PRAKTEK KONSUMSI MAKANAN JAJANAN PADA SISWA DI SMP NEGERI 4 TASIKMALAYA TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

HUBUNGAN BESARAN UANG SAKU DENGAN PEMILIHAN JAJANAN SEHAT. Connections between The Amount of Pocket Money with Selection of Healthy Snack

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

FAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016

: Makanan Kariogenik, Karies Gigi, prasekolah

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

ABSTRAK. Hubungan Sarapan Dan Tidak Sarapan Terhadap Indeks Prestasi Dan Kecerdasan Emosi Pada Siswa/I SMU X Di Bandung

OLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG

KEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR SUNGAI RAMBUTAN KABUPATEN OGAN ILIR

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

GIZIDO Volume 6 No. 1 Mei 2014 Faktor Yang Berhubungan Daniel R, dkk. Daniel Robert¹, dan Ni Wayan Sudarti²

HUBUNGAN ANTARA SARAPAN PAGI DENGAN SINDROM DISPEPSIA PADA REMAJA DI SMP N 16 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan jajanan sekolah merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

SIKAP MURID DAN PENJUAL MAKANAN JAJANAN TENTANG HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI KELURAHAN RONGTENGAH KECAMATAN SAMPANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN SISWA SLTP NEGERI (PENELITIAN) ( Chudus Mariawati, Pembimbing: Surja Tanurahardja, dr, MPH, DTM&H)

KEBIASAAN MAKAN YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KEGEMUKAN PADA REMAJA (Studi di SMP Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA MURID SMP ST. THOMAS 3 MEDAN TAHUN 2011 SKRIPSI. Oleh:

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK

KARYA TULIS ILMIAH POLA ASUPAN KALSIUM PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Oleh: GAHYAATRI DEVWI A/P SABAPATHY

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

KINDI AMELIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN SERTA SUMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN MAKANAN JAJANAN PADA ANAK SD NEGERI NO KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN 2010 SKRIPSI

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB I PENDAHULUAN. pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING, ENABLING DAN REINFORCING DENGAN KEBIASAAN SARAPAN ANAK SEKOLAH DASAR (KASUS DI SDN WARU 2, SIDOARJO)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan fisik erat hubungannya dengan status

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

BAB IV METODE PENELITIAN. masyarakat pada saat tertentu. Penelitian ini merupakan penelitian yang

HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) DENGAN OBESITAS PADA SISWA KELAS V DAN VI SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA BULAN

NAGARASARI KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan. Gizi menjadi penting bagi anak sekolah karena selain dapat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG

GAMBARAN KONSUMSI BUAH, SAYUR DAN KECUKUPAN SERAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI MEDAN SKRIPSI. Oleh ANGGI RARA NIM.

Keywords: Smoking Habits of Students, Parents, Friends, Ads

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

HUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN BANYUANYAR III SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dirumah atau di tempat berjualan dan disajikan dalam wadah atau sarana penjualan di

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

ABSTRAK. Kata kunci: persepsi, minat, remaja, alat ortodontik cekat, maloklusi

BAB I PENDAHULUAN. jangka pendek maupun jangka panjang (Februhartanty dan Iswaranti, 2004).

ABSTRACT. Conclusion: There is no relationship between students' knowledge of the actions against food snacks that contain

Kata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah

PERILAKU HIGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN PADA KATERING RUMAH TANGGA DI LEUWIDAHU KOTA TASIKMALAYA. *Nunun Khoerun Nisa

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUMBANG

POLA MAKAN ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD WILAYAH KELURAHAN CEMPAKA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN. Oleh : SERGIO PRATAMA

DINATIA BINTARIA S NIM.

HUBUNGAN ANTARA AKSES KE GERAI FAST FOOD DENGAN KONSUMSI FAST FOOD PADA SISWA KELAS XI DAN XII DI MAN 2 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIFITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA

Hubungan Daya Terima Makanan dengan Tingkat Kecukupan Energi dan Protein Taruna di Asrama Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

SKRIPSI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BERDASARKAN KEBIASAAN SARAPAN

ABSTRAK. Kata Kunci : karies gigi, nutrisi, dewasa muda. Universitas Kristen Maranatha

Pengetahuan Berhubungan dengan Konsumsi Tablet Fe Saat Menstruasi pada Remaja Putri di SMAN 2 Banguntapan Bantul

KONTRIBUSI KONDISI EKONOMI KELUARGA TERHADAP STATUS GIZI (BB/TB SKOR Z) PADA ANAK USIA

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN FREKUENSI FAST FOOD DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA DI SMP N 5 KARANGANYAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Untuk

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) PADA RUMAH TANGGA SASARAN (RTS) DI DESA BATUKANDIK PULAU NUSA PENIDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi)

HUBUNGAN PENGETAHUAN JAJANAN SEHAT DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD N 80 NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBUTUHAN CAIRAN TUBUH DENGAN POLA KONSUMSI AIR MINUM PADA MAHASISWA TINGKAT I AKPER PANTI KOSALA SURAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN JAJANAN DENGAN STATUS KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH DI SDN KETINTANG I SURABAYA

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak-anak khususnya anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²

Transkripsi:

PRAKTEK KONSUMSI MAKANAN JAJANAN PADA SISWA DI SMP NEGERI 4 TASIKMALAYA TAHUN 2013 Erni Viarni 1) Lilik Hidayanti dan Sri Maywati 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Gizi Kesehatan Universitas Siliwangi (erniviarni_24@ymail.com) 1) Dosen Pembimbing Bagian Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi 2) ABSTRAK Makanan jajanan memegang peranan penting dalam memberikan kontribusi tambahan untuk kecukupan gizi, khususnya energi dan protein. Kebiasaan jajan di sekolah terjadi karena 3-4 jam setelah makan pagi perut akan terasa lapar kembali. Rendahnya sumbangan zat gizi dari makanan jajanan yang disebabkan sebagian besar anak sekolah mengonsumsi makanan jajanan yang kandungan zat gizinya kurang bervariasi karena hanya terdiri dari 1 atau 2 jenis zat gizi saja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan praktek konsumsi makanan jajanan pada siswa di SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya tahun 2013. Metode penelitian menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional dengan sampel 88 dari 709 populasi. Analisis yang dilakukan yaitu analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan Uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 73 (83 %) siswa yang memiliki praktek konsumsi makanan jajanan dengan kategori sering dan sebanyak 15 (17 %) siswa memiliki praktek konsumsi makanan jajanan dengan kategori jarang. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan makanan bergizi dengan praktek konsumsi makanan jajanan (p-value=0,538), tidak ada hubungan antara peranan iklan atau promosi dengan praktek konsumsi makanan jajanan (p-value=0,729), tidak ada hubungan antara kesukaan terhadap makanan dengan praktek konsumsi makanan jajanan (p-value=0,477), ada hubungan antara besar uang jajan dengan praktek konsumsi makanan jajanan (p-value=0,043), ada hubungan antara peranan teman sebaya dengan praktek konsumsi makanan jajanan (p-value=0,031). Disarankan para siswa dapat memilih makanan jajanan yang memenuhi syarat kesehatan yaitu bersih dan memiliki nilai gizi yang dibutuhkan tubuh, tidak karena hanya menyukai makanan jajanan tersebut saja. Keperpustakaan : 33 (1982-2009) Kata Kunci : Makanan jajanan, praktek konsumsi, siswa

ABSTRACT STREET FOOD CONSUMPTION PRACTICES AT STUDENT IN JUNIOR HIGH SCHOOL 4 TASIKMALAYA YEAR 2013. Street food plays an important role in contributing additional to nutritional adequacy, in particular energy and protein. The habit of eating snacks in school is because 3-4 hours after breakfast stomach will feel hungry again. The low contribution of nutrients from food hawker caused mostly schoolchildren street food lacking nutritional content varies as it consists of 1 or 2 types of nutrients alone. The purpose of this study was to determine the factors associated with the practice of street food consumption at student in Junior High School 4 Tasikmalaya year 2013. The research method using analytic survey with cross sectional sample of 88 of 709 population. The analysis is performed univariate analysis using frequency distributions and bivariate analysis using Chi Square test. The results showed that as many as 73 (83%) of students who have snack food consumption practices by category often and as much as 15 (17%) students have snack food consumption practices with rare category. In this study the result that there is no relationship between knowledge and practice nutritious snack food consumption (pvalue = 0.538), there was no relationship between the role of advertising or promotion of the practice of street food consumption (p-value = 0.729), no association between liking for foods with the practice of street food consumption (p-value = 0.477), there was a great connection between the practice of spending money with snack food consumption (p-value = 0.043), there is a relationship between the role of peers in the practice of street food consumption (p- value = 0.031). It is recommended that students can choose food snacks that meet the health requirements are clean and have a nutritional value that the body needs, not because it is just like the street food. Reference : 33 (1982-2009) Keywords : street food, consumption practices, student

PENDAHULUAN Makanan jajanan sekolah merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian masyarakat, khususnya orang tua, pendidik, dan pengelola sekolah. Makanan dan jajanan sekolah sangat beresiko terhadap cemaran biologis atau kimiawi yang banyak menganggu kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang (Februhartanty dan Iswaranti, 2004). Penelitian di Bogor menunjukkan bahwa makanan jajanan memberikan kontribusi tambahan sekitar 24,7% dari rata-rata dari rata-rata total konsumsi energi per hari dan sekitar 22,9% dari rata-rata total konsumsi protein per hari pada anak SD (Sihadi, 2004 : 92). Sedangkan menurut Mudjajanto (2003 : 93) bahwa kontribusi makanan jajanan untuk energi 5,5% dan protein 4,2% terhadap total konsumsi makanan sehari pada anak sekolah dasar. Menurut Susanto (2006) konsumsi makanan jajanan merupakan cara yang baik untuk menambah masukan gizi bagi anak sekolah. Kebiasaan jajan yang telah dilakukan selama ini tidak perlu dihilangkan karena dari makanan jajanan tradisional ini bisa menyumbangkan zat-zat gizi dalam jumlah yang cukup berarti bagi pertumbuhan anakanak. Hal ini dapat dilakukan apabila diadakan perbaikan kandungan zat gizi makanan jajanan tersebut baik kualitas maupun kuantitasnya (Pertiwi, 1998). Praktek konsumsi makanan jajanan di sekolah terjadi karena 3 4 jam setelah makan pagi perut akan terasa lapar lagi (Sihadi, 2004 : 92). Anak-anak selama di sekolah antara selang waktu 3-5 jam memerlukan makanan jajanan untuk sekedar penghilang rasa lapar sesaat sebelum pulang ke rumah. Praktek konsumsi makanan jajanan juga terjadi karena anak sering menolak untuk makan pagi di rumah dan sebagai gantinya anak-anak ini minta uang jajan. Berdasarkan hasil penelitian Hidayat (1995 : 601), terdapat sejumlah anak sekolah yang tidak sempat sarapan dengan berbagai alasan. Dalam kondisi ini maka orang tua cenderung memberikan bekal uang kepada anaknya untuk membeli makanan jajanan di sekolah. Rata-rata makanan jajanan tradisional dijual dengan harga relatif murah (Winarno, 1993). Anak sekolah lebih tertarik pada rasa dan harga dan tidak memperhatikan aspek gizi secara teliti. Berdasarkan hasil penelitian mengenai makanan jajanan yang dilakukan oleh Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen

Semarang (1995) ternyata anak sekolah memilih makanan jajanan karena faktor rasa, harga murah, daya tarik hadiah dan faktor pengaruh teman. Anak sekolah rata-rata memilih makanan jajanan dengan kandungan energi dan protein yang rendah sehingga sumbangan energi dan protein dari makanan jajanan terhadap total konsumsi sehari masih rendah. Berpedoman pada Program PMT-AS, makanan jajanan diharapkan mempunyai mutu gizi kurang lebih 200-300 kkal untuk menyumbangkan kurang lebih 15-20% terhadap total konsumsi energi. Rendahnya sumbangan zat gizi dari makanan jajanan juga disebabkan karena sebagian besar anak Sekolah mengkonsumsi makanan jajanan yang kandungan zat gizinya kurang beragam yaitu hanya terdiri dari 1 atau 2 jenis zat gizi saja (Hermina, dkk, 2004 : 19). Sedangkan dari segi kuantitas, porsi makanan jajanan tradisional yang dijual di lingkungan Sekolah Dasar disesuaikan dengan daya beli anak sehingga porsinya relatif kecil (Rahayu, 1995). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan praktek konsumsi makanan jajanan pada siswa di SMP Negeri 4 Tasikmalaya tahun 2013. METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013. Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa di SMP Negeri 4 Tasikmalaya sebanyak 709 siswa. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII dan VIII yaitu sebanyak 88 siswa. Tehnik pengambilan sampel menggunakan metode proportional random sampling karena populasinya mempunyai anggota yang berstrata atau terdiri dari kelas didapatkan sampel kelas VII sebanyak 45 siswa dan kelas VIII sebanyak 43 siswa. Penelitian ini tidak mengambil siswa kelas XI karena mereka dalam persiapan ujian Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data identitas sampel meliputi nama, jenis kelamin, usia, tanggal lahir, kelas, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, data pengetahuan makanan bergizi, besar uang jajan, peranan iklan atau promosi, kesukaan terhadap makanan jajanan, peranan teman sebaya dan praktek konsumsi makanan jajanan yang diperoleh berdasarkan pengisian kuesioner dan ffq yang telah disiapkan dan dilakukan uji validitas dan realibilitas sebelumnya.

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pengetahuan makanan bergizi, besar uang jajan, peranan iklan atau promosi, kesukaan terhadap makanan jajanan, peranan teman sebaya serta praktek konsumsi makanan jajanan sebagai variabel terikat. Analisis penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk melihat distribusi dari variabelvariabel yang diteliti baik dari variabel terikat maupun variabel bebas dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen dengan menggunakan Uji Chi-Square HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Lokasi SMP Negeri 4 Tasikmalaya didirikan pada tahun 1960 memiliki akreditasi A. Terletak di Jalan RAA. Wiratanuningrat No. 10 Kelurahan Lengkongsari Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. SMP Negeri 4 Tasikmalaya memiliki 62 tenaga kependidikan. Total murid yang ada di sekolah ini pada tahun ajaran 2012/2013 adalah 1.086 siswa yang terdiri dari 363 siswa kelas VII, 346 kelas VIII, dan 377 siswa kelas IX. 2. KARAKTERISTIK SISWA Umur Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Siswa di SMP Negeri 4 Tasikmalaya Tahun 2013 No Umur Jumlah (n) Persentase (%) 1. 12 tahun 18 20,5 2. 13 tahun 42 47,7 3. 14 tahun 28 31,8 Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa berumur 13 tahun yaitu sebanyak 42 siswa (47,7 %), sedangkan presentase umur siswa terkecil adalah siswa berumur 12 tahun yaitu sebanyak 18 siswa (20,5 %).

Jenis Kelamin Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Siswa di SMP Negeri 4 Tasikmalaya Tahun 2013 No Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%) 1. Perempuan 47 53,4 2. Laki-laki 41 46,6 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 47 siswa (53,4 %), sedangkan siswa berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 41 siswa (46,6 %). Kelas Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kelas Siswa di SMP Negeri 4 Tasikmalaya Tahun 2013 No Kelas Jumlah (n) Persentase (%) 1. Kelas VII 45 51,1 2. Kelas VII 43 48,9 Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian besar kelas siswa adalah kelas VII yaitu sebanyak 45 siswa (51,1 %), dan presentase terkecil adalah kelas VIII yaitu sebanyak 43 siswa (48,9 %). 3. Analisis Univariat Pengetahuan Makanan Bergizi Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Makanan Bergizi Siswa di SMP Negeri 4 Tasikmalaya Tahun 2013 No Pengetahuan makanan bergizi Jumlah (n) Persentase (%) 1. Kurang Baik 26 29,5 2. Baik 62 70,5

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan makanan bergizi siswa adalah baik yaitu sebanyak 62 siswa (70,5 %) sedangkan siswa yang memiliki pengetahuan makanan bergizi kurang baik yaitu sebanyak 26 siswa (29,5 %). Besar Uang Jajan Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Besar Uang Jajan Siswa di SMP Negeri 4 Tasikmalaya Tahun 2013 No Besar Uang Jajan Jumlah (n) Persentase (%) 1. Tinggi ( Rp. 9840,91) 58 65,9 2. Rendah ( Rp. 9840,91) 30 34,1 Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa besar uang jajan siswa dengan kategori tinggi sebanyak 58 siswa (65,9 %) dan besar uang jajan dengan kategori rendah sebanyak 30 siswa (34,1 %). Peranan Iklan atau Promosi Tabel 6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Peranan Iklan Atau Promosi Siswa di SMP Negeri 4 Tasikmalaya Tahun 2013 No Iklan atau promosi Jumlah (n) Persentase (%) 1. Terpengaruh 16 18,2 2. Tidak terpengaruh 72 81,8 Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa tidak terpengaruh peranan iklan atau promosi yaitu sebanyak 72 siswa (81,8 %) sedangkan siswa yang terpengaruh peranan iklan atau promosi yaitu sebanyak 16 siswa (18,2 %).

Kesukaan Terhadap Makanan Jajanan Tabel 7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kesukaan Terhadap Makanan Jajanan Siswa di SMP Negeri 4 Tasikmalaya Tahun 2013 No Kesukaan terhadap Jumlah (n) Persentase (%) makanan jajanan 1. Suka 71 80,7 2. Tidak suka 17 19,3 Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa suka terhadap makanan jajanan yaitu sebanyak 71 siswa (80,7 %) sedangkan siswa yang tidak suka terhadap makanan jajanan yaitu sebanyak 17 siswa (19,3 %). Peranan Teman Sebaya Tabel 8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Peranan Teman Sebaya Siswa Di SMP Negeri 4 Tasikmalaya Tahun 2013 No Peranan teman sebaya Jumlah (n) Persentase (%) 1. Terpengaruh 54 61,4 2. Tidak terpengaruh 34 38,6 Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa tidak terpengaruh peranan teman sebaya yaitu sebanyak 54 siswa (61,4 %) sedangkan siswa yang terpengaruh peranan teman sebaya yaitu sebanyak 34 siswa (38,6 %). Praktek Konsumsi Makanan Jajanan Tabel 9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Praktek Konsumsi Makanan Jajanan Siswa Di SMP Negeri 4 Tasikmalaya Tahun 2013 No Praktek konsumsi Jumlah (n) Persentase (%) makanan jajanan 1. Sering 73 83 2. Jarang 15 17

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa praktek konsumsi makanan jajanan dengan kategori sering sebanyak 73 siswa (83 %) sedangkan praktek konsumsi makanan jajanan dengan kategori jarang sebanyak 15 siswa (17 %) 4. Analisis Bivariat Hubungan pengetahuan makanan bergizi dengan praktek konsumsi makanan jajanan Tabel 10 Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Makanan Bergizi Dengan Praktek Konsumsi Makanan Jajanan Siswa Di SMP Negeri 4 Tasikmalaya Tahun 2013 Pengetahuan makanan bergizi Praktek konsumsi makanan jajanan Total p-value Sering Jarang n % 0,538 n % n % Kurang baik 23 88,5 3 11,5 26 100 baik 50 80,6 12 19,4 62 100 Siswa yang memiliki praktek konsumsi makanan jajanan dengan kategori sering ternyata lebih banyak terdapat pada siswa dengan pengetahuan makanan bergizi dengan kategori kurang baik (88,5 %) dibandingkan dengan pengetahuan makanan bergizi dengan kategori baik (80,6 %). Hasil analisis dengan menggunakan Chi Square pada diperoleh nilai p value sebesar 0.538 artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan makanan bergizi dengan praktek konsumsi makanan jajanan. Tidak adanya hubungan antara pengetahuan makanan bergizi dengan praktek konsumsi makanan jajanan, bisa dimungkinkan karena mereka belum bisa memahami secara benar dan melaksanakannya dalam mengkonsumsi makanan sehari-sehari, khususnya dalam memilih makanan jajanan di sekolah walaupun pengetahuan mereka cukup baik mengenai bahaya makanan jajanan (Asih, 2001). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aprilia (2008) yang membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku jajan anak sekolah (P value = 0,179). Hal ini terjadi dimungkinkan karena adanya beberapa responden yang mencontek jawaban kepada teman sebelahnya dimana kuesioner diisi langsung oleh responden sehingga jawaban kuesioner setiap siswa mungkin relatif sama.

Hubungan Besar Uang Jajan Dengan Praktek Konsumsi Makanan Jajanan Tabel 11 Tabulasi Silang Antara Besar Uang Jajan Dengan Praktek Konsumsi Makanan Jajanan Siswa Di SMP Negeri 4 Tasikmalaya Tahun 2013 Besar uang Praktek konsumsi Total jajan makanan jajanan Sering Jarang n % n % n % Tinggi 52 89,7 6 10,3 58 100 Rendah 21 70,0 9 30,0 30 100 p-value 0,043 Siswa yang memiliki praktek konsumsi makanan jajanan dengan kategori sering sebagian besar uang jajannya tinggi yaitu (89,7 %) dan pada praktek konsumsi makanan jajanan dengan kategori jarang sebagian besar uang jajannya rendah yaitu (70,0 %). Hasil analisis dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai p value sebesar 0.043 artinya ada hubungan antara besar uang jajan dengan praktek konsumsi makanan jajanan. Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Fardiaz dan Fardiaz (1992), bahwa semakin besar uang jajan yang diperoleh dari orang tuanya semakin sering anak mengeluarkan uang tersebut untuk membeli makanan jajanan dan akan semakin beragam juga makanan yang dibelinya. Orang tua yang tingkat penghasilannya tinggi memberikan uang jajan yang lebih besar dibandingkan orang tua yang berpenghasilan rendah (Wijayanti, 1990). Di samping itu tersedianya berbagai jenis jajanan khususnya di kota-kota besar mempengaruhi pengeluaran atau penggunaan uang jajan siswa. Hubungan Peranan Iklan Atau Promosi Dengan Praktek Konsumsi Makanan Jajanan Tabel 12 Tabulasi Silang Antara Peranan Iklan Atau Promosi Dengan Praktek Konsumsi Makanan Jajanan Siswa Di SMP Negeri 4 Tasikmalaya Tahun 2013 Peranan iklan Praktek konsumsi Total atau promosi makanan jajanan Sering Jarang n % n % n % Terpengaruh 14 87,5 2 12,5 16 100 Tidak terpengaruh 59 81,9 13 18,1 72 100 p-value 0,729

Siswa yang memiliki praktek konsumsi makanan jajanan dengan kategori sering ternyata lebih banyak terdapat pada siswa dengan peranan iklan atau promosi dengan kategori terpengaruh (87,5 %) dibandingkan dengan peranan iklan atau promosi dengan kategori tidak terpengaruh (81,9 %). Hasil analisis dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai p value sebesar 0.729 artinya tidak ada hubungan antara peranan iklan atau promosi dengan praktek konsumsi makanan jajanan. Tidak adanya hubungan antara peranan iklan atau promosi dengan praktek konsumsi makanan jajanan dapat disebabkan oleh adanya faktor lain yang mempengaruhi praktek konsumsi makanan jajanan pada siswa SMP Negeri 4 Tasikmalaya seperti pengetahuan gizi siswa mengenai makanan jajanan. Ketika siswa menyatakan terpengaruh peranan iklan atau promosi makanan jajanan, siswa akan tertarik mencoba dan membeli makanan jajanan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Prasetya (2007), yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara media massa dengan tingkat konsumsi makanan jajanan (p-value=0,186). Hubungan Kesukaan Terhadap Makanan Jajanan Dengan Praktek Konsumsi Makanan Jajanan Tabel 13 Tabulasi Silang Antara Peranan Iklan Atau Promosi Dengan Praktek Konsumsi Makanan Jajanan Siswa Di SMP Negeri 4 Tasikmalaya Tahun 2013 Kesukaan terhadap Praktek konsumsi makanan jajanan Total makanan jajanan sering Jarang n % n % n % Suka 60 84,5 11 15,5 71 100 Tidak suka 13 76,5 4 23,5 17 100 p-value 0.477 Siswa yang memiliki praktek konsumsi makanan jajanan dengan kategori sering ternyata lebih banyak terdapat pada siswa dengan kesukaan terhadap makanan jajanan dengan kategori suka (84,5 %) dibandingkan dengan kesukaan terhadap makanan jajanan dengan kategori tidak suka (76,5 %). Hasil analisis dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai p value sebesar 0.477 artinya tidak ada hubungan antara peranan iklan atau promosi dengan praktek konsumsi makanan jajanan. Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Prasetya (2007) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi makanan jajanan dengan

kesukaan siswa (p-value=0,006) dengan odds ratio (OR) sebesar 6,286 artinya siswa yang suka memiliki peluang 6 kali lebih besar dalam mengkonsumsi makanan jajanan dibandingkan siswa yang tidak suka. Hubungan Peranan Teman Sebaya Dengan Praktek Konsumsi Makanan Jajanan Tabel 14 Tabulasi Silang Antara Peranan Teman Sebaya Dengan Praktek Konsumsi Makanan Jajanan Siswa Di SMP Negeri 4 Tasikmalaya Tahun 2013 Peranan teman Praktek konsumsi Total sebaya makanan jajanan Sering jarang n % n % n % Terpengaruh 32 86,5 5 13,5 37 100 Tidak terpengaruh 41 80,4 10 19,6 51 100 p-value 0,031 Siswa yang memiliki praktek konsumsi makanan jajanan dengan kategori sering ternyata lebih banyak terdapat pada siswa dengan peranan teman sebaya dengan kategori terpengaruh (86,5 %) dibandingkan dengan peranan teman sebaya dengan kategori tidak terpengaruh (80,4 %). Hasil analisis dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai p value sebesar 0.031 artinya ada hubungan antara peranan teman sebaya dengan praktek konsumsi makanan jajanan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Hurlock (2004) bahwa pengaruh teman sebaya lebih dominan dibandingkan keluarga. Pengaruh ini dapat membentuk pola konsumsi makanan yang baru yang dapat menggantikan pola makan yang telah ada. Menurut Sartiningsih (1993) menyebutkan bahwa perilaku konsumsi makan remaja sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumsi teman sebayanya. Pengaruh teman sebaya sangat mempengaruhi kebiasaan makan remaja. Dimana remaja cepat sekali terpengaruh lingkungan dan sangat menyadari penampilan fisik dan perilaku sosial mereka dan selalu berusaha menyesuaikan dengan kelompoknya. Kebutuhan untuk menyamakan diri dengan kelompoknya dapat mempengaruhi intake gizi remaja (Brown et al, 2005).

SIMPULAN Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan makanan bergizi siswa baik (70,5%) dan praktek konsumsi makanan jajanannya sering (83%). Tidak ada hubungan antara pengetahuan makanan bergizi, peranan iklan atau promosi, kesukaan terhadap makanan jajanan dengan praktek konsumsi makanan jajananpada siswa SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya tahun 2013. Sedangkan yang memiliki hubungan dengan praktek konsumsi makanan jajanan pada siswa SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya tahun 2013 adalah faktor besar uang jajan dan peranan teman sebaya. Pihak sekolah diharapkan memperluas wawasannya mengenai makanan jajanan yang sehat dan membatasi makanan jajanan yang dijual di lingkungan sekolah agar para siswa dapat memilih makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizinya. DAFTAR PUSTAKA Februhartanti J. 2004. Amankah makanan jajanan anak sekolah di Indonesia?. [Diakses 21 September 2012]. Tersedia dari: URL: http://www.gizi.net. Mudjajanto, Eddy Setyo. 2005. Keamanan Makanan Jajanan Tradisional. [Online]Available:http://www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newsid110896 3004,13930 [Accessed on September 25, 2012]. Mumtahanah, Siti. 2002. Gambaran Frekuensi Konsumsi Makanan Siap Saji Tradisional dan Modern serta Faktor-faktor yang Berhubungan pada Remaja Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di Wilayah Jakarta Selatan Tahun 2002 (Studi Kasus di SLTPN 12 dan SLTP Islam Al Azhar Pusat Jakarta Selatan). Skripsi. Depok: FKM UI. Notoatmodjo S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Pertiwi, D.D., 1998. Kebiasaan Jajan dan Preferensi terhadap Makanan Jajanan Tradisional pada Anak SD di 4 Desa IDT Maluku Tengah. Skripsi Sarjana Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Rahayu, W.P. 2006a. KLB Keracunan Pangan tahun 2006 (Per Tanggal 19 Desember 2006). Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan. Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Jakarta. Sihadi. Makanan jajanan bagi anak sekolah. Jurnal Kedokteran YARSI. 2004;12: 91-95. Susanto. 1986. Masalah Kebiasan Jajan Pada Anak Sekolah. Buletin Gizi No 10, Hal23 36