kategori yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal kerugian PT. KAI DAOP II ini diduga berasal dari tingginya beban operasional perusahaan yang berhubungan dengan kebijakan

6 pihak manajemen dalam usaha untuk memaksimalkan kegiatan operasi perusahaan, PT. KAI DAOP II juga menyampaikan faktor eksternal yang mempengaruhi laba operasional ini diduga dipengaruhi oleh banyaknya pesaing penyedia jasa transportasi setelah adanya jalan tol yang menghubungkan Bandung-Jakarta, sehingga terjadilah penurunan jumlah penumpang kereta api. Kedua faktor ini merupakan titik sentral yang perlu menjadi perhatian pokok perusahaan agar laba operasional perusahaan kian membaik. Tingginya beban operasional ini menjadi faktor internal yang mempengaruhi laba operasional PT. KAI DAOP II. Dalam laporan keuangan PT. KAI DAOP II terlihat, beban pemeliharaan sarana dan prasarana merupakan salah satu elemen beban operasional perusahaan. Dibandingkan dengan elemen-elemen lain dalam beban operasional, beban pemeliharaan sarana dan prasarana ini merupakan beban terbesar dalam setiap tahun. Dalam sumber bacaan mengenai manajemen operasi, banyak dibahas mengenai pemeliharaan pada perusahaan, kegiatan pemeliharaan ini sering diabaikan oleh pihak manajemen, sehingga kegiatan pemeliharaan ini menimbulkan beban pemeliharaan yang besar karena dilakukan setelah adanya kerusakan. Website resmi Departemen Perhubungan (Dephub) juga menganalisis hal ini juga yang menyebabkan tingginya beban pemeliharaan sarana dan prasarana pada perusahaan PT. KAI DAOP II. Beban pemeliharaan sarana dan prasarana pada PT. KAI DAOP II ini mempunyai nilai yang besar apabila tidak dikelola dengan baik oleh pihak manajemen, apabila beban pemeliharaan sarana dan prasarana ini meningkat, secara langsung akan meningkatkan beban operasional perusahaan. Namun dalam

7 upaya efisiensi beban pemeliharaan ini diharapkan tidak mengurangi kualitas jasa layanan yang akan dijual, sehingga faktor eksternal yang mempengaruhi laba operasional PT. KAI DAOP II ini akan sekaligus teratasi. Walaupun banyaknya pesaing penyedia jasa transportasi lain, para konsumen akan tetap memilih kereta api untuk kegiatan sehari-hari, karena PT. KAI DAOP II tetap dapat meningkatkan mutu jasa layanannya melalui kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana yang terorganisir dengan baik sehingga mutu layanan jasa tetap terjaga, hal ini akan meningkatkan volume penjualan produk PT. KAI DAOP II, yang akan meningkatkan pendapatan operasional perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan laba operasional nya dengan cara meningkatkan pendapatan operasionalnya, revenue ini diperoleh dari peningkatan mutu layanan jasa melalui keandalan sarana dan prasarana perusahaan yang akan digunakan. Sarana dan prasarana perusahaan ini akan dapat diandalkan apabila berada dalam kondisi yang baik karena adanya pemeliharaan yang efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan, yang diperoleh dari peningkatan pendapatan dan efisiensi beban. Seperti yang diungkapkan Handoko. T. H (2000:165) Salah satu maksud utama kegiatan pemeliharaan yaitu untuk memelihara reliabilitas sistem pengoperasian pada tingkat yang dapat diterima dan tetap memaksimumkan laba atau meminimumkan biaya. Dengan adanya peningkatan penjualan produk karena sistem pengoperasian berjalan lancar dan efisiensi beban operasional karena adanya pengelolaan biaya yang baik, maka perusahaan dapat meningkatkan laba operasionalnya.

8 Berdasarkan uraian di atas, terlihat kegiatan pemeliharaan preventif yang rutin dan pengelolaan biaya yang baik ini akan membuat sarana dan prasarana terpelihara dengan baik, sehingga akan meningkatkan mutu jasa PT. KAI DAOP II. Dengan adanya pelayanan jasa yang baik, secara langsung akan mempengaruhi tingkat kepuasan dan kepercayaan pelanggan yang kemudian akan meningkatkan jumlah penumpang. Dengan adanya pengelolaan biaya pemeliharaan sarana dan prasarana dengan baik, maka pada akhir periode biaya yang akan dibebankan akan lebih efisien, dan tentunya akan mengurangi tingginya beban operasional perusahaan sehingga mempengaruhi laba perusahaan. Karena untuk memperoleh laba, perusahaan dapat berupaya meningkatkan pendapatan perusahaan dengan biaya yang efisien, sehingga pada akhir periode, biaya yang akan dibebankan akan bernilai rendah. Sejalan dengan pemaparan Mulyadi. A (2002 : 22) mengungkapkan bahwa : Sebagai upaya untuk menghasilkan dan meningkatkan laba, ada dua hal yang dapat diupayakan, pertama dengan berupaya untuk menghasilkan pemasukan dan pendapatan sebesar mungkin dengan biaya yang rendah. Kedua apabila pemasukan tidak dapat optimal, maka biaya yang harus turun. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai beban pemeliharaan sarana dan prasarana yang mempengaruhi laba operasional pada PT. KAI DAOP II. Penelitian menganggap perlu melakukan penelitian tentang fenomena yang sudah dipaparkan. Penelitian ini akan dipaparkan lebih jelas dalam skripsi yang berjudul Pengaruh Beban Pemeliharaan Sarana dan Prasarana terhadap Laba Operasional PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO) DAOP II.

9 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti merumuskan beberapa masalah yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran beban pemeliharaan sarana dan prasarana pada PT. KAI DAOP II. 2. Bagaimana gambaran tentang laba operasional PT. KAI DAOP II. 3. Bagaimana pengaruh beban pemeliharaan sarana dan prasarana terhadap laba operasional yang diperoleh PT. KAI DAOP II. 1.3 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini untuk mendapatkan gambaran secara umum pengaruh beban pemeliharaan sarana dan prasarana terhadap laba operasional yang diperoleh PT. KAI DAOP II. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui gambaran tentang beban pemeliharaan sarana dan prasarana PT. KAI DAOP II. 2. Mengetahui gambaran tentang laba operasional dari PT. KAI DAOP II. 3. Mengetahui bagaimana pengaruh beban pemeliharaan sarana dan prasarana terhadap laba operasional pada PT. KAI DAOP II

10 1.5 Manfaat Penelitian Data dan informasi serta hasil yang diperoleh pada penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat, antara lain : 1. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat untuk bahan pembelajaran dan pemahaman mengenai teori laba operasional. 2. Manfaat Praktis Bagi PT. KAI DAOP II, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada pihak manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha efektifitas dan efisiensi kegiatan PT. KAI DAOP II.