FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM RECEIVER DENGAN PSEUDO NOISE CODE

dokumen-dokumen yang mirip
FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM TRANSMITTER DENGAN PSEUDO NOISE CODE

FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK. Intisari

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

DEMODULASI DELTA. Budihardja Murtianta

PERANCANGAN ALAT PEMESANAN MAKANAN DI RESTORAN SECARA WIRELESS

SISTEM KOMUNIKASI CDMA Rr. Rizka Kartika Dewanti, TE Tito Maulana, TE Ashif Aminulloh, TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta

PSEUDO RANDOM GENERATOR. Intisari

Perancangan Sistem Modulator Binary Phase Shift Keying

Sistem Modulator dan Demodulator BPSK dengan Costas Loop

ANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

Arie Setiawan Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D.

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

APLIKASI RANGKAIAN TERINTEGRASI DIRECT DIGITAL SYNTHESIZER (DDS) SEBAGAI PEMBANGKIT SINYAL FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM (FHSS)

BAB II DASAR TEORI. sesuai dengan sinyal pemodulasinya. Modulasi ada dua macam, yaitu modulasi

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying )

MODUL MODULATOR-DEMODULATOR BINARY PHASE SHIFT KEYING (BPSK) MENGGUNAKAN METODE COSTAS LOOP

MODULASI DELTA. Budihardja Murtianta. Intisari

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

Oleh : Dalmasius N A P.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

Introduction to spread spectrum (SS) Alfin Hikmaturokhman,MT

BAB III PERANCANGAN. Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian

BAB III Perencanaan Jaringan VSAT Pada Bank Mandiri dengan CDMA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk

UNJUK KERJA FREQUENCY HOPPING PADA KANAL SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK YANG MENGALAMI RAYLEIGH FADING INTISARI

Transmisi Suara dan Pengendalian Penyuara melalui Jala-Jala berbasis IC LM1893

PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK. Intisari

Perancangan Penerima Data EKG (Elektrokardiograf) Menggunakan Modulasi Digital FSK (Frequency Shift Keying) dan Modulasi Frekuensi (FM)

Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian perangkat keras dan

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB II LANDASAN TEORI. tergantung pada besarnya modulasi yang diberikan. Proses modulasi

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

Budihardja Murtianta. Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

Code Division multiple Access (CDMA)

Pemancar dan Penerima FM

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak

SISTEM PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS SECARA SENTRAL DARI JARAK JAUH

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem

BAB III PERANCANGAN ALAT

Rancang Bangun Demodulator FSK 9600 Baud untuk Perangkat Transceiver Portable Satelit IiNUSAT - 1

BAB III PERANCANGAN PEDOMAN PRAKTIKUM

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Sistem Pendeteksi Kapasitas Tempat Sampah secara Otomatis pada Kompleks Perumahan

BAB III METODE PENELITIAN

Kuliah 5 Pemrosesan Sinyal Untuk Komunikasi Digital

PENGGUNAAN TEKNIK FREQUENCY HOPPING UNTUK MENGATASI MULTIPATH FADING PADA GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION ( GSM ) INTISARI

TUGAS KOMUNIKASI DIGITAL CODE DIVISION MULTIPLE ACCES

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51)

Simulasi Pengiriman Dan Penerimaan Informasi Menggunakan Teknologi Spread Spektrum

PENYEREMPAK PENUNJUK WAKTU BERDASARKAN GMT SECARA NIRKABEL

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

INSTRUMEN PENGIRIM DATA DIGITAL ANTAR KOMPUTER MENGGUNAKAN MODULASI PHASE

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang...

Analisa Karakteristik Tegangan dan Delay Pada Visible Light Communication (VLC)

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat

ABSTRACT. data. signal sensitivity, and noise resistant up to 200 mv.

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying ) LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh : JOHANES

BAB III PERANCANGAN SISTEM

APLIKASI RDS (Radio Data Sytem) PADA SIARAN FM KONVENSIONAL

SISTEM TELEMETRI DATA PADA MOBIL RC (RADIO CONTROLLED)

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Rijal Fadilah. Transmisi Data

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

William Stallings Data and Computer Communications 7 th Edition. Bab 9 Spektrum Yang di/tersebar

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB II SISTEM KOMUNIKASI

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

Analisa Kinerja Alamouti-STBC pada MC CDMA dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak

SAINTEKBU Jurnal Sains dan Teknologi Vol.1 No. 2 Desember RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM KOMUNIKASI SPREAD SPECTRUM (Perangkat Lunak)

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

Rancangan Dan Pembuatan Storage Logic Analyzer

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio

Pengantar Komunikasi Data. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Lab. Telefoni Gedung D4 Lt. 1

BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK)

Transkripsi:

FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM RECEIVER DENGAN PSEUDO Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com INTISARI Dalam tulisan ini dirancang sebuah alat sistem telekomunikasi data digital dengan teknik Frequency Hopping Spread Spectrum dengan menggunakan Pseudo Noise Code. Perancangan ini diwujudkan dengan merealisasikan sebuah penerima sederhana yang dapat memberikan gambaran tentang penerima dari sistem telekomunikasi data digital dengan teknik Frequency Hopping Spread Spectrum seperti proses pelompatan frekuensi dan proses penerimaan data digital yang terjadi yang merupakan proses dasar dalam teknik Frequency Hopping Spread Spectrum. Perangkat ini menampilkan hasil dalam pengamatan sinyal-sinyal yang dapat dilihat melalui alat ukur osiloskop. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa perangkat ini dapat digunakan dengan baik sebagai sebuah penerima dari sistem telekomunikasi dengan teknik Frequency Hopping Spread Spectrum dengan Pseudo Noise Code. Kata Kunci : Frequency Hopping, Pseudo Noise Code. 1. PENDAHULUAN Teknik penebaran spektrum (spread spectrum) telah lama digunakan untuk komunikasi. Teknik ini digunakan karena memiliki beberapa keuntungan, salah 83

Techné Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 11 No. 2 Oktober 2012 Hal 83 93 satunya adalah ketahanan terhadap kemungkinan terjadinya penyadapan atau kebocoran informasi yang dikirimkan dalam proses komunikasi. Teknik Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS) merupakan salah satu dari beberapa teknik penebaran spektrum. Teknik ini menggunakan frekuensi pembawa yang berpindahpindah dari frekuensi satu ke frekuensi lain pada saat terjadinya komunikasi, sehingga sangatlah sulit untuk diikuti dan diterima oleh penerima biasa. Hanya penerima yang mengerti pola pelompatan frekuensi yang digunakan pemancar yang bersangkutan yang dapat menerima dengan utuh informasi yang dikirimkan oleh pemancar tersebut. Kode urutan frekuensi pembawa yang digunakan ditentukan secara acak (random) oleh Pseudo Random Generator yang disebut Pseudo Noise Code. Pembangkitan kode PN cukup sederhana, namun sangat efisien untuk digunakan dalam transmisi data penyebaran spektrum. Saat ini penggunaan teknik FHSS telah banyak digunakan dalam teknologi wireless / nirkabel seperti Bluetooth dan juga GSM. Beberapa hal yang berkaitan dengan proses pelompatan frekuensi yaitu : Channel FHSS bekerja menggunakan pola lompatan / hop pattern yang disebut dengan channel. Dwell time Ketika sistem FHSS menggunakan suatu frekuensi, hal itu harus dilakukan dengan waktu yang tertentu. Waktu ini dinamakan dengan dwell time. Ketika dwell time telah habis, maka sistem akan mengganti ke frekuensi yang berbeda dan memulai untuk mengirim lagi. Hop time Terdapat sejumlah waktu yang kecil saat terjadi perubahan frekuensi pada saat pemancar tidak mengirim yang disebut dengan hop time. 84

2. BAGAN KOTAK SISTEM DAN PRINSIP KERJA Gambar 1. Blok Penerima Sistem. a. Pada kondisi awal, penerima berada dalam kondisi idle dan akan berada pada satu frekuensi yang sama dengan frekuensi pemancar. b. Bagian penerima FM akan menerima sinyal analog pada frekuensi pembawa yang telah sinkron dengan frekuensi pembawa pada pemancar. Penentuan frekuensi yang akan diterima diatur oleh mikrokontroler. c. Sinyal analog yang diterima oleh penerima FM dikirimkan ke bagian demodulator FSK dan data analog dikonversi kembali dalam bentuk data digital, kemudian data digital dikirimkan ke bagian mikrokontroler. d. Bagian mikrokontroler pada penerima akan menerima data digital pada port serial. e. Pada bagian mikrokontroler akan dibangkitkan kode PN yang akan menentukan frekuensi pembawa yang digunakan untuk menerima data. Pada kondisi awal, pemancar dan penerima akan berada pada satu frekuensi yang sama. Kemudian dilakukan proses pengiriman data dan dilakukan proses sinkronisasi antara blok pemancar dan penerima.. Data yang akan dikirimkan dimodulasikan FSK terlebih dahulu untuk diubah menjadi sinyal analog yang merepresentasikan bit-bit data digital. Hal ini dilakukan dengan mengirimkan data inisialisasi oleh blok pemancar. Data inisialisasi ini yang kemudian akan memicu pembangkitan kode PN yang akan mengganti-ganti frekuensi pemancar dan penerima sehingga terjadi sinkronisasi di antara keduanya. Setelah terjadi sinkronisasi, 85

Techné Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 11 No. 2 Oktober 2012 Hal 83 93 maka yang dikirimkan pemancar dapat diterima. Proses pengiriman dan penerimaan data dilakukan bertahap, satu karakter dikirimkan/ diterima dengan satu frekuensi pembawa. Setelah satu karakter dikirimkan/ diterima, maka satu karakter berikutnya akan dikirimkan dengan frekuensi yang berbeda, demikian seterusnya sampai data yang dikirimkan/ diterima selesai. Setelah pengiriman/ penerimaan data selesai, pemancar dan penerima akan kembali pada kondisi idle dan berada pada satu frekuensi yang sama sampai terjadi proses pengiriman/ penerimaan lagi. Gambar 2 menunjukkan pembangkitan kode PN oleh PN generator [3,2]. Gambar 2. Blok Diagram Pembangkitan Kode PN. Deretan kode PN dan frekuensi pembawa yang dibangkitkan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kode PN dan Frekuensi yang dibangkitkan. 3. DEMODULATOR FM Bagian penerima FM menggunakan IC LA 1260 yang merupakan IC Demodulator FM sebagai demodulator FM dan IC LA1185 yang merupakan IC Front End sebagai penala frekuensi. Penalaan frekuensi yang diterima dapat dilakukan dengan memberikan tegangan masukan berupa tegangan DC yang akan mengatur frekuensi yang akan diterima oleh penerima FM. Hal ini memudahkan 86

proses pemilihan frekuensi yang akan diterima. Untai penerima FM yang dipergunakan ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3. Penerima FM dengan IC LA1260 dan IC LA1185. 4. PERANGKAT LUNAK PENERIMA Perangkat lunak bagian penerima menerima sinyal berupa deretan data digital secara serial dan membangkitkan kode PN yang akan mengatur penerima FM supaya berada pada frekuensi yang sama dengan pemancar sehingga dapat menerima data yang sama dengan data yang dikirimkan oleh pemancar. Diagram alir dari perangkat lunak penerima ditunjukkan pada Gambar 4. Gambar 4. Diagram Alir pada Blok Penerima. 87

Techné Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 11 No. 2 Oktober 2012 Hal 83 93 Pada penampil LCD akan ditampilkan data sama dengan data yang dikirim oleh pemancar. Secara keseluruhan dapat diperhatikan bahwa terjadi pengiriman data dengan frekuensi yang berbeda-beda sesuai dengan kode PN. Data akan dikirimkan dan diterima satu per satu dengan frekuensi yang berbeda-beda sesuai dengan kode PN yang dibangkitkan. Proses pengiriman dan penerimaan data dengan teknik Frequency Hopping ini dikatakan berhasil jika data yang diterima sama dengan data yang dikirim. 5. BAGIAN MIKROKONTROLER Mikrokontroler merupakan sebuah sistem komputer sederhana yang dikemas dalam satu chip IC. Di sini, mikrokontroler digunakan untuk menyelesaikan beberapa proses-proses yang diperlukan dalam komunikasi pengiriman data digital menggunakan sistem FHSS. Pada perancangan ini digunakan mikrokontroler keluarga MCS-51 yaitu AT-89S52 yang memiliki fasilitas yang cukup untuk perancangan Tugas Akhir ini. Konfigurasi pin IC AT-89S52 ditunjukkan oleh Gambar 5. Gambar 5. Konfugurasi Pin IC AT-89S52. Perangkat keras mikrokontroler pada bagian pemancar memiliki 4 fungsi utama yaitu menerima data masukan dari keypad, menampilkan data pada LCD, membangkitkan kode PN yang digunakan untuk mengacak frekuensi pembawa yang digunakan, dan mengirimkan data digital secara serial menggunakan port serial pada mikrokontroler. Perangkat keras mikrokontroler pada bagian penerima memiliki 3 fungsi utama yaitu: 88

menerima deretan data digital secara serial, membangkitkan kode PN yang digunakan untuk proses pendekodean, dan menampilkan data yang diterima pada LCD. Gambar 6 menunjukkan bagian mikrokontroler penerima yang terdiri dari mikrokontroler dan LCD Display. Gambar 6. Modul Pengendali Mikro Penerima. Kode PN yang dibangkitkan akan ditampilkan dengan menggunakan 3 buah Led pada port 1.0-1.2. Indikator frekuensi yang dipakai akan ditampilkan menggunakan 7 buah led. Port 1.5-17 dipakai untuk didekode menjadi tujuh bit yang merepresentasikan indikator frekuensi dengan IC 74HC138 yang merupakan IC dekoder 3 to 8. Agar keluaran data pada port1 dan port2 memiliki arus yang cukup untuk menyalakan led, digunakan IC 74HC245 sebagai buffer. Pada LCD Display dapat dilihat informasi seperti masukan dari keypad, frekuensi yang dipakai, dan data yang sedang dikirim. Semua proses yang terjadi pada bagian mikrokontroler diatur dengan perangkat lunak yang ditanamkan pada mikrokontroler dengan program KeilC menggunakan bahasa C. Perancangan program mikrokontroler akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian perangkat lunak. 89

Techné Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 11 No. 2 Oktober 2012 Hal 83 93 6. DEMODULATOR FSK Bagian demodulator menggunakan IC XR-2211 yang merupakan IC PLL (Phase Locked Loop) sebagai detektor sinyal FSK. Perancangan rangkaian demodulator FSK ditunjukkan pada Gambar 7. Komponen C 0 dan R 0 digunakan untuk mengatur frekuensi kerja VCO internal. VCO ini yang mengatur frekuensi tengah PLL. R1 digunakan untuk mengatur lebar pita sistem, C1 digunakan untuk mengatur konstanta waktu naik. CF dan RF digunakan untuk tapis deteksi akhir. Gambar 7. Rangkaian Demodulator FSK. Dirancang sebuah demodulator FSK yang memiliki spesifikasi sesuai dengan modulator FSK. Laju bit yang digunakan adalah 1200 bps dengan mendemodulasi frekuensi 2200Hz untuk logika 1 / high dan frekuensi 1200Hz untuk logika 0 / low. Maka nilai-nilai komponen yang mempengaruhi ditentukan dengan : a. Menentukan nilai frekuensi tengah VCO, f 0 : fo 2200 x1200 1624Hz Menentukan nilai R T = R O + R POT, untuk alasan kestabilan, nilai R T diharuskan menggunakan nilai antara 10kΩ hingga 100kΩ. Untuk perancangan digunakan R0 = 18kΩ dan Rpot = 5kΩ untuk penyesuaian agar didapatkan frekuensi tengah sesuai dengan yang diinginkan. R T = R O + R POT = 18KΩ + 5KΩ = 23KΩ b. Menentukan nilai C O = 1/R T.fo agar didapatkan frekuensi tengah fo = 1624 Hz Co 1 R f Digunakan Co = 26.77x10-9 F 27 nf T o 1 26,77.10 23Kx1624 9 F 90

c. Menentukan nilai R 1 = R o. f o /( f 2 - f 1 ) dan C 1 = (f o + f ) Co / R 1 ξ 2 dengan loop damping menurut datasheet, R1 dan C1 menentukan lebar frekuensi f1 dan f2 Rofo 18Kx1624 R1 29, 232K f 2 f 1 2200 1200 Digunakan R 1 = 29,232 KΩ 30 KΩ 9 ( fo f ). Co (1624 1000) x27.10 C 9,446. 1 2 R ( ) 30Kx0,25 10 1 Digunakan C 1 = 9,446x10-9 F d. Nilai hambatan tetap yang direkomendasikan data sheet : Rf = 100 kω dan RB = 510 kω e. Menentukan nilai C F = 0,25/ R SUMxbaudrate dengan nilai R SUM ( R R F F R1) R R R 0,25 0,25 Sehingga: CF 2,02.10 Rsumxbaudrate 103Kx1200 1 S S 9 F 9 F digunakan C F = 2,02-9 F 2,2 nf 7. PENGUKURAN PENERIMAAN DATA Pengujkuran ini bertujuan untuk mengetahui apakah keseluruhan rangkaian dapat bekerja dengan baik dengan menunjukkan sinyal yang dihasilkan pada keluaran sesuai dengan yang duharapkan. Gambar 8 menunjukkan hasil pengukuran pada keluaran Demodulator FM dan Demodulator FSK. 91

Techné Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 11 No. 2 Oktober 2012 Hal 83 93 Gambar 8. Sinyal Keluaran Demodulator FM (bawah) dan Demodulator FSK (atas). 8. KESIMPULAN Berdasarkan keseluruhan pengerjaan alat ini, baik pada perancangan, realisasi dan pengujian didapat kesimpulan sebagai berikut : Alat yang dibuat dapat menggambarkan proses penerimaan data digital dengan teknik Frequency Hopping Spread Spectrum. Kode PN digunakan untuk menentukan frekuensi penerima yang digunakan setiap kali terjadi pelompatan frekuensi. Data digital diterima secara serial dengan mikrokontroler 1200bps, tanpa bit parity, 1 start bit, 8 bit data, dan 1 stop bit. Pergantian frekuensi terjadi setiap 1 detik. Demodulasi digital FSK menghasilkan kondisi high untuk frekuensi 2200Hz dan kondisi low untuk 1200Hz. DAFTAR PUSTAKA [1] Cook, Charles E. (1983). Spread-Spectrum Communications. New York : IEEE PRESS. [2] Cooper, George R. and McGillem, Clare D. (1986). Modern Communications and Spread Spectrum. Singapore : McGRAW-HILL. [3] J.S. Lee and L.E. Miller. (1998). CDMA Systems Engineering Handbook. Boston : Artech House. 92

[4] Moraoka, Ramon, et al. (2003). Design and Implementation of a CDMA Transmitter for Mobile Cellular Communications. Journal of Applied Research and Technology, Meksiko : Universidad Nacional Autonoma de Mexico. [5] R.C.Dixon. (1976). Spread Spectrum Systems. A Wiley-Interscience publications. [6] Yang, Samuel C. (1998). CDMA RF System Engineering. Boston : Artech House. 93